Islam membenarkan seseorang melakukan pembalasan terhadap suatu kejahatan apabila

Oase.id - Dinamika kehidupan tidak terlepas dari kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dapat membangun masyarakat. Sedangkan kejahatan dapat menghancurkannya.

Tak sedikit dijumpai orang jahat dengan semena-mena memanfaatkan kebaikan orang lain. Mungkin memang punya alasan dan motif tersendiri mereka melakukan kejahatan. Namun mirisnya, banyak dari kita yang dendam. Ikut membalas kejahatan dengan kejahatan juga.

Memang menjadi seorang pemaaf tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi karena rasa sakit hati yang cukup parah, atau karena dendam yang sudah berlarut-larut.

Lantas, bagaimana hukumnya apabila kita membalas kejahatan dengan kejahatan? Al-Quran jelas melarang kita untuk berbuat kejahatan, sekalipun itu dilakukan untuk membalas kejahatan. 

Sebaliknya, Allah Swt menganjurkan kita membalas kejahatan dengan kebaikan, dengan tujuan, orang yang berbuat jahat kepada kita akan sadar. 

Hal ini sudah difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Mukminuun ayat 96 yang berbunyi:

اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ السَّيِّئَةَۗ نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَصِفُوْنَ

Artinya: Tolaklah (balaslah) kejahatan dengan cara yang terbaik. Kami lebih mengetahui apa-apa yang mereka sifatkan.

Dijelaskan dalam tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus bahwa jika ada yang berbuat jahat, maka hendaknya kita membalasnya dengan kebaikan.

Tafsir ini memberikan contoh saat orang-orang kafir berbuat kejahatan, mencela, menghina dan sebagainya. Hendaklah dimaafkan dan membalasnya dengan kata-kata yang baik dan cara-cara yang bijaksana.

Inilah sebabnya para mubaligh Islam memiliki sifat lapang dada. Dalam menghadapi orang-orang yang belum memeluk agama Islam, jika mereka berkata kasar, maka harus dijawab dengan kata-kata yang lemah lembut.

Bukan hanya untuk para mubaligh saja, kita semua dianjurkan untuk demikian agar terciptanya kedamaian. Tetapi ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang memiliki rasa gengsi tinggi, yang sering kali menjadikan hati seseorang berbalik.

Sedangkan jika anjuran ini dilakukan, besar kemungkinan mereka yang kita perlakukan baik akan berbalik menyukai kita. Bisa jadi mereka juga akan meyakini apa yang kita yakini. Wallahualam bishawab.

Selain ayat di atas, Allah SWT juga berfirman dalam QS. Fushilat ayat 34 yang berbunyi:

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

Artinya: Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.

Dijelaskan juga dalam tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus bahwa tolaklah kejahatan orang dengan cara yang baik. Maka, nanti musuh yang jahat itu akan menjadi sahabat yang karib. Beginilah sifat-sifat orang sabar yang bekerja menyeru umat manusia kepada jalan Allah SWT.

Penjelasan ini serupa dengan apa yang disampaikan pada QS. Al-Mukminuun ayat 96 dan janji Allah tidak akan pernah ingkar kepada umatnya.


(ACF)

Seseorang bisa melakukan kejahatan karena dua sebab.

pixabay

Ilustrasi Kejahatan

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Abdul Syukur

JAKARTA -- Suatu hari Abu Bakar RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu dengan ayat yang berbunyi: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu. (QS al-Nisa' [4]: 123). Apakah setiap kejahatan yang kami lakukan itu akan mendapat balasan?"

Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Abu Bakar, bukankah kamu pernah sakit? Bukankah kamu pernah menderita? Bukankah kamu pernah sedih? Bukankah kamu pernah ditimpa kesusahan?" Abu Bakar RA menjawab, "Tentu pernah, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah berkata kepada Abu Bakar RA, "Itulah sebagian dari balasan untuk kalian."

Seseorang bisa melakukan kejahatan karena dua sebab, pertama, karena ada niat melakukan kejahatan itu sendiri. Kedua, karena ada kesempatan. Di antara kedua sebab terjadinya kejahatan ini motif yang pertamalah yang paling kuat.

Ketika seseorang sudah berniat untuk melakukan kejahatan, maka secara otomatis cara untuk mengeksekusi kejahatan itu akan muncul dengan sendirinya, dan secara otomatis pula kesempatan akan tercipta mengikuti cara yang telah muncul terlebih dahulu.

Misalnya, seseorang punya niat untuk mencuri, maka cara untuk melakukan aksi pencuriannya itu, dan kapan waktu (kesempatan) yang tepat untuk melaksanakan aksinya akan muncul dalam benak si pencuri mengikuti niat yang telah terpatri sebelumnya.

Namun demikian, motif kedua yang berupa kesempatan juga tidak bisa dianggap remeh karena adanya kesempatan bisa membuat orang melakukan kejahatan meski tidak didahului dengan niat untuk melakukan kejahatan tersebut.

Misalkan, seorang laki-laki yang secara kebetulan melihat aurat perempuan bukan muhrimnya, tiba-tiba muncul keinginan untuk melakukan hal tidak senonoh dengan cara memaksanya sehingga terjadilah pemerkosaan.

Kejahatan seperti ini terjadi tidak didahului dengan niat untuk melakukan kejahatan tersebut, tetapi karena ada kesempatan, maka keinginan untuk melakukan kejahatan itu muncul secara tiba-tiba, dan terjadilah tindak kejahatan.

Pertanyaan Abu Bakar kepada Nabi SAW dalam hadis di atas menjadi peringatan kepada kita bahwa setiap kejahatan yang kita lakukan tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah SWT. Tapi pasti ada perhitungannya, yaitu berupa balasan yang setimpal dengan kejahatan yang kita lakukan. Baik balasan itu terjadi di dunia maupun terjadi di akhirat nanti.

Di dunia balasannya bisa berupa rasa sakit, penderitaan, rasa sedih, kesusahan hidup, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Sedangkan di akhirat, Allahlah Yang Mahatahu dan Mahaadil untuk membalas kejahatan yang pernah kita lakukan, jika kita tak kunjung bertaubat hingga ajal menjemput.

Sekecil apa pun dosa yang kita lakukan semasa hidup, Allah pasti akan memperhitungkannya. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah (komponen atom yang sangat kecil), niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasannya). (QS. Al-Zalzalah [99]: 7-8).

Islam membenarkan seseorang melakukan pembalasan terhadap suatu kejahatan apabila

tembang .............adalah ciptaan sunan maria​

Alquran diturunkan pertama kali pada bulan a Muharam B Jawa C Zulhijah D Rajabjawab sekrng ya kak plis​

lagu .......... adalah ciptaan Sunan Kalijaga​

tolong dijwab yg benar ya kak,makasih

Kerjakan di buku kerja kamu Ayo, kerjakanlah soal berikut dengan rasa tanggung jawab dan keingintahuan yang tinggi serta sejujur-jujurnya -Jawab perta … nyaan berikut dengan benar sesuai dengan teks qiraah yg dipelajari ما عنوان بنت عمى ؟ . ماذا وراء بنته ؟ ۳. ما اسم الشجرة ؟ 4. أين الشرفة ؟ ه. لمن غرف النّوم ؟ 6 ماذا في الطابق السفلي ؟ . هل الصابون في الحمام ؟ ه. هل الكراسي في غرفة الجلوس ؟ 9. ماذا على المنضدة ؟ ۱۰. لمن غرفة المذاكرة ؟tolong di jawab y kak soalnya bsk mau dikumpul ​

tolong dijawab yang bnar y kak,Makasih

CARI CONTOH BACAAN NUN SUKUN ATAU TANWIN BERTEMU HURUF HIJAIYYAH YAITU IKHFA', IDGHOM, IQLAB DAN IDHAR DI AL-QURAN MASING-MASING 2 CONTOH

Tolong Bantu Jawab !!​

Tentukan Khobar Muqoddam dan Mubtada Muakhor dari kalimat berikut​

Tolong di jawab besok di antar​

tembang .............adalah ciptaan sunan maria​

Alquran diturunkan pertama kali pada bulan a Muharam B Jawa C Zulhijah D Rajabjawab sekrng ya kak plis​

lagu .......... adalah ciptaan Sunan Kalijaga​

tolong dijwab yg benar ya kak,makasih

Kerjakan di buku kerja kamu Ayo, kerjakanlah soal berikut dengan rasa tanggung jawab dan keingintahuan yang tinggi serta sejujur-jujurnya -Jawab perta … nyaan berikut dengan benar sesuai dengan teks qiraah yg dipelajari ما عنوان بنت عمى ؟ . ماذا وراء بنته ؟ ۳. ما اسم الشجرة ؟ 4. أين الشرفة ؟ ه. لمن غرف النّوم ؟ 6 ماذا في الطابق السفلي ؟ . هل الصابون في الحمام ؟ ه. هل الكراسي في غرفة الجلوس ؟ 9. ماذا على المنضدة ؟ ۱۰. لمن غرفة المذاكرة ؟tolong di jawab y kak soalnya bsk mau dikumpul ​

tolong dijawab yang bnar y kak,Makasih

CARI CONTOH BACAAN NUN SUKUN ATAU TANWIN BERTEMU HURUF HIJAIYYAH YAITU IKHFA', IDGHOM, IQLAB DAN IDHAR DI AL-QURAN MASING-MASING 2 CONTOH

Tolong Bantu Jawab !!​

Tentukan Khobar Muqoddam dan Mubtada Muakhor dari kalimat berikut​

Tolong di jawab besok di antar​