Cairan empedu yang disekresi oleh kantong empedu berfungsi dalam proses

Fungsi usus dalam proses pencernaan terdengar lebih familiar dibandingkan dengan fungsi empedu. Padahal fungsi empedu juga penting dalam proses pencernaan di dalam tubuh, lho.

Empedu memiliki peran penting dalam sistem pencernaan dan sistem ekskresi manusia. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai empedu dan juga fungsinya dalam tubuh.

Apa itu empedu?

Empedu adalah cairan kuning-hijau dan bertekstur lengket yang membantu pencernaan makanan. Cairan ini mengandung bilirubin dan biliverdin. Kandungan ini yang membuat urine berwarna kuning dan tinja berwarna coklat.

Cairan ini diproduksi oleh hati dan kemudian disalurkan menuju kantung empedu. Kantung empedu sendiri adalah kantung berbentuk seperti pir dan memiliki dinding tipis berukuran sekitar 7 hingga 10 cm, berada tepat di bawah hati.

Cara kerja empedu dalam tubuh

Kantung empedu dan cairan empedu saling berkaitan dalam menjalankan fungsinya, membantu pencernaan makan. Ketika makanan masuk ke dalam tubuh dan dicerna lambung, kantung empedu akan bereaksi untuk mengeluarkan cairan empedu.

Setelah dikeluarkan dari kantung empedu, cairan ini kemudian akan membantu proses pencernaan sebelum makanan masuk ke dalam usus dua belas jari.

Uniknya, meski seharusnya cairan empedu ditampung di kantung empedu, ternyata manusia bisa hidup tanpa kantung empedu. Ini karena empedu yang berasal dari hati bisa langsung dialirkan menuju usus dua belas jari.

Kondisi hilangnya kantung empedu bisa disebabkan oleh penyakit atau gangguan, seperti terjadinya batu empedu. Dalam kondisi parah, hingga menimbulkan sakit akut, maka dokter akan melakukan pengangkatan kantung empedu atau yang disebut kolesistektomi.

Setiap harinya, hati akan memproduksi sekitar 500-600 mililiter. Kemudian akan ditampung di kantung empedu. Jika masih tersisa setelah digunakan, maka cairan empedu akan tetap disimpan di dalam kantung empedu sampai digunakan kembali oleh tubuh.

Fungsi empedu yang perlu kamu ketahui

Di samping cara kerjanya yang unik, empedu juga sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Berikut ulasannya:

Membantu penyerapan vitamin

Empedu membantu memproses dan mencerna lemak, saat makanan akan diproses di usus dua belas jari. Sebagian besar proses pencernaan terjadi di usus dua belas jari. Termasuk mencerna lemak.

Cairan empedu diperlukan untuk membantu mencerna lemak. Memecah lemak dan membuatnya menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut kilomikron.

Dengan memecah lemak, maka cairan empedu juga membantu tubuh dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K.

Membantu enzim lipase

Enzim lipase adalah enzim yang dihasilkan pankreas untuk mengemulsi lemak. Semantara itu, empedu berfungsi untuk ikut membantu enzim lipase mengemulsi lemak hingga membentuk molekul yang disebul micel.

Kemudian micel akan kembali diproses oleh enzim lipase hingga menjadi kilomikron. Setelah itu lemak bisa disalurkan ke seluruh tubuh.

Selain itu, empedu juga membantu fungsi enzim pencernaan. Karena kemampuan menciptakan sifat basa, ia berfungsi menetralkan sifat asam, dan membuat enzim pencernaan bekerja optimal.

Membantu penyerapan lemak dalam tubuh

Cairan empedu berfungsi mencerna lemak. Setelah dicerna lemak akan melalui proses kembali yang mengubahnya menjadi asam lemak, yang kemudian akan disalurkan ke pembuluh getah bening.

Asam lemak kemudian bisa diserap sistem getah bening untuk membantu melawan infeksi di dalam tubuh. Selain itu asam lemak bisa disalurkan ke aliran darah untuk berbagai fungsi, termasuk untuk membantu pertumbuhan jaringan dan perbaikan sel.

Membuang racun dari tubuh

Fungsi lainnya dari empedu adalah membuang racun dalam tubuh. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa empedu berperan penting dalam proses ekskresi manusia.

Karena racun disekresi ke dalam tubuh melalui empedu, kemudian empedu akan melewati proses pencernaan dan racun tersebut ikut terbawa hingga proses akhir dan dikeluarkan bersama feses.

Oleh sebab itu, tubuh tetap memerlukan cairan empedu. Dikutip dari Healthline, kurangnya cairan empedu dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh.

Satu lagi fungsi empedu menurut buku Future Perspective in Gastroenterology adalah berperan dalam mendistribusikan imunoglobulin dan antioksidan.

Selain fungsi yang telah disebutkan, empedu juga memiliki fungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri. Alasannya karena kondisi basa yang mampu diciptakan empedu membuatnya mampu melawan atau menghambat mikroba yang ada di dalam tubuh.

Jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan konsultasi rutin bersama mitra dokter kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!

Fungsi empedu begitu penting dalam sistem pencernaan dan sistem ekskresi manusia. Terutama untuk membantu penyerapan lemak dan membantu hati mengeluarkan zat-zat beracun dari dalam tubuh.

Empedu merupakan cairan berwarna hijau kekuningan yang mengandung pigmen bilirubin, biliverdin dan urobilin yang diproduksi dan disekresikan oleh organ hati untuk kemudian disalurkan kedalam duodenum (usus dua belas jari).

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Cairan empedu yang disekresi oleh kantong empedu berfungsi dalam proses

Cairan empedu ini diproduksi secara terus menerus setiap harinya oleh hati. Ketika kita mengonsumsi makanan, maka cairan empedu ini pun akan masuk ke dalam usus. Sebaliknya, bila tidak sedang dibutuhkan atau ada kelebihan supply dari hati, maka cairan empedu ini akan disimpan didalam kandung empedu.

Jadi perlu diperhatikan, bahwa kandung empedu bukanlah tempat dimana cairan empedu dihasilkan namun hanya tempat menyimpan saja. Itulah mengapa ketika seseorang terkena batu empedu dan dilakukan operasi pengangkatan kandung empedu, cairan empedu tetap akan diproduksi.

Mari ketahui lebih jauh tentang karakteristik juga fungsi empedu selengkapnya.

Mengenal Produksi Empedu, Penyimpanan dan Komposisinya

Seperti yang telah disebutkan diatas, empedu diproduksi dan disekresikan oleh hati. Pada orang dewasa, jumlah empedu yang disekresikan oleh hati berkisar antara 500-1000 cc setiap harinya. Semakin banyak lemak yang masuk, maka jumlah empedu yang disekresikan hati pun akan semakin meningkat.

Empedu yang disekresikan oleh hati disalurkan melalui saluran empedu (duktus biliaris) untuk kemudian disimpan didalam kandung empedu (gall bladder). Kandung empedu sendiri terletak dibawah lobus kanan hati. Bentuknya seperti buah pir dengan panjang sekitar 8 cm berdiameter 4 cm dan berwarna hijau gelap. Fungsinya sebagai tempat menyimpan empedu sekaligus memekatkan empedu dengan mengabsorbsi air dan elektrolit dari empedu.

Struktur yang menentukan fungsi empedu. Warna hijau yang dialiri oleh empedu

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Cairan empedu yang disekresi oleh kantong empedu berfungsi dalam proses

Asam empedu atau disebut juga dengan garam empedu bersama dengan air, kolesterol dan lesitin menjadi komposisi terbesar pembentuk empedu (sekitar 90%). Sisanya yaitu bilirubin, asam lemak, garam (kalium dan natrium), klorin dan ion bikarbonat. Semua komponen ini tentu saja berperan membentuk fungsi empedu yang beragam.

Garam empedu merupakan steroid yang diproduksi oleh hepatosit akibat dari pemecahan kolesterol di hati. Sel hati mensekresi sekitar 6 gram garam empedu setiap harinya.

Sekitar 94% garam empedu diserap oleh usus halus, masuk ke peredaran darah portal menuju hati, diserap kembali ke hepatosit lalu disekresikan ulang sebagai empedu. Proses yang disebut dengan enterohepatic circulation of bile salts ini akan terus berulang hingga 17 kali sebelum akhirnya terbuang bersamaan dengan feses.

Sekresi Empedu : Bagaimana empedu dikeluarkan?

Beberapa jam setelah lambung mencerna dan menggiling makanan menjadi cairan yang disebut dengan kimus (chyme), lambung akan mengosongkan semua isinya untuk kemudian menuju ke duodenum melalui sfingter pilorus.

Kehadiran makanan di dalam duodenum ini akan menstimulasi hormon cholecystokinin (CCK) untuk merangsang kandung empedu mengeluarkan empedu dan merelaksasi sfingter Oddi agar terbuka guna memungkinkan empedu memasuki duodenum.

Rangsangan lain yang memungkinkan kontraksi kandung empedu untuk mengeluarkan empedu adalah impuls saraf dari saraf vagus dan sistem saraf enterik. Kedua saraf ini berperan penting dalam prosedur yang kompleks dalam sistem pencernaan termasuk menstimulasi kandung empedu untuk mengeluarkan empedu.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

Cairan empedu yang disekresi oleh kantong empedu berfungsi dalam proses

Semakin banyak makanan berlemak yang masuk, maka kandung empedu pun akan semakin terstimulasi untuk mengeluarkan empedu dan mengosongkannya dalam waktu kurang lebih satu jam.

5 Fungsi Empedu yang Amat Penting

Fungsi empedu yang utama yaitu untuk membantu penyerapan lemak dan membantu hati mengeluarkan racun. Fungsi lainnya, untuk membantu kerja dan fungsi enzim pencernaan, berperan sebagai bakterisida dan agen pengemulsi lemak.

Selengkapnya, dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

1. Membantu Penyerapan Lemak

Ketika kita mengonsumsi makanan berlemak, hampir semua lemak yang masuk ke usus halus belum sepenuhnya tercerna. Mengapa? karena lemak bersifat hydrophobic atau tidak larut dalam air.

Selain itu, partikel-partikel lemak juga cenderung menyatu dan membentuk partikel yang lebih besar. Kondisi ini tentu saja menyulitkan vili (bagian usus halus) untuk menyerapnya.

Disinilah empedu akan memainkan perannya dalam membantu penyerapan lemak. Garam empedu akan bergabung dengan lemak membentuk micelles (kompleks yang larut dalam air) sehingga lemak akan lebih mudah diserap oleh sistem pencernaan.

Kekurangan empedu dapat menyulitkan proses pencernaan lemak dan menyebabkan tubuh kekurangan vitamin A, D, E dan K karena vitamin-vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak.

2. Membantu Hati Mengeluarkan Racun

Agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, sel-sel tubuh membutuhkan asupan makanan dari darah. Darah memperolehnya dari usus, sedangkan usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi.

Apabila terdapat zat-zat beracun dari makanan yang kita konsumsi, maka tubuh akan menyaringnya di hati, agar tidak ikut terserap dan beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.

Hati akan membawa zat-zat beracun tersebut keluar dari tubuh melalui empedu untuk kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine atau feses. Dalam kondisi sehat, tentunya empedu dapat lebih mudah membersihkan hati dan usus dari zat-zat beracun.

Oleh karena itu penting untuk menjaga asupan makanan dengan mengurangi konsumsi makanan berlemak atau berkolesterol tinggi.

3. Membantu Kerja dan Fungsi Enzim Pencernaan

Berbagai enzim pencernaan yang berperan di usus halus seperti enzim lipase, enzim sukrase, enzim laktase atau enzim maltase akan bekerja secara optimal apabila dalam kondisi basa. Namun, karena terdapat proses sekresi pada lambung ketika mencerna makanan, maka makanan yang masuk ke usus pun bersifat asam.

Sifat asam pada usus halus ini akan memicu kelenjar pankreas untuk melepaskan hormon sekretin yang dapat merangsang empedu untuk mengabsorbsi air dan natrium bikarbonat sehingga pH empedu pun meningkat dibandingkan saat berada dalam kandung empedu.

Dengan sifat basa dan pH yang dimilikinya tersebut, empedu dapat menetralisir sifat asam sekaligus menciptakan kondisi basa pada usus halus agar enzim-enzim yang berperan di usus halus tersebut dapat bekerja secara optimal sebagaimana mestinya.

4. Bertindak sebagai Bakterisida

Bisakah Anda bayangkan berapa banyak mikroba yang masuk ke dalam tubuh ketika kita makan? Mengapa lantas kita tidak serta merta jatuh sakit meskipun banyak mikroba yang masuk setiap kali kita makan?

Jawabannya tentu saja karena sistem imun yang berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai infeksi baik bakteri maupun virus. Namun selain sistem imun, sistem pencernaan juga menciptakan mekanisme perlindungan sendiri, salah satunya melalui empedu.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, empedu dapat menciptakan kondisi basa yang tidak hanya berfungsi untuk memudahkan kerja enzim pencernaan saja. Lebih dari itu, kondisi basa yang diciptakan oleh empedu ini juga berguna untuk mencegah atau mematikan segala bentuk mikroba yang masuk ke dalam tubuh.

5. Berperan sebagai Agen Pengemulsi Lemak

Pastinya kita semua sudah mengetahui, bahwa tubuh kita sebagian besar terdiri dari air yang berfungsi untuk melarutkan zat-zat makanan agar dapat diserap oleh tubuh. Pertanyaannya, bagaimana tubuh dapat menyerap lemak sementara lemak bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air?

Lemak dalam makanan sebagian besar berbentuk trigliserida. Sebelum dapat diserap oleh usus halus, lemak harus diemulsifikasikan terlebih dahulu menjadi partikel yang lebih kecil melalui kontraksi bagian bawah lambung dan pencampuran dengan asam lambung.

Setelah melewati lambung, partikel lemak tadi akan di pecah lagi menjadi partikel yang lebih kecil dari sebelumnya (300 kali lebih kecil) dengan bantuan garam empedu yang disekresikan oleh hati juga kandung empedu.

Dari proses inilah kemudian akan terbentuk butiran-butiran lemak atau micelus. Dengan bantuan enzim lipase, lemak yang berbentuk trigliserida ini selanjutnya akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol yang mudah diserap oleh usus halus.

Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai karakteristik dan fungsi empedu. Perhatikan selalu asupan makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Kurangi konsumsi makanan yang tinggi akan kolesterol atau lemak jahat karena dapat menimbulkan masalah pada kandung empedu.

Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Kaji K, et al. Grading of atrophic gastritis is useful for risk stratification in endoscopic screening for gastric cancer. In press.

Matsuhisa T, et al. Relation between bile acid reflux into the stomach and the risk of atrophic gastritis and intestinal metaplasia: A multicenter study of 2283 cases. Digestive Endoscopy. 2013;25:519.

McCabe ME, et al. New causes for the old problem of bile reflux gastritis. Clinical Gastroenterology and Hepatology. 2018;16:1389.

Sifrim D. Management of bile reflux. Gastroenterology & Hepatology. 2013:9:179.

Feldman M, et al. Sleisenger & Fordtran's Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis, Management. 10th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2016. http://www.clinicalkey.com.

Townsend CM, et al. Sabiston Textbook of Surgery: The Biological Basis of Modern Surgical Practice. 20th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.