Kontravensi dapat berubah menjadi.....tetapi tidak sampai menjadi konflik

Ilustrasi bertengkar disosiatif Foto: Shutterstock

Interaksi sosial dapat dibedakan menjadi dua bentuk, salah satunya adalah proses disosiatif yang bersifat negatif. Proses ini berbanding terbalik dengan proses asosiatif yang bersifat positif.

Mengutip buku Cara Mudah Menghadapi Ujian Nasional 2008 yang ditulis oleh Sri Saptina H, dkk. (2008), proses asosiatif sendiri merupakan proses interaksi sosial yang mengarah pada bentuk kerja sama.

Proses asosiatif meliputi kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Sedangkan proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meregangkan hubungan solidaritas antarindividu.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan tentang proses disosiatif berikut ini.

Pengertian dan Jenis-jenis Proses Disosiatif

Menurut Tim Mitra Guru (2007) dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi, proses disosiatif adalah bentuk hubungan sosial yang mengacu pada perpecahan dan perlawanan dalam hubungan sosial.

Proses disosiatif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain:

Ilustrasi persaingan disosiatif Foto: Unsplash

Persaingan atau kompetisi merupakan suatu bentuk proses sosial antara dua individu atau kelompok yang bersaing secara sehat. Dalam hal ini, individu atau kelompok akan bersaing mencari keuntungan dengan cara menarik perhatian publik atau mempertajam prasangka, tanpa kekerasan.

Persaingan atau competition meliputi persaingan pribadi dan kelompok. Bentuknya bisa berupa persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan ras, dan persaingan kedudukan serta peran.

Persaingan memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

  • Menyalurkan keinginan individu atau kelompok.

  • Wadah untuk berkompetisi satu sama lain.

Ilustrasi bertengkar disosiatif Foto: Shutterstock

Mengutip buku Top No 1 Ulangan Harian SMP/MTS Kelas 7: Pilihan Cerdas Menjadi Bintang Kelas oleh Tim Guru Indonesia (2015), kontravensi merupakan sikap menyembunyikan perasaan terhadap kepribadian seseorang.

Proses sosial ini berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi dapat berubah menjadi kebencian, namun tidak sampai pada pertentangan.

Beberapa contoh kontravensi adalah penolakan, perlawanan, protes, provokasi, intimidasi , dan lainnya.

Ilustrasi bertengkar disosiatif Foto: Shutterstock

Pertentangan adalah proses sosial individu atau kelompok yang berupaya mencapai tujuan dengan cara menentang pihak lawan dengan disertai ancaman atau kekerasan. Dalam proses ini, masing-masing pihak berusaha menghancurkan satu sama lain.

Pertentangan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Pertentangan Individu: Rasa tidak suka antara dua orang berubah menjadi kebencian hingga perkelahian. Misalnya, seorang kakak dan adik yang bertengkar karena memperebutkan sesuatu.

  • Pertentangan Rasial: Pertentangan antar ras, contohnya pertentangan orang kulit hitam dengan orang-orang kulit putih di Amerika Serikat.

  • Pertentangan Antar Kelas-kelas Sosial: Pertentangan antara majikan dengan kaum buruh akibat perbedaan kepentingan.

  • Pertentangan politik: Pertentangan antara masyarakat terkait politik, misalnya pertentangan di antara negara-negara yang merdeka.

  • Pertentangan internasional: Pertentangan negara yang diakibatkan oleh perbedaan kepentingan. Apabila dibiarkan pertentangan ini bisa mengarah pada peperangan.