Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

BNPB Rilis Peta Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2022, Antisipasinya?

Oleh Afra Augesti pada 30 Jan 2018, 15:05 WIB

Diperbarui 30 Jan 2018, 15:05 WIB

Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

Perbesar

Fenomena blood moon yang diambil NASA. (Dokumentasi NASA)

Liputan6.com, California - Pada 31 Januari 2018, penduduk Bumi akan disuguhkan rangkaian fenomena alam luar biasa yang saling berkonvergensi dan langka terjadi. Fenomena itu yakni penampakan gerhana Super Blue Blood Moon.

NASA mengatakan, Super Blue Blood Moon tahun ini menjadi kedua kalinya yang menampakkan diri setelah 152 tahun lalu.

Terakhir kali fenomena ini terjadi, yakni ketika gerhana bulan total terjadi bersamaan dengan bulan biru pada 31 Maret 1866.

Lalu, apa maksud di balik penggunaan kata-kata Super Blue Blood Moon? Penjelasan sederhananya: fenomena ini adalah gerhana bulan purnama yang kebetulan memiliki waktu (timing) yang sangat bagus.

Untuk penjelasan lebih lanjut, kita perlu menganalisis setiap kata. Berikut penjelasannya menurut The Verge, Selasa (30/1/2018).

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

Perbesar

Gerhana Bulan atau Supermoon (iStockphoto)

Bulan

Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya.

Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari.

Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair.

Darah

Istilah "Blood Moon" digunakan untuk menggambarkan Gerhana Bulan Total, karena ini menyebabkan Bulan berubah warna menjadi merah bata atau merah gelap.

Proses perubahan warna itu terjadi setiap kali Bumi melintas secara langsung di antara Matahari dan Bulan, sedangkan Bulan berada dalam bayangan Bumi atau disebut umbra.

Umbra adalah bagian terdalam dan paling gelap dari bayangan, di mana sumber cahaya terhalang penuh oleh benda yang tersembunyi.

Kondisi di Bulan tidak benar-benar gelap. Meski cahaya Matahari masih bisa menyinari permukaan Bulan, tapi warnanya menjadi kemerahan. Fenomena ini dikenal sebagai "scattering" atau pemendaran (penghamburan cahaya ke segala arah).

Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

Kapan pun sinar matahari menembus atmosfer Bumi, molekul udara akan menyaring berbagai jenis cahaya.

Biru dan ungu lebih mudah disaring atau dipendarkan, karena memiliki panjang gelombang lebih pendek. Jenis cahaya ini mudah menabrak molekul udara kecil yang mengelilingi Bumi, seperti nitrogen dan oksigen, yang menyebarkan cahaya ke segala arah.

Merah dan oranye--yang memiliki panjang gelombang lebih lama--dapat lebih mudah melewati atmosfer Bumi. Kedua warna ini lalu dibengkokkan dan diarahkan ke permukaan Bulan.

Cahaya tersebut hanya bersinar di Bulan secara tidak langsung. Jadi, permukaan Bulan akan jauh lebih redup dari biasanya. Tapi Bulan merah masih bisa terlihat di langit malam, di mana akan tampak seperti Planet Mars.

Biru

Deskripsi ini sebenarnya tidak berkaitan dengan warna Bulan.

Bulan dianggap sebagai "Blue Moon" saat Bulan mengalami purnama kedua dalam satu bulan kalender. Fenomena ini tidak sering terjadi, karena Bulan penuh terbentuk setiap 29,5 hari.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

Perbesar

Gerhana Bulan atau Supermoon (iStockphoto)

Super

Tak cuma purnama, secara teknis Bulan telah menjelma menjadi Supermoon. Itu artinya, Bulan akan lebih dekat dengan Bumi daripada biasanya.

Bulan tidak mengorbit planet kita dalam bentuk lingkaran yang sempurna, jalur orbitnya cenderung elips, sehingga jaraknya dari Bumi bervariasi.

Supermoon terjadi kapan pun Bulan purnama berada di posisi terdekat dengan Bumi di orbitnya.

Ini membuat Bulan terlihat lebih besar sekitar 14 persen dan 30 persen lebih terang, ketimbang Bulan purnama yang paling jauh dari Bumi.

Kapan Kita Bisa Melihatnya?

Super Blue Blood Moon dapat dilihat pada pagi hari tanggal 31 Januari di Amerika Utara dan Hawaii. Bagaimana pun, fenomena ini akan lebih jelas terlihat di Pantai Barat Amerika Serikat.

Tahap awal gerhana hanya akan berlangsung saat Bulan terbenam di Pantai Timur.

NASA berencana untuk menyiarkan secara langsung dan streaming (live stream) mulai pukul 05.30 pagi waktu setempat.

Jika tayangan yang disiarkan NASA terbatas di wilayah Anda, Gerhana Bulan Total berikutnya--yang terlihat di Amerika Utara--akan jauh lebih terlihat di seluruh wilayah Amerika Serikat, menurut NASA.

Sedangkan pada 21 Januari 2019, Supermoon diprediksi kembali muncul di langit malam Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓

Mengapa super blue blood moon terjadi jelaskan

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Drama alam di langit

Gerhana bulan, yang membuat bulan menjadi merah, sejak dulu sudah menjadi misteri di berbagai kawasan budaya. Inilah gerhana bulan yang disebut "Super Blue (Blood) Moon". Hal ini terjadi terjadi karena orbit bulan yang relatif dekat dengan bumi. Gerhana pertama-tama memberi bayangan warna merah pada bulan yang tampak besar dan dekat.

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Simbolisme spiritual dan astrologi

Sejak dulu, sudah banyak manusia yang memuja bulan. Ia menjadi salah satu acuan untuk menyusun ritme kehidupan dan menghitung periode waktu. Foto di atas menunjukkan Cakram Langit Nebra, yang ditemukan di kawasan Sachsen-Anhalt tahun 1999. Cakram ini diperkirakan berusia 3700-4100 tahun. Cakram ini memperlihatkan simbolisme spiritual maupun astrologi.

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Interpretasi mitologis gerhana bulan

Dalam seni visual, bulan selalu menjadi obyek yang sarat mitos: menggambarkan kepolosan, kesucian dan mewakili seksualitas perempuan. Karya Caspar David di atas berasal dari tahun 1820 dan diberi judul "Dua Pria Merenungkan Bulan", sebuah asosiasi yang mungkin romantis atau bisa juga kontemplatif.

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Jadi obyek puisi dan karya sastra

Sejak dulu, bulan memainkan peran penting dalam sastra. Dalam karya puisi, bulan sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan melankolis dan kerinduan. Seringkali juga penghiburan, seperti dalam puisi Johann Wolfgang von Goethe "An den Mond" (Kepada Bulan). Bait pembukanya berbunyi: "Hutan dan lembah kau penuhi lagi / Dengan sinar kabut Mu..."

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Inspirasi bagi banyak pemusik dan penyanyi

Bulan bisa mengilhami tidak hanya burung hantu dan serigala untuk melolong, tetapi juga manusia. Elvis Presley menyanyikan lagi lagu "Blue Moon" dari Rodgers dan Hart. Dan salah satu album terlaris band rock legendaris Pink Floyd muncul tahun 1973 dengan judul "The Dark Side of the Moon."

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Kisah horor dan romansa

Mark Twain pernah mengatakan: "Setiap orang adalah bulan, dan memiliki sisi gelap yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapa pun." Sejak zaman kuno, banyak legenda beredar tentang manusia yang berubah menjadi serigala saat bulan purnama. Tapi bulan juga bisa menjadi tema komedi romantis, seperti dalam film "Moonstruck" dari tahun 1987 yang dibintangi oleh Cher dan Nicolas Cage.

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Misteri yang hilang

Pendaratan bersejarah di bulan pada tahun 1969 membuat bulan kehilangan sebagian mitosnya. Manusia sekarang bisa menginjak-injak bulan, bahkan membuat foto di sana. Ilmu pengetahuan berhasil menghapus sebagian misteri sang bulan.

Menelusuri Mitos Gerhana Bulan Biru "Super Blue Blood Moon"

Mitos abadi

Namun tak berarti bulan kehilangan daya pikat magisnya. Tahun 2013, seniman Cina Ai Weiwei dan seniman Denmark Ólafur Elíasson meluncurkan proyek "Moon." Di situs www.moonmoonmoonmoon.com, orang bisa mengunggah gambar atau foto mereka tentang bulan. Pesan kedua seniman: "Tinggalkan sidik jarimu, dan saksikan bagaimana bulan makin besar, tiap kali orang membaginya." Penulis:Philipp Jedicke (hp/vlz)

Alam dan Lingkungan | 15.04.2022