Jelaskan tahapan filtrasi dalam proses pembentukan urine

Jakarta -

Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut sebagai ekskresi. Salah satu zat yang harus dikeluarkan melalui proses ekskresi adalah urine. Tahukah kamu bagaimana proses pembentukan urine?

Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat-zat sisa yang menjadi sampah. Menurut buku Sistem Ekskresi karya Nur Risnawati Kusuma, zat-zat sisa ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena sudah tidak digunakan lagi. Apabila dibiarkan mengendap di dalam tubuh, zat sisa menjadi berbahaya karena meracuni tubuh.

Proses pembentukan urine terjadi di ginjal. Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Setelah proses penyaringan tersebut, zat sisa berbentuk urine dikeluarkan, seperti dikutip dari Modul Biologi Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan pengumpulan (augmentasi), seperti dijelaskan dalam Seri IPA Biologi oleh Deswaty Furqonita.

Agar lebih memahami proses pembentukan urine, simak penjelasan berikut ini.

Proses Pembentukan Urine

1. Penyaringan darah (filtrasi)

Proses pembentukan urine dimulai dengan tahap filtrasi darah yang masuk ke ginjal melalui pembuluh darah. Tahapan penyaringan terjadi di badan malphigi, bagian nefron ginjal yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi menyaring zat sisa yang terlarut dalam darah dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dari tubuh.

Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat bermolekul kecil seperti air, garam, amonia, urea, ion anorganik, dan glukosa. Zat yang dapat melewat saringan glomerulus disebut sebagai filtrat glomerulus atau urine primer. Kandungan urine primer seperti glukosa dan ion anorganik masih diperlukan tubuh.

2.Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Urine primer lalu masuk tubulus proksimal untuk lanjut ke tahap reabsorbsi kandungan yang masih diperlukan tubuh. Proses penyerapan kembali dilakukan hingga mencapai lengkung Henle.

Hasil tahap reabsorbsi disebut sebagai filtras tubulus atau urine sekunder. Kandungan urine sekunder adalah air, gara, urea, dan pigmen empedu yang akan memberi warna dan bau pada urine.

Urine sekunder lalu masuk ke dalam tubulus kontortus distal untuk menjalani penyerapan lagi zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air. Di tahap ini, terbentuk urine.

3.Pengumpulan (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus dital akan turun ke saluran pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari saluran ini, urin memasuki pelvis renalis, lalu mengalir ke ureter dan kantung kemih.

Nah, ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Jika kantung kemih sudah penuh, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh lewat saluran uretra.


Perlu detikers ingat, jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter. Namun, jumlah urine juga tergantung dari jumlah cairan yang masuk, jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap, dan hormon antidiuretik.

Demikian proses pembentukan urine pada tubuh manusia. Selamat belajar!

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"



(twu/twu)

Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari ginjal. Setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.

Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring. Hal ini dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme (limbah) dan menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah.

Proses penyaringan darah pun dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena dapat menjadi racun untuk tubuh.

Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman.

Hasil penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

Reabsorpsi

Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah reabsorpsi, yakni penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi. Namun, sebagian besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder.

Pada umumnya, semua glukosa akan diserap kembali. Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang diabetes karena glukosa berlebih akan tetap dalam filtrat.

Natrium dan ion-ion lainnya akan diserap kembali secara tidak lengkap dan tertinggal dalam filtrat dalam jumlah yang besar.

Kondisi ini dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan, sehingga menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi. Hormon mengatur proses transpor aktif, yaitu ion seperti natrium dan fosfor, diserap kembali.

Sekresi atau augmentasi

Sekresi adalah tahap terakhir dari proses pembentukan urine. Beberapa zat mengalir langsung dari darah di sekitar tubulus distal dan tubulus pengumpul ke tubulus tersebut.

Tahapan ini juga menjadi bagian dari mekanisme tubuh untuk menjaga keseimbangan pH asam-basa dalam tubuh. Ion kalium, ion kalsium, dan amonia juga melewati proses sekresi, seperti beberapa obat. Hal ini dilakukan agar senyawa kimia dalam darah juga tetap seimbang.

Proses ini dilakukan dengan meningkatkan sekresi zat, seperti kalium dan kalsium, ketika konsentrasinya tinggi. Selain itu, penyerapan kembali (reabsorpsi) juga ditingkatkan dan mengurangi sekresi ketika konsentrasinya rendah.

Urine yang dibuat oleh proses ini kemudian mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut panggul, di mana ia mengalir ke ureter dan kemudian tersimpan di kandung kemih. Selanjutnya, urine mengalir ke uretra dan akan keluar saat buang air kecil.

Zat yang terkandung dalam urine

Sebutkan 3 (tiga) tahap proses pembentukan urine!

Jawab :

Tiga tahap proses pembentukan urine :

1. Filtrasi

2. Reabsorpsi

3. Augmentasi

Penjelasan :

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga tahap, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Ketiga proses tersebut semuanya terjadi di dalam ginjal, tepatnya pada bagian nefron.

Jelaskan tahapan filtrasi dalam proses pembentukan urine

1. Filtrasi

Filtrasi merupakan proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat berbahaya sisa metabolisme. Zat berbahaya tersebut jika tidak dikeluarkan akan bersifat racun bagi tubuh.

Filtrasi terjadi di badan malphigi yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi untuk menyaring air, garam, asam amino, glukosa, dan juga urea.

Hasil filtrasi di glomerulus akan mengalir menuju kapsula bowman dan menghasilkan urine primer. Urine primer mengandung air, gula, asam amino, garam, dan urea.

2. Reabsorpsi

Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali zat dari urine primer yang masih dapat digunakan tubuh. Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan menghasilkan urine sekunder.

Urine primer yang terkumpul di kapsula bowman akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan terjadi reabsorbsi.

Pada proses reabsorbsi, terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masuk berguna bagi tubuh oleh dinding tubulus, selanjutnya masuk ke dalam pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.

Zat-zat yang diserap kembali oleh darah, antara lain glukosa, asam amino, dan ion-ion organik. Reabsorbsi akan menghasilkan urine sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen dan urea.

Urine sekunder kemudian masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini, terjadi osmosis air di lengkung henle, sehingga volume urine berkurang dan menjadi pekat.

Ketika urine sekuder mencapai lengkung henle, garam Na+ akan dipompa dari tubulusm sehingga urine menjadi lebih pekat.

3. Augmentasi

Dari lengkung henle, urine sekunder akan masuk ke tubulus distal untuk proses augmentasi. Augmentasi adalah tahap pengendapan zat-zat yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh.

Selama melewati tubulus distal, urine akan banyak kehilangan air, sehingga konsentrasinya menjadi semakin pekat.

Selanjutnya urine akan masuk ke pelvis renalis dan menuju ureter, kemudian dialirkan ke vesica urinaria (kandung kemih) untuk ditampung sementara. Kandung kemih hanya mampu menampung sekitar 300 ml urine.

Hasil akhir dari tahap augmentasi adalah urine yang sesunggunya. Urine yang sesungguhnya ini mengandung beberapa zat berikut.

  • Urea, asam urine dan amonia yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein.
  • Garam-garam mineral, terutama Natrium Klorida (garam dapur).
  • Zat warna empedu, yang menyebabkan urine berwarna kekuning-kuningan.
  • Zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin, obat-obatan, dan hormon.