Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan

Halo Binusian, pembahasan kali ini cukup sensitif tapi penting untuk dibahas loh! Pernahkah teman atau orang terdekat kamu berpikir atau mencoba bunuh diri? Saat itu respon kamu bagaimana? Kalau saat itu kamu bingung, itu wajar karena kamu berhadapan dengan kondisi kritis. Binusian tahu tidak? Bunuh diri masih menjadi salah satu penyumbang kematian paling banyak di dunia ini. Bagaimana tidak? Karena menurut data WHO tahun 2016, setiap tahunnya diperkirakan jumlah kematian akibat bunuh diri mendekati 800.000 kasus di seluruh dunia yang artinya hampir setiap 40 detik akan ada 1 tindakan bunuh diri. Di Indonesia sendiri pada tahun 2016 terjadi 8978 kasus bunuh diri dan menjadikan Indonesia negara ke 4 dengan kasus bunuh diri tertinggi di regional Asia Tenggara. Hem..  kasusnya cukup tinggi ya teman-teman. Nah, dari angka tersebut menunjukkan bahwa kamu sudah perlu aware nih terhadap hal-hal yang mendorong tindakan bunuh diri. Bukan tidak mungkin pun loh pikiran atau tindakan bunuh diri dialami oleh orang-orang terdekat kamu.

Bunuh diri merupakan suatu upaya atas rasa putus asa untuk melepaskan diri dari penderitaan atau beban yang tidak tertahankan. Individu yang berpikir untuk bunuh diri dipenuhi oleh rasa menyalahkan diri sendiri, rasa tidak berdaya, putus asa dan terisolasi. Orang yang ingin bunuh diri merasa tidak dapat menemukan jalan keluar terbaik dari penderitaan yang mereka alami sehingga mereka merasa bahwa tindakan bunuh diri adalah cara paling tepat untuk keluar dari penderitaannya. Meskipun sebelum mereka benar-benar melakukannya, akan ada konflik di dalam diri mereka untuk mencari alternatif jalan keluar, namun mereka sulit untuk menemukan jalan keluarnya.  Maka dari itu, penting bagi kamu untuk memiliki informasi atau wawasan tentang bunuh diri, agar kamu memiliki peran untuk melakukan pencegahan tindakan bunuh diri. Kira-kira apa saja tanda-tanda seseorang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri?

Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan

Perhatikan tanda-tanda mengarah bunuh diri :
Jika Binusian lebih peka atau lebih memperhatikan lagi, ternyata banyak individu sebelum melakukan tindakan bunuh diri yang menunjukkan tanda-tanda tertentu loh! Meskipun setiap orang menunjukkan tanda-tanya yang berbeda, namun berikut ini adalah tanda-tanda paling umum yang ditunjukkan oleh individu yang mengarah pada tindakan bunuh diri :

  • Berbicara atau menuliskan keinginan bunuh diri, membahas tentang keinginan menyakiti diri atau bahkan sering membahas tentang kematian.
  • Individu menunjukkan rasa tidak berdaya (hopeless) seperti tidak memiliki minat terhadap banyak hal dan mengatakan bahwa tidak memiliki harapan/tujuan hidup lagi.
  • Mengucapkan kalimat perpisahan
  • Menunjukkan perilaku merusak diri seperti meningkatnya meminum alkohol, menggunakan narkoba, melakukan self-harm.
  • Menarik diri dari lingkungan sosial
  • Ada riwayat melakukan percobaan bunuh diri
  • Memberikan barang-barang berharga miliknya ke orang terdekat
  • Adanya perasaan sendiri atau kesepian

Apa yang dapat dilakukan oleh orang terdekatnya?
Nah sekarang kamu sudah tahu kan tanda-tanda individu yang ingin bunuh diri?  Berarti sekarang kamu sudah siap untuk ke tahap selanjutnya, karena tahap awal sebelum kamu bisa membantu mereka adalah dengan lebih aware atau peka terhadap emosi, pikiran dan perilaku yang mereka tunjukkan. Apa saja yang dapat kamu lakukan?

1. Tanyakan langsung mengenai pikiran bunuh dirinya
Tentu pada awalnya kamu berpikir jika membahas pemikiran bunuh dirinya dapat meningkatkan risiko agar mereka melakukan bunuh diri, nyatanya tidak loh! Kamu dapat menanyakan “apakah kamu memiliki pemikiran bunuh diri?” Atau “Apakah kamu memikirkan  untuk mengakhiri hidupmu?”. Dengan menanyakan langsung pemikiran bunuh dirinya itu dapat membantu kamu dan individu tersebut mengetahui alasannya ingin melakukan tindakan bunuh diri. Paling penting adalah tidak menanyakan pertanyaan yang menghakimi seperti “kamu kenapa bisa berpikir seperti itu? Tidak pantas berpikir demikian loh”, hal tersebut justru membuat mereka tidak nyaman dan menyalahkan diri sendiri.

2. Cari Tahu Tingkat Risiko Bunuh Dirinya
Jika ada orang di sekitar kamu yang mengatakan bahwa ia ingin bunuh diri atau menunjukkan tanda ingin bunuh diri, segera periksa dan tentukan tingkat resikonya. Jangan berpikir bahwa mereka sedang mencari perhatian. Mereka yang memiliki tingkat risiko bunuh diri dalam waktu dekat memiliki “rencana” untuk bunuh diri, “Sarana” untuk melakukan bunuh diri, “Set Waktu” untuk melakukannya, dan “Niat” untuk eksekusinya. Oleh karena itu, pertanyaan berikut ini dapat membantu kamu dalam menilai risiko bunuh diri :

  • Niat : Apakah kamu memiliki keinginan bunuh diri?
  • Rencana : Apakah kamu sudah memiliki rencana untuk melakukan bunuh diri?
  • Sarana : Dengan cara apa kamu ingin mengakhiri hidupmu?
  • Waktu: Kapankah waktu yang kamu tentukan untuk mengakhiri hidupmu?

Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan

3. Tunjukkanlah bahwa kita peduli
Individu yang akan bunuh diri sebenarnya  cenderung sulit menyadari bahwa kamu peduli dengan mereka. Lalu, bagaimana ya cara agar mereka benyadari bahwa kamu peduli dengan mereka? Caranya adalah tanyakan bagaimana kondisi mereka saat ini. Lalu, menjadikan diri kita sebagai tempat cerita yang aman dan nyaman untuk mereka dengan menjadi pendengar yang tidak terburu-buru dalam memberikan saran. Dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengungkapkan yang mereka rasakan dan mereka pikirkan itu dapat memberikan rasa lega dan menghilangkan rasa sepi, serta perasaan-perasaan negatif yang terpendam loh! Jadi pada saat mendengarkan apa yang sedang mereka rasakan, sebisa mungkin untuk tidak judgemental ya!

4. Diskusikan harapan dan motivasi
Binusian tahu tidak kalau salah satu penelitian pernah menyatakan dari beberapa indikator yang diukur untuk mengetahui penyebab bunuh diri yang paling besar ternyata adalah kehilangan harapan (hopeless). Oleh karena itu, membicarakan tentang harapan dapat membantunya dalam menemukan kembali arti hidupnya. Yakinkan mereka bahwa bantuan selalu ada dan perasaan bunuh dirinya itu bersifat sementara. Dengan kamu hadir untuk mereka, itu bisa dijadikan salah satu harapan untuk mereka keluar dari kondisi tersebut loh!

Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan

5. Temani mencari bantuan professional dan beri dukungan
Jika kamu sudah cukup melakukan hal di atas dan mendapatkan kesimpulan bahwa memang individu tersebut ingin bunuh diri, maka selanjutnya adalah tawarkan untuk mencari tenaga professional sesegera mungkin seperti ke Psikolog atau Psikiater. Kamu dapat menawarkan mereka untuk menemani ke tenaga professional agar mereka merasa aman dan nyaman. Yakinkan mereka bahwa dengan menghubungi tenaga professional merupakan salah satu Langkah terbaik untuk membantunya dan meyakinkan bahwa selalu ada harapan untuknya keluar dari kondisi tersebut. Jika mereka setuju untuk ke mencari bantuan ke tenaga professional, selanjutnya kamu tetap perlu temani treatmen yang sedang berlangsung agar mereka menyadari bahwa memang masih ada orang yang peduli dengannya.

Itulah hal-hal yang dapat kamu lakukan jika di sekitarmu atau ada orang terdekat yang memiliki keinginan bunuh diri. Eh tapi Jangan lupa untuk memperhatikan diri kamu juga, karena memberikan dukungan dan bantuan kepada orang yang ingin bunuh diri juga membutuhkan kesiapan mental loh. Oleh karena itu, penting untuk menjaga Kesehatan fisik dan Kesehatan mental dirimu sendiri ya sebelum membantu orang lain.

 “Look for every opportunity to encourage someone. You don’t know who is wrestling with demons that could end his or her life that day. A kind word comes from God. Be brave enough to act on it.” – Aaron Behr

Sumber :
https://www.psychologytoday.com/us/blog/transformative-healing/201910/suicidal-thoughts-and-suicide-prevention-how-can-we-help

https://www.helpguide.org/articles/suicide-prevention/are-you-feeling-suicidal.htm

https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-mind-body-connection/202009/the-myths-and-warning-signs-suicide

https://journals.plos.org/plosone/article/file?id=10.1371/journal.pone.0210383&type=printable

Image:
https://blog.vantagecircle.com/employee-counseling/

https://psychcentral.com/blog/helping-someone-with-suicidal-thoughts-reach-out-to-a-friend-today/

https://www.nami.org/Blogs/NAMI-Blog/September-2020/My-Friend-Is-Suicidal-What-Should-I-Do

https://www.apa.org/topics/coping-after-suicide

Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan

Diskusikan bersama temanmu jika orangtua Sedang marah apa yang kamu lakukan
Lihat Foto

AFP/Toru Yamanaka

Anak-anak remaja mencoba layanan rias wajah di sebuah toko di Tokyo, Jepang dan para pengamat mengatakan negara itu perlu memperketat UU Perlindungan Anak.

KOMPAS.com - Masa pubertasakan dialami manusia saat remaja atau berusia 10 atau 12 tahun. Masa pubertas merupakan masa peralihan dari remaja menjadi dewasa.

Peralihan ini meliputi perubahan fisik, emosi, sikap, serta perilaku. Semua peralihan atau perubahan ini sangat wajar untuk dialami manusia.

Saat akan memasuki bahkan sedang mengalami masa pubertas, ada beberapa hal yang harus dilakukan serta dihindari.

Salah satu contoh hal yang harus dilakukan adalah tetap percaya diri meskipun sedang mengalami pubertas atau puberty.

Sedangkan contoh hal yang tidak boleh dilakukan adalah emosi setiap saat, misalnya karena masalah studi atau karena hal lainnya.

Selain itu masih ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari pada masa pubertas. Berikut adalah penjelasannya yang mengutip dari situs Femme Projects:

Baca juga: Cara Menyikapi Remaja Pubertas

Hal yang harus dilakukan pada masa pubertas

Bagi sebagaian manusia, pubertas merupakan masa yang cukup sulit untuk dilewati. Namun, mau tidak mau harus tetap dijalani.

Berbagai hal yang harus dilakukan ini sangat penting, karena baik untuk kesehatan tubuh serta membuat diri jauh lebih mudah dalam menjalani masa pubertas, Berikut adalah penjelasannya:

  1. Menjaga serta mengontrol perasaan
    Pada saat masa pubertas, orang cenderung kaget dengan adanya perubahan. Namun, tetaplah mengontrol perasaan. Contohnya pada saat perempuan mengalami menstruasi pertamanya, cenderung bingung dan cepat marah. Berusahalah untuk tetap menahan emosi dengan menenangkan diri terlebih dahulu.
  2. Bertanya kepada orang tua
    Tanyakan ke orang tua tentang masa pubertas. Contohnya menanyakan bagaimana caranya menghadapi masa pubertas. Dengan bertanya ke orang tua, hal ini akan membuat hubungan menjadi lebih akrab dan mendapat teman bercerita untuk mengeluarkan keluh kesah.
  3. Mengonsumsi makanan sehat
    Biasakan diri untuk mengonsumsi makanan sehat dan kurangi makanan cepat saji atau yang memiliki pengawet banyak. Contohnya adalah mengonsumsi buah dan sayuran.
  4. Menjaga kebersihan alat kelamin
    Pastikan untuk menjaga kesehatan serta kebersihan alat kelamin. Contohnya jika perempuan sedang menstruasi, sebaiknya sering berganti pembalut.
  5. Memahami perubahan fisik
    Hal ini sangat penting untuk remaja agar dapat mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapi perubahan tersebut. Contohnya laki-laki mencukur kumisnya jika kelihatan lebat.

Baca juga: Masa Pubertas dan Ciri-cirinya

Hal yang harus dihindari pada masa pubertas

Berkebalikan dari hal yang harus dilakukan, hal ini harus dihindari karena tidak baik untuk kesehatan. Apa sajakah itu?

  1. Mengonsumsi minuman bersoda atau makanan cepat saji
    Kesehatan harus diperhatikan pada saat masa pubertas. Maka dari itu sebaiknya mengurangi makanan yang kurang sehat untuk tubuh.
  2. Sering tidur larut malam atau begadang
    Sama seperti sebelumnya, begadang juga membawa dampak buruk bagi kesehatan. Tidak disarankan untuk tidur larut malam jika tidak diperlukan.
  3. Menyimpan perasaan yang tidak baik sehingga mudah tertekan
    Masa pubertas memang bukan hal yang mudah untuk dilewati, banyak orang yang jadi stres karena memikirkan perubahan yang terjadi pada dirinya. Jika merasa kurang baik atau nyaman, sebaiknya ceritakan hal ini ke orang yang dipercaya, misalnya orang tua dan saudara kandung.
  4. Mudah emosi tanpa sebab
    Pada masa pubertas, emosi kadang menjadi kurang stabil. Menjadi mudah marah, tersinggung, atau menghakimi. Tentunya hal ini tidak baik, maka sebaiknya cobalah untuk menahan emosi terlebih dahulu.
  5. Bertindak tanpa berpikir
    Oleh karena emosi remaja yang kadang kurang stabil, remaja suka bertindak tanpa berpikir akibatnya terlebih dahulu. Contohnya tidak mengerjakan PR, hal ini berdampak buruk untuk nilai. Sebaiknya berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu hal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya