Jika orang tua sudah jompo maka kewajiban sebagai anak adalah

Birrul Walidain atau dikenal sebagai berbakti kepada orangtua, merupakan akhlak yang ditunjukkan dengan tindakan berbuat baik kepada kedua orang tua. Berbakti kepada orang tua ini hukumnya fardhu ain (wajib) bagi setiap Muslim, meskipun seandainya kedua orang tuanya adalah non muslim.

Sayangnya, nilai-nilai berbakti kepada orangtua ini mulai pudar seiring zaman. Alih-alih merawat orangtua yang telah berusia lanjut, panti jompo pun dipilih sebagai persinggahan di hari tua.

Padahal, ganjaran merawat orangtua amat luar biasa. Mulai dari melancarkan segala urusan, kemudahan rezeki, hingga di akhirat nanti. Hal ini disebabkan, ridha Allah terletak pada keridhaan orangtua. Jika orangtuanya ridha dengan kebaikan dalam kehidupan anak-anaknya, maka Allah pun menurunkan karuniaNya tersebut.

Abdullah bin Umar ra meriwayatkan, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Ridha Rabb tergantung ridha orangtua, dan murka Allah tergantung murka orangtua.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syekh Al Albani)

Karena itu, berbakti kepada orangtua haruslah dilakukan dengan cara terbaik yang bisa diikhtiarkan. Sebab, tujuan hidup di dunia adalah mengumpulkan bekal untuk akhirat. Dan hal ini bisa dimulai dengan berbakti kepada orangtua.

Contoh nyata perbuatan baik kepada orangtua telah diteladankan oleh seorang tabi’in yang hidup di zaman Rasulullah, Uwais Al Qarni.

Meski secara ekonomi Uwais Al Qarni kekurangan dan bahkan diuji sakit sopak, namun hal ini tak menghalangi ia untuk berbakti kepada sang ibu. Mulai dari menyiapkan makan, minum, hingga membantu sang ibu untuk beribadah. Meski begitu, ada satu permintaan yang sulit Uwais kabulkan, yaitu permintaan ibunya untuk ibadah haji.

Mendengar permintaan itu, Uwais pun termenung. Sebab perjalanan dari Yaman ke Mekkah sangatlah jauh. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Namun Uwais sangat miskin dan tidak punya kendaraan.

Ia pun membeli anak lembu, lalu menggendongnya naik turun bukit selama 8 bulan hingga musim haji datang. Ternyata maksud Uwais menggendong lembu setiap hari untuk berlatih guna menggendong ibunya.

Setelah menempuh perjalanan jauh dan sulit, mereka akhirnya tiba di Mekkah. Setelah melaksanakan wukuf, keduanya kemudian berdoa di hadapan Ka’bah.

Di dalam doanya, Uwais meminta ampunan bagi sang ibu. Ibunya yang keheranan menanyakan bagaimana dengan Uwais sendiri. Dengan sabar Uwais menjawab, bahwa dengan terampuninya dosa sang ibu, maka ibunya akan masuk surga. Maka cukuplah ridha dari sang ibu yang akan membawa Uwais ke surga.

Karena ketulusan Uwais, Allah pun mengaruniakan kesembuhan untuknya. Dan menyisakan tanda bulatan putih di telapak tangannya.

Ketulusan selama membaktikan diri kepada sang ibu inilah yang kemudian menjadikan nama Uwais Al Qarni begitu mahsyur di kalangan penduduk langit. Walaupun ketika itu, para sahabat Rasul tidak mengetahui sosok Uwais karena belum pernah berjumpa dengannya.

Semoga kita dapat meneladani sosok Uwais Al Qarni dalam kehidupan kita ya, Sahabat..

Sahabat, siap berbakti kepada orangtua dengan mengikhtiarkan bekal akhirat terbaik untuk mereka? KLIK bit.ly/sinergiwakafkita

Jika orang tua sudah jompo maka kewajiban sebagai anak adalah
MESKI kebutuhan sebagian orang yang lanjut usia pada energi berkurang, tapi mereka tetap membutuhkan protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat dalam jumlah yang memadai, guna menggantikan kekurangan yang disebabkan oleh kelemahan tubuh, serta tidak adanya kemampuan tubuh untuk menyerap secara sempurna unsur-unsur tersebut.

Khusus bagi kaum wanita diharuskan untuk mengonsumsi kalsium dalam jumlah yang memadai selama hidup, agar tidak kekurangan kalsium saat tua nanti. Dan juga harus mengonsumsi zat besi yang cukup agar tidak mengalami kekurangan darah.

BACA JUGA: Ngeri, Banyak Lansia di Korsel Berubah jadi Pelaku Kejahatan Brutal

Sebagaimana makanan orang lanjut usia harus meliputi berbagai macam buah-buahan, sayur-sayuran, daging, dan berbagai olahan susu. Semua makanan itu harus mengandung serat dan cairan air dalam jumlah yang memadai. Khususnya ketika selera makan berkurang.

Selain itu, orang-orang yang sudah lanjut usia perlu dibuatkan aneka macam makanan agar lebih mengundnag selera dan mudah dicerna. Dianjurkan untuk menyediakan makanan rebus atau kukus dari pada makanan yang digoreng.

Lebih dianjurkan pula untuk menyajikan daging merah daripada daging yang banyak mengandung lemak.

Mereka disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih banyak pada pagi hari dan mengurangi porsi tersebut pada sore harinya.

Perlu dicatat, tidak ada batasan umur tertentu untuk mengatagorikan seseorang dalam golongan lanjut usia. Sebab, tanda-tanda munculnya penuaan itu tergantung oleh tingkat kebudayaan, kegiatan individu, kondisi psikologis dan kesehatan secara menyeluruh.

Islam telah memersembahkan berbagai saran untuk mendapatkan kehidupan mulia bagi orang-orang lanjut usia. Di mana ia telah mewajibkan anak untuk memperlakukan ayah dna ibu mereka dengan baik. hal itu didasarkan pada firman Allah SWT:

“Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah” dan jaganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang serta ucapkanlah, ‘wahai Rabbku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidiku di waktu kecil.” (QS. Al-Isra: 23-24)

Dalam Islam, merawat orang yang sudah lanjut usia merupakan satu kewajiban yang menjadi perhatian besar agama ini. Islam telah, menjadikan hal tersebut sebagai hak orang tua atas anak. Perawatan terhadap orang-orang yang lanjut usia dianggap belum dilakukan, jika diserahkan kepada panti-panti jompo.

BACA JUGA: Anak Nakal Vs Orang Tua Kehabisan Akal

Sebab, hal itu jelas jauh berbeda jika dilakukan dalam keluarga yang saleh, dimana anak dengan sabar dan senang hati mau merawat orang tuanya, mendidik anak-anak mereka supaya mau bersikap baik, lemah lembut, dan penuh kasih sayang kepada orang-orang lanjut usia.

Jadi, memenuhi berbagi kebutuhan makanan saja bagi orang-orang lanjut usia, tidka cukup, jika tidak dibarengi dengan suasana penuh kasih sayang, kelembutan, dan nuansa kekeluargaan yang kental, serta silaturahmi dalam arti yang lebih luas.

Dengan demikian, makanan seimbang dan sempurna yang mengandung unsur-unsur nutrisi sangat penting bagi tubuh manusia sepanjang fase kehidupan yang dilaluinya. []

Advertisements

15 Kewajiban Anak Laki-Laki Terhadap Ibunya Setelah MenikahSegala hal dalam islam telah diatur dengan jelas. Baik itu tentang kewajiban orang tua terhadap anak yang sudah menikah, hak anak terhadap orang tua, dan perintah agar anak berbakti kepada orang tua hingga akhir hayatnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24 yang artinya:“Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” (QS.Al-Isra : 23)Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai anak wajib berbuat baik kepada orang tua, seperti layaknya orang tua yang menyayangi dan memenuhi hak-hak anaknya selagi masih kecil. Namun demikian, bagi anak perempuan setelah menikah maka haknya akan beralih kepada suaminya. Berbeda dengan anak laki-laki. Kewajiban anak laki-laki terhadap orang tuanya (khususnya ibu) akan terus berlanjut walau dia telah memiliki istri. Anak laki-laki masih harus mengabdi kepada ibunya. Nah, dibawah ini beberapa kewajiban anak laki-laki terhadap ibunya setelah menikah.1. Berbakti pada ibunya

“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka”. (Q.S Maryam:14)

Seorang laki-laki yang telah menikah seringkali mengesampingkan bahkan melupakan ibunya hanya karena ia sudah memiliki istri cantik. Naudzubillah. Janganlah berbuat seperti demikian. Sebab kewajiban anak laki-laki untuk berbakti kepada ibunya tetap berjalan meskipun ia telah menikah. Anak laki-laki harus memperhatikan ibunya, memenuhi kebutuhannya dan tentu saja menjalankan apa yang disuruh ibunya (selama itu sesuai syariat agama dan tidak menyimpang).

2. Menyayangi dengan sepenuh hati
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S Al Israa’:24)

Perjuangan seorang ibu untuk membesarkan anaknya tidaklah mudah. Maka itu, anak wajib membalas kebaikan-kebaikan ibunya ketika ia telah dewasa. Salah satunya dengan cara menyayangi. Bahkan walau sudah menikah, anak laki-laki tetap berkewajiban mencintai ibunya melebihi cinta kepada istrinya. Apabila hal ini memicu rasa iri di hati istri, cobalah berikan pengertian kepadanya bahwa ibu adalah hal yang utama dalam islam. Sebisa mungkin, berusahalah menciptakan kedamaian diantara istri dan ibumu.3. Menghormati dan sopanMenghormati juga merupakan kewajiban anak laki-laki terhadap ibunya setelah menikah. Anak diperintahkan untuk bertutuk kata yang sopan kepada orang tua. Apabila orang tua melakukan kesalahan, seorang anak tidak boleh membentaknya. Ingatkan mereka dengan ucapan yang lembut. Dan sebagai suami, bimbinglah istrimu untuk turut menghormati ibumu. Sebab bagi seorang istri, mertua adalah ibunya. Jadi harus dihormati dan disayangi layaknya ibu sendiri.4. Bersikap adil terhadap nafkah ibu dan istri

Perihal masalah menafkahi, hal ini seringkali menjadi pemicu konflik dalam keluarga. Siapakah yang harus didahulukan oleh suami? Kebutuhan istri dan anak-anak atau kebutuhan ibunya? Islam memang mewajibkan seorang suami untuk menafkahi istri secara lahir dan batin. Dan jika kebutuhan pokok istri telah tercukupi, suami harus memenuhi kebutuhan ibunya. Ingatlah bahwa seorang anak tidak boleh menelantarkan ibunya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist:

Diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim)

Seorang istri yang melarang suaminya memberikan nafkah kepada mertua, maka perbuatan itu bisa jadi memicu dosa. Namun apabila ia turut merelakannya insyaAllah rezeki suaminya bertambah dan ia memperoleh pahala.5. Merawat dengan baik

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (Q.S Luqman:14)

Perintah untuk berbuat baik dan merawat orang tua telah dituliskan secara jelas dalam Al-Quran. Sebagai seorang anak, kita wajib merawat orang tua yang telah lanjut usia. Jangan malah mengirimkannya ke panti jompo. perlakukan orang tua dengan baik, sayangi mereka, berikan tempat tinggal yang layak. Apabila kondisi mereka sudah lemah dan tidak ada yang merawatnya, cobalah berbicara dengan istri untuk mengajak orang tua tinggal bersama-sama dalam satu rumah.6. Mematuhi nasehat ibunya, asalkan tidak merugikanAnak laki-laki yang telah menikah masih wajib mematuhi perintah ibunya. Selama si ibu tidak menyuruh melakukan hal-hal yang dilarang islam (seperti berbuat maksiat) atau perbuatan jahat lainnya maka anak harus mentaati perintah tersebut. Namun apabila istri tidak menyetujuinya, cobalah bertanya alasan mengapa ia tak setuju. Diskusikan baik-baik dengan istri. Dan cobalah berikan pengetian kepada istri tentang ajaran-ajaran islam yang menjelaskan tata cara berperilaku terhadap orang tua.7. Memperhatikan kondisi ibunyaPerhatian seorang laki-laki setelah menikah tidak hanya diberikan kepada istri dan anak-anaknya saja, tapi ibunya juga wajib menerima perhatian tersebut. Jangan sampai kebersamaan dengan istri melupakan akan keberadaan seorang ibu. Jenguklah ibu sesering mungkin. Berikan apa yang dibutuhkan walaupun seorang ibu mungkin tidak memintanya karena “tidak enak” dan takut merepotkan. Menjadi anak laki-laki haruslah bisa berbuat adil antara ibu dan istri. Jangan menyakiti hati keduanya dan berusahalah untuk membahagiakan mereka.8. Mengajak istri untuk menjaga ibunyaSemakin bertambah usia, kekuatan orang tua akan semakin menurun. Bahkan diantara mereka ada yang bersikap layaknya anak kecil dan menjadi pikun. Di saat seperti itu, anak laki-laki tidak boleh meninggalkan orang tuanya sendirian. Ia wajib menjaga dan merawat mereka. Apabila anak laki-laki tersebut sibuk dan memiliki banyak pekerjaan, maka ia harus menyuruh istri untuk menjaga orang tuanya. Tentunya istri juga harus bersabar. Sebab ketika ia memutuskan menikah secara tak langsung berarti orang tua si laki-laki akan menjadi orang tuanya. Maka wajib bagi dirinya untuk menjaga mertua.9. Menjaga nama baik ibunya

Ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup anaknya. Sejelek apapun sikap ibu, mungkin ia pernah khilaf atau melakukan perbuatan yang memalukan, seorang anak tidak boleh mengumbar aib ibunya dihadapan orang lain termasuk istrinya. Anak laki-laki yang sholeh harus bisa melindungi nama baik keluarganya. Apabila ada masalah dan pertikaian, sebaiknya diselesaikan secara pribadi dengan pikiran tenang dan memperbanyak berdoa meminta petunjuk Allah SWT.

10. Mendoakan ibunya
Sebagai umat muslim, kita diperintahkan untuk selalu mendoakan orang tua baik di masa hidupnya ataupun ketika mereka telah meninggal. Meskipun seorang anak telah menikah dan menemukan kebahagiaanya, mereka tidak boleh lupa mendoakannya orang tuanya. Sebab orang tua yang telah mengasuh sejak kecil. Maka itu sebisa mungkin doakanlah mereka setiap selesai sholat dan diantara waktu adzan-iqomah. Dengan doa yang telah diajarkan rasulullah Saw, yaitu:

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

“Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”11. Menasehati dengan baik apabila ibunya berbuat salahAda kalanya dimana orang tua bersikap egois, entah karena faktor usia atau keadaan. Namun apapun alasannya, sebagai seorang anak sangat dilarang membentak orang tua. Apabila orang tua melakukan sesuatu yang salah, mungkin menyakiti hati menantunya maka tugas anak laki-laki adalah menasehati orang tua cara halus. Jangan mengatakan ucapan kasar kepada orang tua karena hal itu dimurkai Allah SWT. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-israa’ ayat 23 yang artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Q.S Al Israa’:23)

12. Meringankan beban ibunyaSeorang ibu berhak mendapatkan perlindungan dari anak laki-lakinya, sekalipun anak tersebut telah menikah. Siapa lagi yang mau melindungi orang tua kalau bukan anaknya? Toh, seorang anak menjadi tumbuh dewasa dan sukses juga berkat orang tuanya. Jadi mereka wajib meringankan beban ibunya, yang berarti memenuhi kebutuhannya, menjaganya dari orang-orang jahat, memastikan ia tinggal di tempat yang aman, segera datang apabila ia membutuhkan bantuan dan sebagainya.13. Senantiasa mengingatkan perihal ibadah

Tugas seorang anak kepada orang tua tidak sekedar memberikan kebahagiaan, uang dan kasih sayang. Tapi juga menjaga mereka agar tetap di jalan Allah SWT agar kelak bisa berkumpul bersama di surga. Apabila orang tua sempat belok jalannya, melakukan maksiat atau mungkin lupa beribadah, anak wajib memperingatkannya dengan cara yang baik. Dengan memberikannya nasehat tentang ilmu-ilmu agama berarti kita telah menyelamatkannya dari api neraka. Namun sekali lagi, lakukan itu dengan cara yang sangat lembut dan sopan. Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 yang artinya:

”Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu”. (QS. At Tahrim: 6)14. Memuliakan dan membahagiakan ibunya

Anak perempuan yang telah menikah maka kebahagiaanya menjadi tugas suaminya. Sedangkan kebahagiaan ibu menjadi tanggung jawab anak-anaknya, khusunya anak laki-laki. Jangan sampai menelantarkan ibu! Anak laki-laki wajib memuliakan ibunya, memberikan perhatian, menyayangi dan memenuhi segala kebutuhannya.

15. Menjaga perasaan ibu
Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”

Ridha Allah SWT berada di tangan orang tua. Maka itu, sebagai anak wajib menghormati orang tuanya. Menjaga perasaan orang tua juga perlu dilakukan. Anak tidak boleh menyakiti hati orang tuanya. Sebisa mungkin tunjukanlah senyum terindah saat bertemu orang tua. Berucap dengan kata-kata sopan dan selalu mententramkan hatiny