Bahan yang termasuk dalam bahan paramagnetik adalah

Perbedaan Feromagnetik Diamagnetik Paramagnetik dan Contohnya

Amongguru.com. Magnet adalah benda yang dapat menarik benda lainnya yang memiliki sifat magnet. Pernahkah Anda mencoba untuk mendekatkan magnet pada beberapa benda? Ketika didekatkan, ternyata tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet.

Ada yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet, ada yang lemah, bahkan ada yang sama sekali tidak dapat ditarik.

Pada prinsipnya, bahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan magnetik dan bahan nonmangetik.

Bahan magnetik adalah bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet, misalnya besi dan baja. Sedangkan bahan nonmagnetik merupakan bahan-bahan yang tidak dapat ditarik magnet, misalnya karu dan kertas.

Berdasarkan sifat kemagnetan bahan yang ditarik magnet, maka bahan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik.

Bahan yang termasuk dalam bahan paramagnetik adalah

Untuk mengetahui perbedaan bahan feromagnetik, diamagnetik, dan  paramanetik, berikut ini, berikut ini penjelasan mengenai ketiganya.

1. Feromagnetik

Feromagnetik adalah bahan yang dapat ditarik magnet dengan sangat kuat. Contoh feromagnetik adalah besi, baja, nikel, dan kobalt.

Selain dapat ditarik kuat oleh magnet, feromagnetik juga dapat dijadikan magnet. Jika digunakan sebagai magnet, meskipun medan magnet luar dihilangkan maka sifat kemagnetan feromagnetik masih tetap ada.

Itulah yang menjadi alasan mengapa bahan feromagnetik dapat dibuat menjadi magnet. Sifat kemagnetan bahan feromagnetik akan dapat hilang jika dipanaskan atau dipukul-pukul.

2. Diamagnetik

Diamagnetik adalah bahan yang tidak dapat ditarik sama sekali oleh magnet. Bahan diamagnetik jika didekatkan dengan magnet, maka magnet akan menolak atau menjauhinya.

Bahan diamagnetik memiliki sifat diamagnetisme. yaitu suatu sifat benda dalam menciptakan efek tolak menolah ketika dikenaik medan magnet.

Logam mineral yang termasuk dalam bahan diamagnetik adalah natrium, perak, bismut, raksa dan intan

3. Paramagnetik

Paramagnetik merupakan bahan yang ditarik lemah oleh magnet. Jadi bahan paramagnetik masih dapat ditarik oleh magnet, tetapi tarikannya sangat lemah.

Karena sifatnya yang lemah tersebut, maka bahan Paramagnetik tidak dapat dibuat menjadi magnet. Contoh dari paramagnetik, yaitu alumunium, tembaga, dan kaca.

Baca :

Demikian sekilas mengenai perbedaan feromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Semoga bermanfaat.

Aluminium adalah bahan yang memiliki sifat paramagnetik. Foto: Victor Kovshevny via Flickr

Sifat magnet suatu bahan dibagi menjadi tiga, yaitu paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik.

Jika feromagnetik merupakan sifat suatu bahan yang menunjukkan daya tarik magnet yang cukup kuat untuk dirasakan. Lalu, diamagnetik adalah sifat dari bahan yang tidak tertarik oleh medan magnet. Kemudian, bagaimana dengan paramagnetik?

Kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu paramagnetik. Simak penjelasannya di bawah ini.

Paramagnetik adalah sifat bahan yang cenderung memperoleh magnet lemah ke arah medan magnet saat diletakkan di medan magnet.

Secara sederhana, bahan paramagnetik memiliki kerentanan positif terhadap medan magnet, namun nilainya kecil dan lemah.

Ketika medan magnet eksternal dihilangkan, bahan paramagnetik otomatis akan kehilangan sifat magnetiknya.

Karakteristik Paramagnetik

Ilustrasi atom paramagnetik. Foto: dayna mason via Flickr

Beberapa senyawa dan sebagian besar unsur kimia memiliki sifat paramagnetik dalam suatu keadaan tertentu. Contoh benda paramagnetik adalah titanium, aluminium, oksida besi (FeO), dan oksigen (O2)

Menurut hukum Fisika Currie-Weiss yang dikutip dari laman ToughtCo, bahan paramagnetik yang sesungguhnya menunjukkan kerentanan magnetik pada rentang suhu yang luas.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, momen magnet pada benda paramagnetik dapat ditarik oleh medan magnet, tetapi sangat lemah. Saat medan magnet eksternal dilepas, sifat kemagnetannya akan hilang.

Ketika diberi medan magnet eksternal yang tidak seragam, momen magnet paramagnetik akan bergerak dari daerah yang medan magnetnya lemah ke arah medan magnet kuat.

Mengutip dari Byjus, benda paramagnetik memiliki intensitas yang sangat kecil, bernilai positif, dan berbanding lurus dengan medan magnet. Selain itu, suseptibilitas magnetiknya juga kecil dan bernilai positif.

Nilai permeabilitas relatif pada benda paramagnetik lebih besar dibanding satu. Karakteristik yang unik dari benda paramagnetik adalah memiliki nilai magnetisasi atau suseptibilitas yang berbanding terbalik dengan suhu mutlak.

Momen dipol pada benda paramagnetik kecil, namun sejajar dengan medan magnet.

Bagaimana Cara Kerja Paramagnetik?

Contoh bahan paramagnetik adalah titanium. Foto: Nick Ramsey via Flickr

Paramagnetik dapat terjadi jika setidaknya ada satu putaran elektron yang tidak berpasangan dalam atom atau molekul material. Artinya, paramagnetik merupakan seluruh bahan dengan orbital atom yang tidak terisi penuh.

Atom yang tidak berpasangan tersebut akan memberi momen dipol magnetik pada benda paramagnetik. Setiap atom yang tidak berpasangan pada dasarnya adalah magnet kecil dalam suatu bahan.

Saat diberi medan magnet eksternal, putaran elektron yang tidak berpasangan menjadi sejajar dengan medan magnet, sehingga benda paramagnetik tertarik ke medan.

Namun, saat medan magnet eksternal dihilangkan, putaran elektronnya menjadi acak kembali.

Jadi, dapat kita simpulkan jika bahan paramagnetik adalah bahan yang memiliki sifat paramagnetik yang lemah jika diberi medan magnet eksternal saja. Namun, akan hilang jika tidak ada medan magnet eksternal.