Jelaskan beberapa faktor apa yang menyebabkan kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur

Pada masa pemerintah Raja Tulodhong dan Raja Wawa di Kerajaan Mataram, terdapat seseorang yang menjabat sebagai Mahamantri (jabatan tingkat tinggi yang biasanya hanya diisi oleh putra mahkota) yaitu Mpu Sindok. Selain menjabat sebagai Mahamantri Mpu Sindok pun merupakan menantu dari Raja Wawa yang merupakan raja terakhir dari Dinasti Sanjaya. Mpu Sindok naik takhta pada tahun 929 M dan dianggap sebagai pendiri dinasti baru bernama Dinasti Isyana. Mpu Sindok pun pada abad ke X memindahkan Kerajaan Mataram dari yang asalnya berlokasi di Jawa Tengah di pindahkan ke Jawa Timur. Pemindahan ini disebabkan karena terjadinya letusan Gunung Merapi yang disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik yang memporak-poradakan sebagian besar wilayah Jawa Tengah. Faktor lain adalah adanya perebutan takhta di dalam istana. Adanya konflik semacam ini ditunjukkan dalam Prasasti Wanua Tengah III.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah E.
 

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Kerajaan Mataram Kuno berpindah ke Jawa Timur, antara lain:

  1. Pertama di sebabkan oleh letusan gunung Merapi yang maha dahsyat, sehingga dalam anggapan para pujangga hal itu di sebut sebagai pralaya (kehancuran dunia pada masa akhir Kaliyuga), maka sesuai dengan landasan kosmologis kerajaan Mataram Kuno haruslah dibangaun kerajaan baru dengan wangsa yang baru pula. Karena itu maka Pu Sindok yang membangun kerajaan di Jawa Timur dianggap sebagai cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana.(Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto.Sejarah Nasional Indonesia II. (Jakarta: Balai Pustaka,1993),hlm.157)
  2. Kedua runtuhnya kerajaan Mataram di sebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M.

Perebutan kekuasaan antara pangeran di Kerajaan Mataram Kuno ketika Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Baliltung Dharmodaya Mahasambu(Wawa) berkuasa. Perebutan kekuasaan tersebut menyebabkan perang antar pangeran, sehingga kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah menjadi kacau dan hancur.

Selain itu perpindahan Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dilakukan untuk menghindari musuh-musuh politik seperti Kerajaan Sriwijaya, dimana Kerajaan Sriwijaya pada masa itu merupakan kerajaan besar yang menjadi pusat imperium maritime di asia tenggara.

  1. Ketiga runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan di karenakan pertimbangan ekonomi.

Faktor yang menyebabkan perpindahan kekuasaan Kerjaan Mataram Hindu Jawa Tengah ke Jawa Timur salah satunya adalah faktor ekonomi. Keadaan wilayah Jawa Timur berbeda dengan Jawa Tengah, di Jawa Timur ada dua sungai besar yang mengalir ke laut, yaitu Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Bengawan Solo dan Sungai Brantas merupakan sungai yang lebar serta dalam dan pada waktu abad ke X sungai-sungai itu dengan mudah dilayari oleh perahu-perahu atau kapal-kapal besar hingga sampai wilayah pedalaman sampai Mojokerto, sedangkan perahu-perahu kecil dapat berlayar lebih jauh lagi ke wilayah pedalaman sampai di Kediri. Keberadaan sungai-sungai besar yang dapat dilayari oleh perahu-perahu besar sampai jauh di dareah pedalaman, maka wilayah Jawa Timur lebih menguntungkan untuk aktivitas perdagangan.( Soeroto, Mataram 1 (Bandung: Sanggabuwana, 1975), hlm. 28-29. )

Wilayah Jawa Timur terdapat pelabuhan-pelabuhan Pantai Utara dan terdapat pula pelabuhan-pelabuhan di sungai. Prasasti Kamalagyan tahun 1037 M menyebutkan adanya pelabuhan Hujung Galuh yang banyak didatangi oleh para pedagang dari pulau-pulau wilayah Nusantara.

Berikut adalah pendapat-pendapat dari para tokoh mengenai perpindahan puasat Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur:

a. De Casparis menduga pelabuhan tersebut terletak di daerah hilir di dekat Mojokerto.( Supratikno Rahardjo, Peradaban Jawa Dari Mataram Kuno sampai Majapahit Akhir (Jakarta: Komunitas Bambu, 2011), hlm. 290. )

b. Van Bemmelen memetakan kota Semarang dari 1940-1941 sebagai lembar peta Semarang-Ungaran sheet 73-74 skala 1:100.000. Van Bemmelen mengeluarkan peta kota itu dari tahu 1695-1940. Peta-peta ini dengan jelas menggambarkan abrasi pantai dari tahun ke tahun. Pantai bertambah maju 8 meter per tahun, bahkan sejak 1847 menjadi 12 meter per tahun. Sedimentasi pantai terjadi dengan intensif. Ini akibat penggundulan hutan di selatan Semarang dan napal serta lempung lunak Pliosen di sebelah Utara Gunung Ungaran makin tererosi di wilayah ini. Sedimentasi ini juga terjadi pada abad ke X.12 Para penguasa Mataram Hindu Jawa Tengah melihat bahwa pelabuhannya di Bergota dari tahun ke tahun semakin dangkal dan sempit akibat abrasi pantai. Kapal-kapal tidak dapat berlabuh di bandar Pelabuhan Bergota yang mengakibatkan perniagaan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah menjadi mati. Inilah salah satu penyebab Mpu Sindok, raja di Mataram Hindu memutuskan memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur di mana ada pelabuhan Ujung Galuh.( http://kabepiilampungcom.wordpress.com/2010/11/06/letusan-merapi-1006-menyebabkan-kerajaan-mataram-hindu-pindah/.)

c. Paul Michel Munoz berpendapat bahwa perpindahan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah ke Jawa Timur karena sebuah hasrat untuk mendapat keuntungan dari kesempatan perdagangan yang ada di wilayah pesisir timur laut dan wilayah Delta Brantas sangat efektif untuk kegiatan perdagangan.

d. Suparman berpendapat bahwa Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur karena kerajaan tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar, akibatnya kemajuannya sangat lambat. Suparman juga mengatakan bahwa lembah Sungai Brantas yang sangat subur dan dapat dilayari oleh kapal-kapal besar, lebih menjanjikan bagi perkembangan sosial ekonomi, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat.

Wilayah pertanian di Jawa Timur memiliki sungai yang besar dan dalam sehingga menguntungkan untuk kegiatan perdagangan, wilayah Jawa Timur juga memiliki dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan untuk kegiatan penanaman padi secara besar-besaran. Wilayah sekitar lembah Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas merupakan wilayah pertanian yang sangat subur. Sejak pada tahun 928 M pemusatan penduduk berpindah ke wilayah Jawa Timur, khususnya di sebelah timur Sungai Brantas. Jawa Timur dengan wilayah dataran yang luas dan subur sehingga menghasilkan banyak beras. Beras dari Jawa Timur dibawa ke Sulawesi hingga Maluku. Rakyat di daerah pesisir Jawa Timur juga merupakan kaum pelaut yang ulung, sehingga menjelajahi laut-laut Indonesia dan mengadakan perdagangan sampai Semenanjung Malaysia sampai Tiongkok.

  1. Sejarawan Schrieke berpendapat yang menjadi penyebab kenapa pemerintahan. Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur adalah karena rakyat Jawa Tengah merasa menanggung beban yang amat berat karena diharuskan membangun monumen-monumen keagamaan yang besar seperti Candi Borobudur yang menghabiskan seluruh kejayaan kerajaan waktu itu yang sedang jaya-jayanya. Pembangunan monumen-monumen keagamaan yang megah dan mewah sangat membebani dan menyita banyak tenaga dari rakyat Mataram Hindu Jawa Tengah sehingga rakyat meninggalkan pekerjaan seperti bertani, berdagang dan aktivitas yang lainnya sehingga terjadilah migrasi massal ke Jawa Timur.Schrieke, selain itu juga mengatakan bahwa di wilayah Jawa Timur terdapat daya tarik delta Sungai Bengawan Solo dan lembah Sungai Brantas yang diduga memiliki daya tarik dari segi ekonomi, khususnya sebagai pintu gerbang perdagangan internasional
  2. Soekmono mengemukakan bawa pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, rakyat Mataram Hindu mengalami berbagai kesulitan. Kekuasaan Sanjaya dan Syailendra di Jawa Tengah yang banyak menghasilkan bangunan-bangunan suci keagamaan yang serba megah dan mewah, tetapi sebaliknya sangat melemahkan tenaga rakyat dan penghasilan pertanian. Usaha mengutamakan kebesaran raja dengan membangun bangunan keagamaan berakibat menekan kehidupan rakyat.( R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1973), hlm. 47 )
  3. Paul Michel Munoz mengatakan bahwa kekuasaan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur karena keperluan untuk menemukan suatu wilayah yang baru karena kondisi kehidupan di Jawa Tengah semakin memburuk karena kehidupan ekonomi merosot yang disebabkan juga meningkatnya aktivitas vulkanik.17 Perdagangan dan pertanian di Jawa Timur memberi banyak keuntungan dan kemakmuran masyarakat Kerajaan Mataram Hindu, oleh karena itu maka Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah sedikit demi sedikit dipindahkan ke Jawa Timur. Perpindahan itu mulai pada masa pemerintahan Raja Wawa, sesudah Raja Wawa yang menggantikan menjadi raja di Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah ialah Mpu Sindok, yang dulunya merupakan mahapatih Raja Wawa. Pada masa kekuasaan Mpu Sindok tahun 929 M pemerintahan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah sudah seluruhnya di pindah ke Jawa Timur yaitu di wilayah Jombang.

Jelaskan beberapa faktor apa yang menyebabkan kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur

Jelaskan beberapa faktor apa yang menyebabkan kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur
Lihat Foto

Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata

Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang.

KOMPAS.com - Mpu Sindok adalah raja pertama Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur atau sering disebut Kerajaan Medang.

Selain memindahkan pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, Mpu Sindok juga mendirikan dinasti baru, yaitu Wangsa Isyana atau Isana.

Setelah naik takhta pada 929 M, ia bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa dan berkuasa hingga 947 M.

Asal-usul Mpu Sindok

Terdapat perbedaan di antara para sejarawan terkait asal-usul Mpu Sindok. Pada masa pemerintahan Dyah Tulodhong (919-924 M), ia menjabat sebagai Rakai Mahamantri Halu.

Kemudian ketika Dyah Wawa (924-929 M) berkuasa, ia naik pangkat menjadi Rakai Mahamantri Hino.

Kedua jabatan yang didudukinya itu adalah posisi yang hanya dapat diisi oleh kerabat dekat raja.

Atas dasar itulah Mpu Sindok disimpulkan sebagai keturunan Wangsa Sanjaya yang memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur karena istananya di Jawa Tengah hancur akibat letusan Gunung Merapi.

Menurut para pujangga, bencana tersebut dianggap sebagai pralaya atau kehancuran dunia, dan sesuai landasan kosmogonis maka haruslah dibangun kerajaan baru yang diperintah wangsa baru pula.

Oleh karena itu, selain memindahkan kerajaa, Mpu Sindok juga mendirikan Dinasti Isyana.

Akan tetapi, Poerbatjaraka berargumen bahwa Mpu Sindok naik takhta karena perkawinannya dengan Dyah Kebi, putri Dyah Wawa.

Baca juga: Kerajaan Mataram Kuno: Letak, Masa Kejayaan, dan Peninggalan