Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi kecelakaan adalah sebagai berikut :
Setiap menemukan korban yang baru mati dengan tidak sewajarnya tanpa mengetahui penyebab kematian, maka urutan langkah penanganan harus baku menurut urutan A, B, dan C sesuai kedaruratan penyebab kematian korban. Fraktur Tulang Paha Bagian Atas
Fraktur Tulang Paha Bagian Bawah
Fraktur Tungkai Bawah
Fraktur Tulang Leher
Luka Gigitan Anjing Gila Anjing gila bergerak tanpa tujuan dan tanpa arah sehingga sering menabrak dan menggigit sesuatu yang menghalanginya, tidak mengenal tuannya lagi, badan sedikit membungkuk dan ekor jatuh, lidah menjulur dan mengeluarkan lendir dan takut air. Penyakit anjing gila disebabkan oleh virus Rabies, dan penularannya ke anjing atau makhluk lainnya termasuk manusia adalah melalui ludah yang mengandung virus Rabies masuk kedalam darah lewat luka gigitan. Tindakan P3K :
Prinsip Dasar P3K
PertolonganPertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan atau Rumah sakit. P3k yang dimaksud yaitu memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan pertama yang lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. P3k diberikan untuk menyelamatkan korban, meringankan penderitaan korban, mencegah cidera atau penyakit yang lebih parah, mempertahankan daya tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang lebih lanjut. Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa peralatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan tetapi kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan. A. Prinsip Dasar Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya: 1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang 2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota. 3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dan sebagainya. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain. B. Sistematika Pertolongan Pertama Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah : 1. Jangan Panik 2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya. 3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban. 4.Pendarahan. 5. Perhatikan tanda-tanda shock. 6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru. 7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi, jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban. Namun pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis berdasar kepada DR CAB ,yaitu : 1) Danger (Bahaya) Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri. Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya. 2) Response (Respon) Pastikan Kondisi Kesadaran Korban Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk menunggu bantuan medis datang. 3) Compression (Tekanan pada Dada) – Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm). 4) Airway (Jalan Nafas) Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas. Cara melakukan metodeHead-tilt chin-lift yaitu: – Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.– Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban terbuka. 5) Breathing (Bernafas) Setelah jalan nafas terbuka,ju lanjutkan dengan pemberian 2 kali nafas bantuan dari mulut ke mulut. Perhatikan membusungnya dada korban untuk memastikan Volume tidal. Volume tidal adalah jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas, dimana volume tidal normal sesorang adalah 350-400ml. Adapun cara memberikan nafas bantuan sebagai berikut : – Pastikan jalan nafas korban masih dalan posisi terbuka dengan metode Head-tilt chin-lift sebelumnya. – Tekan hidung korban untuk memastikan tidak ada udara yang bocor melalui hidung, ambil nafas dengan normal lalu tempelkan mulut serapat mungkin pada mulut korban dan tiupkan nafas Anda melalui mulut. Lakukan dengan perbandingan 30:2 yaitu 30 kompresi dada dan 2 kali napas bantuan, sampai ada respon dari korban atau sampai bantuan medis tiba. Perlu diketahui, bahwa otak tidak boleh kekurangan oksigen lebih dari 4 menit terutama saat diketahui jantung seseorang berhenti. Itu artinya Anda hanya punya waktu kurang dari 4 menit untuk melakukan RJP atau CPR pada korban. Resusitasi jantung paru – paru (Cardio Pulmonary Resuscitation/CPR) Ini adalah langkah – langkah penyelamatan jiwa seseorang dimana denyut jantung telah berhenti. CPR adalah kombinasi dari masase jantung dari luar dan resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan CPR dengan seharusnya Anda sudah mengikuti latihan sehingga berkurang kemungkinan Anda melakukan kesalahan yang malah bertambah cedera pada penderita. Adapun susunan prioritas pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan yaitu pada korban: 1. Henti napas. 2. Henti jantung. 3. Pendarahan berat. 4. Syok ketidak sadaran. 5. Pendarahan ringan. 6. Patah tulang atau cidera lain. Tindakan penolong selama melakukan pertolongan pertama, harus di perhatikan pula: 1. Hindari memindahkan korban Memindahkan korban adalah hal yang sangat berbahaya jika tidak menguasai dengan baik teknik cara memindahkan korban. Hal in dapat menebabkan hal yang serius bahkan menambah buruk kondisi korban, terutama pada kasus cidera tulang belakang. 2. Jangan pernah ragu Lakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan dengan penuh keyakinan dan tiada ragu secara cepat dan tepat, karena keraguan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah mati. 3. Hubungi petugas yang berwenang Menghubungi orang atau petugas yang menguasai dengan baik teknik pertolongan pertama sebaiknya dilakukan sebaik mungkin. Adapun kasus-kasus kecelakaan atau gangguan dalam kegiatan alam terbuka berikut gejala dan penanganannya, yaitu sebagai berikut: A. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea. gejalanya: – Menguap berlebihan – Tak respon (beberapa menit) – Denyut nadi Perasaan limbung – Pandangan berkunang-kunang – Telinga berdenging – Nafas tidak teratur – Muka pucat – Lemas – Keringat dingin lambat Penanganan: – Baringkan korban dalam posisi terlentang – Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung – Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan – Beri udara segar – Periksa kemungkinan cedera lain – Selimuti korban – Korban diistirahatkan beberapa saat – Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan B. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan. gejala dan tanda dehidrasi: – Defisit cairan 5% dari berat badan – Penderita merasa haus – Denyut nadi lebih dari 90x/menit Dehidrasi sedang: – Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan – Nadi lebih dari 90x/menit – Nadi lemah – Sangat haus Dehidrasi berat: – Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan – Hipotensi – Mata cekung – Nadi sangat lemah, sampai tak terasa – Kejang-kejang Penanganan: – Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock – mengganti elektrolit yang lemah – Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada – Memberantas penyebabnya – Rutinlah minum jangan tunggu haus. C. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan. Gejala: – Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas – Terdengar suara nafas tambahan – Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher) – Irama nafas tidak teratur – Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis) – Kesadaran menurun (gelisah/meracau) Penanganan – Tenangkan korban – Bawa ketempat yang luas dan sejuk – Posisikan ½ duduk – Atur nafas – Beri oksigen (bantu) bila diperlukan D. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll. Gejala: – Kepala terasa nyeri/berdenyut – Kehilangan keseimbangan tubuh – Lemas Penanganan: – Istirahatkan korban – Beri minuman hangat – beri obat bila perlu – Tangani sesuai penyebab E. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan. Gejala: – Perut terasa nyeri/mual – Berkeringat dingin – Lemas Penanganan: – Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban – Beri minuman hangat (teh/kopi) – Jangan beri makan terlalu cepat F. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung. Gejala: – Nyeri di dada – Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk – Kadang sampai tidak merespon terhadap suara – Denyut nadi tak teraba/lemah – Gangguan nafas – Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung – Kepala terasa ringan – Lemas – Kulit berubah pucat/kebiruan – Keringat berlebihan Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang. Penanganan: – Tenangkan korban – Istirahatkan – Posisi ½ duduk – Buka jalan pernafasan dan atur nafas – Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan – Jangan beri makan/minum terlebih dahulu – Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya) G. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian. Gejala: – Seolah-olah hilang kesadaran – Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah) – Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas Penanganan – Tenangkan korban – Pisahkan dari keramaian – Letakkan di tempat yang tenang – Awasi H. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan. Gejala: – Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri – Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah – Kadang disertai pusing Penanganan – Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman – Tenangkan korban – Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung – Diminta bernafas lewat mulut – Bersihkan hidung luar dari darah – Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama Inilah beberapa contoh kasus – kasus kecelakaan atau gangguan kegiatan dialam terbuka, dan masih banyak lagi contoh – contoh dan kasus – kasus lainnya dialam terbuka. 1. Sarung tangan Lateks 2. Kacamata Pelindung 3. Masker Penolong 4. Masker Resusitasi Pemakaian APD tidak sepenuhnya dapat melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang harus dilakukan sebagai tindakan pencegahan, yaitu: 1. Mencuci Tangan 2. Membersihkan Peralatan. Peralatan Pertolongan Pertama 1. Penutup Luka – Kasa Steril – Bantalan Kasa 2. Pembalut, contoh: – Pembalut Gulung / Pipa – Pembalut Segitiga / Mitela – Pembalut Tubuler / Tabung – Pembalut Rekat / Plester 3. Cairan Antiseptik, contoh: – Alkohol 70% – Povidone iodine 10% 4. Cairan Pencuci Mata 5. Peralatan Stabilisasi, contoh: – Bidai – Papan Spinal Panjang – Papan Spinal Pendek 6. Gunting Pembalut 7. Pinset 8. Senter 9. Kapas 10. Selimut. 11. Kartu Korban 12. Alat Tulis 13. Oksigen 14. Tensimeter dan Stetoskop 15. Tandu Semua Peralatan diatas kecuali yang berukuran besar, dapat dimasukkan ke dalam tas atau sejenisnya. Daftar peralatan di atas tidaklah harus selalu sama, dapat bervariasi tergantung dari kemampuan penolong dan juga ketersediaan peralatan tersebut. Catatan : Sebagai Pelaku Pertolongan Pertama, kita harus mampu berimprovisasi mempergunakan bahan atau peralatan yang ada jika terjadi kekurangan atau ketiadaan peralatan tersebut, sehingga korban bisa ditolong dengan maksimal. |