Alat-alat bantu yang digunakan dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan

5.ToleransiToleransidalamperakitandipertimbangkanberdasarkanpasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebihbesar. Toleransi untuk pasangan ini dikenal dengan istilah interchangeability( sifat mampu tukar). Patokan dasar dalam perakitan harusditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai yanglain.6.Bentuk / tampilanTampilan suatu produk sangat mempengaruhi terhadap nilai jualproduk itu sendiri. Tampilan pada dasarnya diawali dari gambarnyaatau desainya. Tampilan disesuaikan dengan penggunaan kontruksi dilapangan

277.ErgonomisErgonomis yang dimaksudkan dalam perakitan ini adalahkesesuain antara produksi dengan kenyamanan si pemakai (end user).Artinya apabila produk ini digunakan tidak menimbulkan cepat letih,membahayakan,membosankandansebagainya.Finishingataupekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam prosesperakitan.Finishingini akan memberikan tampilan terhadap nilai jualproduk.2.9.2. Prosedur perakitan suatu alatLangkah perakitan untuk berbagai komponen mesin ini di persiapkanmenuurut langkah persiapan, pelaksanaan danfinishing.1.Persiapan2.Menyiapkan alat bantu3.Alat bantu di pilih yang sesuai dengan kontruksi yang dirakit4.Pelaksanaan5.Menentukan teknik untuk mengikat/menyambung antara komponen6.Komponen-komponen yang terakit, diperiksa posisinya, meliputi :kesikuan, kerataan dan kelurusan sesuai spesifikasi.7.Posisi yang dibutuhkan untuk merakit kompone-komponen dalam halkesikuan, kerataan, kelurusan dapat menentukan garis acuan(datum line)jika diperlukan8.Apabila di perlukan, garis acuan (datum line) yang sesuai ditandai denganbenar sesuai fadilitas perakitan.9.Perlengkapan perakitan dan alat-alat yang diperlukan distel dan dipakai.10.Finishing11.Perakitan diperiksa secara visual dan ukurannya disesuaikan.

282.9.3. Metode praktikan1. MetodeCascadeMetodeCascadeadalah metode perakitan komponen dengan langkahyang berurutan. Pada prinsipnya metode ini banyak di gunakan systempenggabungan antara komponen dengan menggunakan rivet atau paku keeling.Proses rivet ini dengan menggunakan alat sederhana yakin perangkat penembakpaku. Alat ini menjepit paku yang sudah dimasukkan dalam lobang hasilpengeboran pelat yang akan disambung. Selanjutnya alat ini ditekan secarabrtahap sampai batang paku putus.2.Metode kesimbanganMetode kesimbangan dalam perakitan merupakan proses penyambungankomponen-komponen dengan menggunakanspot welding. Penggunaanperkakitan dengan las spot ini sangat banyak digunakan untuk penyambunganpelat-pelat tipis. Aplikasi proses penyambungan denganspot weldinginidigunakan di industri mobil dan kerta api juga industri pesawat terbang yangmenggunakna bodinya dari bahan pelat-pelat tipis. Keseimbangan yangdimaksudkan dalam proses ini adalah posisi sambung di beberapa titik harusdilakukan secara seimbang.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 30 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Perakitan adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu konstruksi yang diinginkan. Komponen-komponen pelat yang akan dirakit pada komponen utama ditempatkan pada tempat-tempat yang telah diberi tanda sebelumnya yaitu pada proses penandaan. Kemudian komponen-komponen pelat tersebut dilas dengan ukuran dan tipe las yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.

Alat-alat bantu yang digunakan dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan

Gambar 8. Proses perakitan

Proses perakitan untuk komponen-komponen yang dominan terbuat dari pelat-pelat tipis dan pelat tebal ini membutuhkan teknik-teknik perakitan tertentu yang biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor-faktor yang paling berpengaruh adalah :

a.         Jenis bahan pelat yang akan dirakit

Setiap jenis bahan mempunyai sifat-sifat khusus dari bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan perakitan jenis bahan sebelumnya harus diketahui sifat-sifatnya. Sebab dengan diketahuinya sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode penyambungan. Misalnya jenis bahan aluminium yang akan dirakit mempunyai kesulitan apabila dilas, untuk itu dicari alternatif lain untuk proses penyambungan yakni dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan proses kerja yang lebih mudah dan efisien.

b.        Kekuatan yang dibutuhkan untuk konstruksi perakitan

Pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu konstruksi, sebaiknya telah dihitung sewaktu merencanakan konstruksi sambungan yang akan dikerjakan. Hal ini dengan mempertimbangkan untuk apa konstruksi itu digunakan dengan dasar ini maka kita dapat memilih metode penyambungan dalam perakitan. Dasar pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang mudah dan sesuai untuk kekuatan konstruksi sambungan yang diminta.

c.         Pemilihan metode penyambungan yang tepat

Pemilihan metode penyabungan ini sangat erat hubungannya dengan jenis bahan dan kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Sebab setiap metode penyambungan mempunyai keistimewaan tersendiri. Apabila kita salah dalam memilih metode penyambungan, maka akibatnya komponen yang kita rakit kurang baik hasilnya atau kemungkinan rusak. Seperti pada penyambungan komponen dari pelat baja tipis, jika menggunakan sambungan las pelat akan dapat tersambung kuat dan rapat. Sebaliknya, pelat akan melengkung akibat pengaruh panas pengelesan. Pemilihan metode keling (riveting) atau las tahanan mungkin lebih baik hasilnya dari pengelasan biasa.

d.        Pemilihan metode penguatan pelat yang tepat

Penguatan pelat bertujuan untuk memberikan kekakuan pada pelat yang mengalami proses pembentukan. Karena bahan dasar pelat ini relatif tipis, maka biasanya dibutuhkan penguatanpenguatan pada pelat baik pada tepi maupun bodi. Pemilihan penguatan ini disesuaikan dengan bentuk konstruksi yang dihasilkan. Seperti contoh dalam pembuatan silinder dari bahan pelat tipis maka tepi silinder akan menghasilkan ketajaman dan mudah lentur, maka kodisi ini akan memberikan pertimbangan untuk menambah kawat pada tepi silinder tersebut. Penambahan kawat dengan lipatan ini akan memberikan tepi pelat menjadi tidak tajam dan kuat.

e.         Penggunaan alat-alat bantu perakitan

Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan berdasarkan bentuk-bentuk konstruksi. Konstruksi yang terdiri dari jumlah komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu ini terutama dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat dalam jumlah yang relatif besar. Alat-alat bantu sederhana yang dibutuhkan diantaranya klem penjepit, mal-mal dan sebagainya.

f.         Toleransi yang diinginkan untuk perakitan

Toleransi dalam perakitan dipertimbangkan berdasarkan pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar. Toleransi untuk pasangan ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat mampu tukar). Patokan dasar dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.

g.        Ketepatan bentuk akhir dari benda kerja sesuai dengan gambar kerja

Tampilan suatu produk sangat mempengaruhi terhadap nilai jual produk itu sendiri. Tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau desainnya. Tampilan disesuaikan dengan penggunaan konstruksi di lapangan.

h.        Finishing

Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses perakitan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk.


Dasar pentingnya teknik perakitan untuk pembuatan suatu konstruksi dari bahan pelat–pelat tipis ataupun pelat tebal ini adalah harus mempertimbangkan faktor–faktor di atas, jika faktor ini diabaikan maka kemungkinan hasil perakitan kurang baik dan kemungkinan yang lebih fatal lagi adalah konstruksi hasil perakitan akan rusak.

Penulis : Rahmat Azis Nabawi, S.Pd


Page 2