Tahapan yang paling awal ketika kita akan melakukan penelitian adalah

Tahapan prosedur penelitian adalah salah satu aspek penting yang harus dipelajari dalam metodologi penelitian. Dalam melakukan penelitian ilmiah, kita harus mengetahui dan mempelajari apa saja yang perlu kita siapkan dan lakukan dalam penelitian ilmiah. Hal inilah disebut tahapan prosedur penelitian. Apa sajakah yang termasuk dalam tahapannya?

Ada beberapa versi yang memaparkan mengenai tahapan prosedur penelitian. Secara umum, tahapan prosedur penelitian dibagi dalam tiga tahap. Yang pertama, tahap persiapan atau perencanaan. Yang kedua, tahap pelaksanaan penelitian. Dan yang ketiga adalah tahap membuat laporan penelitian.

Dari ketiga tahapan itu, secara lebih detail dipaparkan dalam beberapa tahapan. Di antaranya, Memilih Masalah, Studi Pendahuluan, Merumuskan Masalah, Anggapan Dasar, Memilih Pendekatan, Variabel dan Sebaran Data, Menyusun Instrumen, Mengumpulkan Data, Analisis Data, Menarik Kesimpulan, dan Menulis Laporan.

Tahap Prosedur Penelitian 1: Persiapan dan Perencanaan Penelitian

Tahapan yang paling awal ketika kita akan melakukan penelitian adalah
Sumber: jcomp on Freepik

Pada tahap ini, terlebih dahulu kita harus menyiapkan dan merencanakan beberapa hal sebelum melakukan penelitian. Penelitian perlu didesain sedemikian rupa agar dalam prosesnya, kita telah meminimalisir terjadinya hal-hal atau hambatan yang belum kita pikirkan akan terjadi. Dalam tahapan ini, beberapa hal yang perlu kita siapkan antara lain:

Baca juga: Mengenal Penelitian Eksperimen

Menentukan Topik dan Masalah Penelitian

Tahapan prosedur penelitian yang paling awal adalah menentukan topik dan masalah penelitian yang akan diteliti. Masalah, dalam kerangka ilmiah didefinisikan sebagai kesenjangan antara harapan (das sollen) dan kenyataan (das sein), baik kesenjangan antara teori dengan praktik, antara rencana dengan implementasi, atau antara aturan dengan pelaksanaan. Inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian.

Masalah penelitian akan lebih mudah ditentukan dan dipilih, jika kita telah mengajukan beberapa pertanyaan tentang topik penelitian terhadap diri kita sendiri. Di antaranya adalah, manageble topic, obtainable data, significancy of topi dan interested topic. Apakah itu?

  • Apakah topik yang ditentukan itu dapat kita jangkau dan kita kuasai?
  • Apakah bahan-bahan atau data-data tersedia dengan cukup?
  • Apakah topik yang kita pilih penting untuk diteliti?
  • Apakah topik itu penting untuk kita teliti?

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu kita ajukan kepada diri kita dan kita berhasil mendapatkan jawaban yang tepat, barulah kita dapat memilih masalah penelitian sesuai dengan topik penelitian yang kita ambil. Dalam menentukan masalah penelitian, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:

Novelty atau Kebaruan Masalah Penelitian

Kebaruan masalah dalam hal ini berarti bahwa masalah yang sedang diteliti belum pernah diteliti oleh orang lain. Lebih baik lagi jika topik serta masalah yang diteliti masih hangat, sehingga penelitian yang dilakukan akan memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Banyak ditemukan masalah penelitian yang digunakan berulang kali, tetapi biasanya ada perbedaan tertentu yang membedakan satu penelitian dengan penelitian lain meskipun masalah yang diangkat sama. Perbedaan ini akan nampak pada rumusan masalah yang akan menjadi guide atau panduan dalam melakukan penelitian.

Memiliki Nilai Kebermanfaatan

Masalah penelitian yang diambil harus memiliki nilai kebermanfaatan tertentu, baik bersifat praktis maupun akademis atau yang bersifat memperkaya khasanah keilmuan. Hindari memilih masalah penelitian yang kita sendiri tidak tahu apa manfaat yang akan diberikan dari hasil penelitian kita. Sebab, ini dapat dianggap sebagai penghamburan sumber daya tanpa manfaat yang bermakna.

Memiliki Fisibilitas

Artinya, masalah yang diambil dapat dipecahkan, diselesaikan dan dijawab melalui penelitian yang dilakukan. Tetapi, perlu diperhatikan juga mengenai ruang lingkup masalah penelitian. Ruang lingkup yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan terkesan menghamburkan sumber daya. Sedangkan, masalah yang terlalu sempit juga hanya akan memberikan hasil yang kurang berbobot.

Sesuai dengan Kemampuan Peneliti

Dalam memilih masalah penelitian, baiknya kita memperhitungkan kemampuan kita di bidang yang akan kita teliti. Artinya, sebaiknya kita memilih masalah penelitian dalam bidang yang kita kuasai. Sebab jika tidak, hasil penelitian yang kita lakukan tidak akan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis maupun praktis.

Aktual

Aktualitas masalah penelitian ini artinya masalah yang diteliti benar-benar terjadi di masyarakat atau pada populasi penelitian. Meskipun, tidak terjadi pada seluruh populasi, tetapi masalah benar-benar terjadi pada subjek penelitian. Misalnya, seorang mahasiswa ingin meneliti gangguan konsep diri pada pasien yang mengalami hemodialisis berulang. Maka sebelumnya mahasiswa tersebut terlebih dahulu harus melakukan observasi atau survei dan berhasil membuktikan bahwa masalah itu memang benar terjadi, meskipun tidak pada semua pasien.

Urgent

Masalah penelitian yang diambil harus memiliki urgensi tertentu kenapa ia perlu diteliti. Nilainya akan lebih bagus lagi jika masalah yang sedang diteliti akan memberikan impact tertentu. Juga, jika tidak segera ditemukan solusi atau jawabannya, akan memberikan dampak buruk terhadap masyarakat.

Membuat Studi Pendahuluan

Dalam prosedur penelitian ilmiah, studi pendahuluan dilakukan setelah menentukan topik dan masalah yang akan diteliti. Studi pendahuluan merupakan proses mengumpulkan data awal tentang berbagai informasi mengenai rencana penelitian yang akan dilakukan, baik dalam aspek rencana penelitian di lapangan maupun studi kepustakaan. Studi pendahuluan ini dilakukan dalam rangka mendalami masalah secara lebih intensif dan sistematis sebagai tahap pendahuluan sebelum melanjutkan langkah-langkah penelitian selanjutnya. Studi pendahuluan ini juga dikenal sebagai preliminary study atau pilot study.

Adapun tujuan dari studi pendahuluan ini antara lain untuk mengidentifikasi masalah, mengetahui ketersediaan data penelitian serta merumuskan desain penelitian pada tahap selanjutnya. Dalam tahap ini pula yang akan memperlihatkan apakah masalah penelitian yang kita teliti telah diteliti terlebih dahulu oleh orang lain atau belum. Apabila ada orang lain yang melakukan penelitian yang hampir sama, atau belum terjawab masalahnya, kita dapat mengetahui bagian mana dari penelitian itu yang belum selesai, hasil-hasil apa saja yang telah berhasil dicapai, metode apa yang digunakan, faktor-faktor apa yang mendukung serta hambatan apa saja yang dihadapi dalam penelitian itu. Dengan demikian, kita bisa mengganti fokus penelitian sehingga kita tahu di mana kedudukan penelitian kita terhadap penelitian-penelitian lainnya yang sejenis.

Dengan melakukan studi pendahuluan, kita bisa lebih menghemat biaya dan tenaga. Selain itu, manfaat dari melakukan studi pendahuluan ini antara lain adalah mengetahui, memahami dan mengelaborasi dengan pasti apa yang akan kita teliti, mengetahui di mana dan kepada siapa data akan kita peroleh, mengetahui cara memperoleh data dan informasi, menemukan cara paling tepat untuk melakukan analisis data, mengetahui bagaimana harus menarik kesimpulan dari proses penelitian dan bagaimana memanfaatkan hasilnya, serta memberikan keyakinan pada diri kita sebagai peneliti bahwa penelitian ini perlu dan bisa dilakukan.

Untuk membuat studi pendahuluan, kita dapat melakukannya dengan mengacu pada tiga objek utama. Objek dalam hal ini adalah apa yang harus dilihat, diteliti, dihubungi atau bahkan dikunjungi yang akan memberikan data dan informasi yang kita butuhkan. Ketiga objek yang dapat kita gali tersebut disebut sebagai 3P (Paper, Person, dan Place). Paper artinya kita bisa mendapatkan informasi mengenai teori, penemuan atau penelitian sebelumnya, laporan penelitian dan sebagainya, untuk membuat studi pendahuluan dari dokumen, buku, jurnal, koran, dan literatur lainnya. Sedangkan person berarti kita bisa bertemu, melakukan wawancara, berkonsultasi, dan sebagainya dengan para ahli atau orang-orang yang akan menjadi sumber informasi bagi penelitian kita. Place berarti lokasi, tempat atau benda-benda yang terdapat di lokasi penelitian kita.

Berdasarkan uraian tersebut, maka cara melakukan studi pendahuluan adalah dengan membaca berbagai literatur, baik teori maupun hasil penemuan sebelumnya atau penelitian terdahulu. Kemudian, dengan mendatangi orang-orang yang menjadi sumber informasi, berkonsultasi dengan mereka untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan. Serta, melakukan observasi atau tinjauan ke lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung peristiwa yang terjadi.

Merumuskan Masalah

Prosedur penelitian selanjutnya yang perlu kita lakukan dalam tahapan perencanaan penelitian adalah merumuskan masalah penelitian yang akan menjadi guide kita dalam serangkaian proses penelitian kita. Setelah masalah berhasil ditentukan dan diidentifikasi, maka selanjutnya merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang disebut sebagai rumusan masalah. Hal-hal yang perlu kamu perhatikan dalam membuat rumusan masalah adalah sebagai berikut:

  • Rumusan masalah disampaikan dalam bentuk pertanyaan penelitian.
  • Rumusan masalah sebaiknya padat, jelas dan tidak bertele-tele.
  • Rumusan masalah harus memiliki petunjuk terhadap adanya data untuk menjawab masalah.
  • Rumusan masalah merupakan dasar dalam menentukan hipotesis.
  • Masalah merupakan dasar utama dalam menentukan judul penelitian.

Dalam penelitian, rumusan masalah memiliki korelasi terhadap judul penelitian. Kamu bisa saja membuat judul penelitianmu terlebih dahulu sebelum membuat rumusan masalahnya. Tetapi, idealnya rumusan masalah dibuat terlebih dahulu, barulah judul penelitian ditentukan dari situ. Misalnya, setelah melakukan pemilihan topik, menentukan masalah penelitian dan mengadakan studi pendahuluan, kemudian kita merumuskan masalah untuk penelitian kita, yaitu “Apakah ada hubungan antara keadaan ekonomi keluarga terhadap terjadinya kekerasan di dalam rumah tangga?”. Maka, judul penelitian yang diambil adalah “Hubungan Antara Keadaan Ekonomi Keluarga dengan Terjadinya Kekerasan di Dalam Rumah Tangga”.

Membuat Anggapan Dasar / Hipotesis

Anggapan dasar atau hipotesis merupakan asumsi yang harus dibangun seiring dengan rumusan masalah. Anggapan dasar sering kali disebut juga sebagai asumsi dasar penelitian. Dalam menentukan anggapan dasar ini, peneliti harus mendasarkan pada kebenaran yang diyakini sendiri olehnya. Jadi, anggapan dasar merupakan asumsi dasar penelitian yang telah diyakini kebenarannya oleh peneliti dan akan menjadi kacamata atau cara pandang peneliti selama penelitian berlangsung. Selain itu, anggapan dasar juga akan digunakan sebagai landasan teori dalam menyusun laporan hasil penelitian.

Prosedur penelitian yang menggunakan anggapan dasar sebagai salah satu tahapannya biasanya merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Misalnya, dalam penelitian mengenai pertanian di mana dipercaya bahwa pertumbuhan tanaman padi yang diberi pupuk yang cukup akan lebih baik dan menghasilkan panen padi yang lebih banyak daripada tanpa pupuk. Dalam hal itu, terdapat anggapan atau asumsi dasar yaitu pupuk merupakan komponen yang penting sebagai asupan makanan bagi tanaman padi yang akan mengefektifkan proses fisiologis dalam tubuh padi, sehingga ia akan menghasilkan biji yang lebih berkualitas dan banyak.

Apa pentingnya merumuskan asumsi dasar dalam penelitian? Ada beberapa hal yang mendasari hal itu, antara lain asumsi dasar sebagai pijakan atau landasan terhadap masalah yang sedang kita teliti. Selain itu, variabel penelitian akan lebih jelas dan tegas jika kita telah memiliki asumsi dasar. Juga, asumsi dasar ini menjadi landasan dalam menyusun hipotesis.

Lantas, bagaimana cara merumuskan anggapan dasar dalam penelitian? Hal ini biasanya prosesnya berbeda-beda untuk setiap peneliti. Tetapi pada umumnya, kita bisa menentukan asumsi dasar penelitian setelah mengadakan studi pendahuluan, untuk kemudian kita renungkan secara mendalam dan melakukan analisis yang tajam terhadap penelitian kita.

Memilih Pendekatan

Tahapan yang paling awal ketika kita akan melakukan penelitian adalah
Sumber: advernesia.com

Selanjutnya, prosedur penelitian yang harus dilakukan adalah menentukan pendekatan penelitian. Secara garis besar, pendekatan dalam penelitian ilmiah terbagi menjadi dua, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena sosial tertentu, meliputi apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, tindakan, motivasi, persepsi dan lain-lain secara keseluruhan dan penelitian dilakukan dengan cara mendeskripsikan atau menarasikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa.

Landasan pendekatan kualitatif adalah filsafat postpositivisme. Hal itu berpengaruh dalam beberapa hal, di antaranya, instrumen kunci dan teknik analisis data. Dalam pendekatan kualitatif, yang berperan sebagai instrumen kunci bukanlah kuesioner, melainkan peneliti sendiri. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah triangulasi, baik triangulasi sumber, triangulasi data, maupun triangulasi metode. Analisis data pada pendekatan kualitatif bersifat induktif, bukan deduktif. Serta, hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggalian makna daripada generalisasi.

Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif pada dasarnya akan mengamati secara mendalam orang-orang di lingkungan hidupnya, kemudian berinteraksi dengan mereka dan berusaha memahami bahasa dan tafsir mereka tentang dunia sekitar mereka. Penelitian kualitatif mengharuskan peneliti melihat objek penelitiannya senatural atau sealamiah mungkin, apa adanya dan secara menyeluruh. Artinya, peneliti sebisa mungkin harus membiarkan objek penelitiannya berkembang apa adanya, kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek itu serta tidak ada manipulasi dari peneliti.

Sedangkan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan alur pikir deduktif – induktif, artinya berangkat dari suatu kerangka teori atau gagasan dari para ahli atau pemahaman si peneliti berdasarkan pengalamannya, untuk kemudian dikembangkan menjadi masalah penelitian dan pemecahan masalah yang diajukan bertujuan untuk memperoleh verifikasi (pembenaran) dalam bentuk data empiris di lapangan.

Pendekatan penelitian kuantitatif didasarkan pada filsafat positivisme, di mana ia digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel tertentu, dengan metode pengumpulan data berupa instrumen penelitian, dan analisis datanya bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menguji teori, menunjukkan hubungan antar variabel penelitian, membangun fakta, memberikan deskripsi statistik, serta meramalkan hasilnya. Desain dalam penelitian kuantitatif harus bersifat formal, terstruktur, baku dan direncanakan sematang mungkin sebelumnya.

Setelah menentukan apakah penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif atau kuantitatif, berikutnya kita bisa menentukan pendekatan turunannya. Misalnya, kalau dalam penelitian kuantitatif, berdasarkan teknik samplingnya ada pendekatan populasi, pendekatan sampel, dan pendekatan kasus. Juga, berdasarkan timbulnya variabel ada pendekatan eksperimen dan non eksperimen. Sedangkan pada penelitian kualitatif, ada pendekatan kasus atau case study, pendekatan kausal komparatif, pendekatan korelasi, pendekatan histori, dan pendekatan filosofis.

Menentukan Variabel dan Sebaran Data

Variabel dan sebaran data ini terdapat pada penelitian kuantitatif. Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering kali juga disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian dan berperan dalam suatu gejala yang akan diteliti. Terdapat beberapa jenis variabel dalam penelitian kuantitatif, yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable), variabel moderator, variabel antara, dan variabel kontrol. Adapun hubungan di antara kelimanya digambarkan dalam gambar di bawah ini.

Tahapan yang paling awal ketika kita akan melakukan penelitian adalah
Sumber: kajianpustaka.com
  • Variabel Bebas (independent variable)

Variabel yang diduga menjadi sebab atas timbulnya variabel terikat, sekaligus memainkan peran dalam mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diukur dan diamati sedemikian rupa untuk mengetahui pengaruh dan hubungannya dengan variabel lain.

  • Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel ini merupakan variabel yang mendapatkan pengaruh atau menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Variabel ini memainkan peran sebagai variabel respons, konsekuen dan output. Berbeda dengan variabel bebas, variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang diduga merupakan akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian eksperimen, biasanya variabel terikat ini merupakan suatu kondisi yang akan kita jelaskan.

Variabel ini merupakan variabel yang mendapatkan perlakuan khusus, dikontrol sedemikian rupa agar ia tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi, variabel kontrol merupakan faktor-faktor di dalam penelitian yang pengaruhnya dinetralkan agar tidak mengganggu hubungan sebab akibat dua variabel utama, variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel ini sebenarnya merupakan variabel bebas, tetapi sekunder. Ia diamati untuk menentukan apakah ia mempengaruhi hubungan antara variabel bebas primer dan variabel terikat. Variabel ini, seperti halnya variabel bebas (primer) juga dimanipulasi, diukur dan dipilih oleh peneliti untuk mengungkapkan apakah variabel moderator ini mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel ini merupakan faktor yang terbukti secara teoritis memiliki pengaruh terhadap variabel terikat, tetapi ia tidak dapat diidentifikasi, diukur dan dimanipulasi oleh peneliti. Variabel ini disebut juga sebagai variabel intervening.

Berdasarkan uraian tersebut, maka prosedur penelitian selanjutnya adalah menentukan masing-masing variabel untuk diteliti. Dalam suatu penelitian belum tentu kelima variabel yang telah dijelaskan digunakan semuanya oleh peneliti. Tetapi, variabel yang pasti ada dalam setiap penelitian kuantitatif adalah variabel bebas dan variabel terikat.

Setelah menentukan variabel-variabel dalam penelitian, selanjutnya adalah menentukan sebaran data penelitian. Apakah berada pada seluruh populasi penelitian atau hanya sampel dari seluruh populasi penelitian. Sebaran data ini harus jelas, karena ia akan menentukan bagaimana pengukuran penyebaran datanya.

Menyusun Instrumen Penelitian

Tahap selanjutnya dalam prosedur penelitian adalah menyusun instrumen penelitian. Sebagaimana namanya, instrumen merupakan alat, maka instrumen penelitian berarti alat dalam memperoleh data pada penelitian. Dalam menyusun instrumen penelitian, kita harus mengacu kepada pendekatan penelitian yang kita gunakan. Selain itu, penentuan instrumen penelitian harus kita dasarkan pada kebutuhan data dalam penelitian kita. Apa saja instrumen penelitian yang bisa kita gunakan?

Instrumen Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, kita bisa menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

  • Instrumen Tes dan Inventori

Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti misalnya bakat dalam perhitungan atau matematis, musik, bahasa dan sebagainya. Sedangkan instrumen inventori digunakan untuk mengetahui karakter psikologis dari seseorang. Dari kedua instrumen ini, data yang akan didapatkan adalah berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.

  • Instrumen Kuesioner atau Angket

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data yang sifatnya faktual dan informatif. Misalnya, data mengenai usia, tingkat pendidikan, tanggapan terhadap kinerja lembaga, dan sebagainya. Data yang akan dihasilkan dari instrumen ini juga berupa angka yang akan diolah dengan bantuan perangkat lunak statistik. Sebelum menyebarkan angket atau kuesioner kepada responden penelitian, terlebih dahulu angket yang digunakan harus melalui proses uji coba terlebih dahulu.

  • Instrumen Lembar Observasi

Lembar observasi sebagai instrumen penelitian kuantitatif harus disusun sedemikian rupa dan diuji coba terlebih dahulu oleh peneliti sehingga ketika digunakan, instrumen penelitian ini bisa memberikan data observasi yang kita inginkan. Lembar observasi ini juga menggunakan data berupa angka.

Dalam pengambilan data kuantitatif, dokumen digunakan sebagai rekapan data yang berupa nilai dan angka yang akan diolah menggunakan statistik.

Instrumen Penelitian Kualitatif

Sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci dalam penelitian. Oleh karenanya, peneliti bisa menggunakan beberapa instrumen berikut ini untuk menggali data:

Dalam penelitian kualitatif, wawancara akan memberikan informasi mendalam karena melalui lintas waktu. Baik masa lampau maupun masa sekarang, informasi bisa digali dengan detail. Data yang dihasilkan dari proses wawancara sifatnya menyeluruh, terbuka dan tidak terbatas. Sehingga, informasi yang diperoleh pun utuh dan menyeluruh untuk mengungkapkan makna di balik fakta sosial yang sedang diteliti.

  • Instrumen Pengamatan atau Observasi

Dalam penelitian kualitatif, selain wawancara, peneliti bisa menggali fenomena dengan melakukan observasi. Ada hal-hal yang akan ditangkap oleh seluruh indera peneliti yang akan dianalisis sendiri oleh peneliti pada saat melakukan observasi. Observasi penting dilakukan untuk melihat dan mengamati sendiri secara langsung objek penelitian, sehingga kita dapat mencatat dan menghimpun data yang kita perlukan. Tetapi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan peneliti sebelum melakukan observasi, di antaranya adalah peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi observasi dan peran-peran apa yang sedang dilakukan oleh peneliti.

Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai pelengkap data observasi dan wawancara yang telah didapatkan. Dokumen dalam hal ini dapat berupa gambar yang dapat menunjang data penelitian. Bukan hanya gambar peneliti sedang melakukan wawancara, tetapi lebih kepada peristiwa-peristiwa yang dapat direkam melalui gambar itu.

Tahap Prosedur Penelitian 2: Pelaksanaan Penelitian

Setelah desain penelitian telah dirancang sedemikian rupa dan persiapan penelitian telah rampung dikerjakan, maka tahapan prosedur penelitian berikutnya adalah pelaksanaan penelitian. Dalam tahap ini, tentu kita akan merealisasikan dan mengimplementasikan semua perencanaan-perencanaan yang telah disusun. Adapun yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap ini antara lain:

Mengumpulkan Data Penelitian

Dalam tahapan ini, kita mulai merealisasikan rencana-rencana penelitian yang telah kita susun sedemikian rupa. Dalam mengumpulkan data penelitian, kita lakukan sesuai dengan pendekatan penelitian yang kita gunakan. Kemudian, mengumpulkan data sesuai dengan metode pengumpulan data dan instrumen penelitian yang telah kita siapkan.

Misalnya, pada penelitian kuantitatif, jika kamu menggunakan metode survei dengan instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dalam tahap mengumpulkan data penelitian ini, kamu tinggal merealisasikannya dengan membagikan kuesioner kepada responden penelitian. Dalam hal ini, kamu bisa membagikannya secara langsung, responden menuliskan jawabannya sendiri dalam kuesioner itu, atau kamu yang melakukan wawancara berdasarkan kuesioner yang telah kamu buat.

Melakukan Analisis Data

Prosedur penelitian selanjutnya dalam tahap pelaksanaan penelitian adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan salah satu tahapan dalam penelitian ilmiah setelah kita memperoleh informasi dan data penelitian. Untuk melakukan analisis data, kita harus mengetahui dan memahami bagaimana teknik untuk melakukannya. Teknik analisis data meliputi kegiatan menganalisis data hasil penelitian, termasuk memeriksa data dari instrumen penelitian, seperti dokumen, rekaman, catatan dan lain-lain. Analisis data dilakukan tentu dengan tujuan akhir untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian terkait.

Nah, teknik analisis data masih dibedakan berdasarkan pendekatan penelitiannya, yaitu teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dan kualitatif tentu berbeda, oleh karenanya diperlukan teknik analisis data tersendiri. Data kuantitatif merupakan data berupa numerik atau angka-angka yang dapat ditaksir secara akurat. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang berupa narasi, kata-kata dan tidak dapat diangkakan.

Teknik analisis data kualitatif pada umumnya merupakan pembahasan konseptual suatu persoalan. Adapun beberapa tekniknya antara lain:

Teknik ini, sebagaimana namanya, merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis konten atau informasi tertulis. Pada teknik ini, dikenal teknik symbol coding, yang dipelopori oleh Harold D. Laswell. Teknik symbol coding merupakan teknik yang mencatat pesan atau lambang secara sistematis, untuk kemudian diinterpretasikan. Jadi, dalam teknik ini, kita mengurai dan melakukan koding atas berbagai informasi dan data penelitian yang telah kita dapatkan. Dengan begitu, kita bisa merangkai dan menemukan relevansi atas data-data yang ada.

Teknik ini merupakan sebuah metode analisis narasi, yang mengacu pada narasi teks, gambar, dokumen, dan petunjuk-petunjuk lainnya, untuk kemudian dirajut dalam satu kesatuan kisah. Tujuan analisis ini adalah untuk merangkai seluruh informasi untuk kemudian dapat menceritakan sebuah kisah (narasi) secara holistik.

Teknik analisis wacana juga digunakan untuk menganalisis interaksi manusia. Tetapi, pada analisis wacana, yang menjadi fokus utama adalah konteks sosial ketika komunikasi antara peneliti dengan sumber informasi itu terjadi.

Sedangkan, teknik analisis data kuantitatif pada umumnya menggunakan statistik dan matematis. Beberapa di antaranya antara lain:

Teknik ini kita gunakan jika kita hendak memperoleh suatu kesimpulan melalui data-data lampau. Biasanya, teknik ini digunakan pada data dengan populasi yang besar, misalnya data sensus penduduk.

Teknik ini menggunakan rumus statistik yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi.

Menarik Kesimpulan

Tahap terakhir dalam prosedur penelitian tahap ini adalah menarik kesimpulan dari serangkaian proses penelitian. Menarik kesimpulan tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Sebab ia bukan sekedar karangan biasa, melainkan merupakan hasil dari proses penelitian berdasarkan data-data yang diperoleh dan dianalisis sedemikian rupa. Yang perlu kamu perhatikan dalam penarikan kesimpulan adalah ia harus sinkron dengan rumusan masalah. Selain itu, oleh karena kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari masalah penelitian, maka isi dan jumlah kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan jumlah rumusan masalahnya.

Misalnya, rumusan masalah yang diambil adalah “Apakah pembelajaran online pada siswa Taman Kanak-Kanak menimbulkan terhambatnya perkembangan sosial anak?”. Dan, hipotesis dalam penelitian ini adalah “pembelajaran online pada siswa Taman Kanak-Kanak menimbulkan terhambatnya perkembangan sosial anak. Maka, kesimpulan penelitiannya bisa jadi menerima atau menolak hipotesis, sesuai dengan data yang didapatkan dari proses penelitian.

Bolehkah penelitian kita tidak berhasil membuktikan teori? Boleh saja. Oleh karena penelitian menggunakan metode ilmiah, maka tentu saja ia memiliki toleransi terhadap keraguan yang muncul atas suatu pernyataan atau kesimpulan, bahkan terbuka atas adanya pertentangan satu sama lain. Sehingga, hasil penelitian sangat terbuka untuk berbeda, melakukan kritik, dan bahkan saling bertentangan. Justru, jika dalam penelitian sudah diyakini hubungan antara dua variabel dalam penelitian 100% signifikan, maka tidak perlu ada proses uji statistik dan hipotesis.

Setelah penelitian selesai dilakukan, maka tahap terakhir dalam prosedur penelitian yang perlu dilakukan agar penelitian benar-benar tuntas dan selesai dikerjakan adalah menulis laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan karya tulis ilmiah yang disusun melalui tahap-tahap tertentu berdasarkan teori dan metode ilmiah tertentu yang telah disepakati oleh komunitas ilmiah. Laporan penelitian pada dasarnya menyajikan kebenaran secara ilmiah dari hasil pengamatan (observasi) dan penelitian yang kemudian dilakukan analisis yang cermat dan hati-hati.

Sebelum beranjak pada hal-hal yang harus kamu perhatikan dalam menulis laporan penelitian, terlebih dahulu kamu perlu tahu tujuan eksplisit dari laporan penelitian. Antara lain, untuk mengenal dengan pasti masalah yang diteliti, memberikan maklumat dan fakta, mengarsipkan penyelesaian masalah serta tindakan yang perlu dilakukan, membuat kesimpulan akhir dari penelitian, sebagai rekaman dan arsip tertulis dari suatu peristiwa, serta menguraikan suatu peristiwa, prosedur, tindakan, dan serangkaian proses penelitian lainnya.

Apa saja yang harus kamu perhatikan ketika menulis laporan penelitian?

Gaya Selingkung Penulisan

Gaya selingkung penulisan merupakan model atau gaya penulisan yang dianut oleh lingkungan ilmiah atau kampus yang menaungi penelitian tersebut. Biasanya, setiap kampus, bahkan setiap fakultas dan program studi atau jurusan memiliki gaya selingkung penulisan penelitian yang berbeda satu dengan lainnya. Selain itu, peneliti juga perlu menyeragamkan gaya penulisan dari awal bab hingga akhir kesimpulan. Ada berbagai aturan-aturan ilmiah yang harus diikuti oleh peneliti. Misalnya, penggunaan diksi harus seragam, sebab diksi yang berbeda bisa memuat terminologi yang berbeda. Hal itu akan membawa inkonsistensi terhadap penulisan laporan penelitian.

Sasaran Pembaca Laporan Penelitian

Siapa yang akan menjadi pembaca laporan penelitian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan menetapkan sasaran utama pembaca dari laporan penelitian, diharapkan peneliti bisa lebih memperhatikan dan mempertimbangkan penggunaan bahasa yang tepat sehingga lebih tepat dan mudah dipahami pembaca.

Batasan Waktu Penelitian

Perkara batasan waktu penelitian merupakan hal yang cukup rumit dalam penelitian kualitatif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, di mana variabel-variabel yang diteliti lebih mudah dikontrol, dalam penelitian kualitatif, peneliti berhadapan dengan kompleksitas masalah di lapangan. Tidak jarang data yang didapat di lapangan terus berkembang semakin kompleks, sehingga peneliti bingung kapan mengakhiri penelitiannya. Bahkan, rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan penelitian. Sehingga, batasan waktu penelitian menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Sebab, hal ini juga menjadi salah satu tolak ukur baik buruknya hasil penelitian.

Kerahasiaan Identitas Informan atau Sumber Informasi

Menjaga kerahasiaan identitas pribadi informan atau sumber informasi perlu sangat diperhatikan oleh peneliti, terlebih jika sang informan meminta untuk dirahasiakan. Hal ini sebenarnya berkaitan dengan keselamatan dan privasi informan. Dalam beberapa jenis penelitian yang dianggap berbahaya, keselamatan informan bisa terancam karena memberikan informasi tertentu kepada peneliti. Oleh karenanya, ini perlu diperhatikan secara khusus dalam beberapa jenis penelitian. Penelitian kriminologi misalnya. Tetapi, nama-nama informan dapat dituliskan jika memang dituntut untuk itu, utamanya untuk informan sekunder.

Jumlah Halaman

Kamu perlu menanamkan dalam benakmu bahwa tebal tipisnya laporan penelitian sebenarnya tidak menjamin mutu dan kualitas dari hasil penelitianmu. Artinya, laporan penelitian dengan jumlah sekian ratus halaman belum tentu lebih baik daripada laporan penelitian yang hanya beberapa puluh halaman. Tetapi, bukan berarti peneliti menjadi irit dalam memaparkan data dan analisis hasil penelitian. Melainkan, peneliti tidak perlu berusaha menambah jumlah halaman laporannya dengan dalih agar dianggap lebih bermutu.

Selain itu, kamu juga perlu mengetahui ciri khas laporan penelitian. Agar, ciri-ciri ini tidak terlepas dari laporan penelitianmu. Di antaranya adalah:

Netral

Netral dalam penelitian ilmiah berarti setiap penilaian dalam penelitian bebas dari unsur-unsur kepentingan baik sifatnya individu maupun kelompok. Oleh karenanya, dalam laporan penelitian biasanya pernyataan-pernyataan yang sifatnya persuasif (mengajak, membujuk dan mempengaruhi) pembaca dihindari sebisa mungkin.

Menyajikan Fakta

Dalam penelitian ilmiah, setiap uraian, pernyataan dan simpulan yang diambil harus bersifat faktual. Artinya, ia menyajikan fakta, bukan ungkapan-ungkapan perasaan atau yang bersifat emosional. Oleh karenanya, dalam menyusun laporan penelitian, peneliti sebisa mungkin harus menghindari narasi-narasi yang sifatnya emosional, seperti perasaan sedih saat berkabung, narasi yang menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan senang karena mendapat hadiah, perasaan marah karena bertengkar dan sebagainya.

Objektif

Penelitian yang dilakukan secara objektif akan nampak pada setiap data dan fakta yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya di lapangan atau laboratorium. Tidak boleh ada manipulasi dalam penelitian ilmiah. Sebab, hal ini bisa mengurangi objektivitas penelitian, yang kemudian menimbulkan diragukannya hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam laporan penelitian, setiap pernyataan atau kesimpulan yang disampaikan dapat diverifikasi keabsahan dan kebenarannya melalui dukungan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sistematis

Narasi-narasi dalam laporan penelitian ilmiah harus disusun secara sistematis. Artinya, mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya klasifikasi, kausalitas, pola urutan dan sebagainya. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat memahami alur pikir penelitian dengan lebih mudah.

Baca juga: Contoh Essay

Logis

Kelogisan penelitian dapat dilihat dari pola nalar (logic) yang digunakannya. Apakah penelitian itu menggunakan induktif atau deduktif. Penelitian yang bertujuan untuk menyimpulkan suatu fakta atau data biasanya menggunakan pola induktif. Sebaliknya, penelitian yang bertujuan untuk membuktikan suatu hipotesis atau teori biasanya menggunakan pola deduktif.

Baca juga: Contoh Artikel Ilmiah

Nah baiklah, sampai sini dulu pembahasan kita mengenai tahapan prosedur penelitian ya. Semoga tulisan ini bisa membantu kamu dalam mengetahui dan memahami tahapan-tahapan apa saja yang perlu kamu lewati ketika melakukan suatu penelitian ilmiah.

Referensi:

  • Creswell, J.W. 2003. Research Design; Qualitative, Quantitative And Mixed Methods Approaches. California: SAGE Publication International Edition and Profesional Publisher
  • Mohammad, N. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
  • Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  • Muslich, dkk. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi?. Jakarta: Bumi Aksara
  • Neuman, W.L. 2019. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Indeks
  • Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
  • Teguh, M. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada