Tata cara ibadah umroh yang mabrur

Tata cara ibadah umroh yang mabrur

Amalan umroh yang biasanya dilakukan oleh umat muslim untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT yang perlu diketahui.

1. Pakaian Ihram

pakaian ihram yang dikenakan oleh perempuan tidak ada yang khusus. Jamaah perempuan dapat mengenakan pakaian biasa yang menutup aurat layaknya mukena. Kemudian, bagi jamaah perempuan sebaiknya mengenakan pakaian dengan warna yang tidak mencolok, atau disunnahkan memakai pakaian berwarna putih.

Untuk pria, pakaian ihram terdiri atas dua helai kain. Pakaian digunakan untuk sarung dan disampirkan pada kedua bahu. Pria tidak boleh menggunakan tutup kepala dan sepatu yang menutup mata kaki.

2. Ihram umrah

Untuk amalan ini dilakukan dengan membaca niat melakukan ibadah umroh dengan ucapan,

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بِعُمْرَةِ

Arab latin: Labbaika Allahumma bi ‘Umrah

Artinya: “Aku sambut panggilanMu ya Allah dengan umrah.”

Ihram merupakan salah satu rukun haji dan umrah, dan jika tidak dikerjakan maka ibadah hajinya dianggap tidak sah. Ihram sendiri artinya niat untuk mengerjakan haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram. Yang harus diingat, berihram harus dilaksanakan di miqat.

Ihram harus dimulai dari miqat makani yang sudah telah ditentukan. Miqat makani atau tempat memulai bagi jamaah Indonesia yang naik pesawat udara adalah Qarnul Manazil atau Dzul-Khulaifah (Bi’ir Ali).

3. Thawaf

Amalan umroh thawaf adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali sambil dzikir dan berdoa. Posisi Ka’bah di kiri badan orang yang melakukan tawaf. Tiap putaran diawali dan diakhiri di garis coklat.

Posisi garis coklat tersebut adalah sudut Hajar Aswad. Thawaf adalah rukun umroh yang wajib dilakukan dalam kondisi suci, bebas dari berbagai najis dan hadits.

Baca juga:Tata Cara Umroh, Urutan, dan Bacaannya

4. Sa’i

Amalan umroh berikutnya adalah sa’i yaitu berjalan tujuh kali, yang diawali di bukit Shafa dan diakhiri di Marwah. Perjalanan antara kedua bukit tersebut dihitung satu kali jalan.

Anshoruddin menjelaskan, laki-laki disarankan mempercepat langkah jika mampu. Sa’i termasuk dalam rukun umroh yang lebih utama dilakukan dalam keadaan suci dari najis dan hadits.

5. Mencukur atau memotong rambut

Jamaah umroh bisa mencukur rambutnya sendiri atau dibantu orang lain. Untuk jamaah perempuan, amalan umroh ini dilakukan dengan memotong sedikit rambutnya.

Menggundul rambut saat ibadah haji dan umrah termasuk hal yang disunahkan. Namun kesunahan menggundul rambut ini hanya berlaku bagi lelaki, tidak bagi perempuan. Perempuan hanya disunahkan memotong sebagian rambutnya saja.

Salah satu ibadah yang sangat diimpikan oleh semua umat Islam di berbagai lapisan dunia adalah bisa melaksanakan ibadah umrah ke Makkah al-Mukarramah, sebagai salah satu manifestasi ketaatan seorang hamba untuk beribadah di tempat yang sangat dimuliakan oleh Allah, dan juga bentuk kerinduan pada salah satu tempat dilahirkannya manusia termulia dan paling agung, yaitu Nabi Muhammad saw.

Ibadah umrah pada dasarnya tidak memiliki perbedaan dengan ibadah haji pada umumnya. Beberapa kewajiban-kewajiban dalam ibadah haji juga menjadi kewajiban dalam umrah, hanya saja terdapat beberapa teknis yang berbeda, di antaranya adalah rukun Umrah dan rukun haji.

Rukun umrah merupakan salah satu kewajiban bagi orang yang beribadah umrah yang tidak boleh dianggap remeh. Sebab, jika rukun-rukun tersebut tidak terpenuhi, maka umrahnya tidak sah, atau bisa sah jika masih ada kemungkinan untuk mengganti beberapa rukun yang tertinggal. Jika tidak, maka ia harus membayar denda (dam) atas kelalaian dalam ibadah tersebut, sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Khatib asy-Syarbini,

مَنْ تَرَكَ وَاجِبًا مِنْ وَاجِبَاتِ الْحَجِّ أَوْ الْعُمْرَةِ لَزِمَهُ بِتَرْكِهِ دَمٌ

Artinya, “Barangsiapa meninggalkan salah satu kewajiban dari beberapa kewajiban haji atau umrah, maka wajib baginya disebabkan meninggalkannya untuk membayar denda.” (Asy-Syarbini, al-Iqna’ lisy Syarbini, [Beirut, Darul Fikr: 1415], juz I, halaman 262).

Demikian pentingnya mengetahui beberapa kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang sedang umrah. Hal itu tidak lain agar ibadanya menjadi semurna dan tentu tidak memiliki tanggungan membayar denda baginya. Lantas, apa saja rukun-rukun umrah yang haru dipenuhi? Simak penjelasan berikut:

Rukun-rukun Umrah

Para ulama masih berbeda pendapat perihal rukun-rukun umrah yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang beribadah umrah, misalnya Imam Ibnu Qasim al-Ghazi (wafat 918 H) dalam kitab Fathul Qarib mengatakan ada tiga rukun, sementara ulama yang lain mengatakan empat rukun, dan ada yang mengatakan lima rukun.


Akan tetapi, dalam hal ini penulis akan mengutip pendapat terakhir yang mengatakan rukun umrah ada lima. Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian agar umrah yang dilakukan bisa terlaksana dengan lebih sempurna.


Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairami al-Mishri (wafat 1221 H) dalam kitabnya mengatakan bahwa rukun umrah yang harus dipenuhi oleh orang yang sebadang beribadah umrah ada lima, sebagaimana yang ia katakana:


الْأَوَّلُ الْإِحْرَامُ وَ الثَّانِي الطَّوَافُ وَ الثَّالِثُ السَّعْيُ وَ الرَّابِعُ الْحَلْقُ فِي أَحَدِ الْقَوْلَيْنِ الْقَائِلُ بِأَنَّهُ نُسُكٌ وَهُوَ الْأَظْهَرُ وَمِثْلُهُ التَّقْصِيرُ وَالْخَامِسُ التَّرْتِيبُ فِي جَمِيعِ أَرْكَانِهَا


Artinya, “(Rukun umrah ada lima) (1) ihram; (2) thawaf; (3) sa’i; (4) mencukur dalam salah satu pendapat yang mengatakan bahwa mencukur merupakan ibadah adalah pendapat yang lebih ungguh, dan sama dengannya yaitu menggundul; dan (5) berurutan dalam semua rukunnya. (Al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz VII, halaman 115).


Rukun pertama ihram, yaitu niat masuk atau niat memulai ibadah umrah. Rukun kedua Thawaf, yaitu mengelilingi baitullah tujuh kali, dengan memposisikan ka’bah di samping kirinya saat melakukan thawaf, dan harus dimulai dari Hajar Aswad, jika tidak, maka tidak dihitung.


Rukun ketiga sa’i, yaitu berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Adapun syarat sa’i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali, dan kembali ke Shafa dihitung kali yang lain.


Rukun keempat adalah mencukur. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul, memendekkan, mencabut, atau memotongnya.


Rukun yang kelima yaitu melakukan semua rukun-rukun umrah sesuai urutannya, dengan mendahulukan rukun yang harus didahulukan, dan mengakhirkan rukun yang harus diakhirkan.

Kewajiban-kewajiban Umrah

Selain mengerjakan semua rukun-rukun umrah, orang yang melakukan ibadah umrah juga harus mengerjakan kewajiban-kewajiban lainnya, yaitu ihram dari miqat dan menjauhi semua yang diharamkan bagi orang ihram, sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi,


وَأَمَّا وَاجِبَاتُ الْعُمْرَةِ فَشَيْئَانِ: الْإِحْرَامُ مِنْ الْمِيقَاتِ، وَاجْتِنَابُ مُحَرَّمَاتِ الْإِحْرَامِ


Artinya, “Adapun kewajiban-kewajiban umrah itu ada dua, (1) ihram dari miqat; dan (2) menjauhi keharaman-keharaman ihram.” (Syata ad-Dimyathi, Hasiyah I’anah at-Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997], juz II, halaman 341)


Syekh Zakaria al-Anshari (wafat 926 H) dalam kitabnya mengatakan, “Miqat terbagi menjadi dua, (1) miqat zamani; dan (2) miqat makani. Miqat zamani adalah batasan waktu yang digunakan untuk ibadah haji, terhitung daru bulan Syawal hingga pagi hari raya kurban. Sementara miqat zamani bagi orang yang melakukan ibadah umrah semua tahun tanpa dibatasi oleh waktu-waktu tertentu. (Al-Anshari, Asnal Mathalib fi Syarhi Raudhit Thalib, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2000], juz I, halaman 458)

Keharaman Bagi Orang Ihram

Adapun hal-hal yang diharamkan bagi orang ihram itu ada sepuluh, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Qasim al-Ghazi, yaitu: (1) menggunakan pakaian yang dijahit; (2) menutup kepala bagi laki-laki; (3) menutup wajah bagi perempuan; (4) mengurai rambut; (5) mencukur rambut; (6) memotong kuku; (7) mengenakan wewangian; (8) membunuh binatang buruan; (9) melangsungkan akad nikah; dan (10) berhubungan badan, demikian juga bermesraan dengan syahwat. (Ibnu Qasim, Fathul Qarib, halaman 64).


Demikian penjelasan seputar rukun, kewajiban, dan hal-hal yang diharamkan bagi orang yang sedang beribadah umrah. Dengan mengetahuinya, semoga bisa melaksanakan ibadah umrah dengan sempurna, dan yang belum melaksanakan bisa segera melaksanakannya.


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop, Bangkalan, Jawa Timur.

Tata cara ibadah umroh yang mabrur
Source: Detik.com

Bagi kamu yang telah lama menabung untuk biaya umroh dan akhirnya memiliki kesempatan ke Baitullah semoga menjadi haji yang mabrur. Adapun sebelum ke sana, tak ada salahnya untuk mengetahui tentang tata cara umroh agar ibadahmu lebih afdal.

Kendati hampir mirip dengan pelaksanaan ibadah haji, tapi dalam urutannya tata cara umrah cukup berbeda jika diperhatikan.

Apalagi dilihat dari segi waktu, rangkaian ibadah umroh bisa dilakukan dalam waktu singat sekitar 10-14 hari. Tak heran mereka yang menjalani ibadah ini, kerap disebut haji kecil.

Baca Juga: Paket Biaya Umroh 2022 Terbaru Sesuai Standart Kemenag

Sekilas tentang ibadah umroh yang perlu kamu ketahui

Tata cara ibadah umroh yang mabrur
Source: RRI

Melansir dari situs Kementerian Keagamaan (Kemenag) Indonesia, umroh dilihat dari segi bahasa memiliki arti berziarah. Sementara menurut istilah, umroh adalah mengunjungi Baitullah (Kabah) dengan melakukan serangkaian ibadah seperti tawaf, sa’i, dan tahalul (mencukur rambut) untuk mengharapkan ridho Allah SWT.

Adapun hukum ibadah umrah adalah berbeda-beda dari tiap imam. Seperti menukil dari Imam Syafi’i dan Imam Hambali, hukum umroh adalah wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Sementara menurut Imam Maliki dan Imam Hanafi hukumnya adalah sunnah muakad (Sunah yang sangat dianjurkan).

Lantas, kira-kira kapan ibadah umroh bisa dilaksanakan? Tidak seperti ibadah haji yang selalu dilakukan pada bulan Dzulhijah, umroh bisa dilaksanakan kapan pun, terkecuali pada momen-momen tertentu yang dianggap makrum melaksanakan umroh bagi jamaah haji, yakni ditanggal 9,10, dan hari tasyrik (3 hari setelah hari raya Idul Adha).

Tata cara umroh sesuai urutannya dan hal-hal yang harus diperhatikan

Tata cara ibadah umroh yang mabrur
Source: Emitennews.com

Seperti diutarakan di atas, bahwa dalam pelaksanaan umroh di Baitullah, langkah-langkahnya cukup singkat bila dibandingkan haji, sebab dilihat dari rukunnya saja, umroh tidak perlu melaksanakan wukuf di Arafah.

Rukun umroh hanya terdiri dari lima macam yakni: Ihram, Thawaf, Sai, Tahalul dan Tertib. Rukun tersebut akan dijabarkan secara detail dalam tata cara umroh berikut ini.

1. Persiapan sebelum melaksanakan umroh

Mengingat ibadah umroh dilakukan di tempat yang suci, karena itu sebelum umroh sebaiknya kamu membersihkan diri terlebih dahulu dengan melaksanakan mandi junub. Mandi junub atau gushl adalah mandi besar yang wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil hingga besar.

Adapun tata cara melakukan mandi junub yakni: Niat, membasuh telapak tangan, membersihkan kemaluan, mencuci tangan, berwudhu, membasahi bagian kepala hingga seluruh badan termasuk lipatan-lipatan tubuh yang tidak boleh terlewatkan.

2. Melakukan ihram dari miqat

Ihram menjadi titik awal ketika kamu ingin melakukan ibadah umroh. Bisa dikatakan di saat inilah niat yang harus kamu ucapkan saat menjalankan rangkaian ibadah umroh atau haji.

Namun, dalam praktiknya ini tidak bisa dilakukan disembarang tempat, melainkan hanya dari miqat makani yang telah ditentukan. Apa itu miqat makani? Ini adalah batas tempat dimulainya ibadah haji dan umroh.

Mengutip dari Buku Tuntunan Manasik Haji yang dikeluarkan oleh Kemenag, untuk miqat makani jamaah umroh Indonesia, bisa dilakukan di Bir Ali (Zulhulaifah), asrama haji embarkasi, di dalam pesawat saat kapal udara melintas di Yalamlam atau Qarn al-Manazil, Bandar Udara King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah dan Ji’ranah dan tanah halal lainnya.

Setelah sampai di tempat tersebut, maka ucapkanlah niat umroh dengan tulus yaitu: Nawaitul umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.

Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah SWT. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.

3. Melakukan amalan sunah ihram dan menjauhi larangannya

Masih mengutip dari sumber Kemenag, dalam ihram ada beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan dan beberapa larangan yang harus dijauhi agar ibadahmu tidak batal, kamu bisa perhatikan jenisnya berikut ini.

Tata cara umrah dengan memperbanyak amalan sunah sebelum ihram:

  • Mandi
  • Memakai wangi-wangian pada tubuh
  • Memotong kuku, merapikan jenggot, rambut ketiak dan bulu kemaluan
  • Memakai kain ihram berwarna putih
  • Salat sunah ihram dua rakaat

Larangan saat ihram bagi jamaah laki-laki

  • Memakai pakaian bertangkup (pakaian yang antar ujung kain disatukan secara permanen
  • seperti celana atau baju)
  • Memakai kaos kaki atau sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit
  • Menutup kepala yang melekat seperti topi atau peci dan sorban.

Larangan saat ihram bagi jamaah perempuan

  • Menutup kedua telapak tangan dengan kaos tangan
  • Menutup muka dengan cadar.

Larangan bagi jamaah laki-laki dan perempuan ketika sedang melakukan ihram

  • Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai dibadan sebelum niat haji/umrah;
  • Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut dan bulu badan
  • Memburu dan menganiaya/ membunuh binatang dengan cara apa pun, kecuali binatang yang membahayakan jamaah
  • Memakan hasil buruan
  • Memotong kayu-kayuan dan mencabut rumput
  • Menikah, menikahkan atau meminang perempuan untuk dinikahi
  • Bersetubuh dan pendahuluannya seperti bercumbu, mencium, merayu yang mendatangkan syahwat
  • Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor
  • Melakukan kejahatan dan maksiat
  • Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan yang wangi

4. Memperbanyak mengucapkan kalimat talbiyah saat menuju Ka’bah

Tata cara umroh selanjutnya yang tidak boleh terlewat adalah dengan memperbanyak membaca kalimat talbiyah selama perjalanan menuju ke Makkah atau Ka’bah.

Sebagaimana kalimat ini juga sering diucapkan oleh Rasululloh Shalallahu alaihi wassalam, ketika melakukan haji dan umrah. Berikut bacaannya:

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wannikmata laka walmulka laa syarikalak.”

Artinya: Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

5. Persiapan saat memulai aktivitas di Ka’bah

Saat sampai di Makkah kamu boleh berhenti mengucapkan kalimat talbiyah tersebut.  Kemudian dilanjutkan dengan berwudu bagi mereka yang batal atau tidak punya wudu, sebab pada momen ini menjadi pertanda kamu akan melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah.

Tawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lantas bila jamaah telah sampai di Masjidil Haram, disunahkan pula untuk masuk ke area masjid dengan mendahulukan kaki kanan disertai dengan doa sebagai berikut:

“Bismillahi, washolatu wassalamu ala rasulullah, allohummaftahlii abwaaba rohmatika, audzubillahil adhimi wabiwajhihilkariim wasulthonihilqodiim minasyaithoinnirajiim”.

Artinya: Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan WajahNya Yang Mahamulia serta KekuasaanNya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.

6. Tata cara umroh juga dengan melakukan tawaf 7 kali

Ibadah tawaf adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga. Pada momen ini kamu disunahkan menyentuh dan mencium Hajar Aswad.

Jika tidak memungkinkan karena sulit untuk dicapai, setidaknya kamu bisa mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan, sambil mengucapkan doa di bawah ini.

“Bismillah wallahu akbar, allahumma imanan bika wa tashdiqan bi kitabika wa wafaan bi ‘ahdika wat tiba’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam.”

Artinya: “Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah! Dengan beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu (Al-Qur’an), setia kepada janji-Mu dan dengan mengikuti Sunnah Nabi-Mu (aku berthawaf di sekeliling Ka’bah ini).”

7. Melaksanakan salat Sunnah di makam Nabi Ibrahim Alaihissalam

Selanjutkan kamu juga disunahkan untuk melakukan salat dua rokaat di belakang makam Nabi Ibrahim Alaihissalam bila memungkinkan atau bisa melakukan salat di manapun asalkan masih di areal Masjidil Haram.

8. Tata cara umroh juga wajib melaksanakan Sa’i

Setelah selesai melakukan tawaf di Ka’bah, lalu melanjutkan dengan melaksanakan Sa’i dari Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit Marwa.

Momen ini mengingatkan kita pada kisah Siti Hajar istri dari Nabi Ibrahim yang berlari-lari di antara bukit Shafa dan Marwa untuk mendapatkan setitik air (air zam-zam) untuk anaknya Nabi Ismail Alaihissalam.

Baca Juga: Kisah Nabi Ismail AS dan Sejarah Munculnya Ibadah Kurban

Adapun saat melakukan ibadah Sa’i disertai dengan doa Sa’i berikut ini:

‘Ibda’ bima bada’allah’

Artinya: “Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah.”

Dan juga perbanyak doa berikut ini:

“La ilaha illallah wahdahu la syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir, la ilaha illallah wahdahu anjaza wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzaba wahdah.”

Artinya:“Tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Pemilik kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada tuhan selain Allah semata, Dia melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan bala tentara musuh sendirian.”

9. Tahalul (Mencukur Rambut)

Tahalul merupakan tata cara umroh yang terakhir, ditandai dengan mencukur rambut. Bagi kaum Adam dianjurkan untuk mencukur gundul rambutnya, sedangkan untuk wanita cukup dengan mencukur rambut kira-kira seujung jari.

10. Tertib

Jika sudah sesuai dengan rukun dan tata cara umroh yang dianjurkan Rasululloh, insyallah ibadahmu sudah sempurna.

Dengan selesainya melakukan tahalul dan ibadah lainnya, berarti selesai sudah pelaksanaan tata cara umroh-mu yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan sempurna. Dengan begini, ibadahmu bisa afdal serta semakin mempertebal keimanan kepada Allah Subhanahuwatta’ala.

Adapun, Bagi kamu yang tertarik dan ingin pergi umroh, kamu bisa menemukannya secara online di JD.ID.

Kamu tidak perlu khawatir ketika berbelanja online karena disini semua produk yang kamu beli #DijaminORI. Kamu juga bisa menikmati berbagai macam promo menarik seperti potongan harga, discount hingga cicilan 0%. Jangan sampai kelewatan, belanja di JD.ID Sekarang!