Apa fungsi pengawetan bahan nabati dengan cara dipanaskan

bntu bang, kak, dek, buk, pak jgn ngasal​

Jika seorang pemimpin hanya memiliki high skill tapi bukan dalam melakukan adaptasi?apakah seorang pemimpin tersebut bisa di katakan pemimpin yang bai … k?

Yang bukan termasuk dokumen yang diperlukan dalam izin mendirikan usaha, yaitu...

Dalam proses penjualan bisnis ritel, maka salah satu langkah yang harus dilakukan adalah merekomendasikan barang-barang yang diperdagangkan kepada kon … sumen yang dikenal dengan istilah….

Suatu proses sosial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawar … kan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain disebut dengan

jelaskan 3 cara anda tentang strategi untuk mencapai kemajuan dalam bisnis

bisa di sebut akuisi apabila pengambilan alih aset mencapai 50% terus kalo pembelian tidak mencapai 50% pembelian tersebut di sebut apa

metode yang boasanya di kerjaoan leboih awal proses pembuatannya di sebuy dengan

Apabila ada 2 perusahaan yang bergabung saat terjadi merger diantara 2 perusahaan maka pemimpinnya yaitu

Keterampilan wirausaha dalam menyusun rencana, memahami dan menetapkan visi untuk memiliki arah yang jelas yang disebut: keterampilan yang disebutkan

Apa fungsi pengawetan bahan nabati dengan cara dipanaskan
ilustrasi mesin. tecnosoft.eu

JABAR | 11 April 2021 08:01 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Makanan terdiri dari berbagai nutrisi utama seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Karena kandungan nutrisi yang kaya dalam makanan segar, mereka sangat rentan terhadap pembusukan mikroba.

Oleh karena itu, makanan sering dipasteurisasi atau disterilkan untuk menghancurkan muatan mikroba di dalamnya. Makanan yang dipasteurisasi dan disterilkan masing-masing dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama dalam kondisi berpendingin atau kondisi atmosfer normal.

Istilah "pasteurisasi" dan "sterilisasi" terkadang digunakan secara bergantian dan dianggap sama. Padahal, terdapat perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi, mulai dari proses hingga manfaat yang berbeda satu sama lain.

Mengetahui perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi akan membantu Anda memahami mengapa ilmuwan dan produsen dari berbagai industri memilih untuk menggunakan salah satu dari yang lain saat mereka menguji dan membuat makanan, obat-obatan, kosmetik, bahan kimia, dan lainnya.

Berikut ini, akan kami sampaikan apa saja perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi dalam pengolahan makanan yang dilansir dari differencebetween.com.

2 dari 4 halaman

Pasteurisasi adalah metode pengawetan makanan dengan cara memanaskannya untuk membunuh sebagian mikroorganisme yang ada dalam makanan. Oleh karena itu, teknik ini digunakan untuk makanan yang dapat disimpan dan ditangani lebih lanjut dalam kondisi pertumbuhan mikroba yang ditekan. Karena dilakukan dengan pemanasan rendah, sifat makanan tidak akan berubah, dan dapat menjaga nilai gizi makanan.

Dalam proses pasteurisasi, biasanya cairan dipanaskan hingga suhu tertentu untuk jangka waktu yang telah ditentukan diikuti dengan langkah pendinginan segera (Misalnya 63-66 ° C selama 30 menit atau 71 ° C selama 15 detik). Cara ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dan mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur. Teknik ini pertama kali digunakan untuk mencegah asam anggur dan bir, tetapi belakangan ini susu juga dipasteurisasi menggunakan teknik ini. Saat ini, metode ini banyak digunakan untuk memperpanjang umur simpan susu.

Tujuan utama pasteurisasi adalah untuk menghilangkan atau menghancurkan bakteri dan mikroorganisme patogen, namun tidak menghancurkan spora tahan panas seluruhnya karena suhu yang digunakan tidak terlalu tinggi. Ini juga ditargetkan untuk menekan aktivitas mikroorganisme tertentu pada makanan tertentu. Oleh karena itu, tidak memberikan produk yang stabil di rak tanpa penyimpanan yang tepat pada suhu rendah.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi aktivitas enzimatis dalam produk. Pasteurisasi bergantung pada ketahanan panas dari mikroorganisme tertentu dan kepekaan panas produk. Dua metode utama pasteurisasi adalah suhu tinggi, waktu singkat (HTST) dan suhu rendah, waktu lama atau Extended Shelf Life (ESL).

3 dari 4 halaman

Sterilisasi adalah bentuk lain dari teknik pemrosesan termal yang menggunakan suhu yang relatif tinggi untuk memperpanjang umur simpan hingga beberapa bulan. Karena spora bakteri jauh lebih tahan panas daripada sel vegetatif, tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menghancurkan spora tersebut.

Sterilisasi komersial bergantung pada banyak faktor, termasuk sifat makanan, kondisi penyimpanan makanan setelah proses termal, ketahanan panas mikroorganisme atau spora, dan jumlah awal mikroorganisme yang ada dalam makanan.

Proses sterilisasi dapat dibagi menjadi dua kategori utama. Yang pertama adalah 'in-container', yang digunakan untuk makanan, yang ditempatkan di wadah seperti kaleng, botol, dan kantong plastik. Yang kedua adalah 'Sistem aliran kontinu untuk proses pengolahan sangat tinggi (UTH), yang umumnya melibatkan pemanasan pada 140 ° C hingga 150 ° C selama 1 hingga 3 detik.

4 dari 4 halaman

Apa fungsi pengawetan bahan nabati dengan cara dipanaskan
steriflow.com

Setelah memahami penjelasan sebelumnya, kita bisa tahu bahwa terdapat perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi. Sederhananya, perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi adalah sebagai berikut:

  • Perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi pertama yaitu terlihat dari usia simpan produk, di mana produk yang disterilkan memiliki umur simpan yang lama dibandingkan produk yang dipasteurisasi.
  • Perbedaan pasteurisasi dan sterilisasi kedua yaitu sterilisasi melibatkan pemanasan makanan antara kisaran suhu 110 ° C hingga 120 ° C, sedangkan pasteurisasi melibatkan pemanasan antara 70 hingga 80 ° C.
  • Teknik sterilisasi dapat menghancurkan baik sel vegetatif maupun spora banyak mikroorganisme karena metodenya yang menggunakan suhu tinggi, tetapi pasteurisasi digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroba dan hanya dapat menghancurkan sel vegetatif dari banyak mikroorganisme dan bukan spora mereka.
  • Sifat-sifat makanan dapat sangat berubah dengan proses sterilisasi, namun tidak dengan proses pasteurisasi.
  • Karena suhu yang rendah, pasteurisasi dapat diterapkan untuk makanan yang sangat sensitif terhadap panas dengan tingkat nutrisi yang tinggi. Dan sterilisasi hanya dapat diterapkan untuk makanan tertentu yang tidak terlalu tahan panas.
  • Berbeda dengan proses pasteurisasi, nutrisi pangan dapat dengan mudah hancur pada proses sterilisasi meskipun hal tersebut memperpanjang umur simpan pangan.
(mdk/ank)

4 dari total 5 halaman

Apa fungsi pengawetan bahan nabati dengan cara dipanaskan
© Diadona

Pengawetan makanan dengan bahan kimia sudah umum banget dijumpai di produk makanan. Bahan yang digunakan telah terbukti aman dan diperbolehkan, hanya aja penggunaanya harus dalam jumlah yang sesuai dengan aturan.

Garam

Pengawetan makanan dengan garam ini masuk dalam pengawetan bahan kimia karena menggunakan garam yang walaupun merupakan bahan alami namun tetap masuk dalam kelompok bahan kimia lho. Sesuai definisinya, bahan kimia adalah suatu bentuk materi yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan.

Pengawetan makanan bisa dilakukan dnegan garam karena mengurangi aktivitas air pada makanan. Apa itu? Yakni jumlah air bebas tak terikat dalam bahan pangan yang biasanya digunakan bakteri sebagai media tumbuh. Kemampuan ini hadir karena asosiasi ion natrium dan klorida dengan molekul air.

Gula

Gula bertindak sebagai pengawet makanan dengan tindakan yang sama sebagaimana garam, yakni menghancurkan keseimbangan osmosis sel. Salah satu jenis makanan yang paling terkenal dengan penagwetan gula adalan selai, manisan, dan masih banyak lagi.

Pengasapan

Ini adalah metode pengawetan makanan tertua yang digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan dan biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan. Pada proses ini, asap dipaparkan pada bahan makanan untuk menghilangkan kelembapan dari permukaan makanan. Tapi metode ini nggak bsia diandalkan sepenuhnya karena kudu dikombinasikan dengan beberapa metode lain seperti penggaraman atau pengeringan.

Selain beberapa teknik pengawetan makanan di atas, ada juga pengawetan lain yang menggunakan metode khusus misalnya penyinaran dan pengemasan vakum, iradiasi untuk menghancurkan organisme dan pengepakan vakum untuk mengeluarkan oksigen dari kemasan makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri aerob yang akan membusuk makanan.

Natrium Benzoat

Sodium benzoate menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang berpotensi berbahaya dalam makanan, sehingga mencegah pembusukan. Ini sangat efektif dalam pengawetan makanan asam karena bekerja di pH 2.5 - 4.

Makanya sering ditambahkan untuk produk-produk seperti soda, jus lemon botolan, acar, jeli, saus salad, kecap, dan bumbu lainnya. Pengawet makanan ini masuk dalam kategori zat yang Umumnya Diakui Aman atau atau Generally Recognized As Safe (GRAS).

Natrium Nitrit

Secara alami, senyawa ini ditemukan di sayuran hijau seperti sayuran hijau berdaun. Namun bisa didapatkan dengan mereaksikan asam nitrat dengan natrium karbonat atau natrium bikarbonat. Sebagai pengawet makanan, natrium nitrit menciptakan rasa yang berbeda, mengontrol oksidasi lipid, dan bertindak sebagai antimikroba. Sayangnya pengawet makanan ini disebut nggak aman.

Contoh bahan pangan yang menggunakan natriut nitrit sebagai pengawet makanan adalah daging olahan, seperti sosis, dendeng, ikan atau daging asap, dan daging ham.

Sulfur Dioksida

Cara kerja pengawetan makanan ini adalah dengan memblokir pertumbuhan mikroba dengan mengganggu fungsi normal sel mereka. Sulfur dioksida biasanya terdapat pada buah dan sayuran kering serta minuman ringan yang beralkohol.

Natrium Sorbat dan Kalium Sorbat

Sebagai bahan pengawet makanan, natrium sorbat banyak digunakan pada keju, daging, saos dan juga mayoses. Ini karena natrium sorbat dapat memperpanjang umur simpan produk dengan menghentikan pertumbuhan jamur, mikroorganisme perusak dalam daftar makanan tersebut.

Keseluruhan bahan pengawet makanan tersebut memang boleh ditambahkan pada makanan namun harus dalam batas tertentu. Sayangnya kan karena jumlahnya nggak ada dalam kemasanan makanan kita nggak tahu berapa jumlah yang udah kita konsumsi setiap hari.