Mengapa khalifah Harun Al Rasyid menjadi salah satu khalifah yang terkenal?

Mengapa khalifah Harun Al Rasyid menjadi salah satu khalifah yang terkenal?

Mengapa khalifah Harun Al Rasyid menjadi salah satu khalifah yang terkenal?
Lihat Foto

Wikimedia Commons

Harun Ar-Rasyid, salah satu khalifah terkenal Dinasti Abbasiyah.

KOMPAS.com - Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari Kekhalifahan Bani Abbasiyah di Bagdad.

Ia memerintah selama 23 tahun, yakni dari tahun 789 hingga 803. Di bawah kekuasannya, Dinasti Abbasiyah mencapai kejayaannya.

Ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid memerintah, Bani Abbasiyah menguasai daerah-daerah di Laut Tengah hingga India.

Selain itu, di antara khalifah terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah, yang menjadikan Bagdad sebagai Kota 1001 Malam adalah Harun Ar-Rasyid.

Baca juga: Abu Muslim Al Khurasani, Panglima Abbasiyah yang Berakhir Dimutilasi

Masa Muda

Harun Ar-Rasyid lahir di Ray, sekarang Provinsi Teheran, pada 766. Ia adalah putra Al-Mahdi, khalifah ketiga Dinasti Abbasiyah.

Sedangkan ibunya adalah al-Khayzuran, seorang mantan budak dari Yaman yang tangguh dan berpengaruh pada kekuasaan Al-Mahdi.

Masa muda Harun digunakan untuk belajar mengenai banyak hal, mulai dari sejarah, geografi, retorika, musik, sastra, ekonomi, ilmu agama, hadis, dan Al Quran.

Ia juga belajar ilmu bela diri, seperti memainkan pedang, memanah, dan belajar strategi perang. Harun pun pernah ditugaskan sebagai tentara melawan Kekaisaran Romawi Timur dengan target menguasai Konstantinopel.

Prestasi Harun Ar-Rasyid di militer membuat namanya semakin meroket dan populer.

Usai menyelesaikan tugas militer inilah, ia baru mendapat julukan Ar-Rasyid, yang berarti "Pembimbing yang Benar".

Baca juga: Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Khalifah Harun Ar Rasyid berasal dari Dinasti Abbasiyah.

Civilization.wikia.com

Di tengah-tengah kesibukan mengurus negara, kegundahan dan kekosongan luar biasa dari dalam diri Khalifah Harun ar-Rasyid.

Rep: Heri Ruslan Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebelum dinobatkan sebagai khalifah, Harun didaulat ayahnya menjadi gubernur di As-Siafah tahun 779 M dan di Maghrib pada 780 M. Dua tahun setelah menjadi gubernur, sang ayah mengukuhkannya sebagai putera mahkota untuk menjadi khalifah setelah saudaranya, Al-Hadi. Pada 14 Septempber 786 M, Harun Ar-Rasyid akhirnya menduduki tahta tertinggi di Dinasti Abbasiyah sebagai khalifah kelima.Harun Ar-Rasyid berkuasa selama 23 tahun (786 M - 809 M). Selama dua dasawarsa itu, Harun Al-Rasyid mampu membawa dinasti yang dipimpinnya ke peuncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad ke-21 ini dari sosok raja besar Muslim ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman.Ia kerap mengundang para tokoh informal dan profesional itu keistana untuk mendiskusikan berbagai masalah. Harun Ar-Rasyid begitu menghagai setiap orang. Itulah salah satu yang membuat masyarakat dari berbagai golongan dan status amat menghormati, mengagumi, dan mencintainya. Harun Ar-Rasyid adalah pemimpin yang mengakar dan dekat dengan rakyatnya. Sebagai seorang pemimpin dan Muslim yang taat, Harun Ar-Rasyid sangat rajin beribadah. Konon, dia terbiasa menjalankan shalat sunat hingga seratus rakaat setiap harinya. Dua kali dalam setahun, khalifah kerap menunaikan ibadah haji dan umrah dengan berjalan kaki dari Baghdad ke Makkah. Ia tak pernah lupa mengajak para ulama ketika menunaikan rukun Islam kelima.Jika sang khalifah tak berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji, maka dihajikannya sebanyak tiga ratus orang di Baghdad dengan biaya penuh dari istana. Masyarakat Baghdad merasakan dan menikmati suasana aman dan damai di masa pemerintahannya. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Harus Ar-Rasyid tak mengenal kompromi dengan korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa ragu-ragu Harun Ar- Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid yang diangkatnya sebagai perdana menteri (wazir).Harun pun menyita dan mengembalikan harta Yahya senilai 30,87 juta dinar hasil korupsi ke kas negara. Dengan begitu, pemerintahan yang dipimpinnya bisa terbebas dari korupsi yang bisa menyengsarakan rakyatnya. Pemerintahan yang bersih dari korupsi menjadi komitmennya. Konon, Harun Ar-Rasyid adalah khalifah yang berprawakan tinggi, bekulit putih, dan tampan. Di masa kepemimpinannya, Abbasiyah menguasai wilayah kekuasaan yang terbentang luas dari daerah-daerah di Laut Tengah di sebelah Barat hingga ke India di sebelah Timur. Meski begitu, tak mudah bagi Harun Ar-Rasyid untuk menjaga keutuhan wilayah yang dikuasainya.Berbagai pemberontakan pun tercatat sempat terjadi di era kepemimpinannya. Pemberontakan yang sempat terjadi di masa kekuasaannya antara lain; pemberontakan Khawarij yang dipimpin Walid bin Tahrif (794 M); pemberontakan Musa Al-Kazim (799 M); serta pemberontakan Yahya bin Abdullah bin Abi Taglib (792 M). Salah satu puncak pencapaian yang membuat namanya melegenda adalah perhatiannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Di masa kepemimpinannya terjadi penerjemahan karya-karya dari berbagai bahasa.

Inilah yang menjadi awal kemajuan yang dicapai Islam. Menggenggam dunia dengan ilmu pengetahuan dan perabadan. Pada era itu pula berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah - perpustakaan raksasa sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya. Harun pun menaruh perhatian yang besar terhadap pengembangan ilmu keagamaan. Sang khalifah tutup usia pada 24 Maret 809 M pada usia yang terbilang muda 46 tahun. Meski begitu pamor dan popularitasnya masih tetap melegenda hingga kini. Namanya juga diabadikan sebagai salah satu tokoh dalam kitab 1001 malam yang amat populer. Pemimpin yang baik akan tetap dikenang sepanjang masa.

Baca Juga

  • khalifah harun ar rasyid
  • harun ar rasyid
  • dinasti abbasiyah

Mengapa khalifah Harun Al Rasyid menjadi salah satu khalifah yang terkenal?

#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Thu, 19 May 2022 04:46:54 +0700 with category Sejarah and was viewed by 345 other users

Khalifah Harun Al-Rasyid menjadi salah satu khalifah yang terkenal pada masa Bani Abbasiyah karena pada masanya Bani Abbasiyah menjadi kekuasaan yang disegani oleh negara tetangganya, menjalin hubungan dengan Eropa dan China, serta menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.

Pembahasan

Harun Al-Rasyid adalah khalifah ke-lima Dinasti Abbasiyah, yang memerintah dari 786 sampai 809 M, menggantikan kakaknya, Khalifah Al-Hadi.

Sebagai khalifah, Harun Al-Rasyid dikenal sebagai pemimpin terkuat dari Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini wilayah Dinasti Abbasiyah meliputi seluruh Timur Tengah, Iran, Afghanistan, wilayah Sindh [Pakistan] dan Asia Tengah. Dinasti Abbasiyah menjadi kekuasaan yang disegani oleh negara tetangganya, dan menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.

Ketika kaisar Romawi Timur, Kaisar Nikopheros I melanggar perjanjian damai dan berhenti menyerahkan upeti kepada Bani Abbasiyah, Harun Al-Rasyid bersikap tegas dengan memimpin ekspedisi pada tahun 806 M ke Anatolia, yang mengalahkan pasukan Romawi Timur dan memaksa Kaisar Nikopheros I mematuhi perjanjian tersebut.

Harun Al-Rasyid juga memiliki banyak hubungan diplomatik dengan negara-negara besar pada masanya. Pada masa ini, Bani Abbasiyah menjalin hubungan dengan Dinasti Tang dari China, serta kekaisaran Franka di Eropa yang dipimpin Kaisar Karel Agung [Charlemagne].

Dalam bidang ilmu pengetahuan, Harun Al-Raysid memulai pendirian Baitul Hikmah di kota Baghdad, yang awalnya berupa perpustakaan berisi berbagai buku pengetahuan dan filsafat dari Yunani Kuno dan India. Baitul Hikmah ini kemudian menjadi pusat penterjemahan dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa Bani Abbasiyah.

Atas keberhasilannya ini, Khalifah Harun Al-Rasyid banyak diabadikan dalam cerita-cerita tradisional, yang dihimpun dalam kumpunan cerita “1001 Malam”.

Pelajari lebih lanjut:

1. 3 kebijakan khalifah Dinasti Abbasiyah  

#Link#

2. Latar belakang penyebab penyerangan Mongol terhadap Dinasti Abbasiyah

#Link#

Detail Jawaban      

Kode: 10.3.5  

Kelas: X  

Mata pelajaran: IPS / Sejarah  

Materi: Bab 5 - Zaman Kerajaan-kerajaan Islam  

Kata kunci: Khalifah Harun Al-Rasyid, Dinasti Abbasiyah

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di Thus, Khurasan.

Harun ar-RasyidKhalifah BaghdadBerkuasa14 September 786 - 24 Maret 809
15 Rabiul awal 170 H - 3 Jumadal akhir 193 HPendahuluAbu Abdullah Musa bin Mahdi al-HadiPenerusMuhammad bin Harun al-AminAyahMuhammad bin Mansur al-MahdiIbuAl-Khayzuran

Harun Ar-Rasyid adalah khalifah kelima dari kekhalifahan Abbasiyah dan memerintah antara tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan kakaknya, Musa Al-Hadi adalah khalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.

Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari Persia [Iran]. Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya ibn Khalid Al-Barmak.

Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam [The Golden Age of Islam], di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.

Pada masa pemerintahannya dia:

  • Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
  • Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan bangunan-bangunan megah.
  • Membangun tempat-tempat peribadatan.
  • Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.
  • Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
  • Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, masjid-masjid, dan istana. Pada masanya Ia memiliki seorang kadi [penasihat kerajaan] yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada Abu Nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya.

Setelah al Hadi meninggal pada tahun 786, naiklah saudaranya, Harun Al Rasyid. Pada zaman khalifah Harun Al Rasyid inilah, Kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya, baik kekayaan negeri, wilayah administratif pemerintahan, hingga perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmuwan hidup makmur karena mereka mendapat pendanaan dari khalifah. Penduduk kota Baghdad menjadi ramai, karena perdagangan yang makmur.

Beliau tidak memerangi keturunan Ali bin Abi Thalib sebagaimana yang dilakukan para pendahulunya. Keturunan Ali yang hidup di Baghdad tidak lagi diintip dan dicurigai. Hanya seorang saja yang diperangi oleh beliau, yaitu Yahya ibnu Abdullah yang melarikan diri pada zaman al-Hadi dan mendirikan kekuasaan di negeri Dailam. Setelah jelas bahwa pasukan Yahya akan menjadi besar, beliau mengirimkan tentara di bawah panglima Fadhal ibnu Yahya ibnu Khalid al-Barmaky untuk berangkat ke sana. Karena Yahya merasa dirinya akan terdesak, dia memohon perdamaian. Permohonan itu dikabulkan. Dailam akhirnya bergabung dalam kekuasaan Baghdad. Sementara itu, saudara Yahya yang bernama Idris terus melanjutkan pelarian ke Mesir. Dari Mesir, diteruskannya perjalanan ke Magrib [Afrika Utara]. Di sana, dia mendirikan Daulah Alawiyin [Adarisah].

Harun al-Rasyid berulang kali mengerahkan pasukannya menyerang negeri Romawi. Mereka banyak mendapat kemenangan. Banyak negeri Romawi yang membayar jizyah dan mengakui kekuasaan Abbasiyah. Karel Agung pun mengirimkan utusannya ke Baghdad untuk mendekati Harun al-Rasyid. Karel Agung mengetahui bahwa Harun Al Rasyid memiliki musuh besar, yaitu Raja Kordova, Bani Umayah di Andalusia. Karel hendak membangga diri di hadapan musuhnya, yakni Raja Naqfur [Raja Konstantinopel, Roma Timur], bahwa ia telah sanggup menarik hati Raja Baghdad.

Harun al-Rasyid meninggal dalam perjalanan memimpin angkatan di negeri Thus, pada tahun 809.[1] Harun al-Rasyid memiliki dua orang putra, yaitu Al Amin dan Al Ma'mun. Kekuasaan Abbasiyah diberikan kepada dua orang itu secara berganti-gantian. Hingga akhirnya, Al Amin tidak mau memberikan giliran memerintah kepada Al Ma'mun. Ia hanya mau memberikan giliran memerintah ke anaknya sendiri. Oleh sebab itu, Al Ma'mun menyatakan perang terhadap Al Amin. Al Amin kalah dalam peperangan dan dibunuh tentara Al Ma'mun yang datang menyerang Kota Baghdad di bawah pimpinan Panglima Thaher ibnu Husin pada tahun 813. Al Amin hanya memerintah selama 4 tahun.

ABBAS
pendiri Bani Abbasiyah
Ibnu Abbas
Ali
Muhammad
Ibrahim1. AS-SAFFAH
[k. 750-754]
2. AL-MANSUR
[k. 754-775
Musa
3. AL-MAHDI
[k. 775-785]
5. AR-RASYID
[k. 786-809]
4. AL-HADI
[k. 785-786
Ibrahim al-Mubarak
6. AL-AMIN
[k. 809-813]
7. AL-MA'MUN
[k. 813-833]
8. AL-MU'TASIM
[k. 833-842
al-Qasimal-Mu'taman
9. AL-WATSIQ
[k. 842-847]
10. AL-MUTAWAKKIL
[k. 847-861]
12. AL-MUSTA'IN
[k. 862-866]
14. AL-MUHTADI
[k. 869-870]
13. AL-MU'TAZZ
[k. 866-869]
11. AL-MUNTASHIR
[k. 861-862]
al-Muwaffaq15. AL-MU'TAMID
[k. 870-892]
16. AL-MU'TADHID
[k. 892-902]
17. AL-MUKTAFI
[k. 902-908]
18. AL-MUQTADIR
[k. 908-935]
19. AL-QAHIR
[k. 932-934]
22. AL-MUSTAKFI
[k. 944-946]
20. AR-RADHI
[k. 934-940]
Ishaq21. AL-MUTTAQI
[k. 940-944]
23. AL-MUTHI'
[k. 946-974]
25. AL-QADIR
[k. 991-1031]
24. ATH-THA'I
[k. 974-991]
26. AL-QA'IM
[k. 1031-1075]
27. AL-MUQTADI
[k. 1075-1094]
28. AL-MUSTAZHIR
[k. 1094-1118]
29. AL-MUSTARSYID
[k. 1118-1135]
30. AL-MUQTAFI
[k. 1136-1160]
30. AR-RASYID
[k. 1135-1136]
32. AL-MUSTANJID
[k. 1160-1170]
33. AL-MUSTADHI'
[k. 1170-1180]
34. AN-NASHIR
[k. 1180-1225]
35. AZH-ZHAHIR
[k. 1225-1226]
1. AL-MUSTANSHIR II
Berkuasa di Kairo
36. AL-MUSTANSHIR
[k. 1226-1242]
37. AL-MUSTA'SHIM
[k. 1242-1258]

[2] Catatan:

  • k. merupakan tahun kekuasaan
  • Angka, merupakan nomor urut seseorang menjadi khalifah.
  • Nama dengan huruf kapital merupakan khalifah yang berkuasa.

  1. ^ Prof. Dr. Hamka [2016] "Sejarah Umat Islam" Jakarta : Gema Insani
  2. ^ AS-SUYUTHI, Imam; TARIKH KHULAFA`, Sejarah Para Penguasa Islam. Jakarta: AL-KAUTSAR, 2006. ISBN 979-592-175-4

Didahului oleh:
Al-Mahdi
Khalifah Bani Abbasiyah
[786–803]
Diteruskan oleh:
Muhammad bin Harun al-Amin
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Harun al-Rashid.

 

Artikel bertopik biografi tokoh Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harun_Ar-Rasyid&oldid=20960418"

Video yang berhubungan