Yang dilakukan jamaah haji pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah adalah

Yang dilakukan jamaah haji pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah adalah

Ilustrasi ibadah haji /dok

GALAMEDIA - Pada 10 Dzulhijjah, seorang jamaah haji harus melakukan beberapa hal. Dimana usai bermalam di Muzdalifah, sejak subuh, jamaah haji diatur untuk menuju Mina.

Di Mina jamaah haji akan melempar batu kerikil (jumrah) di pilar (jamarat) dengan tujuh batu masing-masing.

Jamaah haji melempar batu ke masing-masing tiga pilar seraya berseru Allah Maha Besar yang melambangkan setan pada hari pertama Idul Adha.

Baca Juga: Sandi Zoom Meeting Bisa Dipecahkan Dalam Hitungan Menit

Kemudian, jamaah haji mengorbankan seekor hewan, memakan sebagian daging kurban dan menyumbangkan sebagian lainnya untuk orang miskin, dan mencukur rambutnya sebagai tanda akhir masa ihram.

>

Setelah itu, seperti dilansirkan Antara dari Saudi Press Agency, Jumat, 31 Juli 2020, jamaah haji menuju ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf ifadah yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali yang menjadi rukun haji.

Setelah tawaf, diperbolehkan bagi jamaah haji untuk bebas dari semua pembatasan ihram, sebelum kembali ke Mina, untuk tinggal dua hingga tiga hari ke depan. ***

Yang dilakukan jamaah haji pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah adalah

Ilustrasi berdoa ketika hendak makan. Ada beberapa amalan yang dianjurkan di hari tasyrik. /Pexels.com/Monstera

PORTAL JEMBER - Hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Hari tasyrik juga diartikan sebagai hari penuh kemuliaan.

Tasyrik merupakan hari di mana menikmati makanan dan minuman dan hari di mana jamaah haji melakukan lempar jumrah.

Baca Juga: Arti Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal, Ustadz Khalid Basalamah Memberikan Penjelasan

>

Selain itu, hari tasyrik merupakan hari di mana umat Islam sibuk menyembelih kurban.

Ada beberapa amalan yang dianjurkan di hari tasyrik.

Tentu, jika melakukan amalan tersebut tentu Allah memberikan pahala yang besar.

Berikut 4 amalan yang dianjurkan di hari tasyrik dikutip PORTAL JEMBER dari salah satu video yang diunggah di kanal YouTube Yufid.TV - Pengajian & Ceramah Islam pada 10 September 2016.

Sumber: Youtube Yufid.TV Pengajian dan Ceramah Islam

Jakarta -

Saat momen perayaan Idul Adha seperti ini, istilah hari tasyrik akrab terdengar di telinga kita. Nah para siswa, apa itu sebenarnya hari tasyrik?

Dilansir dari buku yang bertajuk Dahsyatnya Puasa Wajib & sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, hari tasyrik adalah hari untuk makan, minum, dan mengingat Allah. Hari tasyrik tersebut jatuh setiap tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah atau tepatnya tiga hari setelah Idul Adha. Tidak heran bila hari tasyrik selalu disebut-sebut dalam momen Hari Raya Idul Adha.

Menurut kalender Masehi pada tahun 2021, tanggal 21-23 Juli 2021 merupakan hari tasyrik. Senada dengan definisi yang sudah disebutkan sebelumnya, Rasulullah Muhammad SAW melarang umatnya untuk berpuasa pada hari-hari tasyrik. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Nabisyah Al Hadzali, Rasulullah bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari untuk makan, minum, dan berdzikir kepada Allah," (HR. Muslim).

Hari tasyrik juga disebut sebagai hari-hari penyempurna yang bersamaan dengan persyariatan takbir setelah sholat dan persyariatan kurban. Hal ini disebutkan dalam buku 5 Amalan Penyuci Hati karya Ali Akbar bin Aqil dan Abdullah.

Dalil Hari Tasyrik

Dalil lainnya dari Amr ibn 'Ash, ia meriwayatkan, "Bahwa hari-hari tasyrik merupakan hari ketika Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berbuka dan melarang kita untuk puasa,"

Diceritakan pula dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW mengutus Abdullah bin Hudzafah untuk berkeliling Mina dan menyeru:

لَا تَصُومُوا هَذِهِ الْأَيَّامَ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ، وَذِكْرِ اللَّهِ، عز وجل

Artinya: "Janganlah kalian puasa pada hari-hari ini (hari tasyrik) karena hari-hai itu merupakan hari-hari untuk makan, minum, dan dzikir kepada Allah Azza wa Jalla," (HR. Ahmad)

Meskipun terdapat larangan untuk berpuasa, Rasulullah membolehkan untuk melakukan penyembelihan hewan kurban pada hari tasyrik. Hal ini sesuai dengan hadits dari Jubair bin Muth'im RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ كُلُّهَا ذَبْحٌ

"Di setiap hari tasyrik adalah penyembelihan," (HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami').

Artinya, menyembelih hewan kurban pada hari tasyrik dinilai sebagai ibadah kurban (udhiyyah) atau sama seperti menyembeli pada Hari Raya Idul Adha. Sebagian dagingnya boleh dimakan dan disimpan, sebagian lainnya harus dibagikan kepada orang lain.

Lantas, apa saja amalan yang bisa dilakukan pada hari tasyrik?

Amalan Hari Tasyrik

Berikut ini beberapa amalan yang dapat dilakukan di hari tasyrik, di antaranya adalah:

1. Berzikir dengan bertakbir setelah sholat wajib;

2.. Memperbanyak doa sapu jagat

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Bacaan latin: Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina 'adzaban naar

Artinya: "Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."

Nah para siswa, jangan salah menjawab ya kalau ada soal mengenai apa itu hari tasyrik?

Simak Video "Silaturahmi Senior Golkar Usai Peresmian Masjid Baru di Markas Partai"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)

Ini Tata Cara Ibadah Haji yang Perlu Kamu Ketahui

Yang dilakukan jamaah haji pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah adalah

Diterbitkan pada 18 Sep 2020

Siapa saja yang melakukan ibadah haji di Tanah Suci pasti berharap menjadi haji mabrur. Salah satu kiat menjadi haji mabrur adalah melaksanakan semua rangkaian haji, mulai dari rukun, wajib, dan sunnah haji sesuai tuntunan syariat.

Dalam rangkaian ibadah haji, jemaah melakukan sejumlah amalan di antaranya wukuf, mabit, thawaf, sa'i, dan amalan-amalan lainnya. Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui dalam pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci:
 

1. Rukun Haji

Dalam pelaksanaan ibadah haji, jemaah harus memenuhi enam rukun haji agar ibadahnya sah. Rukun haji wajib dipenuhi dan tidak bisa diganti dengan amalan lain maupun dengan membayar dam atau denda.

Enam rukun haji yaitu:

1. Ihram 2. Wukuf di Arafah 3. Tawaf Ifadah 4. Sa'i 5. Bercukur

6. Tertib, sesuai urutannya.

Jika salah satu dari enam rukun haji itu tidak dilaksanakan, maka ibadah haji dianggap tidak sah.
 

2. Wajib Haji

Wajib haji merupakan amalan-amalan yang harus dilakukan dalam rangkaian ibadah haji. Jika salah satu tidak dilakukan, ibadah haji seseorang tetap sah, tetapi ia harus menggantinya dengan membayar dam. Apa saja yang termasuk dalam wajib haji? Berikut ini lima wajib haji yang harus dilakukan jemaah haji:

1. Ihram, yakni niat berhaji dari miqat 2. Mabit di Muzdalifah 3. Mabit di Mina 4. Melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah 5. Thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah)

3. Ritual Ibadah Haji

Puncak ibadah haji ditandai dengan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah atau biasa disebut sebagai hari Arafah. Karena termasuk rukun haji, jemaah yang tidak mengerjakan wukuf di Arafah berarti dianggap tidak mengerjakan haji. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi:

"Haji itu hadir di Arafah. Barangsiapa yang datang pada malam hari jam’in (10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji." (HR. At-Tirmidzi dari Abdurrahman bin Ya’mar RA).

Dalam buku panduan Kementerian Agama, rangkaian ibadah sebelum wukuf, saat wukuf, hingga setelah wukuf disebut dengan ritual haji dan dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah. Para jemaah berangkat menuju Arafah mulai pukul 07.00 waktu Arab Saudi pada tanggal 8 Dzulhijjah, atau disebut sebagai hari tarwiyah, dengan menaiki bus. Dalam perjalanan dari Makkah menuju Arafah, jemaah disarankan untuk senantiasa berzikir, membaca talbiyah, shalawat, maupun berdoa.

a. Wukuf di Arafah

Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah setelah matahari tergelincir dan berakhir saat terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Wukuf berarti berhenti, diam tanpa bergerak, dan dilakukan dalam suasana tenang. Saat wukuf, seluruh jemaah haji berkumpul di Arafah.

Selama wukuf, kegiatan yang dilakukan jemaah di antaranya mendengarkan khutbah wukuf, memperbanyak zikir, membaca Al Quran, dan memanjatkan doa. Wukuf bisa dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, setelah khutbah wukuf dan shalat jamak qashar taqdim Zuhur dan Ashar.  

b. Mabit di Muzdalifah

Mabit artinya bermalam. Mabit di Muzdalifah atau bermalam di Muzdalifah dilakukan oleh jemaah haji pada tanggal 10 Dzulhijjah. Muzdalifah merupakan daerah yang terletak di antara Arafah dan Mina. Jemaah haji mengumpulkan batu kerikil di tempat ini dan nantinya digunakan untuk melempar jumrah. 

c. Mabit di Mina

Mabit di Mina juga wajib dilakukan jemaah haji. Salah satu yang dilakukan di Mina adalah melontar jamrah atau jumrah. Bermalam di Mina dilakukan pada tanggal 11-12 Dzulhijjah atau dua malam hingga 13 Dzulhijjah.

d. Melontar jumrah

Melontar jumrah hukumnya wajib. Ibadah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan pada hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Melontar jumrah dilakukan dengan melontar batu kerikil ke arah jamrah Sughra, Wustha, dan Kubra dengan niat mengenai obyek jamrah (marma) dan kerikil masuk ke dalam lubang marma. Bagi yang tidak melakukannya, mereka harus membayar dam (denda) atau fidyah. 

e. Tawaf Ifadhah

Tawaf Ifadhah dilakukan jemaah haji setelah pulang dari Mina pada tanggal 12 atau 13 Dzulhijjah atau setelah Wukuf di Arafah. Tawaf Ifadhah dilakukan dengan mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali dan tidak ada jam tertentu.

f. Sa'i

Sai'i merupakan rukun haji sehingga wajib dilakukan oleh jemaah haji. Sa'i dilakukan dengan berjalan dari Safa ke Marwah dan kembali lagi sebanyak tujuh kali. Perjalanan dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah, dengan syarat dan cara-cara tertentu. Pada saat jemaah haji berjalan menuju Safa, ia akan menghadap Kabah dan membaca takbir dan tahlil. Setelah itu jemaah haji bisa berjalan menuju Marwah sambil berzikir dan berdoa.

g. Tawaf Wada'

Tawaf Wada' dikenal juga dengan tawaf perpisahan. Tawaf ini dilakukan ketika jemaah akan meninggalkan Makkah untuk kembali ke negaranya masing-masing. 

Itulah tata cara ibadah haji yang penting untuk kamu pahami sebelum berangkat. Dengan memahami tata cara ibadah haji, semoga ibadah haji bisa kamu jalankan dengan lancar dan menjadi haji mabrur. Yuk, persiapkan diri kamu untuk menjadi Haji Muda bersama Principal Indonesia!