Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

LATAR BELAKANG

            Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah kecukupan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.  Pakan adalah semua bahan makanan yang bisa diberikan dan bermanfaat bagi ternak.  Pakan yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan), disukai ternak, bebas dari penyakit, mudah didapat, dan harganya murah.  Pakan juga harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. 

            Pada usaha peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada umumnya sesuai dengan kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan ternaknya.  Pasokan pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa.  Namun jika terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka cara ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak.  Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi.  Pemberian pakan yang baik juga perlu dilakukan untuk memenuhi :

  • Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal.  Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.  Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
  • Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
  • Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.

Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

  1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak
  2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
  3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup.
  4. Disukai oleh ternak.
  5. Harga bahan pakan terjangkau.
  6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
  7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.

JENIS – JENIS PAKAN

Ternak ruminansia mempunyai daya cerna yang efektif terhadap berbagai jenis bahan pakan, termasuk pakan kasar seperti hijauan atau rerumputan.  Pakan ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan (suplemen).

Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi tiga kategori,  yaitu :

  1. Hijauan Segar, seperti rumput-rumputan (rumput unggul (seperti rumput gajah, rumput raja dll), rumput lapang), kacang-kacangan / leguminosa (seperti daun lamptoro, turi, gamal, dll) dan tanaman hijau lainnya. 

Sebelum diberikan kepada ternak, rumput segar harus dilayukan terlebih dahulu.  Tujuannya adalah untuk menghindari kembung pada ternak.  Rumput juga sebaiknya dicacah terlebih dahulu agar ternak mudah memakannya.  Lakukan pencacahan menggunakan arit atau chopper. 

Untuk mengatasi kekurangan hijauan makan dapat dimanfaatkan limbah-limbah pertanian seperti jerami padi, batang jagung, kelobot jagung, dll).

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar 1. Rumput gajah merupakan salah satu rumput unggul yang dibudidayakan

         (lokasi kebun hijauan  milik UPT Kelapa Kabupaten Bangka Barat)

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar 2. Cacahan pelepah dan daun sawit sebagai limbah perkebunan kelapa sawit

        dapat juga dijadikan sebagai sumber pakan hijauan alternatif

  1. Hijauan Kering, berasal dari hijauan segar yang dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama, karena serat kasarnya tinggi dan kadar airnya rendah.  Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar 3. Jerami padi termasuk salah satu hijauan kering yang dimanfaatkan sebagai

       bahan pakan baik sebagai hay maupun sebagai bahan baku amoniasi jerami

  1. Silase, adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah pertanian, dsb melalui proses fermentasi.  Contohnya : silase rumput dan silase jerami padi.

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar  3.   (a) Proses pembutan silase pelepah dan daun kelapa sawit,

        (b) Proses pembuatan amoniasi jerami padi

        (dokumentasi saat pembinaan pengolahan pakan dikelompok tani ternak

        diwilayah  Kabupaten Bangka Barat)

Konsentrat merupakan pakan yang mengandung energi dan protein yang tinggi serta serat kasar yang rendah.  Bahan pakan konsentrat meliputi biji-bijian (seperti jagung), hasil ikutan industri pertanian (seperti bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit).

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar  4. Konsentrat yang diberikan pada ternak sapi potong sebagai bahan pakan tambahan

Pakan suplemen merupakan pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang mengandung vitamin dan mineral, seperti Urea Mollases Blok (UMB).

Pakan yang diberikan kepada ternak berbeda-beda sesuai dengan hal-hal berikut kecuali

Gambar 5. UMB sebagai pakan suplemen (dokumentasi pembinaan pengolahan pakan

            dikelompok tani/ternak diwilayah Kabupaten Bangka Barat)

ATURAN PEMBERIAN PAKAN

Untuk ternak ruminansia dalam hal ini dicontohkan untuk pakan ternak sapi, pakan yang diberikan adalah sebanyak 10 persen dari bobot badan, dan pakan tambahan sebanyak 1-2 persen dari bobot badan.  Pemberian pakan ternak sapi dapat dilakukan dengan pengembalaan (pasture fattening), kereman (dry lot fattening) yaitu cara pemberian pakan melalui penjatahan atau penyuguhan.) dan kombinasi cara keduanya.

Pemberian pakan pada sapi potong dapat diberikan secara terus-menerus (ad libitum) dan secara dibatasi (restricted).

Pemberian secara terus menerus (add libitum) sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang.  Pakan yang tersisa ini lalu akan membusuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya.  Akibatnya tentu saja membahayakan ternak sapi yang memakannya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk program penggemukan hanya dengan mengandalkan bahan pakan berupa hijauan, kurang memberikan hasil yang optimum dan membutuhkan waktu yang cukup lama.  Salah satu cara mempercepat proses penggemukan memerlukan kombinasi pakan antara hijauan dan konsentrat.  Rasio pemberian hijauan dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan dilokasi penggemukan. Umumnya rasio pemberian hijauan dan konsentrat untuk penggemukan yang digunakan adalah 75 : 25.

Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi terutama pada penggemukan adalah dengan mengatur jarak waktu pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan.  Pakan hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian konsentrat.  Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan meningkatkan pencernaan bahan kering hijauan.

Konsentrat sebaiknya diberikan kepada ternak dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga dapat dilakukan.  Apabila pemberian konsentrat dalam bentuk basah maka konsentrat harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Perubahan jenis pakan yang dilakukan secara mendadak dapat menyebabkan ternak sapi stress, sehingga tidak mau makan.  Oleh karena itu pemberian pakan harus dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak dapat beradaptasi dengan pakan barunya.  Untuk selanjutnya pemberian ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara terus menerus (add libitum).

CARA MANDIRI DALAM MERAMU RANSUM

Ransum adalah jumlah total bahan  makanan yang diberikan kepada sapi selama 24 jam.  Ransum merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi sapi.  Perubahan ransum secara kualitas maupun kuantitas, juga perubahan komponennya, dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius.  Akibatnya, cukup sulit untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan ransum dan akan memakan waktu lama.

Ransum sapi umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat.  Pemberian ransum berupa kombinasi keduanya akan memberi peluang terpenuhinya nutrisi.  Apabila ransum hanya terdiri dari hijauan, maka biaya yang dikeluarkan relative murah dan lebih ekonomis.  Akan tetapi produksi yang tinggi akan sulit tercapat dengan cepat, seperti pertambahan bobot badan pada proses penggemukan.  Sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat akan memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, namun biaya ransumnya relatife mahal dan kemungkinan dapat terjadi gangguan pencernaan pada ternak sapi. 

Dalam menyusun ransum, diusahakan agar kandungan nutrisi didalam ransum sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan ternak sapi demi memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan reproduksinya.  Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul,bungkil kelapa, ampas tahu, gaplek biasanya diberikan dengan cara langsung kedalam tempat pakan.  Selain itu dapat ditambahkan mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

Berikut ini beberapa langkah dalam meramu pakan :

  1. Identifikasi bahan baku pakan lokal yang tersedia disekitar anda
  2. Ketahui kandungan nutrisi bahan baku pakan yang akan dipakai
  3. Ketahui kebutuhan bahan pakan ternak sesuai dengan jenis sapi dan fase-fase pertumbuhannya.  Contohnya sebagai berikut :
  • Kadar gizi dalam bahan pakan rumput lapang, jerami padi, ampas tahu dan dedak padi kasar

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Rumput lapang

30,00

7,69

40

Jerami padi

85,00

4,00

42

Ampas tahu

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar

86,00

7,21

50

  • Fase kehidupan sapi yang akan digemukkan adalah sapi jantan berumur 2-2,5 tahun dengan berat 200 kg, dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) yang diinginkan adalah 0,7 kg per hari.
  • Kebutuhan gizi sapi yang akan digemukkan secara individual (berdasarkan table kebutuhan zat makanan sapi pedaging yang sedang bertumbuh dan digemukkan dari buku Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia/1999) sebagai berikut :

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ternak sapi secara individual

Berat Badan Awal

PBBH

BK

Protein Kasar

TDN

180 Kg

0,6 Kg/hari

4,8 kg

0,57 kg

2,952 kg

Keterangan :

PBBH :  Pertambahan Berat Badan Harian

BK      :  Berat Kering

TDN    : Total Digestible Nutrient

  1. Hitung formulasi pakan dengan cara coba-coba (trial and error) atau menggunakan aplikasi teknologi untuk memudahkan perhitungan. (contoh penyusunan komposisi bahan pakan (ransum) seperti terlampir).
  2. Timbang bahan baku sesuai dengan perhitungan
  3. Dengan cara manual, campurkan bahan pakan dengan menyusunnya dalam suatu susunan tumpukan.  Bahan pakan yang paling besar jumlahnya berada dibawah (ratakan) lalu diikuti bahan yang jumlahnya lebih sedikir (ratakan).  Lakukan terus menurus sampai semua bahan habis.
  4. Campurkan secara bertahap sehingga pakan yang dicampur homogen (rata).
  5. Setelah ransum siap makan siap diberikan kepada ternak.

Lampiran : 

Penyusunan Komposisi Bahan Pakan (Ransum)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Tetapkan imbangan hijauan dan konsentrat, hitung kebutuhan nutrisi dalam kg seperti dibawah ini :

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram

BK

(Kg)

Protein Kasar (Kg)

TDN

(Kg)

Kebutuhan Total

4,8

0,57

2,952

3,840

0,456

2,362

0,960

0,114

0,590

  • Buatlah tabel kandungan gizi setiap bahan pakan sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan gizi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Hijauan

Rumput lapang (60%)

30,00

7,69

40

Jerami padi (40%)

85,00

4,00

42

Konsentrat

Ampas tahu (35%)

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar (65%)

86,00

7,21

50

  • Tentukan komposisi persentase bahan pakan yang akan diberikan kemudian hitung kebutuhan nutrisi bahan pakan tersebut.

Cara menghitung komposisi bahan makanan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan BK bahan pakan (rumput lapang) = 60/100 x 3,84 = 2,304 kg

(60/100 merupakan persentase rumput lapang dan 3,84 adalah kebutuhan bahan kering asal hijauan) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

BK

(Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

2,304

0,274

1,417

Jerami padi

1,536

0,182

0,945

Konsentrat

Ampas tahu

0,336

0,040

0,207

Dedak padi kasar

0,624

0,074

0,384

  • Persentase tersebut masih berbentuk bahan kering, sehingga perlu dikonversi kedalam berat segar. Misalnya kebutuhan bahan segar rumput lapang 2,304 x 100/30 = 7,680 (2,304 adalah jumlah BK rumput lapang dan 100/30 merupakan angka konversi bahan kering ke bahan segar, karena persentase berat kering rumput lapang adalah 30%)

Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Segar (Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

7,680

3,563

3,543

Jerami padi

1,306

4,550

2,250

Konsentrat

Ampas tahu

3,360

0,200

0,287

Dedak padi kasar

0,726

1,026

0,768

Total Bahan Segar

13,072

9,339

6,848

  • Evaluasi, lakukan evaluasi berdasarkan faktor-faktor pembatas, yaitu kapasitas rumen terhadap bahan pakan segar yaitu sebanyak 10% dari total berat badan sapi.  Dari perhitungan diatas diperoleh berat badan segar sebanyak 13,072 kg, sehingga masih bias ditolelir karena masih berada dibawah angka 10% berat badan sapi (18 kg). Jika total bahan segar diatas 18 kg, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan mengubah persentase setiap bahan pakan. 

DAFTAR PUSTAKA

                Abidin Z.  2006.  Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Mcilroy, R. J.  1977.  Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika.  Pradnya Paramita.  Jakarta.

Parakkasi A.  1999.  Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminan.  Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).  Jakarta.

Utomo R.  1995.  Bahan Ajar Teknologi Pakan : Hijauan Kering (Hay) dan Predigesti Hasil Sisa Tanaman Pertanian.  Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.  Yogyakarta.

Disusun oleh  :

Nama                           :  Dessy Parlina, S. Pt

NIP                             :  19821228 201101 2 004

Jabatan                                    :  Pengawas Mutu Pakan  Pertama

Instansi                        :  Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

   Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


Page 2

LATAR BELAKANG

            Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah kecukupan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.  Pakan adalah semua bahan makanan yang bisa diberikan dan bermanfaat bagi ternak.  Pakan yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan), disukai ternak, bebas dari penyakit, mudah didapat, dan harganya murah.  Pakan juga harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. 

            Pada usaha peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada umumnya sesuai dengan kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan ternaknya.  Pasokan pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa.  Namun jika terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka cara ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak.  Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi.  Pemberian pakan yang baik juga perlu dilakukan untuk memenuhi :

  • Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal.  Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.  Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
  • Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
  • Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.

Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

  1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak
  2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
  3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup.
  4. Disukai oleh ternak.
  5. Harga bahan pakan terjangkau.
  6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
  7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.

JENIS – JENIS PAKAN

Ternak ruminansia mempunyai daya cerna yang efektif terhadap berbagai jenis bahan pakan, termasuk pakan kasar seperti hijauan atau rerumputan.  Pakan ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan (suplemen).

Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi tiga kategori,  yaitu :

  1. Hijauan Segar, seperti rumput-rumputan (rumput unggul (seperti rumput gajah, rumput raja dll), rumput lapang), kacang-kacangan / leguminosa (seperti daun lamptoro, turi, gamal, dll) dan tanaman hijau lainnya. 

Sebelum diberikan kepada ternak, rumput segar harus dilayukan terlebih dahulu.  Tujuannya adalah untuk menghindari kembung pada ternak.  Rumput juga sebaiknya dicacah terlebih dahulu agar ternak mudah memakannya.  Lakukan pencacahan menggunakan arit atau chopper. 

Untuk mengatasi kekurangan hijauan makan dapat dimanfaatkan limbah-limbah pertanian seperti jerami padi, batang jagung, kelobot jagung, dll).

Gambar 1. Rumput gajah merupakan salah satu rumput unggul yang dibudidayakan

         (lokasi kebun hijauan  milik UPT Kelapa Kabupaten Bangka Barat)

Gambar 2. Cacahan pelepah dan daun sawit sebagai limbah perkebunan kelapa sawit

        dapat juga dijadikan sebagai sumber pakan hijauan alternatif

  1. Hijauan Kering, berasal dari hijauan segar yang dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama, karena serat kasarnya tinggi dan kadar airnya rendah.  Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.

Gambar 3. Jerami padi termasuk salah satu hijauan kering yang dimanfaatkan sebagai

       bahan pakan baik sebagai hay maupun sebagai bahan baku amoniasi jerami

  1. Silase, adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah pertanian, dsb melalui proses fermentasi.  Contohnya : silase rumput dan silase jerami padi.

Gambar  3.   (a) Proses pembutan silase pelepah dan daun kelapa sawit,

        (b) Proses pembuatan amoniasi jerami padi

        (dokumentasi saat pembinaan pengolahan pakan dikelompok tani ternak

        diwilayah  Kabupaten Bangka Barat)

Konsentrat merupakan pakan yang mengandung energi dan protein yang tinggi serta serat kasar yang rendah.  Bahan pakan konsentrat meliputi biji-bijian (seperti jagung), hasil ikutan industri pertanian (seperti bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit).

Gambar  4. Konsentrat yang diberikan pada ternak sapi potong sebagai bahan pakan tambahan

Pakan suplemen merupakan pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang mengandung vitamin dan mineral, seperti Urea Mollases Blok (UMB).

Gambar 5. UMB sebagai pakan suplemen (dokumentasi pembinaan pengolahan pakan

            dikelompok tani/ternak diwilayah Kabupaten Bangka Barat)

ATURAN PEMBERIAN PAKAN

Untuk ternak ruminansia dalam hal ini dicontohkan untuk pakan ternak sapi, pakan yang diberikan adalah sebanyak 10 persen dari bobot badan, dan pakan tambahan sebanyak 1-2 persen dari bobot badan.  Pemberian pakan ternak sapi dapat dilakukan dengan pengembalaan (pasture fattening), kereman (dry lot fattening) yaitu cara pemberian pakan melalui penjatahan atau penyuguhan.) dan kombinasi cara keduanya.

Pemberian pakan pada sapi potong dapat diberikan secara terus-menerus (ad libitum) dan secara dibatasi (restricted).

Pemberian secara terus menerus (add libitum) sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang.  Pakan yang tersisa ini lalu akan membusuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya.  Akibatnya tentu saja membahayakan ternak sapi yang memakannya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk program penggemukan hanya dengan mengandalkan bahan pakan berupa hijauan, kurang memberikan hasil yang optimum dan membutuhkan waktu yang cukup lama.  Salah satu cara mempercepat proses penggemukan memerlukan kombinasi pakan antara hijauan dan konsentrat.  Rasio pemberian hijauan dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan dilokasi penggemukan. Umumnya rasio pemberian hijauan dan konsentrat untuk penggemukan yang digunakan adalah 75 : 25.

Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi terutama pada penggemukan adalah dengan mengatur jarak waktu pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan.  Pakan hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian konsentrat.  Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan meningkatkan pencernaan bahan kering hijauan.

Konsentrat sebaiknya diberikan kepada ternak dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga dapat dilakukan.  Apabila pemberian konsentrat dalam bentuk basah maka konsentrat harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Perubahan jenis pakan yang dilakukan secara mendadak dapat menyebabkan ternak sapi stress, sehingga tidak mau makan.  Oleh karena itu pemberian pakan harus dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak dapat beradaptasi dengan pakan barunya.  Untuk selanjutnya pemberian ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara terus menerus (add libitum).

CARA MANDIRI DALAM MERAMU RANSUM

Ransum adalah jumlah total bahan  makanan yang diberikan kepada sapi selama 24 jam.  Ransum merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi sapi.  Perubahan ransum secara kualitas maupun kuantitas, juga perubahan komponennya, dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius.  Akibatnya, cukup sulit untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan ransum dan akan memakan waktu lama.

Ransum sapi umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat.  Pemberian ransum berupa kombinasi keduanya akan memberi peluang terpenuhinya nutrisi.  Apabila ransum hanya terdiri dari hijauan, maka biaya yang dikeluarkan relative murah dan lebih ekonomis.  Akan tetapi produksi yang tinggi akan sulit tercapat dengan cepat, seperti pertambahan bobot badan pada proses penggemukan.  Sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat akan memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, namun biaya ransumnya relatife mahal dan kemungkinan dapat terjadi gangguan pencernaan pada ternak sapi. 

Dalam menyusun ransum, diusahakan agar kandungan nutrisi didalam ransum sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan ternak sapi demi memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan reproduksinya.  Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul,bungkil kelapa, ampas tahu, gaplek biasanya diberikan dengan cara langsung kedalam tempat pakan.  Selain itu dapat ditambahkan mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

Berikut ini beberapa langkah dalam meramu pakan :

  1. Identifikasi bahan baku pakan lokal yang tersedia disekitar anda
  2. Ketahui kandungan nutrisi bahan baku pakan yang akan dipakai
  3. Ketahui kebutuhan bahan pakan ternak sesuai dengan jenis sapi dan fase-fase pertumbuhannya.  Contohnya sebagai berikut :
  • Kadar gizi dalam bahan pakan rumput lapang, jerami padi, ampas tahu dan dedak padi kasar

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Rumput lapang

30,00

7,69

40

Jerami padi

85,00

4,00

42

Ampas tahu

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar

86,00

7,21

50

  • Fase kehidupan sapi yang akan digemukkan adalah sapi jantan berumur 2-2,5 tahun dengan berat 200 kg, dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) yang diinginkan adalah 0,7 kg per hari.
  • Kebutuhan gizi sapi yang akan digemukkan secara individual (berdasarkan table kebutuhan zat makanan sapi pedaging yang sedang bertumbuh dan digemukkan dari buku Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia/1999) sebagai berikut :

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ternak sapi secara individual

Berat Badan Awal

PBBH

BK

Protein Kasar

TDN

180 Kg

0,6 Kg/hari

4,8 kg

0,57 kg

2,952 kg

Keterangan :

PBBH :  Pertambahan Berat Badan Harian

BK      :  Berat Kering

TDN    : Total Digestible Nutrient

  1. Hitung formulasi pakan dengan cara coba-coba (trial and error) atau menggunakan aplikasi teknologi untuk memudahkan perhitungan. (contoh penyusunan komposisi bahan pakan (ransum) seperti terlampir).
  2. Timbang bahan baku sesuai dengan perhitungan
  3. Dengan cara manual, campurkan bahan pakan dengan menyusunnya dalam suatu susunan tumpukan.  Bahan pakan yang paling besar jumlahnya berada dibawah (ratakan) lalu diikuti bahan yang jumlahnya lebih sedikir (ratakan).  Lakukan terus menurus sampai semua bahan habis.
  4. Campurkan secara bertahap sehingga pakan yang dicampur homogen (rata).
  5. Setelah ransum siap makan siap diberikan kepada ternak.

Lampiran : 

Penyusunan Komposisi Bahan Pakan (Ransum)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Tetapkan imbangan hijauan dan konsentrat, hitung kebutuhan nutrisi dalam kg seperti dibawah ini :

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram

BK

(Kg)

Protein Kasar (Kg)

TDN

(Kg)

Kebutuhan Total

4,8

0,57

2,952

3,840

0,456

2,362

0,960

0,114

0,590

  • Buatlah tabel kandungan gizi setiap bahan pakan sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan gizi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Hijauan

Rumput lapang (60%)

30,00

7,69

40

Jerami padi (40%)

85,00

4,00

42

Konsentrat

Ampas tahu (35%)

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar (65%)

86,00

7,21

50

  • Tentukan komposisi persentase bahan pakan yang akan diberikan kemudian hitung kebutuhan nutrisi bahan pakan tersebut.

Cara menghitung komposisi bahan makanan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan BK bahan pakan (rumput lapang) = 60/100 x 3,84 = 2,304 kg

(60/100 merupakan persentase rumput lapang dan 3,84 adalah kebutuhan bahan kering asal hijauan) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

BK

(Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

2,304

0,274

1,417

Jerami padi

1,536

0,182

0,945

Konsentrat

Ampas tahu

0,336

0,040

0,207

Dedak padi kasar

0,624

0,074

0,384

  • Persentase tersebut masih berbentuk bahan kering, sehingga perlu dikonversi kedalam berat segar. Misalnya kebutuhan bahan segar rumput lapang 2,304 x 100/30 = 7,680 (2,304 adalah jumlah BK rumput lapang dan 100/30 merupakan angka konversi bahan kering ke bahan segar, karena persentase berat kering rumput lapang adalah 30%)

Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Segar (Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

7,680

3,563

3,543

Jerami padi

1,306

4,550

2,250

Konsentrat

Ampas tahu

3,360

0,200

0,287

Dedak padi kasar

0,726

1,026

0,768

Total Bahan Segar

13,072

9,339

6,848

  • Evaluasi, lakukan evaluasi berdasarkan faktor-faktor pembatas, yaitu kapasitas rumen terhadap bahan pakan segar yaitu sebanyak 10% dari total berat badan sapi.  Dari perhitungan diatas diperoleh berat badan segar sebanyak 13,072 kg, sehingga masih bias ditolelir karena masih berada dibawah angka 10% berat badan sapi (18 kg). Jika total bahan segar diatas 18 kg, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan mengubah persentase setiap bahan pakan. 

DAFTAR PUSTAKA

                Abidin Z.  2006.  Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Mcilroy, R. J.  1977.  Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika.  Pradnya Paramita.  Jakarta.

Parakkasi A.  1999.  Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminan.  Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).  Jakarta.

Utomo R.  1995.  Bahan Ajar Teknologi Pakan : Hijauan Kering (Hay) dan Predigesti Hasil Sisa Tanaman Pertanian.  Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.  Yogyakarta.

Disusun oleh  :

Nama                           :  Dessy Parlina, S. Pt

NIP                             :  19821228 201101 2 004

Jabatan                                    :  Pengawas Mutu Pakan  Pertama

Instansi                        :  Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

   Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


Page 3

LATAR BELAKANG

            Salah satu faktor penting keberhasilan usaha peternakan adalah kecukupan kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.  Pakan adalah semua bahan makanan yang bisa diberikan dan bermanfaat bagi ternak.  Pakan yang diberikan pada ternak harus tidak dalam keadaan rusak (busuk, bercendawan), disukai ternak, bebas dari penyakit, mudah didapat, dan harganya murah.  Pakan juga harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh hewan ternak seperti air, karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. 

            Pada usaha peternakan rakyat, pakan yang diberikan pada umumnya sesuai dengan kemampuan peternak, bukan sesuai dengan kebutuhan ternaknya.  Pasokan pakan berkualitas rendah merupakan hal yang biasa.  Namun jika terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka cara ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak.  Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi.  Pemberian pakan yang baik juga perlu dilakukan untuk memenuhi :

  • Kebutuhan hidup pokok, yaitu pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal.  Pada hakikatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak.  Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernafas, bergerak, dan pencernaan makanan.
  • Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah berat badan.
  • Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan.

Dalam memilih bahan pakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

  1. Mengandung zat gizi / nutrisi yang dibutuhkan ternak
  2. Mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat didaerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah ongkos transportasi dan kesulitan mencarinya.
  3. Terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan dalam jumlah yang cukup.
  4. Disukai oleh ternak.
  5. Harga bahan pakan terjangkau.
  6. Bahan pakan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
  7. Tidak mengandung racun dan tidak dipalsukan.

JENIS – JENIS PAKAN

Ternak ruminansia mempunyai daya cerna yang efektif terhadap berbagai jenis bahan pakan, termasuk pakan kasar seperti hijauan atau rerumputan.  Pakan ternak ruminansia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni pakan hijauan, konsentrat dan pakan tambahan (suplemen).

Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman.  Menurut keadaannya, jenis hijauan dibagi menjadi tiga kategori,  yaitu :

  1. Hijauan Segar, seperti rumput-rumputan (rumput unggul (seperti rumput gajah, rumput raja dll), rumput lapang), kacang-kacangan / leguminosa (seperti daun lamptoro, turi, gamal, dll) dan tanaman hijau lainnya. 

Sebelum diberikan kepada ternak, rumput segar harus dilayukan terlebih dahulu.  Tujuannya adalah untuk menghindari kembung pada ternak.  Rumput juga sebaiknya dicacah terlebih dahulu agar ternak mudah memakannya.  Lakukan pencacahan menggunakan arit atau chopper. 

Untuk mengatasi kekurangan hijauan makan dapat dimanfaatkan limbah-limbah pertanian seperti jerami padi, batang jagung, kelobot jagung, dll).

Gambar 1. Rumput gajah merupakan salah satu rumput unggul yang dibudidayakan

         (lokasi kebun hijauan  milik UPT Kelapa Kabupaten Bangka Barat)

Gambar 2. Cacahan pelepah dan daun sawit sebagai limbah perkebunan kelapa sawit

        dapat juga dijadikan sebagai sumber pakan hijauan alternatif

  1. Hijauan Kering, berasal dari hijauan segar yang dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama, karena serat kasarnya tinggi dan kadar airnya rendah.  Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb.

Gambar 3. Jerami padi termasuk salah satu hijauan kering yang dimanfaatkan sebagai

       bahan pakan baik sebagai hay maupun sebagai bahan baku amoniasi jerami

  1. Silase, adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang berupa tanaman hijauan, limbah pertanian, dsb melalui proses fermentasi.  Contohnya : silase rumput dan silase jerami padi.

Gambar  3.   (a) Proses pembutan silase pelepah dan daun kelapa sawit,

        (b) Proses pembuatan amoniasi jerami padi

        (dokumentasi saat pembinaan pengolahan pakan dikelompok tani ternak

        diwilayah  Kabupaten Bangka Barat)

Konsentrat merupakan pakan yang mengandung energi dan protein yang tinggi serta serat kasar yang rendah.  Bahan pakan konsentrat meliputi biji-bijian (seperti jagung), hasil ikutan industri pertanian (seperti bekatul, bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit).

Gambar  4. Konsentrat yang diberikan pada ternak sapi potong sebagai bahan pakan tambahan

Pakan suplemen merupakan pakan tambahan bagi ternak ruminansia yang mengandung vitamin dan mineral, seperti Urea Mollases Blok (UMB).

Gambar 5. UMB sebagai pakan suplemen (dokumentasi pembinaan pengolahan pakan

            dikelompok tani/ternak diwilayah Kabupaten Bangka Barat)

ATURAN PEMBERIAN PAKAN

Untuk ternak ruminansia dalam hal ini dicontohkan untuk pakan ternak sapi, pakan yang diberikan adalah sebanyak 10 persen dari bobot badan, dan pakan tambahan sebanyak 1-2 persen dari bobot badan.  Pemberian pakan ternak sapi dapat dilakukan dengan pengembalaan (pasture fattening), kereman (dry lot fattening) yaitu cara pemberian pakan melalui penjatahan atau penyuguhan.) dan kombinasi cara keduanya.

Pemberian pakan pada sapi potong dapat diberikan secara terus-menerus (ad libitum) dan secara dibatasi (restricted).

Pemberian secara terus menerus (add libitum) sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan pakan banyak terbuang.  Pakan yang tersisa ini lalu akan membusuk sehingga ditumbuhi jamur dan sebagainya.  Akibatnya tentu saja membahayakan ternak sapi yang memakannya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk program penggemukan hanya dengan mengandalkan bahan pakan berupa hijauan, kurang memberikan hasil yang optimum dan membutuhkan waktu yang cukup lama.  Salah satu cara mempercepat proses penggemukan memerlukan kombinasi pakan antara hijauan dan konsentrat.  Rasio pemberian hijauan dan konsentrat tergantung dari ketersediaan hijauan dilokasi penggemukan. Umumnya rasio pemberian hijauan dan konsentrat untuk penggemukan yang digunakan adalah 75 : 25.

Teknik pemberian pakan yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi terutama pada penggemukan adalah dengan mengatur jarak waktu pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan.  Pakan hijauan diberikan sekitar dua jam setelah pemberian konsentrat.  Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi untuk mengkonsumsi ransum dan meningkatkan pencernaan bahan kering hijauan.

Konsentrat sebaiknya diberikan kepada ternak dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga dapat dilakukan.  Apabila pemberian konsentrat dalam bentuk basah maka konsentrat harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Perubahan jenis pakan yang dilakukan secara mendadak dapat menyebabkan ternak sapi stress, sehingga tidak mau makan.  Oleh karena itu pemberian pakan harus dilakukan sedikit demi sedikit agar ternak dapat beradaptasi dengan pakan barunya.  Untuk selanjutnya pemberian ditambah sampai jumlah pakan yang sesuai kebutuhannya, sedangkan air minum diberikan secara terus menerus (add libitum).

CARA MANDIRI DALAM MERAMU RANSUM

Ransum adalah jumlah total bahan  makanan yang diberikan kepada sapi selama 24 jam.  Ransum merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan karena ransum berpengaruh langsung terhadap produksi sapi.  Perubahan ransum secara kualitas maupun kuantitas, juga perubahan komponennya, dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup serius.  Akibatnya, cukup sulit untuk mengembalikan produksi seperti semula sebelum perubahan ransum dan akan memakan waktu lama.

Ransum sapi umumnya terdiri dari hijauan dan konsentrat.  Pemberian ransum berupa kombinasi keduanya akan memberi peluang terpenuhinya nutrisi.  Apabila ransum hanya terdiri dari hijauan, maka biaya yang dikeluarkan relative murah dan lebih ekonomis.  Akan tetapi produksi yang tinggi akan sulit tercapat dengan cepat, seperti pertambahan bobot badan pada proses penggemukan.  Sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat akan memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, namun biaya ransumnya relatife mahal dan kemungkinan dapat terjadi gangguan pencernaan pada ternak sapi. 

Dalam menyusun ransum, diusahakan agar kandungan nutrisi didalam ransum sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan ternak sapi demi memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan reproduksinya.  Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul,bungkil kelapa, ampas tahu, gaplek biasanya diberikan dengan cara langsung kedalam tempat pakan.  Selain itu dapat ditambahkan mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

Berikut ini beberapa langkah dalam meramu pakan :

  1. Identifikasi bahan baku pakan lokal yang tersedia disekitar anda
  2. Ketahui kandungan nutrisi bahan baku pakan yang akan dipakai
  3. Ketahui kebutuhan bahan pakan ternak sesuai dengan jenis sapi dan fase-fase pertumbuhannya.  Contohnya sebagai berikut :
  • Kadar gizi dalam bahan pakan rumput lapang, jerami padi, ampas tahu dan dedak padi kasar

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Rumput lapang

30,00

7,69

40

Jerami padi

85,00

4,00

42

Ampas tahu

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar

86,00

7,21

50

  • Fase kehidupan sapi yang akan digemukkan adalah sapi jantan berumur 2-2,5 tahun dengan berat 200 kg, dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) yang diinginkan adalah 0,7 kg per hari.
  • Kebutuhan gizi sapi yang akan digemukkan secara individual (berdasarkan table kebutuhan zat makanan sapi pedaging yang sedang bertumbuh dan digemukkan dari buku Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia/1999) sebagai berikut :

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ternak sapi secara individual

Berat Badan Awal

PBBH

BK

Protein Kasar

TDN

180 Kg

0,6 Kg/hari

4,8 kg

0,57 kg

2,952 kg

Keterangan :

PBBH :  Pertambahan Berat Badan Harian

BK      :  Berat Kering

TDN    : Total Digestible Nutrient

  1. Hitung formulasi pakan dengan cara coba-coba (trial and error) atau menggunakan aplikasi teknologi untuk memudahkan perhitungan. (contoh penyusunan komposisi bahan pakan (ransum) seperti terlampir).
  2. Timbang bahan baku sesuai dengan perhitungan
  3. Dengan cara manual, campurkan bahan pakan dengan menyusunnya dalam suatu susunan tumpukan.  Bahan pakan yang paling besar jumlahnya berada dibawah (ratakan) lalu diikuti bahan yang jumlahnya lebih sedikir (ratakan).  Lakukan terus menurus sampai semua bahan habis.
  4. Campurkan secara bertahap sehingga pakan yang dicampur homogen (rata).
  5. Setelah ransum siap makan siap diberikan kepada ternak.

Lampiran : 

Penyusunan Komposisi Bahan Pakan (Ransum)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Tetapkan imbangan hijauan dan konsentrat, hitung kebutuhan nutrisi dalam kg seperti dibawah ini :

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram

BK

(Kg)

Protein Kasar (Kg)

TDN

(Kg)

Kebutuhan Total

4,8

0,57

2,952

3,840

0,456

2,362

0,960

0,114

0,590

  • Buatlah tabel kandungan gizi setiap bahan pakan sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan gizi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Kering (%)

Protein Kasar (%)

TDN

(%)

Hijauan

Rumput lapang (60%)

30,00

7,69

40

Jerami padi (40%)

85,00

4,00

42

Konsentrat

Ampas tahu (35%)

10,00

20,00

72

Dedak padi kasar (65%)

86,00

7,21

50

  • Tentukan komposisi persentase bahan pakan yang akan diberikan kemudian hitung kebutuhan nutrisi bahan pakan tersebut.

Cara menghitung komposisi bahan makanan adalah sebagai berikut :

Kebutuhan BK bahan pakan (rumput lapang) = 60/100 x 3,84 = 2,304 kg

(60/100 merupakan persentase rumput lapang dan 3,84 adalah kebutuhan bahan kering asal hijauan) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

BK

(Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

2,304

0,274

1,417

Jerami padi

1,536

0,182

0,945

Konsentrat

Ampas tahu

0,336

0,040

0,207

Dedak padi kasar

0,624

0,074

0,384

  • Persentase tersebut masih berbentuk bahan kering, sehingga perlu dikonversi kedalam berat segar. Misalnya kebutuhan bahan segar rumput lapang 2,304 x 100/30 = 7,680 (2,304 adalah jumlah BK rumput lapang dan 100/30 merupakan angka konversi bahan kering ke bahan segar, karena persentase berat kering rumput lapang adalah 30%)

Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan

Nama Bahan Pakan

Berat Segar (Kg)

Protein Kasar

(Kg)

TDN

(Kg)

Hijauan

Rumput lapang

7,680

3,563

3,543

Jerami padi

1,306

4,550

2,250

Konsentrat

Ampas tahu

3,360

0,200

0,287

Dedak padi kasar

0,726

1,026

0,768

Total Bahan Segar

13,072

9,339

6,848

  • Evaluasi, lakukan evaluasi berdasarkan faktor-faktor pembatas, yaitu kapasitas rumen terhadap bahan pakan segar yaitu sebanyak 10% dari total berat badan sapi.  Dari perhitungan diatas diperoleh berat badan segar sebanyak 13,072 kg, sehingga masih bias ditolelir karena masih berada dibawah angka 10% berat badan sapi (18 kg). Jika total bahan segar diatas 18 kg, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan mengubah persentase setiap bahan pakan. 

DAFTAR PUSTAKA

                Abidin Z.  2006.  Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Mcilroy, R. J.  1977.  Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika.  Pradnya Paramita.  Jakarta.

Parakkasi A.  1999.  Ilmu Nutrisi dan makanan Ternak Ruminan.  Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).  Jakarta.

Utomo R.  1995.  Bahan Ajar Teknologi Pakan : Hijauan Kering (Hay) dan Predigesti Hasil Sisa Tanaman Pertanian.  Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.  Yogyakarta.

Disusun oleh  :

Nama                           :  Dessy Parlina, S. Pt

NIP                             :  19821228 201101 2 004

Jabatan                                    :  Pengawas Mutu Pakan  Pertama

Instansi                        :  Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

   Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung