Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail

Ditulis oleh: Santi Titik Lestari

Menulis novel tidaklah semudah menulis cerpen atau artikel. Cerita yang disajikan dalam novel memerlukan beberapa tahap/urutan hingga menjadi kesatuan alur yang menceritakan kehidupan tokoh. Proses membuat novel memang perlu waktu lebih banyak. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menulis novel.

1. Pahami benar langkah-langkah pembuatan novel.

Temukanlah ide yang menarik. Lalu, buatlah sinopsisnya agar Anda bisa mengembangkan ide dan memaparkan karakteristik tokoh cerita Anda. Kembangkanlah sinopsis cerita menjadi alur cerita (babak) atau storyline. Setelah mendapatkan alur cerita, kembangkanlah alur itu menjadi adegan-adegan yang detail. Inilah yang sering disebut draf awal. Perhaluslah kata-kata dan revisilah tulisan Anda, sampai Anda menghasilkan draf akhir.

2. Temukan ide yang menarik.

Anda dapat menemukan ide menarik melalui pengalaman hidup sehari-hari, keadaan sekitar, imajinasi yang tiba-tiba terlintas, dan berbagai hal lainnya. Ide-ide menarik itu muncul ibarat petir yang melesat dengan cepat. Jadi, jika berhasil menangkap gagasan tersebut untuk novel Anda, Anda pasti bisa mengikat ide tersebut ke dalam sebuah tulisan.

3. Tentukan unsur-unsur cerita dengan baik.

Ada beberapa hal yang perlu para penulis perhatikan. Beberapa di antaranya adalah penggunaan nama tokoh, tempat, latar belakang kebudayaan, serta struktur cerita yang tepat dan logis. Hindari juga pemakaian nama tokoh yang terlalu banyak.

Setialah pada unsur-unsur cerita yang telah Anda tentukan. Jangan melakukan perombakan unsur-unsur cerita setelah tahap membuat alur cerita. Selain itu, jangan menambahkan tokoh lain secara tiba-tiba tanpa ada pengenalan di awal.

4. Tentukan pembagian alur cerita.

Alur adalah rentetan peristiwa yang terjadi di dalam cerita. Tentukanlah pembagian alur cerita dengan teliti, supaya cerita yang Anda sajikan dapat berkesinambungan dengan logis.

Penulis bisa memunyai alur lurus yang membangun cerita secara kronologis. Alur juga dapat dibangun dengan metode kilas balik atau alur maju (foreshadowing). Kilas balik adalah paparan informasi atau peristiwa yang terjadi di masa lampau, dikisahkan kembali dalam situasi masa kini, sementara "foreshadowing" merupakan wujud ancang-ancang untuk menerima peristiwa-peristiwa tertentu yang nanti terjadi.

5. Jangan mudah putus asa saat menulis.

Jika Anda mengalami kebuntuan, carilah inspirasi dan tetaplah setia pada alur cerita yang sudah Anda tetapkan. Para penulis novel adalah para pejuang yang tak mengenal putus asa. Jika Anda belum puas dengan karya Anda, jangan buru-buru menyerah. Tulis, tulis, dan tulis lagi. Ingatlah, selama ada keinginan pasti ada jalan.

Referensi:

Kurniawan, Eka. Menulis Novel bersama Mario Vargas Llosa. Dalam http://blog.ekakurniawan.com/menulis-novel-bersama-mario-vargas-llosa

Andries, Marthino. Cara Bikin Novel. Dalam http://ruangpena88.wordpress.com/

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

ringkaslah teks berikut ? Perenang Kuno Ikan yang sulit ditangkap telah ditemukan di sepanjang pantai timur Afrika serta Indonesia. Kelompok terbesar … yang diketahui – 300 atau lebih – tinggal di dekat negara pulau Komoro. Tim ekspedisi melakukan 21 kali penyelaman hingga kedalaman 300 hingga 400 kaki di kawasan Teluk Sodwana Afrika Selatan. Selama empat minggu, mereka hanya melihat coelacanth enam kali. Hewan nokturnal bersembunyi di gua bawah air pada siang hari, kemudian keluar pada malam hari, memakan ikan kecil, cumi-cumi, dan gurita ​

apa yang dimaksud dengan registrasi​

Buatlah cerita nonfiksi tentang pembutan kommpos​

masyarakat dapat memenuhi kebutuhan beras berkat jasa.....​

Tulislah sebuah permainan menqukur/menakar benda cair pada kegiatan belajar anak usia dini dengan memperhatikan aspek berikut: judul permainan, tujuan … , sasaran, alat dan bahan, langkah permainan!

Tulislah sebuah cerita dan skenarionya yang dapat mengembangkan aspek kognitif anak usia dini dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut!

cerpen tema Indonesia Optimis5 Halaman microsoft word​

Jelaskan hubungan berbicara dan menulis sebagai bagian keterampilan berbahasa dan keterampilan mikro apakah yang juga diperlukan dalam kegiatan berbah … asa tersebut?

Hal prtama yg hrus di siapkan oleh seorang penulis karya ilmiah

1. Pemandangan pantai Lhoknga sangat mempesona 2. Pantai Lhoknga ini dapat bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin Laut 3. kita dapat melihat … matahari terbenam dengan indah 4. Buku Sejarah yang diberi krisna hilang sejak dua hari yang lalu 5. Pak Ampalambak membaca koran kompas ↑ Cari pola kalimat dan apakah kalimat tersebut kalimat tunggal atau majemuk (setara atau bertingkat)​

Cara Menulis Novel & Cara Membuat Novel Berkualitas bagi Pemula  – Pada hakikatnya, tak ada yang benar atau salah dalam menulis dan membuat novel. Itu semua nantinya akan kembali lagi pada masing-masing individu. Akan tetapi, artikel ini mencoba untuk memberikan beberapa tips atau metode menulis dan membuat novel yang menarik bagi para pemula. Berikut penjelasannya.

Metode untuk Menulis dan Membuat Novel Berkualitas

Di bawah ini akan dijelaskan 3 metode menulis dan membuat novel berkualitas yang mana dari ketiga metode tersebut terbagi menjadi beberapa penjelasan.

Metode Pertama: Ciptakan Dunia Fiksi atau Khayalan

1. Coba untuk Mencari Sumber Inspirasi

Posisikan diri kalian sebagai seorang penulis atau pengarang novel. Penulis novel adalah orang yang sangat berperan dalam proses kreatif pembuatan novel. Dalam hal ini, kalian tidak akan pernah tahu atau menduga-duga kapan munculnya suatu ide atau gagasan yang apik.

Maka bawalah semacam notes dan pena agar kalian dapat menulis ide yang datang kapan saja dan di mana saja. Atau bisa juga membawa semacam catatan digital guna mempermudah proses pencatatan ide yang muncul. Adapun hal-hal yang bisa kalian catat, misalnya, berupa kalimat, kutipan, atau semacam poin-poin berupa bagan.

[algolia_carousel]

Namun, kalian juga jangan terpaku dengan menunggu inspirasi datang dengan sendirinya, melainkan carilah beberapa contoh kreatif yang bisa membangkitkan ide. Kalian bisa mencari inspirasi itu melalui buku, film yang pernah kalian tonton, cerita dari kerabat, bahkan melalui pertunjukan seni. Inspirasi bisa datang dari mana saja karena bentuknya memang tak terbatas.

Kemudian, inspirasi juga bisa dengan memikirkan hal-hal yang berkaitan pada hidup kalian sendiri. Kalian bisa ambil cerita apapun dalam hidup, misalnya, cerita yang menginspirasi atau membuat penasaran. Kemudian, kalian bisa mengembangkan lagi topik tersebut dan memperdalam lagi sehingga bisa menjadi sebuah cerita yang menarik.

2. Pikirkan dan Tentukan Genre

Memang tidak semua novel termasuk ke dalam kategori sempurna, tetapi beberapa novel mungkin akan membantu apabila kalian membayangkan dan memikirkan genre yang kalian sukai. Coba untuk membaca buku-buku penting guna memberikan pemahaman bagaimana cara membuat novel dengan genre tersebut.

Bilamana kalian baru menentukan satu genre, atau bahkan belum menentukan sama sekali, bukanlah suatu masalah. Kalian dapat membaca buku sebanyak-banyaknya, kemudian tentukan dan ciptakan genre sendiri bila diperlukan.

Novel terdiri dari berbagai genre yang bisa menjadi acuan kalian, misalnya, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi historis, thriller, dan sebagainya. Umumnya, novel dengan genre tersebut cenderung ditulis dalam seri yang panjang karena alur ceritanya juga luas.

Selain itu, bisa menentukan genre apapun yang memang sudah menjadi fokus kalian. Bacalah buku atau novel dengan genre sebanyak mungkin.

3. Bayangkan Target Pembaca Novel Kalian

Meski pada semestinya kalian tidak membuat prediksi terkait siapa yang hendak membaca novel kalian, tetapi tak ada salahnya untuk memperkirakan siapa yang mungkin akan menjadi pembaca. Ini bisa jadi pertimbangan untuk melakukan metode-metode berikutnya.

Kalian bisa memprediksikan bahwa seorang pembaca umumnya bergantung pada genre buku yang hendak dibacanya. Oleh karena itu, pikirkan novel populer dengan genre pilihan kalian dan siapa target atau pembacanya. Kalian tidak perlu memutuskan target dengan tepat, tetapi setidaknya cukup mempertimbangkan saja.

Sebagai contoh, novel dengan genre romance cenderung digemari oleh pembaca remaja dengan kisaran usia belasan hingga 20-an. Kemudian, genre inspiratif lebih diminati oleh pembaca berusia 30 sampai 40-an. Namun, itu hanyalah contoh dan bukan merupakan tolak ukur pasti.

4. Kemabangkan Latar secara Luas dan Memikat

Latar suatu novel tidaklah hanya terpaku pada kota tertentu saja, kalian bisa membayangkan atau memikirkan seluruh universal. Latar yang kalian ciptakan atau buat, hendak menentukan suasana dalam novel, gaya penulisannya, dan memengaruhi konflik yang dihadapi tokoh atau karakternya.

Sebagai gambaran, kalian bisa memikirkan hal-hal berikut apabila hendak membuat kemungkinan latar baru: (1) Apakah bersandarkan pada lokasi yang populer bagi kalian dalam kehidupan nyata? (2) Latarnya terjadi di bumi atau di galaksi lain (3) Latarnya masa kini atau masa mendatang? (4) Bagaimana keadaan masyarakat di lokasi tersebut? (5) Berlangsung dalam kurun berapa lama?

Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
101 Hari Menulis & Menerbitkan Novel Manual Bagi (Calon) Penulis

Inilah buku yang akan memandu siapa saja untuk berani mulai menulis novel. Hanya butuh 101 hari saja. Ditanggung di hari ke-101, naskah novel kalian siap ditawarkan ke penerbit. Dengan catatan, Anda mengikuti dengan saksama petunjuk dalam buku ini, langkah demi langkah.

Jika ada novel yang ingin kalian baca belum ditulis, Anda sendiri yang harus menulis novel itu!

5. Buatlah Tokoh atau Karakter yang Mudah Diingat

Lazimnya, dalam beberapa novel, tokoh atau karakter terpenting, yaitu protagonis. Maka dari itu, buat dan ciptakan tokoh utama dengan kepribadian dan pemikiran yang mencolok. Karakter protagonis tak melulu disukai, tetapi lazimnya bisa dipahami oleh pembaca sehingga mereka terus tertarik dengan cerita. Kalian tentu diperboleh menciptakan lebih dari satu karakter protagonis.

Kemudian, bilamana kalian menciptakan pula karakter antagonis utama yang memiliki konflik dengan si protagonis, buatlah si antagonis ini menjadi tiga dimensi dan mudah dipahami pembaca meski memiliki sifat jahat.

Lalu, tokoh sekunder tak usah digambarkan sedetail itu, akan tetapi tetap masuk akan. Berikan gambaran pada tiap tokoh atau karakter dengan lengkap meski kalian tidak menggambarkannya secara terperinci.

Tak sedikit penulis novel mengandaikan tokoh mereka sebagai manusia yang nyata dan berupaya semaksimal mungkin untuk menulis peran apa yang tepat untuk tokoh tersebut.

6. Melakukan Riset selama Proses Menulis

Jumlah riset yang harus dilakukan itu tergantung pada novel yang ditulis. Sebagai contoh, karya fiksi historis selama Perang Dunia cenderung lebih banyak daripada novel yang terinspirasi dari pengalaman pribadi. Dengan begitu, lakukan riset secukupnya guna memastikan novel kalian apapun temanya.

Penulisan karya fiksi tidak membuat kalian terhindar dari plagiarisme. Apabila menarik ide dari sumber lain, pastikan untuk mengenali sumber itu melalui pernyataan.

7. Berikan Gambaran Garis Besar Alur/Plot

Novel dengan karakter atau tokoh yang bagus, akan tetapi mempunyai alur yang lemah, cenderung tidak menarik pembaca. Pokok pikiran umum dalam merancang alur, yakni menciptakan masalah atau konflik. Ciptakan ketegangan yang terus menerus meningkat hingga konflik mencapai pada klimaks, lalu diselesaikannya dengan satu atau lain cara. Dalam hal ini, novel tidak melulu happy ending. 

Sebuah novel tidak selalu menyelesaikan konflik atau pertikaian sepenuhnya, bahkan ada beberapa konflik yang dibiarkan. Apabila pembaca menyukainya, mereka akan dengan sendirinya menyelesaikan konflik itu, seperti melalui spekulasi atau sejenisnya.

8. Menentukan Point of View

Umumnya, novel dibuat dengan sudut pandang orang ketiga, yakni perspektif luar yang mengamati tokoh. kemudian, bisa juga sudut pandang orang pertama, yakni menggunakan “aku”-an dari sudut pandang si tokoh. Selain itu, dapat ditulis dengan sudut pandang orang kedua, yakni menyebut pembaca sebagai “kamu”-an, atau gabungan beberapa point of view. 

Kalian tidak harus menetapkan sudut pandang novel sebelum menulis kalimat awal. Bahkan, bisa saja mungkin kalian sudah selesai menulis keseluruhan isi, kemudian baru dapat menentukan sudut pandang mana yang lebih baik untuk digunakan.

[algolia_carousel page=2]

Dalam pembuatan novel tidak ada aturan yang pasti terkait sudut pandang mana yang bagus atau cocok untuk jenis novel tertentu. Namun, apabila kalian menulis novel cakupan luas dan tokoh yang beragam, kalian bisa gunakan sudut pandang orang ketiga agar bisa membantu kalian untuk menjangkau keseluruhan tokoh.

Metode Kedua: Menulis Konsep

1. Tentukan Schedule Menulis

Kalian perlu mencari tempat dan waktu yang mendukung untuk menyelesaikan konsep awal. Kalian dapat menulis di waktu yang sama setiap malam, menulis sebentar-sebentar tetapi sering, atau menulis dalam waktu 3 sampai 4 kali seminggu.

Seperti yang sudah dikatakan di awal, jangan menunggu inspirasi. Maka kalian harus menganggap bahwa menulis sebagai kegiatan rutinitas dan harus mematuhi jadwal yang telah dibuat.

Buatlah jadwal spesifik di kalender. Kemudian, tentukan tempat yang cocok untuk menulis sehingga kalian bisa patuh akan jadwal dan fokus untuk menulis cerita. Kalian juga bisa beli kursi khusus yang tidak menyebabkan sakit punggung dan nyaman. Hal itu karena dalam menulis dan membuat novel membutuhkan waktu yang lama untuk berada di tempat tertentu.

2. Segera Menulis apabila Kalian Tidak Terpaku dengan Plan

Apabila kalian adalah tipe yang tidak terpaku pada rencana, segeralah menulis. Meski bagus rasanya bilamana kalian sudah membayangkan genre, alur, tokoh atau karakter, dan latar cerita, akan tetapi janganlah merasa terbebani dengan itu semua. Sebagian penulis akan mengalami perkembangan saat dirinya bekerja tanpa banyak plan. Ikuti sesuai dengan gaya dan tingkat kreativitas yang kalian miliki.

Bagi sebagian penulis mungkin dengan adanya plan akan memperlancar proses menulisnya. Namun, sebagian lagi menganggap bahwa plan bisa menjadi sekat. Meski kalian lebih memilih untuk memiliki plan, tetapi janganlah terlalu terpaku dengan semua rincian yang telah ditetapkan. Karena dikhawatirkan nantinya kreativitas kalian jadi terbatas.

3. Buat Skema: Menggambarkan Novel

Skema sangatlah bagus untuk menggambarkan ide atau gagasan dan memberi tujuan kecil yang hendak dicapai dalam usaha menyelesaikan tujuan yang besar. Namun, apabila kalian bisa menulis secara baik dengan tanpa panduan detail atau semacam skema, kalian boleh bebas menerima inspirasi serta tulis yang dirasa benar dan sesuai.

Dalam hal ini, skema bukanlah pengikut, melainkan panduan. Tujuannya, yaitu sebagai panduan awal dengan representasi visual yang menunjukkan alur cerita. Kerangka bisa saja berubah setelah dimulainya proses penulisan. Kalian diperbolehkan memperbaharui dan menyusun ulang skema selama proses. Terkadang, skema cenderung membantu setelah kalian menyelesaikan satu sampai dua konsep.

4. Pakai Penulisan Deskriptif

Coba pakai penulisan deskriptif guna memikat pembaca ke dalam cerita kalian. Penjelasan deskriptif atau berupa paragraf akan membantu pembaca dalam merepresentasikan tokoh dan latar dalam novel. Cara ini sekadar memberikan detail yang cukup untuk membangun daya khayal pembaca.

Maka dari itu, coba untuk berlatih menulis paragraf deskriptif yang mengintroduksikan setiap tokoh utama dan latar. Mulai dengan kalimat singkat, tetapi memikat yang menghadirkan fakta singkat dan menarik terkait tokoh atau latar cerita. Kemudian, kalian bisa menggunakan kalimat deskriptif yang hidup.

Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Menulis Novel dengan Bahagia

Sangat banyak orang yang ingin menulis, tetapi mengalami kesulitan. Mungkin hal ini seperti orang yang sangat banyak uang, tetapi bingung untuk menginvestasikannya. Terutama jika berhubungan dengan keraguan berinvestasi yang tepat dan terpercaya.

Namun, sesungguhnya menulis tidak sesulit mencari orang jujur dan tidak perlu merasa ragu untuk menuliskannya. Jangan membaca buku ini, jika merasa hanya membuang-buang waktu. Langsung saja menulis novel, lalu baca buku ini. Setelah itu, revisi kembali novelnya.

Selamat menulis novel dengan bahagia!

Selain dianjurkan untuk membuat dialog yang realistis, buatlah dialog yang memuat pengungkapan. Umumnya, novel terdiri dari dialog di antara tokoh yang mana kualitas dialog akan berpengaruh pada persepsi pembaca terkait kualitas dari novel.

Dialog cenderung kaku dan tidak realistis akan membuyarkan daya khayal mereka, sedangkan dialog yang logis juga menarik akan membuat mereka semakin terpikat.

Dialog yang bagus memanglah jadi tantangan bagi penulis, tetapi kalian dapat memulainya dengan menyimak pembicaraan orang lain, seperti mendengarkan obrolan orang lain dan amatilah bagaimana percakapannya berjalan, semakin majukah atau mendalam atau malah stagnan.

Coba bedah karakternya agar bisa membayangkan bagaimana mereka melakukan percakapan. Pastikan agar gaya dialognya sesuai dengan tokoh. Kemudian, jangan pula memakai dialog untuk menuangkan informasi pada pembaca. Alangkah baiknya, pakailah dialog untuk memanusiakan tokoh, menciptakan masalah atau konflik, dan membangkitkan alur cerita.

6. Jangan Abaikan Adegan Aksi

Jangan mengabaikan adegan aksi apapun itu genrenya. Sebagai contoh, novel dengan genre thriller mungkin akan memuat banyak aksi, akan tetapi genre roman pun demikian, hanya dibedakan dari jenis aksinya. Coba olah lagi adegan yang membawa para tokoh ke dalam masalah yang menegangkan. Apabila kalian membuat atau menciptakan tokoh yang tiga dimensi dan dapat dimengerti atau dipahami, mudah bagi kalian untuk menciptakan adegan aksi yang menarik pembaca.

Maka dari itu, sesuaikan gaya penulisan, kalian bisa membuat 8 hingga 10 adegan aksi penting, lalu mengolah dan mengembangkannya lagi berdasarkan aksi itu. Lalu, jangan ciptakan aksi tanpa adanya alasan. Namun, semua novel akan lebih menarik dan memikat dengan momentum penting yang melibatkan aksi kritis.

7. Tulis Konsep Awal (Permulaan)

Saat plan, skema, dan riset sudah dirasa cukup. Cobalah untuk mulai menulis konsep awal. Konsep awal novel tidaklah harus menarik perhatian karena yang terpenting selesai. Tidak perlu merangkai dengan bahasa yang sempurna dan jangan mengkhawatirkan konsep kasar atau tidaknya.

Buat komitmen untuk menulis sesuai schedule yang ditentukan dan hasilkan konsep awal. Buat tujuan sederhana untuk memotivasi diri, seperti menyelesaikan satu bab, beberapa halaman, atau sejumlah kalimat per harinya. Kalian juga dapat membuat tujuan jangka panjang, misalnya, komitmen menyelesaikan konsep awal dalam kurang setengah tahun.

Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Ingin Jadi Penulis Belajar Dari Penulis Best Seller

Buku ini memuat motivasi dan pengetahuan yang dapat menginspirasi Anda untuk melakukan kegiatan menulis. Siapa tahu kalian selanjutnya bisa menjadi penulis yang terkenal seperti Budi Dharma dengan novelnya, seperti Sapardi Djoko Damono dengan puisinya, seperti J.K. Rowling dengan buku best sellernya, atau seperti penulis muda berbakat  Erisca Febriani, Valerie Patkar, Almira Bestari, dan Najwa Shihab.

Metode Ketiga: Merevisi Konsep

1. Tulis Konsep Sesuai Kebutuhan Novel

Setelah menulis konsep awal, rehatlah selama beberapa pekan. Kemudian, baca lagi konsep awal yang sudah kalian rancang, bacalah seakan kalian pembaca. Tentukan di bagian mana yang membutuhkan uraian atau penjelasan lagi, bagian mana yang membosankan, bagian mana yang kurang menarik, dan sebagainya. Kemudian, pikirkan pula bagaimana cara merevisi novel dan membuat novel semakin menarik.

2. Sunting Konsep yang Dirasa Benar

Jangan khawatir akan proses penyuntingan sebelum kalian selesai menulis konsep yang berbobot. Kemudian, fokuskan perhatian dari segi kebahasaannya, seperti memotong kalimat atau paragraf yang tidak sesuai, memotong frasa repetitif, dan memperhatikan kalimat ambiguitas.

Hindari sikap ‘tidak rela’ pada tulisan, seperti menyayangkan untuk memotong paragraf indah, tetapi tidak menggerakkan cerita. Ambillah keputusan yang tepat dan ingat bahwa kalian bisa saja menggunakan alinea atau paragraf itu untuk novel berikutnya.

3. Meminta Saran dari Berbagai Sumber

Tunjukkan konsep yang kalian miliki kepada orang yang terpercaya, seperti sahabat atau keluarga. Jadi, kalian bisa terbiasa dengan perasaan bahwa nantinya akan ada orang yang membaca hasil karya tulis kalian. Apabila orang terdekat tidak bisa diandalkan untuk memberi saran jujur sebab mereka tidak ingin menyakiti perasaan kalian, coba cari saran dari orang luar, seperti melalui komunitas penulis, mengikuti pelatihan menulis, dan sebagainya.

4. Bila Berminat: Pelajari berbagai opsi Penerbitan

Tak sedikit penulis mengibaratkan novel pertama sebagai pembelajaran yang bisa membantu mereka untuk menulis fiksi berbobot di waktu mendatang. Namun, apabila kalian tidak ragu dengan novel tersebut dan ingin menerbitkannya, terdapat beberapa cara yang tersedia. Misalnya, kalian dapat memilih perusahaan penerbitan buku, penerbit buku digital, bahkan menerbitkan sendiri.

Kualitas setiap penerbitan memanglah beragam dan berbeda. Maka dari itu, sebelum memilih satu perusahaan penerbitan buku, coba untuk meminta beberapa sampel atau contoh agar kalian bisa melihat kualitas dari cetakan dan kertasnya.

Itulah informasi terkait Cara Menulis dan Membuat Novel. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun itu, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.

Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kalian, ya!

Penulis: Tasya Talitha Nur Aurellia

Sumber: dari berbagai sumber

Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Apa yang diperlukan agar semua unsur dapat disertakan ke dalam proses penulisan novel secara detail
Buku Latihan untuk Calon Penulis

Buku Latihan untuk Calon Penulis adalah sebuah buku catatan dengan konsep unik. Sangat cocok untuk mereka yang tertarik untuk belajar menulis. Di dalamnya, kalian akan menemukan beberapa tips menulis dari Puthut EA sekaligus disediakan lembar kosong untuk kalian mengasah keterampilan menulis secara langsung.

Ingat! Ini bukan buku panduan menulis. Ini semacam buku yang akan menemani kalian menulis.

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien