Mengapa membuat cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 8 No 1 (2020): JUNI /
  4. Articles

DOI: https://doi.org/10.36841/pgsdunars.v8i1.585

Studi ini memaparkan tentang peningkatan kreatifitas anak usia dini melalui cerita bergambar di sekolah dasar Zainul Hasan genggong Probolinggo. Rumusan masalah yakni (1) bagaimana penerpaan cerita bergambar dalam meningkatkan kreatifitas anak di Sekolah Dasar Zainul Hasan Genggong Probolinggo, (2) Apa saja faktor pendukung dan penghambat kreatifitas anak usia dini di sekolah dasar Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini untuk menambah wawaan bagi guru-guru anak usia dini menjaidi guru yang prosefisonal dan berkompeten dibidangnya dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang mana datana diperoleh melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa penerapan metode cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas anak di sekolah dasar Zainul Hasan Genggong Probolinggo. Oleh karenanya, kepada guru untuk lebih mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media buku cerita bergambar yang menarik, menyenangkan dan bervariasi.

Ardianto, Tommy. 2007. Perencanaan Buku bercerita bergambar sejarah goa Selonangleng Kediri. Surabaya: Universitas Kriten Petra. Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT. Bumi Angkasa. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembnagan Anak (jilid 2 edisi ke enam). Jakarta: Penerbit Erlangga Mansur. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini dalam islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong, Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualittaif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Munandar. 2014. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mulyasa, 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya. Musfiroh, Tadkirotun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Santi, Danar. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini antara teori dan praktek. Jakarta: PT. Indeks Suratno. 2005. Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Rachmawati, yeni. 2010. Strategi Pengembangan Kretaifitas pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

Undang-undang RI. 2006. Sistem pendidikan nasional. Bandung: Citra Umbara.

Mengapa membuat cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas
Saptawati Nurhaeni, S.Pd.AUD

RADARSEMARANG.ID, Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itu, usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara fisik, psikis, sosial dan moral.
Pada fase ini anak memiliki kemampuan belajar luar biasa, khususnya pada masa awal kanak-kanak. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk memahami sesuatu dan dalam waktu singkat anak beralih ke hal lain untuk dipelajari.

Baca juga:  Mudahnya Belajar Partitur Gitar dengan Not Berwarna

Lingkunganlah yang terkadang menjadi penghambat dalam mengembangkan kemampuan belajar anak, dan sering kali lingkungan mematikan keinginan anak untuk bereksplorasi. Kebanyakan keinginan orang tua menekankan kepada anak untuk dapat membaca dan berhitung, serta dapat dikatakan hanya mengasah kecerdasan otak kiri saja. Dan tentunya anak merasa ada kebosanan. Akibatnya, otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas anak tidak dapat berkembang secara optimal.

Cerita bergambar dapat menghadirkan warna lain dalam proses kegiatan pembelajaran anak usia dini. Untuk mengetahui kreativitas anak, penulis melakukan dengan bercerita tanpa media, kemudian mulai bercerita tanpa menggunakan media. Penulis mencoba mengulas isi cerita sambil mengamati reaksi anak. Dalam kegiatan mengulas di sini adalah merangsang anak untuk berpikir kreatif, seperti merangsang anak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Sedangkan bercerita dengan media buku cerita bergambar dengan judul “Semut Merah Yang Malas”, penulis memberi kesempatan pada anak untuk bereksplorasi dan mencoba merangsang anak dengan pertanyaan. Seperti siapa yang masih ingat, apa tadi judul ceritanya ya? Siapa saja tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, dan karakter tokoh yang ada dalam cerita tadi?

Baca juga:  Membaca Teks Recount Dengan Memotret Cerita Bergambar

Secara umum, prosedur pembelajaran juga diberi sedikit variasi agar anak tidak mengalami kebosanan dan suasana lebih menyenangkan. Adapun variasi kegiatan yang dilakukan di luar dan dalam kelas, mengganti buku cerita bergambar, memberi motivasi/reward pada anak agar dapat mengembangkan kreativitasnya, konsentrasi atau rentang perhatian anak terhadap cerita menjadi lebih lama. Juga merangsang anak dengan pertanyan-pertanyaan seputar cerita, sehingga anak dapat menemukan kosakata baru yang didapat dari jawaban-jawabannya, dan berkembang imajinasinya. Sehingga dapat menghasilkan cerita yang alami, serta kepercayaan diri anak makin kuat.

Adapun sebelum metode ini penulis praktikkan, kreativitas anak sebesar 13.33 persen, dan setelah dilakukan kreativitas anak mencapai 80.00 persen. Berdasarkan analisa yang dilakukan, peningkatan kreativitas anak dipengaruhi oleh media, yakni cerita bergambar. Melalui cerita bergambar, anak dapat mengajukan pertanyaan, menebak-nebak, yang kemudian menemukan jawaban (reaksi kreatif) terhadap alur cerita yang mereka dengar. Rentang perhatian anak terhadap cerita menjadi lebih panjang, karena anak berkonsentrasi terhadap cerita. Anak juga mampu mengorganisasikan kemampuan diri, karena anak belajar dari pengalaman yang menakjubkan. Sehingga akan membangun kepercayaan diri terhadap apa yang disampaikan. (ump1/aro)

Baca juga:  Peran PKn dalam Membangun Karakter Bangsa

Guru TK Negeri Pembina Watukumpul, Pemalang

Masdawati Masdawati



Kreativitas anak perlu ditingkatkan, oleh karena itu pembelajaran harus menarik dan menyenangkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas adalah melalui cerita bergambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui cerita bergambar. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B TK Miftahul Jannah Padang, semester II tahun pelajaran 2018/2019. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK Miftahul Jannah Padang adalah 30 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara guru kelas dan teman sejawat. Data dikumpulkan melalui catatan lapangan dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif model alur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kreativitas anak melalui cerita bergambar, yakni kreativitas siklus I sebesar 46.67 % dan peningkatan kreativitas siklus II mencapai 80.00%. Untuk meningkatkan kreativitas anak melalui cerita bergambar juga didukung oleh beberapa indikator yaitu reaksi kreatif, rentang perhatian yang penjang, pengorganisasian diri/ kepercayaan diri, mengaitkan ide atau gagasan/bercerita, pengembangan imajinasi dan penambahan kosakata baru. Selain itu keberhasilan dalam peningkatan kreativitas ini juga didukung metode pendukung diantaranya adalah pemberian waktu untuk bereksplorasi dan pemberian motivasi berupa very good. Kesimpulan dari penelitian ini adalah cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas anak.



Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Angkasa.

Diknas. 2006. Pedoman Pembuatan Cerita Anak Untuk Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak (jilid 2 edisi ke enam). Jakarta : Erlangga.

Mansur. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Putaka Pelajar.

Moleong, Lexy. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdyakarya.

Musbikin, Imam. 2006. Mendidik Anak Kreatif Ala Einstein. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rahmawati. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Usia Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Riyanto, Theo FC dkk. 2004. Pendidikan Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Grasinda

Santi, Danar. 2009. Pendidikan Anak usia Dini Antara Teori Dan Praktek. Jakarta: PT. Indeks.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


DOI: https://doi.org/10.33559/eer.v1i1.258

  • Saat ini tidak ada refbacks.

Anda Pengunjung Ke-

Mengapa membuat cerita bergambar dapat meningkatkan kreativitas


Page 2

##issue.viewIssueDescription## Cover Daftar Isi