Pernyataan yang salah tentang agama Budha adalah

Pernyataan yang salah tentang agama Budha adalah

Pernyataan yang benar pada pernyataan berikut adalah?

  1. Agama Budha: kitab Tripitaka, rumah ibadah Vihara, dan Hari raya Waisak
  2. Agama Budha: kitab Tripitaka, rumah ibadah Vihara, dan hari raya Galungan
  3. Agama Hindu: kitab Veda, rumah ibadah Pura, dan hari raya Waisak
  4. Konghuchu: kitab Shujing, rumah ibadah Klenteng, dan hari raya Nyepi
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: A. Agama Budha: kitab Tripitaka, rumah ibadah Vihara, dan Hari raya Waisak

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pernyataan yang benar pada pernyataan berikut adalah agama budha: kitab tripitaka, rumah ibadah vihara, dan hari raya waisak.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Upacara Ngaben di Bali merupakan salah satu bentuk budaya lokal, yang berarti? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Pernyataan yang salah tentang agama Budha adalah
Candi Borobudur. ©Shutterstock

JATIM | 22 Februari 2021 18:22 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Sejarah dan budaya nusantara kental kaitannya dengan agama Hindu dan Budha. Kedua agama ini meninggalkan banyak sekali warisan yang masih bisa disaksikan oleh masyarakat hingga saat ini.

Hindu adalah kepercayaan spiritual yang muncul sekitar 3.500 tahun yang lalu. Sementara Buddha, muncul sekitar 2.800 tahun yang lalu. Hindu dan Budha adalah dua agama utama dengan pengikut yang cukup banyak di dunia, dan keduanya berasal dari India.

Meskipun agama-agama ini tidak terlalu dipahami dengan baik di dunia Barat, Hindu dan Budha merupakan agama terbesar ketiga dan keempat di dunia setelah Kristen dan Islam. Faktanya, 15% populasi dunia beragama Hindu dan 7% beragama Budha.

Lantas, apa saja perbedaan Hindu dan Budha yang paling utama? Berikut penjelasan selengkapnya.

2 dari 7 halaman

Melansir dari asiahighlight.com, Hinduisme adalah agama multi-segi yang sulit untuk didefinisikan karena tidak memiliki satu pendiri, nabi, atau sekumpulan kepercayaan. Artinya, tidak ada cara sistematis dalam pengajaran agama ini. Agama Hindu tunduk pada banyak variasi dan pengaruh dari budaya lokal. Selain itu, agama ini juga terbuka untuk interpretasi yang berbeda dan relatif toleran terhadap pandangan yang berbeda.

Di sisi lain, Buddhisme dimulai dari seorang pendiri tunggal, Budha Gautama. Agama Budha tidak berfokus pada penyembahan Tuhan mana pun tetapi berfokus pada realisasi diri dan disiplin. Sementara Buddhisme dimulai di India, saat ini sebagian besar pengikutnya berada di luar negeri dan terutama di Sri Lanka, Tibet, Cina, Jepang, dan banyak negara Asia Tenggara.

Agama Hindu dan Budha memiliki kepercayaan dan praktik yang sangat berbeda, namun tidak dapat disangkal bahwa keduanya memiliki banyak kesamaan.

3 dari 7 halaman

Dalam konsep dan praktiknya, dapat dilihat bahwa banyak hal yang tumpang tindih antara kedua agama ini. Tetapi meskipun ada kesamaan yang jelas, ada lebih banyak perbedaan Hindu dan Budha yang perlu diketahui.

Beberapa ajaran Buddha dipengaruhi oleh ketidaksetujuannya terhadap praktik Hindu pada saat itu, terutama terkait sistem kasta. Berikut ini adalah uraian mengenai 4 perbedaan Hindu dan Budha yang paling utama;

1. Perspektif yang Berbeda tentang Tuhan

2. Moralitas yang Berbeda

3. Pandangan Berbeda tentang Sistem Kasta

4. Pandangan Berbeda tentang Buddha

4 dari 7 halaman

Perbedaan Hindu dan Budha yang pertama adalah tentang perspektif atau pandangan mereka tentang keberadaan Tuhan. Umat Hindu mengenal banyak dewa. Beberapa yang paling penting termasuk Dewa Siwa, Brahma, Wisnu, Ganesha, dan Lakshmi. Meskipun ada banyak dewa dalam agama Hindu, diyakini semuanya berasal dari Brahman, jiwa universal.

Umat Hindu mengakui bahwa ada jiwa individu di dalam setiap orang, yang disebut Atman. Beberapa umat Hindu percaya bahwa Atman dan Brahman pada akhirnya sama, sebuah gagasan yang selaras dengan panteisme. Namun, pandangan tentang hal ini sangat bervariasi.

Di sisi lain, umat Buddha menyangkal keberadaan banyak dewa. Sebaliknya, mereka percaya pada keberadaan satu Tuhan, tetapi mereka tidak percaya bahwa mencari Tuhan itu perlu. Hal ini tercermin dari ajaran mereka yang lebih banyak berbicara tentang perilaku etis daripada beribadah kepada Tuhan.

Menyembah berbagai dewa sangat tertanam dalam budaya Hindu, tetapi dalam agama Buddha, pengikut didorong untuk lebih fokus pada disiplin diri.

5 dari 7 halaman

Perbedaan Hindu dan Budha yang kedua adalah pandangan mengenai moralitas. Salah satu ajaran terpenting agama Buddha adalah Jalan Berunsur Delapan. Delapan praktik termasuk pandangan benar, keputusan benar, ucapan benar, perilaku benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan samadhi benar (persatuan meditatif).

Hal ini diyakini dapat membantu seseorang mencapai nirwana dan melepaskannya dari siklus kelahiran kembali, yang merupakan tujuan akhir dalam agama Buddha.

Pandangan Hindu tentang moralitas sejalan dengan pandangan mereka tentang dharma. Umat Hindu tidak hanya berfokus pada perilaku moral seseorang, tetapi lebih menekankan pada pemenuhan tugas dan ritual yang diharapkan untuk gaya hidup tertentu dan status sosial ekonomi orang tersebut.

6 dari 7 halaman

Perbedaan Hindu dan Budha yang ketiga terletak dalam pandangannya dalam persoalan kasta sosial. Meskipun saat ini ilegal di India, secara tradisional umat Hindu percaya pada sistem kasta yang membagi orang menjadi empat kelompok hierarkis, atau lima jika termasuk yang tidak tersentuh.

Setiap kasta memiliki dharma sendiri, atau perilaku dan tindakan yang diharapkan. Secara historis, sistem kasta sangat lazim dalam budaya Hindu dan menentukan banyak keputusan seperti siapa yang akan dinikahi.

Pernikahan dengan kasta yang berbeda sangat tidak dianjurkan di seluruh India dan meskipun generasi yang lebih tua mungkin masih belum menyetujuinya, saat ini, banyak anak muda berpartisipasi dalam hubungan antar-kasta dan pernikahan.

Sistem kasta menguntungkan kasta atas tetapi menekan kasta bawah. Faktanya, umat Hindu harus dari kasta Brahmana untuk mencapai moksa, atau pencerahan. Kasta terendah, yang dikenal sebagai yang tak tersentuh, mendapatkan yang terburuk.

Penolakan sistem kasta adalah salah satu hal yang memicu beberapa ajaran Buddha Gautama. Alih-alih membagi masyarakat ke dalam kategori hierarkis, ia mengajarkan bahwa semua orang memiliki nilai yang sama, oleh karena itu tidak ada sistem kasta yang diakui dalam agama Buddha.

7 dari 7 halaman

Perbedaan Hindu dan Budha yang ke empat terdapat dalam pandangan keduanya tentang Budha. Budha Gautama, pendiri agama Budha, adalah tokoh sejarah yang lahir sebagai pangeran India dan hidup pada abad ke-4 SM. Umat Budha melihatnya sebagai guru mengagumkan yang mencapai pencerahan dan mendirikan agama Budha.

Beberapa denominasi Hindu juga mengakui sosok Budha, tetapi mereka menganggapnya sebagai avatar ke-9 dewa Wisnu, salah satu dari tiga dewa terpenting dalam agama Hindu. Mereka percaya bahwa Wisnu menjelma sebagai Buddha untuk memulihkan dharma, atau tatanan moral, di dunia. Umat Budha, bagaimanapun, tidak setuju dengan pandangan ini.

(mdk/edl)

Setiap agama dan kepercayaan memiliki ajaran yang berbeda-beda. Namun, semuanya mengarah pada tujuan untuk menjadikan diri umatnya sebagai manusia yang baik, berperilaku positif terhadap siapa saja, dan pastinya percaya akan Tuhan Yang Maha Esa. Seperti halnya agama Buddha.

Agama Buddha sendiri menganut paham filsafat atau nonteisme yang asalnya dari negara India bagian timur. Ajarannya didasarkan pada semua hal yang diajarkan oleh Siddhartha Gautama. Agama ini mulai tersebar di wilayah India sejak abad keenam sampai keempat sebelum Masehi. Ajarannya meliputi berbagai ilmu yang berkaitan dengan filosofi, tradisi, ilmu, meditasi, kepercayaan, keyakinan, dan bermacam praktik spiritual yang dihubungkan dengan Buddha. 

Pernyataan yang salah tentang agama Budha adalah
Sumber : Majalah Hikmah Budhi

Asal Mula Agama Buddha

Agama Buddha berasal dari India kuno sebagai tradisi yang disebut dengan Sramana. Buddha dikenal oleh umatnya, yang disebut dengan Buddhis, sebagai Sang Maha Guru Agung yang telah mendapat pencerahan dan membagi ilmunya untuk membantu sesama dalam mengakhiri masalah dan penderitaan yang dialami. Caranya yaitu dengan menghilangkan kebodohan, rasa tidak tahu, keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin dalam dirinya. 

Padamnya nilai-nilai negatif dalam diri ini kemudian disebut dengan Nibbana. Nah, untuk bisa mencapainya, seorang Buddhis harus melakukan berbagai perbuatan positif, menghindari melakukan perbuatan tercela, melakukan praktik meditasi untuk menjaga pikiran supaya selalu pada arah yang benar serta memiliki pemahaman yang baik tentang jasmani dan rohani. 

4 Kebenaran Mulia dalam Agama Buddha

Salah satu ajaran agama Buddha adalah nilai kebenaran mulia yang ditujukan untuk semua orang tanpa membedakan ras, suku, agama, dan budayanya. Ajaran ini ditemukan oleh Siddhartha saat sedang melakukan meditasi di bawah Pohon Bodhi sampai ia akhirnya mendapatkan Penerangan Sempurna dan menjadi seorang Buddha. Empat kebenaran mulia tersebut yaitu:

Berbagai masalah atau penderitaan yang dialami manusia di dunia bisa dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu penderitaan biasa atau Dukkha-Dukkha, penderitaan yang terjadi karena adanya perubahan atau Viparinama Dukkha, dan penderitaan yang terjadi karena jasmani atau Sankhara Dukkha. 

Penderitaan biasa contohnya adalah sakit perut, sakit flu, sakit gigi, atau jenis sakit lain yang bisa terjadi. Sementara Penderitaan yang Muncul karena Perubahan misalnya berpisah dengan orang yang disayangi, rasa putus asa, dan perasaan sedih. Lalu, Penderitaan karena Jasmani bisa dicontohkan seperti lahirnya seseorang sebagai manusia. 

Munculnya ketiga Dukkha tadi tentu ada sebabnya, yaitu karena manusia diselimuti oleh rasa benci, sifat serakah, hingga batin yang gelap sehingga berujung pada kelahiran berulang dari waktu ke waktu, dari satu alam menuju alam berikutnya. Sayangnya, sebab ini terjadi pada manusia tanpa disadari yang disebut dengan Nafsu Tiada Henti atau Tanha dan kegelapan Batin atau Avijja.

Sama halnya dengan penyakit yang sembuh saat penyebabnya diketahui dan dilakukan pengobatan yang tepat, penderitaan yang dialami seseorang juga bisa berakhir saat orang tersebut melakukan cara-cara yang benar. Kebahagiaan bisa dicapai saat seseorang telah terbebas dari penderitaan yang dialaminya, yang disebut dengan kebahagiaan Nirwana. 

Nirwana bukan sebuah tempat, melainkan kondisi saat seorang Buddhis telah memiliki pemikiran yang jernih, terbebas dari segala sifat buruk dan kegelapan batin. Mereka yang berhasil mendapatkannya tentu telah berhasil menghilangkan ego dalam diri, sifat jahat, dan nafsu serta mendatangkan kebijaksanaan dalam hidup. Mereka akan menjadikan diri sebagai Orang Suci meski masih hidup berdampingan dan bergaul dengan orang lain. 

Ajaran ini berisikan bagaimana cara melenyapkan Dukkha dalam diri. Ada delapan cara yang bisa dipakai, yaitu pengertian dan pikiran yang benar, perbuatan, ucapan, dan pencarian yang benar, konsentrasi, perhatian, dan daya upaya yang benar. 

Supaya bisa mencapainya dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jadi, kalau kamu ingin mendalami tentang keempat ajaran ini, kamu bisa ikut Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana atau KMBD BINUS UNIVERSITY. Banyak kegiatan rutin yang dilakukan UKM ini, seperti Buddhis Education Class, Dhamma Class, dan Chanting. Tentunya, ini akan menambah wawasan kamu saat mendalami ajaran Sang Buddha.