Apa yang dimaksud penyakit usus buntu

Apa yang dimaksud penyakit usus buntu

Penyakit usus buntu tak bisa dianggap sepele. Penyakit ini memiliki gejala yang mirip dengan penyakit lain yang tak kalah membahayakan. Mengetahui informasi seputar penyakit usus buntu akan membantu Anda mengambil langkah penanganan yang tepat ketika merasakan gejala usus buntu.

Apa yang dimaksud penyakit usus buntu

Mengenal Penyakit Usus Buntu

Ketika mendengar ada seseorang yang terkena penyakit usus buntu, biasanya yang langsung muncul di pikiran adalah biji cabai. Sebab, selama ini berkembang mitos yang menyebutkan biji cabai bisa menyebabkan sakit usus buntu. Padahal belum ada bukti kuat bahwa biji cabai adalah penyebab penyakit itu. Demikian pula biji tomat, jambu biji, atau paprika yang sering dituding bisa menumpuk di usus hingga mengakibatkan masalah usus buntu.

Penyakit usus buntu atau disebut Apendisitis adalah masalah peradangan pada usus buntu, yang berbentuk semacam kantong berbentuk jari yang menonjol di ujung usus besar di sisi kanan bawah perut. Pada anak-anak, usus buntu menjadi bagian dari sistem imun yang membantu melawan infeksi. Pada orang dewasa, fungsi itu disebut hilang karena digantikan oleh bagian tubuh lain.

Namun para peneliti kesehatan meyakini usus buntu masih berfungsi sebagai tempat bernaung bakteri baik dalam tubuh. Ketika seseorang mengalami penyakit yang berpengaruh pada usus, bakteri baik ini akan membantu memenuhi usus sehingga usus dapat pulih kembali. Yang pasti, orang masih bisa hidup secara normal tanpa usus buntu jika usus itu harus diangkat lewat operasi karena mengalami peradangan.

Penyakit usus buntu terdiri atas dua jenis, yakni akut dan kronis. Keduanya sama-sama menimbulkan gejala berupa rasa sakit di bagian perut. Apendisitis akut terjadi ketika seseorang tiba-tiba mengalami rasa sakit yang parah akibat peradangan usus buntu. Gejala ini tak bisa diabaikan dan memerlukan perawatan medis secepatnya. Sedangkan apendisitis kronis terjadi saat gejala penyakit itu datang dan pergi dalam waktu yang lama. Bila apendisitis ini tak terdiagnosis, orang tersebut akan terus mengalami gejala ini hingga bertahun-tahun.

Siapa Saja yang Bisa Terkena Penyakit Usus Buntu

Semua orang bisa mengalami penyakit usus buntu terlepas dari usia dan jenis kelaminnya. Namun kaum pria lebih rentan terkena penyakit ini. Secara global, apendisitis lebih sering terjadi pada orang berumur 10-30 tahun. Di Indonesia, kebanyakan kasus apendisitis didapati pada orang berusia 20-30 tahun. Angka kejadian apendisitis akut di Indonesia sempat menjadi yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara dengan jumlah kasus sekitar 10 juta per tahun.

Kemungkinan seseorang terkena penyakit usus buntu lebih besar jika ada riwayat penyakit tersebut dalam keluarga. Anak-anak yang mengidap penyakit fibrosis kistik juga lebih berisiko mengalami apendisitis. Fibrosis kistik adalah penyakit genetika yang menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi lengket dan kental. Faktor risiko lain adalah adanya penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn’s yang menyerang saluran pencernaan.

Baca Juga:  Hati-Hati Efek Samping Bila Tubuh Kurang Tidur

Tanda dan Gejala

Penyakit usus buntu memiliki tanda dan gejala yang sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain, seperti masalah kantong empedu, infeksi saluran kemih, dan peradangan lambung. Gejala yang utama adalah rasa sakit atau nyeri pada perut. Orang yang mengalami apendisitis kronis mungkin mengalami gejala berikut ini:

  • Demam
  • Perut bengkak dan terasa lebih lunak saat disentuh
  • Merasa kecapekan atau tak bertenaga
  • Mual-mual atau diare
  • Merasa tidak enak badan

Adapun gejala nyeri perut apendisitis akut biasanya spesifik bermula dari sekitar pusar lalu menjalar ke sisi kanan perut. Rasa sakit ini awalnya ringan, tapi bisa segera berubah menjadi lebih berat. Gejala lainnya:

  • Mual dengan atau tanpa muntah
  • Demam tidak terlalu tinggi
  • Sembelit atau diare
  • Nafsu makan berkurang
  • Tidak bisa buang angin

Pada ibu hamil, ada gejala lain yang mungkin tak dijumpai pada orang dewasa lain, seperti kontraksi rahim, terasa sakit saat buang air kecil, dan nyeri di perut kanan atas. Jika rasa sakit tiba-tiba bertambah parah dan menyebar, mungkin usus buntu sudah robek. Kondisi ini termasuk gawat darurat sehingga harus segera dirawat di rumah sakit.

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Penyebab penyakit usus buntu tidak bisa dipastikan. Biasanya penyakit ini terjadi karena usus buntu terhalang sesuatu, seperti tinja yang mengeras, tumor, parasit, atau infeksi yang menyebabkan usus buntu membengkak. Ketika kondisi itu terjadi, bakteri bisa berkembang biak dan memicu munculnya nanah sehingga usus buntu tertekan dari dalam. Akibatnya, timbul rasa sakit yang parah di perut.

Cedera di perut juga bisa memicu apendisitis, seperti luka tusuk, luka tembak, atau luka karena kecelakaan di jalan raya. Untuk memastikan apa penyebabnya, diperlukan penanganan dokter yang akan melakukan serangkaian tes untuk menegakkan diagnosis.

Pengobatan Penyakit Usus Buntu, Bisakah Sembuh Total?

Hingga saat ini, pengobatan yang direkomendasikan untuk pengobatan penyakit usus buntu adalah operasi pengangkatan usus buntu yang disebut apendektomi. Tapi dalam beberapa tahun belakangan ada temuan penelitian yang mendukung penggunaan antibiotik untuk menangani apendisitis. Antibiotik disebut bisa menunda operasi pada kalangan orang dewasa. Bahkan pasien apendisitis dewasa bisa jadi tak perlu operasi untuk sembuh dari penyakit ini.

Baca Juga:  Penyakit Mulut dan Kuku Apakah Bisa Menular ke Manusia?

Meski demikian, antibiotik hanya bisa diaplikasikan bila penyakit usus buntu tergolong ringan. Itu pun tidak ada jaminan penyakit tersebut dapat sembuh total. Untuk peluang kesembuhan total, apendektomi masih menjadi cara terbaik. Ada dua jenis apendektomi, yakni laparotomi yang merupakan bedah terbuka dan laparoskopi yang memakai alat laparoskop sehingga hanya memerlukan sayatan kecil. Keputusan memakai antibiotik atau operasi untuk usus buntu tergantung hasil pemeriksaan dokter dan preferensi pasien.

Tips Mencegah Penyakit Usus Buntu

Karena penyebab penyakit usus buntu tak bisa dipastikan, tak ada cara pasti pula untuk mencegah penyakit itu. Namun Anda bisa menurunkan risiko terkena apendisitis dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk rajin makan buah dan sayuran yang memiliki kandungan serat tinggi serta makanan yang mengandung probiotik untuk menjaga keseimbangan jumlah bakteri baik dan buruk dalam tubuh.

Cara lainnya termasuk memastikan minum air putih sekitar 2 liter per hari dan makan dengan perlahan agar tidak ada partikel makanan yang masuk ke usus buntu. Menghindari makan cabai, tomat, jambu biji, atau paprika tidak otomatis membuat seseorang tak akan terkena apendisitis.

Kapan Harus ke Dokter?

Apendisitis memerlukan penanganan medis secepatnya bila muncul gejala sakit di perut yang hebat, terutama bila disertai demam serta mual atau muntah. Segera datangi rumah sakit untuk diperiksa dokter. Usus buntu berisiko robek 48 jam setelah gejala tersebut muncul. Bila sudah robek, penanganan medis oleh dokter adalah jalan satu-satunya untuk menghindari risiko fatal hilangnya nyawa pasien. Karena itu, sebaiknya berkonsultasilah ke dokter jika curiga ada gejala penyakit usus buntu sekecil apa pun. Deteksi dini lebih baik daripada kondisi usus buntu sudah telanjur parah akibat peradangan.

Reviewed by:

dr. Shandy William

Head of Medical Check Up

Primaya Hospital Tangerang

Referensi:

Appendicitis. https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-appendicitis. Diakses 14 Maret 2022

Appendicitis Treatment: What to Know About Surgical and Non-Surgical Options. https://www.health.com/condition/gastrointestinal-infections/appendicitis-treatment. Diakses 14 Maret 2022

Antibiotics are as good as surgery for appendicitis, study reports. https://www.bmj.com/content/371/bmj.m3870. Diakses 14 Maret 2022

Appendicitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK493193/. Diakses 14 Maret 2022

Everything you need to know about appendicitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320321#complications. Diakses 14 Maret 2022

Bagikan ke :
Apa yang dimaksud penyakit usus buntu
Apa yang dimaksud penyakit usus buntu
Apa yang dimaksud penyakit usus buntu