Kenapa daulah Ayyubiyah mempunyai banyak cabang pemerintahan atau kesultanan

You're Reading a Free Preview
Page 8 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Page 12 is not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 16 to 25 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 29 to 44 are not shown in this preview.

The preview shows page 1 - 3 out of 6 pages.

Nama: Rizki Salsabilla Chanda/ Syaira AssafaKelas: VIII F/VIII AMata Pelajaran: SKI [ Sejarah Kebudayaan Islam ]Soal1.Cabang - cabang pemerintahan dynasti ayyubiyah?Jawaban:Setelah Khalifah Al Adid wafat pada tahun 1171 M, Salahuddin Yusuf Al-Ayyubiberkuasa penuh mengatur pemerintahan dan salah satu kebijakannya adalah membagiwilayah kekuasaannya kepada saudara-saudara dan keturunannya sehingga pusatkekuasaan tidak hanya berada di Mesir. Hal inilah yang mengakibatkan munculnyabeberapa cabang dinasti Ayyubiyyah. Ada 10 cabang dinas Ayyubiyyah, yaitu:1]Kesultanan Ayyubiyah di Mesir di bawah pimpinan Salahuddin Yusuf Al Ayyubi[1171-1193 M].2]Kesultanan Ayyubiyah di Damaskus di bawah pimpinan Al-Afdal [1193-1196 M],adalah putra dari Salahuddin Yusuf Al Ayyubi.3]Keamiran Ayyubiyah di Aleppo di bawah pimpinan Al-Adil I [1183-1193 M], adalahadik dari Salahuddin Yusuf Al Ayyubi.4]Kesultanan Ayyubiyah di Hamah di bawah pimpinan Al-Muzaffar I [1178-1191 M].5]Kesultanan Ayyubiyah di Homs di bawah pimpinan Al-Qahir [1178-1186 M].6]Kesultanan Ayyubiyah di Mayyafaiqin di bawah pimpinan Al-Adid I [1193-1200 M].7]Kesultanan Ayyubiyah di Sinjar di bawah pimpinan Al-Asraf [1220-1229 M].8]Kesultanan Ayyubiyah di Hisn Kayfa di bawah pimpinan As-Salih Ayyub [1232-1239M].9]Kesultanan Ayyubiyah di Yaman di bawah pimpinan Al-Mu’azzam Turansyah [1173-1181 M],10] Keamiran Ayyubiyah di Kerak di bawah pimpinan An- Nasir Dawud [1229-1249 M]2.Berakhirnya daulah ayyubiah yang dimesir dan syiriahJawab :Pemerintahan Al-Asyraf di Damaskus berjalan stabil, tetapi Al-Asyraf dan amir-amir lainnya di Suriah ingin memerdekakan diri dari Kairo. Di tengah kericuhan tersebut,al-Asyraf meninggal dunia pada Agustus 1237 setelah mengidap penyakit selama empatbulan. Ia digantikan oleh saudaranya,as-Salih Ismail. Dua bulan kemudian, pasukanMesir yang dipimpin oleh al-Kamil mengepung Damaskus, tetapi as-Salih Ismail sudahmenghancurkan daerah pinggiran kota tersebut agar pasukan al-Kamil tidak dapatmenemukan tempat bernaung.[58]Pada tahun 1232, al-Kamil mengangkat putrasulungnya,as-Salih Ayyub, sebagai penguasa Hisn Kayfa. Namun, setelah al-Kamilwafat pada tahun 1238, as-Salih Ayyub mempertentangkan pengangkatan adiknyaal-

Adil IIsebagai sultan di Kairo. As-Salih Ayyub pada akhirnya berhasil menduduki kotaDamaskus pada Desember 1238, tetapi kota tersebut lalu direbut kembali oleh pamannyaas-Salih Ismail pada September 1239. Sepupu Ismail, an-Nasir Dawud, kemudianmemerintahkan penahanan Ismail di Karak agar Ismail tidak dapat ditangkap oleh al-Adil II. Ismail bersekutu dengan Dawud, dan Dawud membebaskannya pada tahunberikutnya, sehingga ia dapat menyatakan dirinya sebagai sultan pengganti al-Adil IIpada Mei 1240.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 6 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Hidayatullah.com | SETELAH Islam berhasil membebaskan Palestina dari kekuasaan pemerintahan Romawi pada tahun 638 M, yakni pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab, wilayah itu mulai berubah menjadi berkarakter Islami. Selain karena pemerintahannya Islami, masyarakatnya juga banyak yang memeluk Islam.

Para sahabat Rasulullah ﷺ banyak yang datang dan menetap di Palestina untuk berdakwah. Di antara mereka, menurut Dr Muhsin Muhammad Shaleh, dalam bukunya Palestina, Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi adalah Ubadah bin Shamit, Syadad bin Us, Usama bin Zaid bin Haritsah, Watsilah ibnul Asqa’, Fairus ad-Dailami, Dahiyyah al Kalbi, Abdurrahman bin Ghanan al Asyari, dan ‘Alqamah bin Majzar al-Kanani. Mereka semua menetap bahkan dimakamkan di Palestina.

Namun, Palestina tetaplah sebuah wilayah yang multikultur. Pemerintahan Islam tidak memaksa penduduk Palestina memeluk Islam.

Di Palestina saat itu tetap ada pemeluk Yahudi dan Kristen. Mereka bisa hidup berdampingan secara damai dengan kaum Muslim. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab.

Setelah masa Khulafahur Rasyidin berakhir, Palestina berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Madinah ke Damaskus.

Saat itulah Palestina menjadi salah satu wilayah yang diperebutkan di antara para keturunan Umayyah, yakni keluarga Harb bin Umayyah dengan keluarga Abu al-Ash bin Umayyah.

Keturunan terakhir dari Harb bin Umayyah yang menjadi khalifah adalah Muawiyah II. Ia berkuasa hanya sebentar, yakni tahun 683 sampai 684. Setelah itu, naiklah Marwan bin Hakam — atau lebih dikenal dengan Marwan I — menjadi khalifah. Marwan I adalah keturunan dari garis Abi al-As.

Selanjutnya, Marwan I digantikan oleh putranya bernama Abdul Malik bin Marwan. Pada masa pemerintahan Abdul Malik, Masjid Kubah Batu atau Kubah Shakhrah dibangun, tepatnya pada tahun 691.

Masjid ini terletak di tengah-tengah kompleks al-Aqsha. Pembangunan kompleks al-Aqsha juga dilakukan pada masa Khalifah Walid bin Abdul Malik, atau al-Walid I, putra dari Abdul Malik bin Marwan. Dinasti Umayyah menguasai Palestina dalam kurun waktu 661 hingga 750 Masehi.

Setelah itu, kekhilafahan Bani Umayyah digantikan oleh Bani Abbasyiah yang mulai berkuasa tahun 750 Masehi. Otomatis, penguasa bumi Palestina juga beralih dari Bani Umayyah ke Bani Abbasyiah. Pusat pemerintahan kembali dipindah, kali ini ke Baghdad, Irak.

Tak banyak catatan perkembangan Palestina pada masa Bani Abbasiyah. Hanya pada masa kekhalifahan al-Mutawakkil, ia menunjuk putranya sendiri, al-Muayyad, sebagai gubernur wilayah Palestina dan Suriah.

Pada tahun 969 M, wilayah Palestina lepas dari kekuasaan Bani Abbasiyah setelah direbut oleh Dinasti Fathimiyah yang berkuasa di Afrika Utara, Mesir, dan Suriah. Dinasti Fathimiyah yang Syiah ini secara resmi mengumumkan bahwa mereka adalah khalifah tandingan Dinasti Abbasiyah yang mulai melemah.

Pada saat bersamaan, muncullah Dinasti Seljuk yang mengontrol kekhalifahan Abbasiyah. Dalam sebuah pertempuran bernama Manzikart tahun 1071, pasukan Alp Arslan, sultan ketiga Dinasti Seljuk, berhasil mengalahkan tentara Romawi yang didukung Prancis dan Armenia.

Kekalahan ini membuat pasukan Romawi murka dan ingin membalas dendam kepada Seljuk. Terlebih, pada tahun 1973 [beberapa catatan menyebut tahun 1076], Dinasti Seljuk berhasil merebut sebagian besar wilayah Palestina, termasuk al-Quds atau Yerusalem, kecuali wilayah Askalon, dari tangan Dinasti Fathimiyah yang kala itu dipimpin Khalifah Al-Musta’li. Untuk membalaskan dendamnya ini, tentara Romawi mengajak Paus Urbanus II menyeru kepada umat Kristen di Eropa untuk melakukan perang suci yang dikenal dengan Perang Salib

Pada tahun 1099 meletuslah Perang Salib 1. Tentara Salib berhasil mengambil alih Palestina dari tangah Dinasti Seljuk dan mendirikan kerajaan Yerusalem lewat pembantaian yang berdarah-darah. Ini sangat berbeda dengan saat Palestina diambil alih oleh tentara Islam di bawah Khalifah Umar bin Khaththab pada 638 M yang penuh damai.

Kekuasaan pasukan Salib atas Palestina tak berlangsung lama, hanya 88 tahun saja, yakni dari tahun 1099 hingga 1187. Setelah itu, Palestina berhasil dibebaskan kembali oleh Dinasti Ayyubiyah lewat sebuah pertempuran yang heroik di Hittin, dipimpin oleh Shalahuddin al Ayyubi.

Masa kegemilangan Dinasti Ayyubiyah juga tak lama. Pada 1200, Shalahuddin wafat dan digantikan adiknya yang bernama al-Adil dan berkedudukan di Mesir. Setelah itu, Dinasti Ayyubiyah mulai melemah.

Penguasa-penguasa kecil di Syam di bawah pimpinan an-Nasir Yusuf, pada dawarsa 1230-an, mulai berani memisahkan diri dari Dinasti Ayyubiyyah. Kesultanan Ayyubiyah sempat terpecah, namun berhasil disatukan kembali oleh Sultan Malik as-Salih pada tahun 1247, kecuali Aleppo. An-Nasir sendiri, ketika itu, berkedudukan di Aleppo.

Setelah Sultan Malik as-Salih tutup usia pada tahun 1249, al-Mu’azzam Turansyah menggantikannya sebagai sultan di Mesir. Ia adalah keturunan terakhir dari Dinasti Ayyubiyah.

Dinasti Mamluk yang ketika itu sudah mulai membesar di Mesir merasa terancam oleh Turansyah yang lebih dekat kepada tentara asal Kurdi dari pada Mamluk. Pada 1250, Turansyah dibunuh oleh Aybak dan Baybars dari Mamluk. Aybak kemudian naik tahta. Inilah awal pemerintahan Mamluk di Mesir.

Pada tahun 1260, pasukan Mongol datang menyerbu Kota Aleppo dan menaklukkan sebagian besar wilayah lain yang masih berada dibawah kendali Dinasti Ayyubiyah.

Namun, pada tahun 1341, pasukan Mamluk berhasil mengusir tentara Mongol dari semua wilayah pendudukan Dinasti Ayyubiah. Dengan demikian, seluruh wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada tahun ini diambil alih Mamluk, termasuk Palestina.

Kesultanan Mamluk mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan al-Nasir Muhammad. Pada masa ini, Mamluk pernah didatangi Paus John XXII pada tahun 1327, meminta kepada Sultan al-Nasir untuk memberikan al-Quds dan kawasan Pantai Levantine. Tentu saja permintaan ini ditolak. Delegasi berjumlah 120 orang itu kemudian diusir oleh Sultan al-Nasir.

Setelah tiba musim kemarau panjang dan mewabahnya berbagai penyakit, Dinasti Mamluk mulai mengalami kemunduran. Pada saat ini, muncul kekuatan politik baru, yaitu Dinasti Usmaniyah yang awalnya berasal dari Asia Minor.

Dinasti Usmaniyah terus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah lain, termasuk mengambil alih Mesir dari tangan Dinasti Mamluk pada tahun 1517. Seluruh wilayah kekuasaan Mamluk, termasuk Palestina, pada tahun ini, berada dibawah kendali Sultan Selim dari Dinasti Usmaniyah.

Pemerintahan Islam Dinasti Usmaniyyah bertahan di Palestina cukup lama, lebih dari 400 tahun, sebelum akhirnya mereka melemah dan tercabik-cabik oleh gerakan nasionalisme yang dihembuskan Barat. Pada tahun 1917, Palestina dikuasai oleh Inggris sebagai pemenang Perang Dunia I.*

Rep: Mahladi
Editor: -

Video yang berhubungan