Mengapa manusia mulai ada di bumi pada zaman Kuarter

Para ahli sejarah sepakat membagi zaman Neozoikum ke dalam dua tahapan, yakni masa Tersier dan masa Kuarter. Adapun masa Kuarter berlangsung sekitar 60.000 tahun yang lalu. Masa Kuarter sendiri terbagi menjadi kala Pleistosen dan kala Holosen. Kala Pleistosen ditandai dengan mulai munculnya jenis-jenis manusia purba awal hingga manusia yang bentuk fisiknya sudah memiliki kemiripan dengan bentuk fisik manusia modern. Sedangkan, kala Holosen ditandai dengan munculnya manusia modern atau Homo Sapiens. Jadi, jawaban yang tepat adalah A

Zaman Kuarter pertama – Zaman Kuarter dimulai sejak sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman kuarter dibagi menjadi dua kala, yaitu Kala Pleistosen dan Kala Holosen.

Kala Pleistosen (zaman Diluvium)

Kala Pleistosen berlangsung sekitar 600.000 tahun. Kala Pleistosen ditandai dengan munculnya kehidupan manusia purba, Pada kala ini keadaan alam masih liar dan labil. Hal ini dikarenakan silih bergantinya dua zaman, yaitu zaman glasial dan zaman interglasial.

Zaman Glasial

Zaman glasial adalah zaman meluasnya lapisan es kutub utara, sehingga Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es, sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.

Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat, arena adanya pergeseran bumi dan aktivitas gunung-gunung berapi memperluas lautan, maka muncullah Plat Sunda dan Plat Sahul di Indonesia.

Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Malaysia Barat bergabung menjadi satu dengan Benua Asia. Kalimantan Utara bergabung dengan Filipina dan Formosa (Taiwan) terus ke Benua Asia.

Begitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir ke Filipina dan antara Jawa Timur dan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara.

Zaman interglasial

Zaman interglasial adalah zaman mencairnya lapisan es di kutub utara. Pada zaman ini ditandai dengan naiknya temperatur sehingga lapisan es kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar-besaran di berbagai tempat yang menyebabkan banyak daratan terpisah-pisah oleh lautan dan selat.

Hewan-hewan berbulu tebal yang mampu bertahan hidup mulai ada pada kala pleistosen ini, salah satunya adalah mamuthus (gajah berbulu tebal). Hewan yang berbulu tipis pindah ke daerah tropik.

Perpindahan binatang dari Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi, dan Filipina ada yang melalui Malaysia ke Jawa (jalan barat) ada pula yang melalui Formosa, Filipina ke Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi (jalan timur).

Garis Wallace adalah garis antara selat Makassar dan Lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyebaran binatang tersebut.

Pada kala pleistosen juga terjadi perpindahan manusia purba dari wilayah Asia ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyak ditemukannya fosil Sinanthropus pekinensis di Peking, Cina sejenis dengan Pithecanthropus erectus dari Trinil, Ngawi Jawa Timur.

Alat-alat dari budaya Pacitan ditemukan pula di Cina, Burma, dan Malaysia. Homo Wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Australoid pada kala pleistosen tengah dan kala pleistosen atas menyebar dari Asia ke selatan.

Sebagian dari mereka sampai ke Benua Australia dan kemudian menurunkan penduduk asli bangsa Australia (Aborigin).

Jakarta -

Zaman neozoikum adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Neozoikum diambil dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu "Kainos" artinya baru dan "Zoe" artinya kehidupan.

Neozoikum menandakan lahirnya kehidupan baru dan berakhirnya 3 masa klasik, yaitu arkaekum, paleozoikum, dan mesozoikum. Pada zaman ini, dinosaurus telah punah dan mulai muncul binatang menyusui.

Ciri-ciri zaman neozoikum:

1. Munculnya hewan mamalia

2. Hewan reptil besar telah punah

3. Iklim bumi sudah mulai stabil

4. Terbagi menjadi dua zaman yaitu zaman tersier dan zaman kuarter

5. Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu

Dikutip dari Buku Modul Geografi kelas X oleh Kemendikbud, zaman neozoikum dibagi menjadi dua zaman besar, yaitu Zaman Tersier dan Zaman Kuarter.

1. Zaman tersier neozoikum

Zaman Tersier adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnya berbagai jenis binatang menyusui (mamalia) termasuk primata seperti kera. Sedangkan jenis reptil raksasa lambat laun lenyap.

Ciri-ciri Zaman Tersier:

1. Berlangsung sekitar 60 juta tahun

2. Telah muncul berbagai jenis manusia purba

3. Terdapat banyak migrasi hewan ke seluruh bagian dunia untuk menyesuaikan iklim

Zaman tersier terbagi atas fase paleogen dan fase neoen.

a. Fase Paleogen

Fase paleogen terjadi sekitar 23-65 juta tahun lalu. Fase ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

  • Eosen: Hilangnya spesies reptil raksasa
  • Paleosen: Munculnya spesies hewan baru seperti gajah, anjing, kucing, dan hewan marsupial
  • Oligosen: Lahirnya spesies mamalia.

b. Fase Neogen

Fase Neogen terjadi sekitar 2,5-23 juta tahun lalu dan dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:

  • Pliosen: Terbentuknya sabana akibat perubahan iklim
  • Miosen: Munculnya ivertebrata laut

2. Zaman Kuarter Neozoikum

Zaman kuarter adalah zaman yang ditandai dengan adanya kehidupan manusia seperti sekarang. Zaman Kuarter berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.

Ciri-ciri Zaman Kuarter:

1. Sudah terdapat manusia modern (Homo sapiens)

2. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu

3. Keadaan alam masih liar dan labil

4. Bumi masih diselimuti es dan mencair pada akhir kala pleistosen

5. Daratan di bumi mulai terpecah karena es mencair

6. Manusia purba sudah punah.

Zaman kuarter terbagi menjadi Zaman Oleistosen dan Zaman Holosen (Holosin)

a. Zaman Pleitosen (Dilivium)

  • Terdapat zaman glasial dan zaman interglasial (bumi bagian utara diselimuti es)
  • Suhu yang dingin membuat hanya hewan berbulu tebal yang bertahan hidup
  • Munculnya manusia purba.

b. Zaman Holosen (Olivium)

  • Sebagian besar es kutub utara mencair
  • Tanah rendah tergenang dan menjadi laut
  • Munculnya manusia cerdas (homo sapiens).

Itulah pengertian, pembagian dan ciri-ciri Zaman Neozoikum. Selamat belajar, detikers!

Simak Video "Studi: Hanya 7% Populasi Dunia yang Punya DNA Unik 'Manusia Modern'"



(row/row)

Pahamifren pernah nonton film Night at the Museum, gak? Di film tersebut, kan, ada sekelompok manusia purbanya. Nah, kamu tau, gak, kapan kira-kira manusia purba pertama kali muncul di muka bumi ini? Kalau gak tahu, kamu simak artikel ini baik-baik, ya. Supaya kamu tahu kapan pertama kali manusia purba muncul dan apa aja, sih, yang terjadi pada zaman tersebut.

Masa Neozoikum/Kenozoikum

Jadi, manusia purba pertama kali muncul pada masa neozoikum. Masa ini adalah masa setelah zaman cretaceous (kretaseus) atau Mesozoikum. Secara etimologi, kata neozoikum ini berasal dari bahasa Yunani, “kainos” dan “zoe”. “Kainos” memiliki arti kehidupan, sementara “zoe” memiliki arti baru. Jadi, neozoikum artinya adalah kehidupan baru. Masa ini berlangsung selama 65,5 juta tahun sampai sekarang.

Kenapa Masa Neozoikum disebut zaman kehidupan baru, ya? Selain karena selain pada zaman neozoikum bumi sudah stabil dan sudah terbentuk sepenuhnya, zaman ini menandai berakhirnya zaman mesozoikum. Pada akhir zaman mesozoikum terjadi kepunahan reptil atau dinosaurus berukuran besar. Pada saat itu ada suatu peristiwa dahsyat yang menjadi penyebab utama punahnya dinosaurus, yaitu jatuhnya sebuah asteroid yang menghantam bumi. Peristiwa ini membunuh begitu banyak dinosaurus. Sementara dinosaurus yang berhasil selamat membutuhkan waktu yang lama untuk bereproduksi. Akhirnya dinosaurus tidak bisa bertahan dan perlahan punah, deh.

Berbeda halnya dengan hewan-hewan berbadan kecil seperti mamalia dan burung. Kemampuan mereka untuk bereproduksi dengan cepat, membuat jumlah mereka perlahan jadi semakin banyak. Mamalia yang berhasil bertahan hodup akhirnya berkembang pesat pada masa selanjutnya, yaitu masa neozoikum atau kenozoikum. Makanya gak heran kalau zaman Neozoikum juga sering disebut sebagai era mamalia, Pahamifren. Masa neozoikum ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode tersier (tertiary) dan periode kuarter (quaternary/quacerneri)

Zaman Tersier (Tertiary)

Pada zaman tersier atau tertiary, sekitar 60 juta tahun yang lalu, benua-benua di bumi mulai aktif, memisah, dan bersatu hingga mulai muncul lautan dan pegunungan baru. Daratan India di masa ini mulai menyatu dengan benua Asia. Proses penyatuan India dengan benua Asia ini kemudian memunculkan pegunungan Himalaya.

Zaman tersier dapat kita bedakan menjadi beberapa masa, ada masa paleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Masa paleosen adalah masa saat mamalia berkembang belum begitu kompleks. Di masa ini jenis mamalia yang hidup berupa multituberculates (sejenis hewan pengerat) dan opossum (mamalia berkantung). Barulah pada masa eosen, mamalia mulai mengalami perkembangan. Hewan yang muncul pada masa ini tampak lebih besar, seperti eohippus atau nenek moyang kuda, nenek moyang gajah, dan ikan paus. Bahkan pada masa ini juga hidup hewan bernama giganthropus alias mamalia berbadan besar yang ukuran badannya lebih besar kalau dibandingkan dengan gorila.

Kemudian pada masa Oligosen, mamalia yang ada lebih beragam, seperti beruang, babi, anjing, kucing, burung, dan paus bergigi. Pada masa ini juga muncul jenis hewan primata seperti kera. Terus pada masa miosen, mamalia yang muncul tidak terlalu banyak, hanya badak, kuda, dan unta. Sementara pada masa pliosen, masa terakhir, jenis mamalia dan serangga yang ada saat itu hampir sama dengan mamalia dan serangga seperti pada zaman sekarang. Bahkan di masa ini muncul kera yang mirip dengan manusia. Inilah cikal bakal manusia purba yang ditemukan di zaman kuarter (quaternary/quacerneri).

Zaman Pleistosen

Zaman kuarter (quaternary/quacerneri) sendiri terjadi sekitar 3 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Zaman ini dibagi menjadi dua zaman atau kala, ada kala pleistosen dari 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu, dan kala holosen dari 10 ribu tahun yang lalu sampai sekarang. Pada masa pleistosen bumi sering mengalami perubahan iklim. Perubahan iklim ini sangat ekstrim, Pahamifren. Pada saat itu, terjadi perubahan bentuk daratan karena adanya aktivitas endogen atau aktivitas dari dalam bumi dan eksogen alias perubahan dari luar. Salah satu perubahan iklim yang terjadi itu adalah glasial atau zaman es (ice age). Makanya, pleistosen ini disebut juga sebagai zaman glasial atau zaman diluvium.

Pada zaman ini, bumi diselimuti oleh es karena meluasnya es yang bertumpuk di Kutub Utara. Es menutupi sebagian Asia Utara, Amerika Utara, dan Eropa Utara. Masa pleistosen sendiri terbagi menjadi tiga masa, yaitu pleistosen bawah, pleistosen tengah, dan pleistosen atas. Zaman ini ditandai dengan munculnya manusia purba.

Munculnya Manusia Purba – Pleistosen Bawah

Pada masa pleistosen bawah manusia purba diperkirakan muncul di muka bumi. Hal ini disimpulkan melalui penemuan fosil rahang atas yang ditemukan di Ethiopia, yang diduga sebagai rahang manusia purba pertama di bumi. Tulang rahang yang berusia 2,8 juta tahun ini ditemukan oleh seorang mahasiswa Ethiopia. Fosil ini kemudian diberi nama Lucy. Namun, Lucy ini masih menjadi perdebatan, apakah dia memang salah satu manusia purba pertama di bumi atau bukan.

Sementara itu, di Indonesia sendiri sangat banyak ahli paleontologi (ahli yang berhubungan dengan fosil) yang berusaha menemukan tulang-tulang dari manusia purba di Indonesia. Dua di antara ahli paleontologi itu ada Von Koenigswald (ahli paleontologi asal Jerman Belanda) dan Eugene Dubois (ahli paleontologi asal Belanda). Nah, biasanya fosil-fosil dari manusia purba ini ditemukan di dekat sungai. Kalau di Indonesia, kebanyakan fosil-fosilnya ditemukan di dekat sungai Bengawan Solo.

Kenapa fosil-fosil manusia purba kebanyakan ditemukan di dekat sungai, ya? Itu karena manusia purba pada saat itu belum bisa memproduksi makanannya sendiri. Jadi mereka hidup dengan menggantungkan diri ke alam yang ada di sekitarnya. Karena sungai menyediakan sumber makanan untuk manusia purba, seperti ikan-ikan, banyak manusia purba yang hidup di dekat sungai.

Manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia adalah Meganthropus Paleojavanicus, yang hidup pada masa pleistosen bawah. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh von Koenigswald di daerah Sangiran, Jawa Tengah. Meganthropus Paleojavanicus terkenal sebagai raksasa dari Jawa karena tubuhnya yang besar dan tegap. Berdasarkan fosil rahang yang ditemukan, Meganthropus Paleojavanicus pemakan tumbuh-tumbuhan, tapi ia memiliki otot kunyah yang kuat.

(Ilustrasi atau foto Meganthropus Paleojavanicus)

Kalau dilihat dari ukuran kepalanya, Meganthropus Paleojavanicus memiliki volume otak yang masih sangat kecil. Makanya Meganthropus Paleojavanicus hanya bisa membuat alat-alat yang sederhana. Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan sebagai manusia purba paling tua di Indonesia. Makanya jangan heran kalau kalian jalan-jalan ke Sangiran, Jawa Tengah, di sana ada museum purbakala. Selain di Jawa Tengah, manusia jenis ini juga ditemukan di Afrika Timur. Kalau di Afrika Timur, ia disebut sebagai Homo Habilis.

Munculnya Manusia Purba – Pleistosen Tengah dan Atas

Selain Meganthropus Paleojavanicus, ada juga Pithecanthropus Erectus yang ditemukan di masa pleistosen tengah. Pithecanthropus Erectus ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Desa Trinil, Jawa Timur. Pithecanthropus Erectus dijuluki sebagai kera yang berjalan tegak. Ia memiliki tinggi yang hampir sama dengan Meganthropus Paleojavanicus, yaitu sekitar 165–180 cm.

Namun, badan Pithecanthropus Erectus ini tidak setegap Meganthropus Paleojavanicus. Alat pengunyahnya juga tidak sekuat Meganthropus Paleojavanicus. Sekalipun perkembangan otaknya masih kurang, tapi volume otak Pithecanthropus Erectus sudah lebih besar daripada Meganthropus Paleojavanicus, yaitu sekitar 750–1.300 cc. Inilah yang membuat wajah Pithecanthropus Erectus agak menonjol ke depan. Manusia jenis ini juga ditemukan di Cina dan Eropa. Kalau di Cina disebut Pithecanthropus Pekinensis, sementara kalau di Erospa disebut Manusia Piltdown dan Manusia Heidelbergensis.

(Ilustrasi atau foto Pithecanthropus Erectus)

Masa terakhir dari masa pleistosen adalah masa pleistosen atas. Pada masa ini, manusia purba yang ada telah berkembang jadi lebih sempurna lagi, yaitu jenis Homo. Homo ini memiliki ciri-ciri yang lebih sempurna dibandingkan dengan Pithecanthropus. Manusia jenis Homo ini sudah semakin pintar, Pahamifren. Hal ini bisa dilihat dari volume otaknya yang berkisar 1.000–2.000 cc. Otot-otot pengunyahnya juga sudah mulai menyusut. Gigi dan rahangnya jadi mengecil serta wajahnya juga tidak menonjol ke depan. Cara berjalannya juga sudah tegak dan koordinasi ototnya sudah cermat.

(Ilustrasi atau foto Homo Wajakensis atau Homo Soloensis)

Di Indonesia sendiri ada tiga jenis manusia Homo yang ditemukan. Pertama, ada Homo Wajakensis yang ditemukan oleh van Rietschoten di desa Wajak, Tulungagung. Kedua, ada Homo Soloensis yang ditemukan oleh Ter Haar, W.F.F Oppenoorth, dan von Koenigswald di Ngandong, Blora, dan Sragen. Terakhir, ada Homo Floresiensis yang ditemukan di Liang Bua, Flores.

Kala Holosen

Nah, itu tadi masa Pleistosen, masa yang terkenal dengan masa es atau masa glasial karena bumi diselimuti oleh es. Lama-kelamaan, es yang menutupi sebagian Asia Utara, Amerika Utara, dan Eropa Utara mulai mencair. Masa mencairnya es ini kita kenal sebagai masa holosen atau masa aluvium, yang terjadi sekitar 10.000 tahun yang lalu hingga sekarang.

Pada masa Holosen ini, wilayah es di Kutub Utara mengalami penipisan. Hal inilah yang membuat permukaan air laut naik dan menyebabkan dataran rendah mulai dari Paparan Sahul dan Paparan Sunda tergenang dan jadi laut dangkal. Makanya manusia purba pada masa ini mulai bermigrasi.

Nah, sekarang kamu tahu, kan, kapan manusia purba pertama kali muncul di bumi? Kalau kamu masih mau mempelajari materi pelajaran mengenai masa neozoikum ini lebih dalam, kamu bisa mempelajarinya di aplikasi Pahamify. Semua fitur yang ada di aplikasi Pahamify sudah dikonsep sedemikian rupa untuk membantu kamu lebih mudah mempelajari materi-materi pelajaran yang kamu anggap sulit. Udah, gak usah buang-buang waktu lagi. Buruan unduh aplikasi dan dapatkan promo paket Pahamify sekarang!

Penulis: Salman Hakim Darwadi