Teknik pengolahan bahan pangan yang tidak termasuk Dry Heat Cooking adalah

111 Prakarya air mendidih. Sebelum mengukus bahan makanan alat pengukus yang sudah berisi air harus dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan mengeluarkan uap, kemudian masukkan bahan makanan pada steamer atau pengukus. Uap air panas akan mengalir ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Efek dari teknik ini ialah menjadikan makanan lebih lunak dan lembut. Nilai gizi bahan makanan tidak banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang diolah dengan cara ini yaitu puding, bolu, sayuran, ikan atau ayam.

f. Teknik Simmering

Teknik simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung kecil. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat kaldu yang mengeluarkan ekstrak dari daging yang direbus.

g. Teknik Mengetim

Teknik mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah panci yang berbeda ukuran di mana salah satu panci lebih kecil. Cara ini memang memerlukan waktu yang lama, seperti nasi tim dan cokelat. Info • Dalam mengolah pangan panas basah hendaknya pemberian garam setelah proses akhir memasak, karena dalam setiap bahan pangan sudah ada kandungan rasa. • Untuk mengentalkan saus dapat memakai tepung maizena. • Jika saat mengukus, makanan tidak membutuhkan sentuhan uap air secara langsung, maka makanan dapat dibungkus. • Air untuk mengukus harus cukup, jika air kukusan habis, makanan yang dikukus akan beraroma hangus.

2. Teknik Pengolahan Makanan Panas Kering Dry Heat Cooking

Teknik pengolahan panas kering dry heat cooking adalah mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Teknik ini sama sekali tidak menggunakan air dalam proses pematangannya, tetapi menggunakan minyak minyak zaitun, minyak kanola sehingga suhunya bisa mencapai 180°C. Teknik ini meliputi menggoreng dengan minyak banyak deep frying, menggoreng dengan minyak sedikit shallow frying, menumis sauteing, memanggang baking, membakar grilling, dan roasting. 112 Kelas VIII SMPMTs Semester 2

a. Menggoreng dengan Minyak Banyak Deep frying

Pengertian dari deep frying adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyaklemak yang banyak hingga bahan makanan benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering crispy. Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai bahan makanan termasuk daging dan unggas, ikan, sayur–sayuran, dan buah. Bahan makanan yang dalam keadaan beku dapat langsung dimasak dengan metode ini. Pada metode kering ini, karena dipanaskan dalam suhu tinggi, akan terjadi perubahan tekstur, warna, dan rasanya. Pada proses pengolahan dengan metode deep frying ini beberapa kandungan gizi akan rusak, tetapi kandungan energinya akan tinggi karena mengandung lemak. Proses deep frying juga biasanya lebih sedikit kehilangan kandungan vitamin yang larut dalam air karena dalam proses ini tidak terdapat air yang melarutkan. Sebagai contoh, keripik kentang lebih banyak mengandung vitamin C dibandingkan kentang rebus.

b. Menggoreng dengan Minyak Sedikit Shallow frying

Shallow frying adalah mengolah bahan makanan atau proses menggoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar. Dalam shallow frying bahan makanan biasanya hanya satu kali dibalik. Bahan makanan yang diolah pada shallow frying antara lain illet ikan, unggas yang lunak dan dipotong tipis, telur mata sapi, dan telur dadar. Pada shallow frying panas didapatkan dari pemanasan minyak atau lemak. Dengan teknik ini bahan makanan tidak akan menjadi terlalu matang, kandungan asam amino yang terdapat pada bahan makanan tetap, protein sedikit menyusut, dan kehilangan beberapa jenis vitamin B.

c. Menumis Sauteing

Teknik menumis sauteing adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuahbasah. Cairan yang biasa ditambahkan adalah saus, cream, dan sejenisnya. Cairan ini dimasukkan pada saat terakhir proses pemasakan. Sebelum menumis hendaknya potonganirisan bahan makanan dipersiapkan ter- lebih dahulu. Panaskan wajan terlebih dahulu, kemudian tuangkan minyak goreng 113 Prakarya sedikit dan panaskan. Gunakan wajan yang besar agar potongan bahan makanan saat dimasukkan tidak sesak sehingga memudahkan saat melakukan tumis dan dapat matang secara merata. Agar lebih sehat, hindari penggunaan lemak jenuh. Gunakan minyak zaitun atau minyak kanola yang mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar kolesterol berbahaya. Selain itu, saus digunakan untuk memasak bahan makanan yang mudah lunak dan sayuran yang masih muda.

d. Memanggang Baking

Memanggang baking adalah pengolahan bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak atau air. Baking memiliki beberapa metode, sebagai berikut. 1. Memanggang kering. Ketika memanggang dengan oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air. Uap air ini akan membantu proses pemasakan bahan makanan. Teknik ini biasanya digunakan untuk produk pastry dan roti, selain itu pula digunakan untuk memasak daging, dan ikan.

2. Memanggang dalam oven menambah kelembaban. Ketika memanggang

Teknik Pengolahan Pangan Panas Kering (Dry Heat Cooking) – Teknik mengolah makanan tanpa bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Yang termasuk teknik pengolahan pangan panas kering, sebagai berikut. Baca Juga: Teknik Pengolahan Pangan Panas Basah (Moist Heat)

1. Teknik Menggoreng dengan Minyak Banyak (Deep frying)

Cara memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak hingga bahan makanan benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering (crispy). Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai bahan makanan termasuk buah, sayuran, daging dan unggas, serta ikan.

Pada metode kering ini, karena dipanaskan dalam suhu tinggi, akan terjadi perubahan tekstur, warna, dan rasanya. Pada proses pengolahan dengan metode deep frying ini beberapa kandungan gizi akan rusak, tetapi kandungan energinya akan tinggi karena mengandung lemak. Kandungan vitamin biasanya lebih sedikit yang hilang.

2. Teknik Menggoreng dengan Minyak Sedikit (Shallow frying)

Suatu proses menggoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar dengan bahan hanya satu kali dibalik. Dengan teknik ini bahan makanan tidak akan menjadi terlalu matang, asam amino yang terdapat pada bahan makanan akan tetap, meskipun protein akan menyusut, dan juga akan kehilangan beberapa jenis vitamin B.

3. Teknik Menumis (Sauteing)

Teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak olahan yang dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit cairan sehingga sedikit berkuah/basah. Biasanya cairan yang ditambahkan adalah saus, cream, dan sejenisnya yang dimasukkan pada saat terakhir proses pemasakan.

Sebelum menumis hendaknya potongan/irisan bahan makanan dipersiapkan terlebih dahulu. Gunakan minyak zaitun atau minyak kanola yang mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar kolesterol berbahaya.

4. Teknik Memanggang (Baking)

Teknik pengolahan bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala arah tanpa menggunakan minyak atau air.

5. Teknik Membakar (Grilling)

Teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas (gridle) atau diatas pan dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292ºC. Grill juga dapat dilakukan diatas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya.

Dalam teknik pengolahan pangan panas kering Dry Heat Cooking perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah maupun pada alat yang digunakan. Kegosongan merupakan ciri khas dari makanan yang di-grilled. Baca Juga: Teknik Pengolahan Makanan Internasional dan Penjelasannya

tirto.id - Dry heat cooking merupakan salah satu teknik pengolahan bahan makanan menjadi masakan konsumsi. Sesuai dengan namanya teknik pengolahan dry heat cooking mengolah bahan pangan dengan cara memasaknya dalam panas tanpa bantuan cairan atau kelembaban.

Merujuk buku Boga Dasar 1 (2013), karena tidak menggunakan cairan, teknik dry heat cooking memanfaatkan panas yang dihantarkan oleh udara panas, logam panas, radiasi, atau minyak untuk memasak makanan.

Ada berbagai jenis pengolahan makanan yang merupakan teknik dry heat cooking, termasuk deep frying, shallow frying, sauteing, baking, dan grilling. Seluruh teknik memiliki metode pengolahan serta hasil akhir masakan yang berbeda, baik dari segi rasa maupun tekstur.

Teknik Deep Frying

Teknik pengolahan bahan pangan yang tidak termasuk Dry Heat Cooking adalah

Suci Paresti dan kawan-kawan dalam Prakarya (2017) menyebutkan bahwa teknik deep frying adalah teknik memasak menggunakan minyak atau lemak dalam jumlah banyak sehingga mampu merendam bahan makanan.

Teknik memasak deep frying akan menghasilkan masakan yang kering dan renyah (crispy). Teknik ini umum dipakai untuk mengolah berbagai masakan dari bahan sayuran maupun daging hewani.

Sayangnya teknik memasak deep frying dapat mengubah kandungan gizi dalam bahan makanan. Metode ini menyebabkan masakan mengandung lemak yang tinggi serta menyebabkan makanan kehilangan sebagian besar vitaminnya.

Teknik Shallow Frying

Sama seperti teknik deep frying, teknik shallow frying juga dilakukan dengan menggoreng makanan. Bedanya, teknik shallow frying tidak menggunakan minyak sebanyak teknik deep frying.

Mengutip buku Mata Pelajaran Prakarta Aspek Pengolahan (2020) teknik shallow frying adalah teknik mengolah makanan yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit dalam wajan datar.

Masakan yang diolah menggunakan teknik shallow frying tidak banyak memerlukan banyak perlakuan. Masakan hanya akan dibalik satu kali apabila salah satu sisinya sudah matang.

Tekning Sauteing

Teknik sauteing atau menumis adalah teknik dry heat cooking menggunakan minyak sedikit. Bahan masakan yang diolah menggunakan teknik sauteing biasanya sudah dipotong kecil-kecil atau diiris tipis-tipis.

Teknik memasak sauteing tergolong dalam teknik memasak cepat, karena bahan masakan cukup mudah matang menggunakan teknik ini. Beberapa resep terkadang menambahkan bahan cairan berupa air, saus, atau kaldu dalam teknik memasak sauteing.

Teknik pengolahan bahan pangan yang tidak termasuk Dry Heat Cooking adalah

Teknik Grilling

Grilling atau membakar adalah teknik pengolahan makanan menggunakan bara api secara langsung atau dengan memanfaatkan lempengan besi panas maupun pan dadar (teflon).

Teknik memasak grilling membutuhkan suhu perapian yang tinggi, yaitu sekitar 292°C. Teknik grilling bisa dilakukan dengan atau tanpa minyak maupun lemak. Teknik memasak ini biasa digunakan untuk mengolah daging hewani maupun sayur-sayuran.

Teknik Baking

Teknik baking atau memanggang merupakan teknik memasak yang memanfaatkan udara panas dari oven. Bahan makanan yang masuk ke dalam oven akan mengeluarkan uap air yang membantu proses pematangan makanan.

Teknik ini sering digunakan untuk membuat berbagai masakan seperti produk roti, daging, dan sayuran.

Tidak semua teknik baking bersifat kering, karena ada satu teknik bernama water bath baking yang membutuhkan air atau uap air. Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan nampan berisi air di wadah yang terpisah dengan bahan masakan dalam oven atau pemanggang.

Teknik water bath baking umumnya digunakan untuk mengolah produk kue atau cake, roti, bahkan ikan dan sayuran.

Baca juga:

  • Cara Masak Masakan Bersantan Agar Aman untuk Tubuh
  • Kenali 4 Teknik Memasak dan Pengaruhnya pada Nutrisi Makanan
  • Penjernih Air dari Bahan Buatan: Alat, Teknik, & Cara Pembuatan

Baca juga artikel terkait TEKNIK DRY HEAT COOKING atau tulisan menarik lainnya Yonada Nancy
(tirto.id - ynd/)


Penulis: Yonada Nancy
Editor: Yantina Debora

Subscribe for updates Unsubscribe from updates