Faktor apa saja yang mempengaruhi industri pariwisata?

Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 akan menjadi lebih tinggi karena jauh dari sumber bangunan dan sulit dijangkau.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pariwisata

Dalam meningkatkan kegiatan kepariwisataan, pemerintah telah mencanangkan tahun sadar wisata nasional sehingga masyarakat diharapkan dapat menyambut dan melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik. Kepariwisataan masih merupakan suatu hal yang baru sehingga masih banyak terlihat kekurangan-kekurangan dalam upaya menunjang kegiatan pariwisata. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pariwisata yang sifatnya mendorong dapat diuraikan sebagai berikut : A. Keramah-tamahan Penduduk Masyarakat Indonesia dikenal dengan keramah-tamahannya yang perlu terus dipertahankan karena hal ini sangat penting dan sangat berpengaruh bagi ketenangan dan betahnya wisatawan untuk tinggal lebih lama di daerah tujuan wisata. B. Kegiatan Pemasaran Kepariwisataan Untuk meningkatkan kepariwisataan perlu dilakukan kegiatan pemasaran kepariwisataan. Bisa berbentuk brosur perjalanan wisata, postcard dan bentuk-bentuk lain yang diedarkan didalam dan diluar negeri. Selain itu juga hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengundang biro-biro perjalanan luar negeri dengan maksud memperkenalkan daerah wisata. C. Misi-misi Kebudayaan Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Negara kita yang kaya akan aneka kebudayaan tradisional, perlu diperkenalkan kepada masyarakat Internasional salah satunya dengan cara mengirim misi-misi kebudayaan ke luar negeri. Juga untuk memperkenalkan lokasi atau daerah-daerah objek wisata, dalam hal ini duta-duta besar perlu lebih giat dalam berperan untuk menggiatkan misi-misi kebudayaan. D. Masalah Fasilitas Masalah fasilitas memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata, karena betapapun bagusnya daerah tujuan wisata tersebut dan bagaimanapun efisien serta gencarnya promosi yang dilakukan, namun wisatawan pasti akan sangat kecewa bila tidak menemukan fasilitas seperti yang mereka inginkan. Kekecewaan ini dapat berakibat panjang karena wisatawan tersebut akan menceritakannya kepada calon wisatawan lain yang merupakan rekan senegaranya, hal ini bisa saja berantai dan berakibat luas. Oleh karena itu, baik dari segi fasilitas kepariwisataan yaitu yang terdiri dari jasa- jasa yang memberi kemudahan untuk menikmati daerah tujuan wisata, perlu mendapatkan perhatian yang serius. Selain itu, urusan kemigrasian dan bea cukai harus menyediakan pelayanan yang sebaik mungkin, karena kesan pertama sangat berpengaruh bagi wisatawan untuk perjalanan selanjutnya. E. Penulisan Kepariwisataan Penulisan kepariwisataan juga perlu dilakukan baik oleh penulis dalam negeri maupun penulis asing mengenai objek-objek wisata Edy Yoel S.G : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pdrb Sektor Pariwisata Di Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 yang menarik untuk diperkenalkan ke luar negeri, yang kemudian dimuat dalam media massa baik dalam negeri maupun Internasional. Selain hal-hal yang telah diuraikan diatas, masih ada beberapa hal pengembangan dan pembangunan yang menunjang sektor pariwisata, yaitu : 1 Pemeliharaan objek-objek wisata yang sudah ada. 2 Pembangunan jalan-jalan atau transportasi lainnya untuk lebih mudah dalam mencapai lokasi objek wisata. 3 Pengembangan fasilitas-fasilitas pendukung yang diperlukan pada daerah objek wisata. 4 Menjaga mutu kesenian daerah agar benar-benar tetap orosinil sehingga dapat merangsang para wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Dengan tetap memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan agar perkembangan pariwisata di Indonesia akan dapat memenuhi sasaran, sehingga peranan pariwisata nantinya benar-benar dapat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat, sekaligus juga dapat menambah pendapatan masyarakat.

2.2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Mata rantai industri pariwisata yang berupa hotel atau penginapan, restoran atau jasa boga, usaha wisata (obye wisata, souvenir dan hiburan), danusaha perjalanan wisata (travel agent atau pemandu wisata)

Jumlah objek wisata

Indonesia sebagai negara yang memiliki keindahan alam serta keanekaragaman budaya yang mempunyai kesempatan untuk menjual keindahan alam dan atraksi budaya kepada wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan menikmati keindahan alam dan budaya tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi daerah yang
dikunjunginya. Bagi wisatawan mancanegara yang datang dari luar negeri, kedatangan mereka akan mendatangkan devisa dalam negara (Nasrul,2010).

Begitu juga dengan masing-masing daerah memiliki potensi sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang cukup besar dan bisa diandalkan, khususnya wisata alam maupun budaya bahkan wisata buatan. Dengan demikian banyaknya jumlah objek wisata yang ada maka diharapkan dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pariwisata

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Secara teoritis (apriori) menurut Pleanggra (2012), semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan didaerah tujuan wisata tersebut paling sedikit untuk keperluan makan, minum, dan penginapan selama tinggal di daerah tersebut.

Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam periode tertentu, yangditunjukkan dengan Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan. Pendapatan perkapita yang tinggi cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi perkapita yang selanjutnya
menimbulkan insentif bagi diubahnya struktur produksi (pada saat pendapatan meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa pasti akan meningkatkan lebih cepat dari pada permintaan akan produk-produk pertanian (Todaro,2000).

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi disuatu wilayah. Pada umumnya orang orang yang melakukan perjalanan wisata mempunyai tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Mereka memiliki trend hidup dan waktu senggang serta pendapatan (income) yang relatif besar. Artinya kebutuhan hidup minimum mereka sudah terpebuhi. Mereka mempunyai cukup uang untuk membiaya perjalanan wisata.

Semakin besar tingkat pendapatan perkapita masyarakat maka semakin besar pula kemampuan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata, yang pada akhirnya berpengaruh positif dalam meningkatkan penerimaan daerah sektor pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dan fokus pembangunan Kabupaten Cianjur. Ini dikarenakan kontribusi pariwisata yang saat ini cukup tinggi terhadap perekonomian dan potensi pariwisata yang masih tinggi untuk dikembangkan. Share sektor pariwisata terhadap pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cianjur saat ini cukup tinggi dengan kisaran 34,03 hingga 36,76 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan kontribusi yang positif dari PAD Pariwisata ternyata menunjukkan pertumbuhan semu sektor pariwisata karena ternyata tidak diikuti oleh peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke objek wisata. Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Cianjur menyatakan bahwa sebelas dari total lima belas objek wisata yang ada di Kabupaten Cianjur sudah berkembang, tetapi hanya objek wisata yang ada di kawasan Puncak-Cipanas saja yang saat ini sudah menjadi objek wisata favorit wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perkembangan dayasaing industri pariwisata Kabupaten Cianjur. Kemudian, menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap industri pariwisata tersebut. Setelah itu, memberikan rekomendasi berupa saran kebijakan apa yang perlu diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Cianjur untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisis dayasaing menggunakan metode Competitiveness Monitor. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi industri pariwisata Kabupaten Cianjur menggunakan metode regresi metode kuadrat terkecil (ordinary least square). Perkembangan posisi dayasaing pariwisata Kabupaten Cianjur, yang dianalisis dengan menggunakan metode competitiveness monitor, cenderung menurun di beberapa indikator. Indikator perkembangan infrastruktur, indikator keterbukaan, dan indikator pengaruh pariwisata menunjukkan pertumbuhan yang negatif. indikator sosial, indikator sumberdaya manusia, indikator lingkungan, dan indikator dayasaing tingkat harga cenderung konstan. Apabila dibandingkan dengan Kabupaten Bogor, hanya indikator lingkungan dan indikator dayasaing tingkat harga yang menunjukkan posisi yang lebih baik. Sedangkan, indikator pengaruh pariwisata, indikator perkembangan infrastruktur, dan indikator keterbukaan berada di posisi yang lebih rendah. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi industri pariwisata yang dianalisis dengan metode regresi kuadrat terkecil menunjukan bahwa jumlah restoran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pariwisata Cianjur, sedangkan jumlah hotel, jalan berkualitas baik, presentase tingkat hunian kamar hotel, dan presentase tingkat pendidikan tenaga kerja pariwisata menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefisien masing-masing variabel; 3,0994, 0,5584, 0,05470, dan 0,04364. Pemerintah Kabupaten Cianjur harus lebih meningkatkan posisi dayasaing pariwisata agar wisatawan lebih tertarik untuk datang. Indikator-indikator yang berada di posisi lebih rendah harus lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah, selain itu faktor-faktor yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pariwisata juga harus lebih diperhatikan lagi untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata. Pemerintah juga harus lebih fokus terhadap pembangunan pariwisata di wilayah Cianjur Tengah dan Cianjur Selatan karena disana masih banyak potensi wisata yang dapat dieksplorasi.