Gas CO dalam asap rokok menghambat keluarnya gas co2 dari dalam tubuh

HUBUNGAN KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN (HbCO) DALAM DARAH DENGAN KEBIASAAN MEROKOK

ABSTRAK Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya. Terdapat 3 elemen utama rokok yang berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh, diantaranya: tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Gas karbon monoksida dari asap rokok yang dihirup oleh perokok aktif akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, kemudian akan berikatan dengan hemoglobin. Karbon monoksida mempunyai afinitas terhadap hemoglobin 210-300 kali lebih besar, dibandingkan dengan afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Faktor penting yang menentukan pengaruh CO terhadap tubuh, adalah kadar HbCO yang terdapat di dalam darah, dimana semakin tinggi persentase hemoglobin yang terikat menjadi bentuk HbCO, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar karboksihemoglobin (HbCO) dalam darah dengan kebiasaan merokok. Telah dilakukan penelitian deskriptif studi korelasi dengan desain penelitian bahan pemeriksaan berupa whole blood yang didapatkan dari perokok aktif dengan kriteria inklusi menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji deskriptif, hasilnya pada 30 responden didapatkan kadar rata-rata HbCO sebesar 9,8%. Dimana presentase kadar HbCO ≤ 10% sebesar 66,7% dan kadar HbCO > 10% sebesar 33,3% dari total responden. Kemudian dilakukan uji statistik korelasi Spearman didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan kadar HbCO dalam darah dengan lamanya kebiasaan merokok dan terdapat hubungan kadar HbCO dalam darah dengan banyaknya jumlah rokok yang dihisap perhari.

Penulis : PUTRI NURLITA NIM P17334113064 Penguji I : Drs.Mohamad Firman S, M.T NIP. 196501221985031001 Penguji II : Dra.Ganthina Sugihartina, Apt, M.Si NIP. 196306281990032002 Penguji III : Mamat Rahmat, S.T, M.Si

NIP. 196406131985031004

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Merdeka.com - Pernahkah kamu merasa sesak saat menghirup udara di daerah kota besar? Di kota-kota besar yang sudah padat penduduk dan padat kendaraan, kemungkinan besar kamu akan menghirup udara yang sudah tercemar. Udara dapat tercemar oleh beragam gas yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sehari-hari. Kali ini, yuk kita bahas tentang 2 jenis gas yang sangat berbahaya dalam pencemaran udara.

1. Gas CO (Karbon monoksida)

Karbon monoksida adalah gas pencemar udara yang sangat berbahaya bagi tubuh. Ia dapat berikatan dengan hemoglobin dalam tubuh, sehingga pengikatan oksigen oleh darah menjadi terganggu. Bahkan kalau manusia menghirip gas CO dalam kadar tinggi, resikonya adalah kematian. Jika dalam kadar sedikit, menghirup CO dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, lemas dan mual-mual.

2. Gas CO2 (Karbon dioksida)

Seperti yang kamu tahu, gas karbondioksida sangat penting untuk proses fotosintesis tumbuhan. Namun bagaimana kalau jumlah CO2 di udara terlalu banyak? Tumbuhan makin sedikit, dan gas CO2 makin banyak. CO2 tersebut akan naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi sehingga panas dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, bumi menjadi sangat panas, dan inilah yang disebut efek rumah kaca (global warming).

Gas karbondioksida ini berasal dari asap pabrik, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan asap kendaraan bermotor. Selain itu, efek rumah kaca juga dipicu oleh hasil pembakaran fosil (batu bara dan minyak bumi) yang berupa hasil buangan bentuk CO2 dan sulfur belerang.

Nah, itulah 2 jenis gas yang sangat berbahaya untuk pencemaran udara. Untuk mencegah global warming, penting sekali membatasi pembuangan gas CO2 ke udara pada skala limbah udara industri dan kendaraan bermotor. Menanam pohon juga penting untuk menjaga lingkungan.

Gas CO dalam asap rokok menghambat keluarnya gas co2 dari dalam tubuh

Rokok berbahaya bagi perokok itu sendiri maupun orang disekitarnya karena asap rokok mengandung tar yang dapat membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru sehingga mengganggu fungsi paru-paru. Gas CO dalam asap rokok menghambat keluarnya gas  dari dalam tubuh dan gas CO dalam rokok dapat mengurangi pengikatan oksigen oleh darah. Sementara nikotin menyebabkan kecanduan bagi perokok, bukan mempersempit pembuluh darah.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D. 

Besarnya bahaya kandungan rokok bisa dilihat dari banyaknya senyawa yang ada di dalam asap rokok. Di dalam asapnya saja, setidaknya ada sekitar 5.000 senyawa berbeda dan sebagian bersifat racun bagi tubuh.

Kandungan rokok yang bersifat racun tersebut berpotensi merusak sel-sel tubuh. Selain itu, senyawa dalam asap rokok juga bersifat karsinogenik alias memicu kanker. Di dalam rokok, terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang diketahui bersifat karsinogenik.

Gas CO dalam asap rokok menghambat keluarnya gas co2 dari dalam tubuh

Kandungan tersebut berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau. Selain itu, bahan pewarna yang biasa dipakai untuk membuat tampilan rokok lebih menarik, dapat memperbesar potensi racun dari rokok. Sifatnya yang memberikan efek adiktif atau kecanduan juga tidak boleh dilupakan.

Hal lain yang patut diperhatikan adalah kemampuan beberapa bahan kandungan rokok yang bisa mengubah sifat fisik dari asap rokok, sehingga kadar racun dan nikotin di dalam tubuh seorang perokok menjadi lebih tinggi.

Kandungan Rokok yang Bersifat Merusak

Sebagaimana disebutkan di atas, kandungan rokok yang bersifat merusak tubuh amat banyak. Beberapa senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok meliputi:

1. Karbon monoksida

Salah satu kandungan rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang tidak memiliki rasa dan bau. Jika menghirup gas karbon monoksida terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan oksigen.

Akibatnya, fungsi otot dan jantung akan menurun. Hal ini akan menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing. Dalam skala besar, orang yang menghirup gas ini bisa mengalami koma atau bahkan meninggal.

2. Nikotin

Kandungan rokok yang paling sering disinggung adalah nikotin yang memiliki efek candu. Nikotin berfungsi sebagai perantara dalam sistem saraf otak yang menyebabkan berbagai reaksi, termasuk efek menyenangkan dan menenangkan.

Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, kemudian merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.

Meski bersifat adiktif, nikotin bukanlah penyebab utama penyakit akibat kebiasaan merokok. Menurut penelitian sebuah institusi medis di Inggris, yakni UK Royal College of Physicians, risiko penyakit akibat kebiasaan merokok bukan disebabkan oleh nikotin, melainkan zat berbahaya pada asap rokok akibat pembakaran.

Namun, nikotin tidak untuk dikonsumsi orang yang berusia di bawah 18 tahun maupun ibu hamil. Paparan nikotin pada anak-anak diketahui dapat mengganggu perkembangan otak serta meningkatkan risiko munculnyaperilaku impulsifdan gangguanmood.

3. Tar

Kandungan rokok lainnya yang bersifat karsinogenik adalah tar. Tar yang terhirup oleh perokok akan mengendap di paru-paru. Timbunan tar ini berisiko tinggi menyebabkan penyakit pada paru-paru, seperti kanker paru-paru dan emfisema.

Tidak hanya itu, tar akan masuk ke peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan kesuburan.

Tar dapat terlihat melalui noda kuning atau cokelat yang tertinggal di gigi dan jari. Karena tar masuk secara langsung ke mulut, zat berbahaya ini juga dapat mengakibatkan masalah gusi dan kanker mulut.

Sebetulnya, berbagai risiko kesehatan akibat merokok utamanya disebabkan oleh zat tar yang dihasilkan dari pembakaran rokok. Jika produk yang mengandung nikotin tidak dibakar, tar dan asap tidak akan terbentuk, sehingga relatif lebih aman.

4. Hidrogen sianida

Senyawa racun lainnya yang menjadi bahan penyusun rokok adalah hidrogen sianida. Hidrogen sianida juga digunakan dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering dipakai sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama.

Senyawa ini bisa mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik dan dapat membahayakan otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual, hingga kehilangan kesadaran.

5. Benzena

Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan benzena dalam jangka panjang dapat menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan.

Selain itu, benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terkena leukimia.

6. Formaldehida

Formaldehida merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka pendek, formaldehida mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam jangka panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.

7. Arsenik

Arsenik merupakan golongan pertama karsinogen. Paparan terhadap arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal, dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang digunakan dalam pertanian tembakau.

8. Kadmium

Kadmium yang terdapat dalam asap rokok akan terserap masuk ke paru-paru. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.

9. Amonia

Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam. Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin.

Menghirup dan terpapar amonia dalam jangka pendek dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia dan kanker tenggorokan.

Melihat bahaya kandungan rokok yang bersifat racun dan karsinogenik di atas, sudah selayaknya kebiasaan merokok dihentikan. Mulai sekarang, cobalah melakukan upaya untuk berhenti merokok guna mencegah bertambah parahnya kerusakan yang terjadi di dalam tubuh.