Daun pandan merupakan contoh bahan kerajinan yang dapat dijumpai pada daerah

Anyaman Tikar Pandan Serasan Kabupaten Natuna di kepulauan Riau memiliki sebuah kecamatan yang bernama Serasan. Sebuah wilayah dengan kondisi geografis  yang di kelilingi oleh lautan luas membuat wilayah ini potensial menjadi objek wisata karena adanya pantai – pantai yang indah dan alami.

Selain kelapa Tanaman pandan merupakan tumbuhan yang banyak dijumpai  di wilayah sekitar Kabupaten Natuna ini. Daun dari tanaman pandan ini kemudian dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berbagai jenis macam kerajinan.

Salah satu  kerajinan anyaman pandan khas Natuna yang paling terkenal adalah anyaman tikar pandan.

Produk anyaman pandan ini kemudian terus dikembangkan menjadi aneka hasil kerajinan, seperti anyaman dompet, wadah cucian, bakul cengkeh dan banyak lagi kreas kerajinan anyaman. Produk tersebut kini dipasarkan di Tanjungpinang oleh Pemkab Natuna.

Motif anyaman tikar pandan dengan berbagai macam motif dan warna. Ini pun tidak terlepas dari inspirasi budaya khas tikar pandan yang ditemukan dari nenek moyang masyarakat Natuna itu sendiri.

Tanaman Pandan ini memang menjadi sebuah anugerah tersendiri yang sangat bernilai bagi masyarakat di Kabupaten Natuna. Sejak lama daun pandan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuat berbagai jenis kerajinan, untuk pengisi waktu luang dan juga penambah pendapatan untuk kehidupan sehari -harinya.

Hasil produk kerajinan anyaman pandan ini meliputi, tikar pandan, dompet pandan,topi pandan, sajadah pandan,hiasan dinding, sandal bermotif , tempat tissue,tempat hantaran pengantin,sejadah, pandan,  bakul pandan dan lain sebagainya .

Dengan kondisi geografis  yang mendukung  membuat mayoritas penduduk selain  menggantungkan hidup dengan menjadi nelayan, berkebun, menjadi pengrajin kerajinan Tikar pandan merupakan pilihan . Tentu ini didukung dengan keberadaan bahan baku pandan yang melimpah ruah.

Daun yang digunakan sebagai bahan baku anyaman tikar Serasan adalah baik jenis pandan berduri maupun yang tidak. Bahan baku Daun pandan biasanya di dapat dari  hutan ataupun ada sebagian orang yang menjual nya.

Awal Pemanfaatan Kerajinan Pandan

Pada awalnya anyaman tikar Serasan hanya manfaatkan untuk kebutuhan sehari hari, seperti untuk alas tempat tidur, alas untuk duduk, alas memandikan mayat dan sebagainya. Seiring berjalan nya jaman, kini penggunaan anyaman tikar Serasan ini juga telah merambah sisi dekorasi sebagai paduan furniture dan gaya hidup.

Penggunaan tikar ini juga selain untuk upacara upacara seperti untuk acara pernikahan dan perjamuan tamu, hal ini seiring dengan makna dan arti yang terkandung dari tikar itu sendiri.

Rata rata pengerjaan pembuatan anyaman tikar oleh masing masing pengrajin adalah paling cepat 2 hari untuk tikar yang bentuk sederhana.

Untuk tikar pola kesulitan, kerumitan dan dimensi luas yang besar serta rumit biasanya membutuhkan waktu pengerjaan paling cepat 1 minggu hingga 2 bulan.

Cara Membuat  Anyaman Tikar Daun Pandan

Mau memanfaatkan atau mencoba membuat kreasi kerajinan anyaman daun pandan berikut kami memberikan tips singkat cara membuat  kerajinan tikar dari daun pandan: ALAT DAN BAHAN

Sebelum memulai sebaiknya anda mempersiapkan semua peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan sebagai berikut :

  • Alat
    • Pisau / parang
    • Penjepit dari bahan bambu
    • Nilon (benang pancing)
    • Gunting dan cutter
  • Bahan

Setelah alat dan bahan tersedia anda bisa mengikuti Langkah-langkah membuat anyaman tikar dari daun Pandan berikut secara bertahap.

  1. Pertama potong daun pandan  pada bagian pangkalnya menggunakan pisau yang telah disiapkan. Pandan  adalah sejenis tanaman liar yang banyak tumbuh di hutan-hutan. anda perlu hati-hati saat memotongnya jika anda menggunakan pandang dengan jenis berduri.
  2. Jika daun Pandan sudah terkumpul, bersihkan lalu buang durinya menggunakan pisau. Kemudian potong menjadi dua hingga empat bagian, tergantung keinginan. Untuk membelahnya anda dapat menggunakan nilon ataupun benang pancing. Namun jikaanda belum terbiasa bisa menggunakan pisau biasa.
  3. Lalu jemur daun pandan tersebut hingga kering, lama penjemuran ini tergantung terik matahari, namun pada umumnya memakan waktu 2 hingga 5 hari.
  4. Daun yang sudah menjadi kering kemudian di luruskan dan di haluskan atau dilembutkan dengan cara dijepit dengan menggunakan penjepit dari bambu lalu daun ditarik dari pangkal sampai ujungnya.
  5. Cara lain untuk proses diatas dapat juga dengan menggesekannya pada sebuah bilah kayu seperti cara menghaluskan kulit ular untuk membuat kerajinan kulit ular .
  6. Jika ingin memberikan pewarnaan, maka daun pandan tadi dicelupkan pada pewarna yang sebelumnya telah dilarutkan dalam air panas dengan cara direbus.
  7. Setelah proses pewarnaan selesai, daun Pandan dikeringkan kembali sebelum dianyam.
  8. Selanjutnya, tinggal dianyam daun pandan tadi menjadi tikar sesuai dengan teknik dan pola anyaman yang dikehendaki.

Untuk harga jual yang di kenakan oleh para pengrajin pada tikar Serasan sesuai dg kapasitas produksinya yang bervariasi seperti halnya waktu pengerjaannya. faktor seperti keindahan motif, ringkat kerumitan pola anyaman, ditambah dengan luas tikar yang bermacam macam membuat harga tikar Serasan bervariasi mulai dengan harga Rp 7.000 hingga jutaan rupiah.

Hingga kini, para pengrajin anyaman ini masih terus melakukan berbagai inovasi motif seiring perkembangan kreativitas dari para pengrajin guna meningkatkan kualitas dan harga jual dari Tikar Serasan itu sendiri.

KOMPAS.com - Serat alam berasal dari bahan alam yang bisa dimanfaatkan dan diolah. Serat alam bersifat alami dan tidak mengandung bahan kimia.

Umumnya serat alam bisa diolah dan dimanfaatkan untuk membuat kerajinan. Dalam pengambilan dan pemanfaatan serat alam tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga keasliannya tetap terjaga dengan baik.

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serat alam dapat dibuat dari bahan tanaman atau hewan yang berupa bahan organik atau mudah terurai di tanah dan berasal dari alam.

Agar serat alam bisa awet atau tahan lama, dibutuhkan zat pengawet. Biasanya zat yang digunakan untuk mengawetkan serat alam adalah natrium benzoat (biasanya dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan atau minuman).

Setidaknya ada 10 jenis bahan serat alam yang bisa dimanfaatkan dan diolah. Apa sajakah itu?

Serat ini diambil dari rambut biji tanaman jenis Gossypium. Warna kapas tidak sepenuhnya putih, tetapi ada campuran sedikit warna coklatnya. Untuk tingkat kekuatan serat kapas sangat bergantung pada jumlah selulosanya.

Serat kapas bisa diolah menjadi banyak hal, seperti untuk pembuatan benang, kain, perban, atau untuk campuran bahan kerajinan lainnya.

Baca juga: Jenis-Jenis Kain Tenun

Serat ini diambil dari tanaman kapuk yang biasanya tumbuh di daerah tropis. Serat kapuk sangat lembut dan tidak begitu elastis karena cenderung tipis. Serat kapuk bisa diolah menjadi bahan isian bantal, guling atau boneka, dan lain sebagainya.

Serat ini diambil dari batang tanaman Bochmenrianivea. Serat rami warnanya sangatlah putih, berkilau dan tidak berubah warna. Serat rami juga tidak mudah mengkerut serta tahan dari bakteri atau jamur. Biasanya serat rami digunakan untuk pembuatan kanvas, jala ataupun tali temali. 

Serat ini diambil dari pelepah daun pisang. Karakteristik serat pelepah pisang ialah kering dan agak kuat. Biasanya serat ini bentuknya memanjang dan warnanya cenderung kecoklatan. Namun, untuk teksturnya agak sedikit kasar.

Serat pelepah pisang bisa diolah menjadi banyak hal, seperti kerajinan anyaman, seperti sandal, dompet, tempat tisu atau lain sebagainya.

Salah satu tumbuhan asli yang berasal dari Filipina adalah pisang abaka. Serat dari batang tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk bahan pakaian.

Serat ini diambil dari tanaman daun pandan. Karakteristik serat daun pandan cenderung kering dan tidak terlalu kuat. Bentuknya memanjang dan sedikit berwarna kecoklatan. Teksturnya juga agak kasar.

Serat daun pandan bisa diolah menjadi kerajinan anyaman, seperti sandal, tempat tisu, ataupun kerajinan lainnya.

Baca juga: Filosofi Motif Kain Tenun Lurik

Serat ini diambil dari kepompong larva ulat sutra Murbei. Teksturnya lembut dan tidak licin. Untuk warnanya cenderung bervariasi, tergantung pada jenis iklim. Setelah dipintal, serat sutra akan berbentuk seperti benang.

Serat sutra sering digunakan dalam bahan pembuatan tekstil, misalnya untuk pakaian, benang, kain atau lain sebagainya.

Serat ini diambil dari bulu hewan domba atau alpaca. Karakteristik serat wol tidak terlalu kuat dan cenderung keriting. Warnanya putih dan teksturnya lembut. Serat wol bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan pakaian dan peralatan rumah tangga, seperti karpet, kursi, tirai, selimut, dan lainnya.

Serat ini diambil dari kulit sapi. Karakteristiknya cenderung lentur, awet dan mudah diolah. Jenis serat kulit sapi bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi bahan pakaian, seperti sepatu, jaket atau lainnya.

Serat ini diambil dari bulu hewan unta. Testurnya lembut, agak kering dan kuat. Warnanya ada yang putih, kecoklatan atau agak kekuningan. Biasanya serat unta dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan tenun, rajut, bahan pakaian hangat atau lainnya.

Serat ini diambil dari bulu hewan kelinci. Karakteristiknya agak keriting dan tidak terlalu kuat. Warnanya putih dan teksturnya lembut. Serat kelinci sering dimanfaatkan dan diolah menjadi bahan pakaian, campuran benang, bahan kerajinan atau lainnya.

Baca juga: Kain Tenun Lurik: Pengertian, Corak dan Fungsinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.