Pantangan makanan ibu hamil darah tinggi

Agar kehamilan tetap lancar, biasanya ibu hamil penderita hipertensi akan mengonsumsi makanan sehat dan bebas dari daftar pantangan makanan ibu hamil hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah meningkat hingga mencapai lebih tinggi dari 140/90 mmHG.

Ibu hamil yang mengalami hipertensi tidak hanya membayakan diri sendiri tapi juga membahayakan janin. Itulah sebabnya dianjurkan beberapa pantangan berikut bagi ibu yang memiliki tekanan darah tinggi.

6 Pantangan makanan ibu hamil hipertensi

  1. Makanan kemasan

Adalah jenis makanan yang baiknya dihindari terutama oleh ibu hamil dengan riwayat hipertensi. Makanan cepat saji dalam kemasan seperti nugget, sosis, roti canai beku, pizza beku mengandung yodium lebih tinggi daripada makanan segar.

Poin-poin Utama Artikel tampilkan

6 Pantangan makanan ibu hamil hipertensi

Bumi dengan Hipertensi Pantang Minum Kafein

Ibu Hamil yang Sedang Hipertensi Hindari Mie instan

Sayuran yang efektif menurunkan hipertensi

Pantangan makanan ibu hamil darah tinggi

Kandungan garam pada makanan kemasan bisa menyebabkan peningkatan natrium dalam darah yang kemudian memicu hipertensi.

Selain semua makanan pantangan darah tinggi di atas, makanan yang dikemas di dalam kaleng seperti sayur kaleng, buah kaleng dan saus termasuk makanan yang tinggi natrium sebaiknya juga tidak dikonsumsi berlebihan selama kehamilan.

  1. Makanan dengan kadar lemak trans tinggi

Selain dilarang untuk banyak makan makanan kemasan, ibu hamil hipertensi juga dilarang makan makanan dengan kadar lemak trans tinggi karena jenis makanan ini hanya akan meningkatkan kadar lemak jahat dalam tubuh sehingga bisa memicu kondisi hipertensi makin parah.

Peningkatan lemak jahat dalam darah bagi ibu hamil hipertensi berisiko tinggi mengakibatkan ibu mengalami jantung koroner bahkan komplikasi serius lainnya.

  1. Bumi dengan Hipertensi Pantang Minum Kafein

Merupakan senyawa yang bisa meningkatkan tekanan darah, oleh karena itu baik teh, kopi, soda, kue kopi, kue cokelat maupun cokelat murni sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. Ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi berisiko besar mengalami gangguan kehamilan dan yang paling berbahaya adalah pre-eclampsia.

  1. Acar sayuran

Biasanya ketika makan nasi goreng, makanan china atau sate di restoran atau pinggir jalan, penjual makanan akan menawarkan acar sayuran sebagai pelengkap makanan.

Acar sayuran faktanya bukan jenis makanan yang bagus untuk ibu hamil hipertensi karena dibuat dengan garam yang sangat banyak. Sedangkan garam dapat meningkatkan tekanan darah tinggi.

  1. Ikan dan makanan laut yang diasinkan

Menu makanan khas Indonesia yang sangat disukai oleh banyak orang adalah ikan yang diasinkan atau ikan asin. Sayangnya pengolahan ikan asin menggunakan banyak garam yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hipertensi karena bisa meningkatkan kadar garam dalam darah yang kemudian mengakibatkan tekanan darah meningkat tajam. Selain ikan asin, ibu hamil hipertensi juga tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi cumi asin.

  1. Ibu Hamil yang Sedang Hipertensi Hindari Mie instan

Mudah dibuat dan rasanya enak, tidak heran jika semua orang suka makan mie instan. Padahal kandungan pengawet, garam dan lemak di dalam mie instan sangat tinggi yang bila digabungkan akan berdampak negatif bagi kondisi ibu hamil hipertensi termasuk janin dalam kandungan.

Tidak hanya meningkatkan tekanan darah tinggi saja, mengonsumsi mie instan juga menyebabkan obesitas dan komplikasi penyakit lainnya. Boleh makan mie instan tapi jangan sampai setiap hari.

Sayuran yang efektif menurunkan hipertensi

Ibu hamil memang tidak boleh makan acar sayuran, tapi bukan berarti dilarang untuk mengonsumsi sayuran. Ada beberapa jenis sayuran penurun darah tinggi untuk ibu hamil seperti:

  • Kentang
  • Bayam
  • Sawi
  • Lobak hijau
  • Kacang lima
  • Daun kale

Baca juga:
Pantangan Makanan Hipertiroid


Itulah pantangan makanan ibu hamil hipertensi, agar masa kehamilan tetap sehat dan lancar, ibu hamil dan keluarga harus mematuhi daftar larangan makanan tersebut hingga janin berhasil dilahirkan dengan selamat dengan sempurna.

Nakita.id - Mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi saat hamil bisa berbahaya sehingga Moms harus mengenali apa saja pantangan ibu hamil dengan hipertensi.

Pantangan ibu hamil dengan hipertensi membuat Moms dapat memilah makanan dan minuman apa saja yang harus dihindari ibu hamil yang menderita hipertensi.

Pengetahuan tentang pantangan ibu hamil dengan hipertensi dapat menghindarkan Moms yang menderita hipertensi dari berbagai risiko yang membahayakan ibu serta janin.

Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected

Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi, terjadi ketika darah bergerak melalui pembuluh darah dengan tekanan lebih tinggi dari normal.

Hipertensi dikenal juga sebagai silent killer atau pembunuh senyap karena seorang perempuan mungkin tidak tahu, ia menderita penyakit yang mematikan dan bisa berdampak pada kehamilannya ini.

Jika seorang perempuan mengalami hipertensi dan sedang menjalani pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah, ia perlu berbicara dengan ahli jantung dan ginekologinya untuk dititrasi selama kehamilan.

Hal ini karena beberapa obat yang digunakan untuk mengendalikan hipertensi dapat menyebabkan komplikasi.

Penting untuk mengikuti saran yang diberikan oleh dokter untuk menekan risiko komplikasi selama kehamilan.

Baca Juga : Pantangan Ibu Hamil Tua: 5 Kebiasaan Ini Sebaiknya Dihindari, Bisa Bahayakan Janin

Hipertensi kronis selama kehamilan dapat menimbulkan efek samping yang merugikan seperti persalinan prematur, pembatasan pertumbuhan janin, abrupsio plasenta, dan yang paling fatal kematian janin.

Tekanan darah Moms mungkin kembali normal setelah bayi lahir, tetapi menjaga tekanan darah tetap normal selama kehamilan sangatlah penting untuk menjaga kesehatan bayi.

Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk menjaga tekanan darah tetap normal selama kehamilan.

Di antaranya makan makanan sehat, mengonsumsi suplemen, minum cukup air, serta pantang terhadap makanan tertentu.

Pantangan ibu hamil dengan hipertensi ini sebaiknya Moms taaati selama kehamilan.

Baca Juga : Cantik Memukau Meski Pose Jelek, Sandra Dewi Ngaku Tak Bisa Ngalis Maupun Pakai Blush On

1. Garam

Tentu kita tahu bahwa orang dengan darah tinggi harus membatasi asupan garam.

2015-2020 Dietary Guidelines for Americans menunjukkan, orang dengan tekanan darah tinggi hanya diperbolehkan menerima asupan sodium 1.500 miligram (mg) dalam sehari.

Beberapa makanan kemasan yang paling tinggi kandungan garam di antaranya daging olahan, piza beku, sup kalengan, serta tomat kaleng.

2. Gula

Selama ini tentu kita sudah tahu asupan gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.

Tapi tahukah Moms bahwa asupan gula tinggi juga terkait dengan tekanan darah tinggi?

Gula berkontribusi terhadap peningkatan obesitas pada orang-orang dari segala usia.

Tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca Juga : Ardi Bakrie Ngaku Pusing Punya Anak Centil, Kini Dibuat Haru dengan Surat Mikhayla: 'Kamu Pahlawanku'

The American Heart Association merekomendasikan agar wanita membatasi asupan gula hanya 6 sendok teh atau 24 gram per hari.

Sementara pria harus membatasi konsumsi gula 9 sendok teh atau 36 gram per hari.

3. Lemak jenuh

Orang dengan tekanan darah tinggi harus mengurangi lemak jenuh dan menghindari lemak trans.

Makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh termasuk kulit ayam, gorengan, susu penuh lemak, mentega, serta daging merah.

Penyumbang lemak trans terbesar adalah makanan dalam kemasan.

Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dan lemak trans meningkatkan kolesterol LDL (buruk).

Kadar LDL yang tinggi dapat membuat tekanan darah tinggi memburuk dan pada akhirnya dapat menyebabkan perkembangan penyakit jantung koroner.

Baca Juga : Tak Hanya Teddy Syach, Rumah Tangga Attar Syach dengan Kakak Ipar Duta SO7 Selama 15 Tahun Juga Adem Ayem

4. Alkohol

Minum alkohol lebih dari tiga gelas dalam sekali duduk dapat menyebabkan lonjakan sementara tekanan darah.

Membiasakan minum berulang kali dapat menyebabkan masalah tekanan darah jangka panjang.

Alkohol juga akan membuat obat tekanan darah tidak bisa bekerja secara efektif.

Selain itu, alkohol penuh kalori harus dimetabolisme oleh hati, dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih cenderung menderita tekanan darah tinggi.

Selain berefek buruk bagi penderita darah tinggi, alkohol dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran mati.

Bahkan lebih parah, alkohol dapat menyebabkan kelainan bentuk wajah, kelainan jantung, dan keterbelakangan mental pada bayi.

Baca Juga : Wanita Jepang Terkenal Awet Muda, Rahasianya Pijat Wajah #5MenitAja untuk Terlihat 10 Tahun Lebih Muda

Makanan apa yang cepat menurunkan darah tinggi pada ibu hamil?

Ibu hamil harus memasukkan berbagai kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-buahan dalam dietnya untuk membantu menurunkan tekanan darah yang tinggi. Contoh makanan penurun darah tinggi yang kaya akan sumber asam lemak adalah biji chia, alpukat, kacang hazel, kenari, kacang brazil, dan kacang labu.

Bagaimana mengatasi tensi tinggi saat hamil?

Cara Menurunkan Tensi Tinggi saat Hamil 9 Bulan yang Ampuh dan Aman.
Istirahat yang Cukup. Cara menurunkan tensi tinggi saat hamil 9 bulan adalah dengan istirahat yang cukup. ... .
Konsumsi Makanan yang Sehat. ©Shutterstock. ... .
Mengurangi Asupan Garam. ... .
Kurangi Cemas. ... .
Tetap Beraktivitas. ... .
6. Pantau Tekanan Darah. ... .
7. Ikuti Anjuran Dokter..

Makanan apa saja yg tidak boleh dimakan saat darah tinggi?

Pengidap Darah Tinggi Perlu Hindari Makanan Ini.
Garam. Makanan utama yang perlu dijadikan “musuh” oleh pengidap darah tinggi adalah garam atau natrium. ... .
Acar. ... .
Makanan yang Digoreng. ... .
Kulit Ayam. ... .
Daging Olahan. ... .
Sup dan Tomat Kalengan. ... .
Makanan dan Minuman Manis. ... .
Margarin..

Apa yang Membuat ibu hamil darah tinggi?

Tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: Kelebihan berat badan atau obesitas. Kurangnya aktivitas fisik. Merokok.