1. Bahan PewarnaSumber: Dokumen Kemdikbud Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.4 Pewarna alami Gambar 6.5 Pewarna sintetis 170 Kelas VIII SMP/ MTs Semester 1 Pernahkah kamu membeli kue atau minuman dengan warna mencolok? Terbuat dari apakah warna tersebut? Apakah zat warna yang digunakan pada makanan tersebut berasal dari tumbuhan? Perhatikan kedua gambar di atas. Gambar 6.4 menunjukkan sayur-sayuran yang berwarna-warni. Warna yang diperoleh dari sayuran adalah pewarna alami. Gambar 6.5 menunjukkan pewarna buatan atau sintetis. Pewarna makanan sintetis dibuat dari berbagai macam bahan. Pelajarilah kegiatan “Ayo Kamu Lakukan” untuk mengetahui adanya pewarna alami atau buatan pada makanan atau minuman. a. Pewarna Alami Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Banyak sekali bahan-bahan di sekitarmu yang dapat dipakai sebagai pewarna alami. Daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan. Selain memberi warna hijau, daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan. Kakao sering digunakan untuk memberikan warna cokelat pada Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 6.6 Makanan berwarna makanan. Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas. Tabel 6.1 Contoh Bahan Pewarna Alami Warna yang No Contoh Sumber Diinginkan 1. Biru Buah murbei, buah anggur Daun suji 5. Cokelat Kakao, karamel 6. Merah Buah naga 7. Hitam Arang (tidak dianjurkan) Sumber: Natural colouring Agen www.vscht.cz/lam/new/banc.pdf Ilmu Pengetahuan Alam 171 Ilmu Pengetahuan Alam 171 Saat ini, sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat aneka makanan yang berwarna. Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diijinkan pemakaiannya untuk makanan dinamakan permitted colour atau certified colour. Penggunaan pewarna buatan secara aman sudah begitu luas digunakan masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan. Namun, di masyarakat masih sering ditemukan penggunaan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Contoh penggunaan pewarna sintetis yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan karena pewarna cat dan tekstil biasanya mengandung logam-logam berat, seperti arsen, timbal, dan raksa yang bersifat racun bagi tubuh konsumennya. Tabel 6.2 contoh pewarna buatan yang diijinkan dan yang tidak diijinkan untuk digunakan Sumber: Arvin balaraman, 2013 sebagai pewarna makanan yang telah ditetapkan Gambar 6.7 Makanan di negara. berperwarna Tabel 6.2 Pewarna yang diijinkan dan Pewarna yang tidak diijinkan No Pewarna yang Pewarna yang tidak diijinkan diijinkan 1 Biru berlian Orange G 2 Cokelat HT Auramine Fast Yellow AB Magenta 3 Eritrosin Orange RN Black 7984 Chrysoine 4 Hijau FCF Metanil Yellow Ponceau SX Chocolate Sudan 1 5 Hijau S Brown FB Oil Yellow AB Guinea Green B Orange GGN 6 Indigotin Alkanet Orchil and Violet 6 B 7 Karmoisin Orcein Burn Umber Oil Orange SS Ponceau 6R Citrus Red No. 2 172 Kelas VIII SMP/ MTs Semester 1 8 Kuning FCF Fast Red E Oil Yellow OB 9 Kuning Kuinolin Indanthrene Blue Butter Yellow RS 10 Merah Alura Ponceau 3 R Chrysoidine Sumber: SK Menteri Kesehatan RI No. 239/MenKes/Per/V/85 2. Pemanis (C) Sumber: Dokumen Kemdikbud (A), super trooper, 2012(B), rakracatda torsap,2012 (C) (A) (B) Gambar 6.8 Gula pasir (A), Pemanis buatan yang biasa pada minuman(B), pemanis buatan yang biasa pada kue aneka warna (C) Pemanis dipakai untuk menambah rasa manis yang lebih kuat pada bahan makanan. Pemanis alami yang umum dipakai adalah gula pasir, gula kelapa, gula aren, gula lontar, dan bit. Senyawa yang membuat rasa manis pada gula tersebut adalah sukrosa. Selain pemanis alami, ada juga beberapa pemanis buatan yang dapat menjadi alternatif untuk menambah rasa pada makanan. Pemanis buatan ini antara lain aspartam, sakarin, asesulfam kalium, dan siklamat. Rasa manis pada makanan dan minuman seperti pada Gambar 6.8 dibuat dengan menggunakan pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami dan pemanis buatan tidak selalu dapat dibedakan oleh lidah kamu, terutama oleh orang-orang yang tidak terlalu peka dengan rasa pemanis buatan. Pemanis buatan merupakan produk pangan yang manis seperti gula pada umumnya, namun rendah kalori. Pemanis buatan diproduksi untuk dikonsumsi orang yang ingin mengurangi asupan gula tinggi kalori, namun tetap terasa manis, khususnya bagi penderita kencing manis. Berikut contoh pemanis buatan yang dapat ditemukan di pasaran. Ilmu Pengetahuan Alam 173 Ilmu Pengetahuan Alam 173 Pernahkah kamu minum teh atau minuman lain yang diberi pemanis dari gula jagung? Gula jagung mengandung aspartam. Aspartam adalah jenis gula rendah kalori yaitu sekitar 4 kkal (= 4.000 kalori; 17 Joule = 17 kJ) per gram. Walaupun Aspartam adalah jenis gula rendah kalori, tingkat kemanisannya 160-200 kali dari gula pasir. Keunggulan lain Aspartam antara lain rasa manisnya mirip gula, tanpa rasa pahit, dan tidak merusak gigi. Penggunaan Aspartam pada makanan atau minuman telah disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia (BPOM). b. Sakarin Sakarin adalah pemanis buatan yang tidak berkalori. Sakarin dibuat dari garam natrium. Asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis. Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 200-500 kali dari rasa manis sukrosa (gula pasir). Sakarin dan aspartam sering digunakan di industri minuman kaleng atau kemasan. Keunggulan sakarin, yaitu tidak bereaksi dengan bahan makanan, sehingga makanan yang ditambah dengan sakarin tidak mengalami kerusakan dan harganya murah. Kelemahan sakarin adalah mudah rusak bila dipanaskan sehingga mengurangi tingkat kemanisannya. Selain itu, sakarin kerap kali menimbulkan rasa pahit. Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia, misalnya menimbulkan kanker. Pemakaian pemanis buatan di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan. Peraturan Menteri tersebut menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yang berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg bahan makanan/minuman . c. Kalium Asesulfam Kalium Asesulfam memiliki tingkat kemanisan sekitar 200 kali dari kemanisan gula pasir. Kelebihan kalium Asesulfam adalah mempunyai sifat stabil pada pemanasan dan tidak mengandung kalori. d. Siklamat Siklamat merupakan pemanis buatan yang diijinkan untuk digunakan pada produk makanan dan minuman dengan dosis yang telah ditetapkan oleh BPOM. Siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat memiliki tingkat kemanisan sekitar 30 kali dari rasa manis gula pasir. Siklamat memberikan rasa manis tanpa menimbulkan rasa pahit, 174 Kelas VIII SMP/ MTs Semester 1 Semester 1 Penggunaan siklamat secara berlebihan dapat mengganggu kesehatan. Pada dosis berlebih, siklamat dapat memicu munculnya kanker kandung kemih, mutasi, dan cacat lahir. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3g/kg bahan makanan/minuman, sedangkan menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman adalah 11 mg/kg berat badan. Menyelidiki Pewarna pada Makanan yang Aman bagi Tubuh Pastikan pewarna pada makanan yang kamu konsumsi adalah pewarna yang aman. Apa yang harus disiapkan? 1. Bahan makanan berpewarna yang akan diuji (saus tomat, cincau, cendol dan lain-lain) masing-masing 50 gram. 2. Air 50 mL 3. Pistil dan mortar 4. Pipet 5. Benang wol 6. Kaki tiga 7. Kawat kasa 8. Pemanas bunsen/lampu spiritus 9. Gelas kimia 10. Deterjen Apa yang harus dilakukan? 1. Campurkan 50 gram bahan makanan yang akan diuji dengan 50 mL air, kemudian haluskan. 2. Masukkan masing-masing bahan makanan yang akan diuji ke dalam gelas kimia yang berbeda. 3. Celupkan beberapa potongan benang wol ke dalam masing-masing gelas kimia. 4. Panaskan masing-masing gelas kimia dengan pemanas bunsen/lampu spiritus. Pastikan kaki 3, kawat kassa, dan gelas kimia tersusun dengan benar. Berhati- hatilah saat menyalakan Bunsen. Gunakan sarung tangan tahan panas untuk mengangkat gelas kimia yang telah dipanaskan. Ilmu Pengetahuan Alam 175 5. Dinginkan sampai benar-benar dingin. 6. Ambil benang wol yang telah dicelupkan pada larutan bahan makanan. Cucilah benang wol tersebut dengan deterjen. 7. Bandingkan hasilnya dalam tabel dengan memberi tanda centang (V) sesuai dengan hasil pengamatan. Pewarna makanan yang aman dikonsumsi akan hilang dari benang saat benang dicuci. No Jenis Bahan Warna Hilang Warna tidak Hilang Apa yang dapat kamu simpulkan? Berdasarkan data pengamatan, buatlah kesimpulan yang menyatakan jenis-jenis bahan makanan yang menggunakan pewarna aman atau tidak aman. |