Sebutkan beberapa contoh fenomena geografi yang dapat menjadi sumber data SIG

Informasi Geografis merupakan data yang ditempatkan dalam konteks ruang dan waktu. Nah, Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information Sistem (GIS) sendiri merupakan sistem berbasis komputer yang biasanya digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisa informasi geografis. 

Sebelum adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) ini, sejumlah informasi permukaan bumi disajikan dalam peta yang dibuat secara manual. Hadirnya SIG dapat mengolah komponen peta tersebut dalam komputer, kemudian hasilnya berupa peta digital.

SIG dapat menggabungkan berbagai jenis data pada satu titik tertentu yang ada di bumi, menghubungkannya, menganalisanya, hingga memetakan hasilnya. Data yang diolah oleh sistem ini adalah data spasial yakni data yang berorientasi pada geografis. Selain itu juga merupakan lokasi yang mempunyai koordinat tertentu.

Hal tersebut sebagai dasar referensi analisa dan pemetaan hasilnya. Karena itu, aplikasi SIG ini dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang geografis bumi seperti lokasi, kondisi, pola, pemodelan, serta tren. Kemampuan ini yang membedakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan sistem informasi lainnya.

SIG sendiri dikenalkan di Indonesia pada 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem Informasi Geografi atau Geographic Information System sendiri setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa, Kanada pada 1967.

Awalnya, sistem ini merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada. Caranya, dengan memetakan beberapa informasi seperti tanah, alam bebas, pariwisata, pertanian, unggas, pada skala 1:250.000.

Jenis Data dari Sistem Informasi Geografis

Paling tidak ada 4 jenis data yang dikenal dalam Sistem Informasi Geografis, yakni:

Data ini merepresentasikan dan/atau mengidentifikasikan posisi ruang (letak geografis) dari suatu fenomena. Contoh data spasial seperti letak suatu daratan, informasi garis lintang dan garis bujur, kepulauan, sumber minyak, hutan, sumber gas alam, pegunungan, serta lainnya.  Data spasial ini dapat digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi, misalnya Kode Pos.

Data atribut merupakan data yang menjabarkan aspek dari suatu fenomena dalam bentuk deskripsi atau penjelasan yang terperinci. Data ini tergambar dalam bentuk kata-kata, angka, serta tabel. Data atribut yang dapat dijumpai pada data kepadatan penduduk, data luas wilayah, jenis-jenis tanah, data demografis, dan sebagainya.

Data vektor adalah data yang direpresentasikan sebagai suatu mozaik berupa titik/point, garis (arc/line), polygon yaitu daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama, serta nodes yaitu titik perpotongan antara dua garis. Kegunaan data vektor ini untuk menganalisa ketepatan posisi pada suatu wilayah atau mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.

Data raster atau sering juga disebut dengan sel grid merupakan data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Resolusi pada data raster tergantung pada ukuran pixelnya. Nah, dengan kata lain resolusi menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.

Manfaat Penggunaan SIG

Manfaat umum penggunaan Sistem Informasi Geografis ini yaitu dapat memudahkan kita dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang lebih baik, pemrosesan data yang lebih cepat, dan mendapatkan hasil analisa yang lebih akurat.

SIG dapat menghubungkan data spasial seperti letak geografis dan astronomis dengan data non spasial, sehingga para pengguna sistem ini dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara dan metode. Dengan menggunakan SIG, di mana data tersimpan dalam bentuk digital, data ini dapat tersimpan lebih padat dibanding bentuk cetak, tabel, atau lainnya sehingga dapat meringankan biaya produksi dan mempercepat pengerjaannya.

Paling tidak ada 2 keunggulan penggunaan Sistem Informasi Geografis ini, yaitu:

Analisa Proximity ini merupakan analisa geografis yang berbasis pada jarak dan layer. Di mana dengan analisa ini kita dapat melihat jarak tertentu suatu lokasi untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada.

Analisa Overlay merupakan proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda. Untuk menganalisa suatu keadaan, diperlukan lebih dari satu layer yang berbeda dan disusun secara fisik agar dapat dianalisa secara visual.

Tujuan Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG)

  1. Di lingkup individu: SIG sangat efektif membantu proses pembentukan, pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap orang yang berdampingan dengan dunia nyata.
  2. Di lingkup pendidikan: SIG efektif digunakan sebagai alat bantu utama dalam usaha meningkatkan pemahaman, pengertian dan pembelajaran mengenai ide atau konsep sebuah lokasi, ruang, kependudukan dan informasi geografis lainnya.
  3. Di lingkup penelitian: SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan akurat terhadap suatu masalah nyata yang terkait dengan data spasial permukaan bumi. Selain itu, SIG juga memiliki kemampuan yang baik dalam memvisualkan data spasial. Sehingga mempermudah dalam modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang diperlukan untuk menggambarkan unsur-unsur permukaan bumi. Pengguna juga dapat menginterpretasikan data yang didapat melalui SIG secara manual.

Sumber Data Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sumber data dari SIG bisa didapat dari:

  • Data lapangan, di mana data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan pengamatan atau observasi di lapangan dengan cara mengukur dan menghitungnya.
  • Data peta seperti posisi geografis Indonesia, data ini diperoleh dari informasi yang tercetak pada peta/film.
  • Data penginderaan jauh, yang merupakan data hasil pengamatan dari citra satelit atau foto udara.

Demikian penjelasan mengenai Sistem Informasi Geografis. Semoga bermanfaat.

Listyo Yuwanto

Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Salah satu bentuk mitigasi bencana adalah adanya data yang terintegrasi tentang bencana sehingga dapat disusun atau dirancang bentuk mitigasi bencana yang sesuai. Data yang terintegrasi mengenai bencana meliputi:

  1. Data fenomena bencana yang terjadi seperti erupsi, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan bencana lainnya

  2. Data lingkungan lokasi bencana meliputi topografi, geologi, vegetasi dan lain-lain

  3. Data berbagai unsur yang mengalami kerusakan seperti infrastruktrur, pemukiman penduduk, data sosial, ekonomi, dan data demografi lainnya

  4. Data sumber daya bantuan darurat seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor pemerintah, kantor polisi, dan sebagainya

Data-data tentang bencana tersebut bervariasi dan terintegrasi menjadi satu sistem informasi yang disebut dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga dapat dimanfaatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mitigasi bencana termasuk masyarakat yang saat ini dituntut untuk lebih siap dalam menghadapi bencana.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data atau informasi geografis. Data dalam Sistem Informasi Geografis berasal dari berbagai sumber, misalnya hasil pemetaan pemerintah, sensus penduduk, hasil penelitian, ataupun citra foto atau satelit.

Pemetaan pemerintah, sensus penduduk, hasil penelitian, citra foto atau satelit bertujuan mengumpulkan data dengan menggunakan penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses untuk mendapatkan data atau mengetahui suatu objek menggunakan sensor alamiah (mata telinga, hidung, lidah, dan kulit) dan sensor buatan (kamera, sonar, magnetometer, radiometer, scanner, atau satelit).

Data yang berasal dari citra foto atau satelit (sistem spaceborne) merupakan produk dari penginderaan jauh. Penginderaan jauh adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data objek, dareah, fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa menyentuh langsung objek tersebut.

Penginderaan jauh memiliki kelebihan dalam prosesnya antara lain citra menggambarkan objek di permukaan bumi dengan bentuk, wujud, dan letak yang sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah luas, dan sifat gambar yang permanen, citra dapat menggambarkan tiga dimensi yang memungkinkan pengukuran tinggi dan volume, citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya, dan citra dapat dibuat cepat walaupun objeknya sulit dijangkau

Mengacu pada kelebihan-kelebihan penginderaan jauh, maka penginderaan jauh juga dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan untuk tujuan strategis salah satunya pemetaan daerah bencana. Penginderaan jauh dapat mengunakan satelit sebagai wahananya, terdapat beberapa satelit penginderaan jauh dari beberapa negara untuk mendapatkan data mengenai cuaca, iklim, dan bencana. Beberapa satelit yang ada antara lain RADARSTAT (Kanada), LANDSTAT, IKONOS, NOAA, Quickbird (Amerika Serikat), MOS dan JERS (Jepang), IRS (India), SPOT (Prancis).

Pada beberapa fakta penginderaan jauh dapat merekam adanya perubahan di daerah tektonik sebelum terjadinya gempa meskipun penggunaan penginderaan jauh untuk memprediksi terjadinya gempa bumi. Beberapa sensor untuk penginderaan jauh dapat menggunakan PAN (PAN Numeric), MTS (Multipactual Thermal Biod), SAR (Syabaric Apecture Radar), OPS (Optical), AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer), dan sensor lainnya.

Sebagai contoh Satellite Laser Ranging (SLR) dan Very Long Base Baseline Interferometry (VLBI) dengan sarana GPS dapat digunakan untuk memantau gerakan patahan. Sensor Inframerah Thermal seperti Advanced Very High Resolution Radiometer (AVHRR) pada citra satelit National Oceanic dan Atmospheric Administrasi (NOAA) dapat merekam perubahan panas bumi di daerah tektonik (emisitas). Hal ini didasari prinsip di daerah tektonik aktif maka tekanan dapat meningkat dan berdampak pada suhu meningkat. Beberapa hasil penelitian menunjukkan sebelum terjadi gempa terjadi anomali panas dengan perubahan suhu di daerah tersebut.

Penginderaan jauh dapat digunakan sebagai sumber data yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Geografis yang sangat bermanfaat dalam mitigasi bencana. Sistem informasi geografis dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan data satelit penginderaan jauh dengan data-data yang dibutuhkan dan relevan dengan bencana. Secara praktis bermanfaat untuk desain sistem peringatan dini bencana, perencanaan rute evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana, perencanaan kawasan rawan lokasi bencana, relokasi pemukiman penduduk, dan fungsi praktis lainnya.