Bagaimana metode penamaan ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan sistem binomial nomenklatur?

Pernahkah kamu pergi ke sebuah daerah dan merasa bingung karena pemahaman bahasa yang berbeda? Kita sudah yakin dengan bahasa yang kita pahami, ternyata sampai ke daerah lain justru kita kebingungan dengan bahasa yang berbeda… padahal maksudnya sama. Misal, kalau kamu adalah orang sunda dan suka makan pepaya, kamu bisa jadi akan bingung ketika kamu jalan-jalan ke daerah jawa timur, kita ambil contoh kota Malang. Jangan bingung ketika kamu melihat kedai makanan yang bernama Gedhang Ganteng tapi logonya malah gambar pisang. Sebagai orang sunda mungkin kamu akan heran karena kamu memiliki pemahaman terlebih dahulu bahwa “gedang” itu artinya buah pepaya. Namun, kalau di Malang justru “gedang” itu artinya adalah pisang. Ini wajar sekali terjadi, tinggal butuh adaptasi saja.

Masalah perbedaan bahasa seperti ini bukan hal yang aneh. Hal ini juga berlaku kebalikannya. Kalau yang kasus “gedang” yang sebelumnya itu satu nama digunakan oleh dua makhluk hidup, ada juga kejadian di mana satu makhluk hidup yang memiliki banyak sekali nama. Bayangin aja, di dunia ini ada banyak banget bahasa. 7000 bahasa tersebar di sekitar 7 milyar penduduk dunia. Bahasa dan budaya yang beraneka ragam tentu saja bisa bikin perbedaan penyebutan sebuah makhluk hidup.

Pada tahun 1730an ada ilmuwan yang bernama Carolus Linnaeus geram melihat penamaan tumbuhan yang nampak kacau. Contohnya bunga mawar diberikan nama yang cukup rumit dan banyak versi: Rosa sylvestris inodora seu canina atau Rosa sylvestris alba cum rubore folio glabro. Rumit bukan? 

Melihat fenomena ini, Linnaeus membuat sebuah sistem penamaan atau tata nama yang akhirnya memudahkan kita untuk mengenal makhluk hidup dan menjadi solusi atas kerumitan yang dia rasakan. Tata nama yang dibuat Linnaeus akhirnya disepakati oleh para ilmuwan dan digunakan hingga saat ini. Tata nama tersebut memiliki nama: Binomial Nomenklatur.

Binomial Nomenklatur adalah tata nama yang terdiri dari berbagai aturan yang menghasilkan cara penulisan seperti ini: Escherichia coli. Nama harus latin, penulisan kata dimiringkan (digaris bawahi apabila menggunakan tulisan tangan), huruf kapital pada kata pertama dan kata kedua diawali dengan huruf kecil.

Dengan adanya tata nama Binomial Nomenklatur, siapapun bisa melakukan penamaan tersendiri apabila menemukan spesies baru. Tapi ingat, pastikan spesies itu betul-betul belum ada yang menemukan ya! Siapa tahu suatu saat kamu bisa jadi penemu spesies baru dan bisa berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan! 🙂

Artikel ini disari dari skrip materi pembelajaran Biologi di aplikasi belajar online Pahamify yang dibuat oleh Reni Muliani. Untuk materi lengkap dapat dipelajari melalui video terkait dengan mendownload aplikasi Pahamify. 

Ingin mendapatkan materi yang lebih lengkap? Download Aplikasi belajar Pahamify di Google Play dan Apple App Store sekarang juga!

Aturan penulisan nama ilmiah dalam biologi atau sering disebut sebagai binomial nomenklatur merupakan cara penamaan makhluk hidup dalam bahasa ilmiah. Aturan penulisan nama ilmiah ini sudah menjadi kesepakatan dunia internasional. Sistem penulisan nama ilmiah makhluk hidup binomial nomenclature (sistem tata nama ganda) ditemukan oleh Carolus Linnaeus, dengan nama asli Carl von Linne. Jasanya dalam ilmu pengetahuan ini membuatnya dikenal dengan sebutan Bapak Taksonomi Modern.

Tujuan dari pemberian nama ilmiah untuk makhluk hidup adalah untuk memudahkan pengenalan makhluk hidup. Penamaan binomial (binomial nomenklatur) juga dapat memudahkan dalam determinasi/menentukan dan memastikan jenis makhluk hidup. Cara penulisan nama ilmiah makhluk hidup dapat memudahkan manusia mengenali kelompok suatu makhluk hidup. Sehingga, seseorang dapat lebih mudah dalam mempelajarinya.

Bagaimana metode penamaan ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan sistem binomial nomenklatur?

Baca Juga: Klasifikasi Makhluk Hidup

Simak ulasan lebih lanjut terkait aturan penulisan nama ilmiah – binomial nomenklatur pada bahasan di bawah.

Table of Contents

Aturan Penulisan Nama Ilmiah (Binomial Nomenklatur)

Dalam ilmu biologi, nama hewan atau tumbuhan yang ada di sekitar sobat idschool memiliki nama ilmiah. Seperti yang telah disinggung sedikit di atas, bahwa penulisan nama ilmiah ini digunakan untuk mempermudah dalam mengenali jenis spesies dari suatu makhluk hidup. Contoh nama ilmiah makhluk hidup adalah Oryza sativa, Ficus benyamina, Panthera leo, dan lain sebagainya. Nama – nama tersebut terlihat asing bali sobat idschool. Namun, sebenarnya sobat idschool mungkin tidak asing dengan jenis spesies makhluk hidup tersebut.

Bagaimana metode penamaan ilmiah makhluk hidup dengan menggunakan sistem binomial nomenklatur?

Bagaimana cara penulisan nama ilmiah makhluk hidup? Tentu saja sobat idschool dapat mengikuti aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup atau yang biasa disebut binomial nomenklatur.

Berikut ini adalah daftar aturan penulisan nama ilmiah makhluk hidup – binomial nomenklatur.

  1. Nama species terdiri atas 2 kata:kata pertama merupakan nama genus

    kata kedua merupakan penunjuk spesies

  2. Huruf pertama penunjuk nama genus ditulis huruf besar
  3. Huruf pertama penunjuk spesies digunakan huruf kecil
  4. Nama spesies menggunakan bahasa latin
  5. Ditulis dengan garis bawah, cetak miring, atau huruf tebal
  6. Nama spesies harus ditulis berbeda dengan huruf – huruf lainnya
  7. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari 2 kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung.
  8. Jika nama species hewan terdiri atas 3 kata, kata ketiga tsb bukan nama spesies.
  9. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut.

Kenali nama ilmiah makhluk hidup melalui beberapa contoh nama ilmiah tumbuhan dan hewan pada contoh penulisan nama ilmiah di bawah.

Baca Juga: Klasifikasi Protista

Contoh Penulisan Nama Ilmiah Tumbuhan

Beberapa penulisan nama ilmiah untuk tumbuhan terdaftar sebagai berikut.

  1. Asem – Tamarindus indica
  2. Bayam – Amaranthus hybridus
  3. Beringin – Ficus benjamina
  4. Cocor Bebek – Kalanchoe pinnata
  5. Damar – Podocarpus damara
  6. Eceng Gondok – Eichornia crassipes
  7. Jambu Biji – Psidium guajava
  8. Jambu Monyet – Anacardium occidentale
  9. Jagung – Zea mays
  10. Jeruk Keprok – Citrus nobilis
  11. Jeruk Nipis – Citrus aurantifolia
  12. Kacang Tanah – Arachis hypogea
  13. Kentang – Solanum tuberosum
  14. Kopi – Coffea arabica
  15. Kunyit – Curcuma domestica
  16. Lada – Piper Nigrum
  17. Mangga – Mangifera indica
  18. Melinjo – Gnetum gnemon
  19. Padi – Oryza sativa
  20. Rambutan – Nephelium lappaceum

Contoh Penerapan Aturan Penulisan Nama Ilmiah untuk Hewan

Beberapa penulisan nama ilmiah untuk hewan adalah sebagai berikut.

  1. Angsa – Cygnus cygnus
  2. Anjing – Canis lupus
  3. Badak – Rhinoceros sondaicus
  4. Banteng – Bos sondaicus
  5. Buaya – Crocodylus porosus
  6. Cicak – Hemidactylus frenatus
  7. Elang – Henicopernis longicauda
  8. Gajah – Elephas maximus
  9. Harimau – Panthera tigris
  10. Jalak Bali – Leucopsar rothschildi
  11. Ikan Mas – Cyprinus carpio
  12. Ikan Mujahir – Tilapia mossambica
  13. Kadal – Mabouya multifasciata
  14. Komodo – Varanus komodoensis
  15. Kucing – Felis domesticus
  16. Marmut – Cavia cobaya
  17. Orangutan – Pongo pygmaeus
  18. Singa – Panthera leo
  19. Trenggiling – Manis javanica

Demikianlah ulasan materi terkait aturan penulisan nama ilmiah – binomial nomenklatur. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Peran Virus dalam Kehidupan

Nama yang diberikan kepada suatu individu makhluk hidup sering berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya, meskipun individu yang dimaksud sama. Untuk mengatasi hal tersebut dan memudahkan dalam ilmu pengetahuan, maka seorang ahli biologi dari Swedia Carolus Linnaeus mengemukakan sebuah aturan dan pedoman penamaan bagi kelompok individu yang disebut Binomial Numenklatur. Apa itu Binomial Numenklatur?

Binomial Numenklatur atau sistem tata nama ganda adalah kaidah penamaan makhluk hidup secara universal. Dimana, merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme atau makhluk hidup yang terdiri dari dua kata (binomial berarti dua nama) dari sistem taksonomi (biologi) dengan mengambil nama genus dan nama spesies.

Nama yang dipakai adalah nama ilmiah atau scientific name, dimana nama baku yang diberikan dalam bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan melainkan tetap.

Adapun dalam aturan penulisannya selain menggunakan bahasa latin juga sistem Binomial Nomenklatur ini menggunakan sistem tata nama dua kata yaitu kata pertama menunjukan tingkatan marga (genus) yang diawali dengan huruf besar, dan kata kedua menunjukan tingkatan jenis (spesies) yang diawal huruf kecil. Namun, jika nama terdiri dari tiga kata maka kata kedua dan ketiga akan disatukan atau diberi tanda hubung (-).

Adapun contohnya seperti; Hibiscus rosa-sinensis ata Hibiscus rosasinensis atau nama lain dari kembang sepatu.

Disamping itu, dalam penulisannya nama genus dan spesies dicetak miring atau digarisbawahi secara terpisah. Huruf pertama nama genus atau kata pertama ditulis dengan huruf kapital sedangkan huruf pertama kata kedua ditulis dengan huruf kecil.

Hal tersebut dilakukan untuk memperjelas bahwa itu adalah nama ilmiah yang ditulis dalam Binomial Nommenklatur. Dengan adanya sistem ini orang tidak akan keliru menyebut nama makhluk hidup atau organisme meskipun di tiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda.

Julukan generik Binomial Nomenklatur ini mengacu pada hierarki taksonomi organisme, genus dari masing-masing organisme berasal.  Ini adalah petunjuk tentang asal-usul, evolusi, dan sejarah kehidupan organisme.

Meskipun suatu spesies dapat kehilangan sebagian atau sebagian besar karakteristik leluhurnya, Binomial Numenklatur memudahkan untuk melacak hubungan-hubungan ini dalam konteks taksonomi yang lebih luas.

Contoh Binomial Numenklatur

Adapun beberapa contoh nama-nama individu atau makhluk hidup dalam bahasa Indonesia yang menggunakan sistem Binomial Numenklatur antara lain :

  1. Melinjo Gnetum gnemon
  2. Kelapa Sawit Elaeis guineesis
  3. Padi Oryza sativa
  4. Jagung Zea mays
  5. 5.Ketela pohon Manihot Utilissima
  6. Cacing tanah Lumbricus terestris
  7. Penyu Chelonia mydas
  8. Komodo Varanus komodoensis