Anak perempuan tersebut tidak akan menderita hemofilia karena gen normal dari ibunya jauh lebih dominan dibanding dengan gen yang bermasalah dari ayahnya. Maka, anak perempuan tersebut hanya akan menjadi carrier dari gen yang berpotensi menjadi penyebab hemofilia. Show
Akan tetapi, perempuan tersebut memiliki kemungkinan mewariskan gen yang bermutasi pada anaknya kelak. Peluang anaknya akan menjadi carrier atau justru mengidap hemofilia akan tergantung jenis kelamin anaknya nanti. Pada dasarnya, terdapat 4 kunci utama yang menjelaskan risiko seorang anak terlahir dengan hemofilia, yaitu:
Oleh karena penyakit hemofilia memengaruhi kromosom X saja, dan laki-laki hanya memiliki 1 kromosom X, umumnya laki-laki tidak menjadi carrier atau pembawa sifat. Berbeda dengan perempuan yang memiliki dua kromosom X, sehingga berpeluang untuk normal, carrier, atau memiliki hemofilia. Ayah menderita hemofilia, ibu tidak memiliki hemofilia dan bukan carrierApabila ayah memiliki gen yang bermutasi dan mengidap hemofilia, tetapi gen yang dimiliki ibu seluruhnya dalam keadaan sehat dan normal, anak laki-lakinya kelak dipastikan tidak akan mengidap hemofilia ataupun menjadi carrier. Namun, jika yang dimilikinya adalah anak perempuan, kemungkinan anak perempuannya akan lahir dengan membawa gen penyebab hemofilia, alias carrier. Ayah tidak menderita hemofilia, ibu carrierPada kasus ini, jika bayi mendapat kromosom Y dari ayahnya, bayi yang terlahir akan berjenis kelamin laki-laki. Anak laki-laki akan mendapatkan kromosom X dari ibunya yang seorang carrier. Namun, peluang anak laki-laki tersebut untuk mendapatkan gen yang bermasalah dari ibunya (menjadi carrier) adalah sekitar 50%. Sementara itu, bayi perempuan yang lahir dari ayah yang sehat akan mendapatkan kromosom X yang sehat pula dari ayahnya. Akan tetapi, karena ibunya seorang carrier, anak perempuan tersebut juga memiliki 50% peluang menjadi carrier dari gen penyebab hemofilia. Ayah menderita hemofilia, ibu adalah carrierApabila seorang ayah yang menderita hemofilia menurunkan kromosom Y ke bayinya, anak tersebut akan terlahir dengan jenis kelamin laki-laki. Bayi laki-laki tersebut akan mendapat kromosom X dari ibu yang merupakan carrier. Jika kromosom X yang diturunkan dari ibu mengandung mutasi genetik, bayi laki-laki tersebut akan mengidap hemofilia. Sebaliknya, jika yang diturunkan oleh sang ibu adalah kromosom X yang sehat, bayi laki-laki tersebut akan memiliki gen pembekuan darah yang normal, alias sehat. Hal yang sedikit berbeda terjadi pada bayi perempuan. Bayi perempuan sudah pasti mendapatkan kromosom X dari ayah yang mengidap hemofilia, maka ia akan menjadi carrier dari gen yang bermutasi tersebut.
Tubuh manusia normal mempunyai sistem pertahanan yang baik sehingga memungkinkan untuk mengatasi masalah infeksi atau luka yang terjadi pada tubuh. Misalnya pada saat terjadi luka pada bagian tubuh. Pada kondisi normal, seorang yang mengalami luka akan pulih sendiri dalam kurun waktu tertentu. Bagian tubuh yang mengalami luka akan segera tertutup karena adanya kemampuan darah dalam membentuk benang – benang fibrin yang menutup luka. Namun, mekanisme pembekuan darah tersebut tidak dimiliki oleh semua orang. Beberapa orang tidak memiliki mekanisme pembekuan darah yang baik sehingga luka tidak dapat tertutup secara baik. Penyakit ini disebut hemofilia, sebuah kelainan yang terjadi pada susunan genetik seseorang. Hemofilia termasuk penyakit keturunan dari orangtua pembawa gen sifat hemofilia. Penurunan sifat hemofilia ini dikendalikan oleh gen resesif (h) yang terpaut kromosom X dari ibu. HemofiliaHemofilia adalah nama dari sebuah penyakit yang ditandai dengan darah yang sukar membeku saat ada bagian tubuh mengalami luka. Seorang yang terlahir dengan hemofilia memiliki kekurangan faktor pembekuan darah. Oleh karena itu hemofilia tidak dapat dihindari. Seorang yang memiliki sifat hemofilia perlu kewaspadaan lebih dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak terluka. Gejala yang dialami penderita hemofilia ada beberapa macam seperti pendarahan yang sulit berhenti, kulit mudah memar, kesemutan, serta nyeri ringan pada lutut, siku, dan pergelangan kaki. Beberapa pendertita hemofilia tingkat berat dapat mengalami pendarahan secara spontan tanpa ada luka sebelumnya. Berdasarkan tingkat keparahannya, hemofilia dapat dibagi menjadi tiga yaitu ringan, sedang, dan berat.
Penderita hemofilia lebih sering didapati pada laki – laki. Kondisi ini dikarenakan hemofilia diwariskan melalui mutasi genetik pada kromosom X dari ibu. Sorang laki – laki yang mendapat sifat hemofilia dari ibu akan langsung mengalamli hemofilia. Sedangkan seorang perempuan yang mendapat sifat hemofilia belum tentu memiliki hemofilia. Namun, seorang perempuan dengan sifat hemofilia mungkin menjadi pembawa sifat (carrier). Kasus hemofilia jarang ditemui pada perempuan, biasanya perempuan hanya menjadi pembawa gen hemofilia melalui kromosom X. Perempuan yang memiliki gen hemofilia di salah satu kromosom X tidak akan menderita penyakit hemofilia. Gen hemofilia bersifat resesif, satu kromosom X pada perempuan carrier dapat mencukupi pembentukan faktor pembekuan darah. Baca Juga: Mekanisme Pembekuan Darah Bagaimana cara penurunan sifat hemofilia? Ulasan ini akan menjadi bahasan berikutnya. Persilangan pada Penurunan Sifat HemofiliaHemofilia adalah penyakit bawaan dari orangtua atau turunan gen dari orangtua. Anak mewarisi dua kromosom, satu dari ayah dan yang satunya lagi dari ibu. Baik laki – laki maupun perempuan memiliki dua kromosom. Laki-laki memiliki kromosom Y (dari ayah) dan kromosom X (dari ibu). Perempuan memiliki dua kromosom X dari ayah dan ibu. Genotipe hemofilia bersifat resesif yang biasa disimbolkan dengan huruf h. Genotipe seorang laki – laki yang memiliki penyakit hemofilia adalah XhY. Pada laki – laki normal (tidak memiliki penyakit hemofilia), genitpenya adalah XHY. Genotipe hemofilia pada laki – laki: hemofilia:
Seorang perempeuan yang memiliki penyakit hemofilia memiliki genotipe XhXh. Sedangkan pada perempuan yang tidak memiliki penyakit hemofilia memiliki genotipe XHXH atau XHXh. Perempuan dengan genotipe XHXH tidak mewarisi sifat hemofilia dan tidak akan mewarisi sifat tersebut kepada keturunannya. Sedangkan perempuan dengan genotipe XHXh tidak memiliki penyakit hemofilia namun bisa menurunkan sifat hemofilia kepada keturunannya. Genotipe hemofilia pada perempuan:
Orangtua yang tidak mempunyai penyakit hemofilia memiliki kemungkinan mempunyai anak dengan hemofilia. Kondisi ini akan terjadi jika ibunya adalah perempuan normal carrier. Bagaiamana sifat hemofilia bisa menurun pada anak? Simak contoh persilangan sifat hemofilia berikut. Diketahui Genotipe Orangtua:
Hasil persilangan dari sepasang orang tua tersebut menghasilkan keturunan 75% normal dan 25% dapat memiliki penyakit hemofilia. Pada persilangan ini tidak ada kemungkinan keturunan berjenis kelamin perempuan yang akan memiliki penyakit hemofilia. Kemungkinan keturunan yang dapat memiliki penyakit hemofilia adalah pada persilangan ini semuanya berjenis kelamin laki – laki. Rincian persentasi keturunan dari hasil persilangan tersebut adalah perempuan normal 25%, perempuan carier (25%), laki – laki normal (25%), laki – laki hemofilia (25%). Baca Juga: Persilangan Sifat Buta Warna Contoh Soal dan PembahasanBeberapa contoh soal di bawah dapat sobat idschool gunakan untuk menambah pemahaman materi penurunan sifat hemofilia. Setiap contoh soal telah dilengkapi dengan pembahasannya masing – masing. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan sebagai patokan keberhasilan mengerjakan soal. Selamat berlatih! Contoh 1 – Soal Penurunan Sifat HemofiliaSilsilah di bawah ini menggambarkan penurunan sifat hemofilia dan golongan darah pada suatu keluarga. Jika ayah golongan darah B dan anak – anak mereka bergolongan darah A, B, AB, dan sifat hemofilia seperti terlihat pada diagram, maka genotip ibu adalah …. Pembahasan: Golongan ayah pada diagaram pada soal adalah B, genotipenya bisa IBIB atau IBIO. Keturunan yang dihasilkan ada anak dengan golongan darah A, hal ini hanya akan terjadi jika pasangan tersebut memiliki genotipe ayah heterozigot (IBIO) dan Ibu IAIA atau IAIO. Perhatikan lagi gambar peta silsilah yang diberikan pada soal, ada keturunan yang memiliki golongan darah B. Kondisi ini hanya akan terjadi jika ibu pada peta diagram tersebut memiliki genotipe A henerozigot yaitu IAIO. Keturunan yang dihasilkan ada laki – laki dengan penyakit hemofilia. Ayah dari pasangan tersebut merupakan laki – laki normal. Dari dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu merupakan wanita carrier hemofilia. Sehingga, genotipe ibu pada peta diagram pada soal adalah XXh. Jadi, genotipe ibu pada silsilah pada soal aadalah IAIO, XXh. Jawaban: D Baca Juga: Persilangan Golongan Darah pada Manusia Contoh 2 – Soal Penurunan Sifat HemofiliaPembahasan: Individu dengan jenis kelamin laki – laki tidak dapat menjadi karier. Seorang laki – laki hanya dapat menjadi seorang dengan penyakit hemofilia atau normal. Sehingga, fenotipe untuk individu nomor 1 adalah normal. Pasangan orangtua dalam diagram pada soal merupakan dua orang yang tidak memiliki penyakit hemofilia. Ayah pada diagram tersebut tidak memiliki penyakit hemofilia. Ibu normal (tidak memiliki penyakit hemofilia) dapat menjadi normal penuh atau pembawa sifat/karier. Namun, keturunan yang dihasilkan pada diagram tersebut menunjukkan bahwa ada anak laki – laki dengan penyakit hemofilia dan laki – laki normal. Kondisi ini hanya akan dipenuhi ketika ibu merupakan seorang pembawa sifat/karier. Sehingga, fenotipe untuk individu nomor 2 adalah karier. Jadi, fenotipe yang tepat untuk nomor 1 dan nomor 2 adalah normal dan karier. Jawaban: D Demikianlah ulasan materi penurunan sifat hemofilia. Meliputi bahasan apa itu penyakit hemofilia, bagaimana bisa terjadi penurunan sifat hemofilia, dan contoh soal penurunan sifat hemofilia beserta pembahasannya. Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat! Baca Juga: Pewarisan Sifat (Persilangan Monohibrid, Intermediet, dan Dihibrid) |