Berikut yang bukan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tenaga kerja

CNN Indonesia

Jumat, 28 Jan 2022 12:45 WIB

Berikut yang bukan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tenaga kerja

Ilustrasi. Ada beberapa cara meningkatkan kualitas tenaga kerja. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia --

Mengelola tenaga kerja merupakan hal yang kompleks. Namun, jika hal ini berhasil dilakukan, perusahaan akan mendapatkan efek baik.

Penting bagi pihak perusahaan atau pemberi upah untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas tenaga kerja. Peningkatan ini akan menambah produktivitas serta kenyamanan pegawai untuk bekerja menghasilkan produk yang berkualitas.

Produktivitas tenaga kerja dapat dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari jumlah sumber daya manusia, kesulitan pekerjaan, hubungan antarpegawai secara pribadi dan profesional, hingga kesehatan.


Selain itu, lingkungan tempat kerja juga berperan penting dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sejumlah metode dari human resources department (HRD) seperti survei dapat menjadi acuan untuk mengembangkan sumber daya manusia.

Meski begitu, pihak perusahaan tetap harus terus melakukan interaksi dengan karyawan untuk mengoptimalkan produktivitasnya.

Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Berikut yang bukan merupakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu tenaga kerja
Ilustrasi. Ada beberapa cara meningkatkan kualitas kerja. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Berikut ini 5 cara meningkatkan kualitas tenaga kerja, mengutip berbagai sumber.

1. Tetapkan target atau tujuan yang jelas

Langkah ini adalah yang paling dasar. Tugas, tolok ukur, target, tenggat waktu, dan upah setiap tenaga kerja harus jelas dan tertulis di dalam kontrak.

Kontrak antara pemberi kerja dan karyawan pun harus menguntungkan kedua belah pihak. Dengan begitu, saat kontrak kerja disepakati, tenaga kerja akan memberikan kinerja terbaik untuk perusahaan atau tempatnya bekerja.

2. Memberi kebebasan tenaga kerja untuk berkreasi

Awasi kinerja karyawan dengan wajar dan beri kebebasan mengatur waktu kerjanya asalkan tidak melebihi tenggat. Cara ini dapat membuat mereka lebih dinamis, produktif, merasa dihargai, dan kepercayaan dirinya meningkat.

Cara ini juga sangat cocok diterapkan saat pandemi Covid-19 yang memaksa karyawan di sejumlah perusahaan bekerja dari rumah.

3. Memberikan insentif berdasarkan prestasi

Sedikit persaingan saat bekerja adalah hal baik dan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pihak perusahaan dapat memberikan insentif berdasarkan prestasi di luar bonus tahunan atau menaikkan jabatan seseorang.

Saat karyawan melampaui target kerjanya, membantu perusahaan mencapai tujuannya, dan membuktikan kemampuannya, mereka harus diberi penghargaan. Sistem penghargaan berbasis prestasi ini dapat membantu mendorong produktivitas.

Simak cara meningkatkan kualitas tenaga kerja lainnya di halaman berikutnya..

Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja


BACA HALAMAN BERIKUTNYA

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya


Page 2

kondisi habis pesta besar, dan saat kita mencuci piring”. Kita harus melakukan berbagai pembenahan, yang karena waktunya terbatas harus melakukan berbagai perubahan atau terobosan yang mendasar. Pertama unsur birokrasi tidak boleh menjadi penghambat, kita harus "santun” kepada “wong cilik” demikian pesan Menteri, dan kita harus dengan konkrit dan transparan berjuang membela kehidupan rakyat kecil yang selama ini telah tersingkir dari medan perjuangannya. Karena itu penyelesaian setiap masalah harus dilakukan dengan cepat, tepat dan arif, sehingga dapat memberikan penyelesaian dengan baik.

Berdasar hal itu perlu dibuat terobosan melalui berbagai kemudahan, diantaranya dalam berhubungan dengan pejabat untuk mempercepat mereka kembali dalam jalur usahanya. Pejabat harus bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, dan itu diwujudkan melalui penyelenggaraan kerja tidak terbatas pada jam-jam kerja yang ditentukan. Semuanya diarahkan untuk mengembali kan kedaulatan rakyat, agar mereka bermartabat sehingga mendorong tumbuhnya rasa percaya diri dan berhasil mewujudkan kemandirian dalam usahanya.

Dalam masa reformasi ini jajaran Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah aktif sekali menggiring dan memobilisasi rakyat banyak untuk melakukan berbagai terobosan usaha dengan menekan hambatan birokrasi. Berbagai terobosan tersebut diantaranya adalah berkembangnya penyelenggaraan pasar rakyat dan terbentuknya koperasi distribusi yang langsung menggerakkan jalur usaha dari rekan-rekan koperasi lainnya dalam bertindak sebagai lembaga alternatif. Munculnya kelompok koperasi-koperasi baru yang menyangkut berbagai kegiatan usaha rakyat kecil sebelum ini, jelas belum terbentuk dan konsolidasi berbagai koperasi yang sudah terbentuk selama ini di perdesaan, merupakan bukti atau indikasi tentang perubahan yang terjadi dalam jajaran perkoperasian Indonesia.

Dengan kerangka dinamika seperti itu, apalagi setelah terbit Inpres No.18/1998, banyak dibangun koperasi baru yang menerobos sistem pasar yang ada, dan mulai ikut mewarnai interaksi perdagangan yang ada. Dengan kondisi tersebut muncul berbagai terobosan diantaranya pemikiran tentang konsep ekonomi rakyat sebagai basis pembangunan perekonomian nasional mendatang. Dalam pemikiran ekonomi rakyat tercakup komponen produsen dan konsumen sebagai pelaku-pelaku ekonomi riel di lapangan. Sementara itu yang tercakup dalam komponen produsen terdiri atas kelompok usaha kecil dan menengah dan kelompok wahana koperasi. Kelompok usaha kecil dan menengah itu bergerak pada sektor riel (pertanian dan industri) dan sektor jasa. Sementara itu komponen kelompok konsumen meliputi unsur pasar dan unsur non pasar atau kelompok miskin. Pemenuhan kebutuhan pasar dan kelompok non pasar seperti itu akan menjadi fokus utama dalam pengembangan dan pemantapan ekonomi rakyat. Oleh karena itu masalah dalam ekonomi rakyat adalah masalah demand side (konsumen, pasar) dan supply side (produsen, pasar) sehingga pasar akan menjadi sarana dalam ekonomi rakyat untuk dapat pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah secara mandiri.

Dalam pada itu lembaga-lembaga keagamaan dan pendidikan seperti pesantren maupun lembaga-lembaga lainnya akan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan konsep ekonomi rakyat, melalui proses transformasi kualitas dan nilai-nilai unggul untuk memperkaya proses penerapan konsep itu. Dengan demikian ekonomi rakyat diharapkan meliputi pengertian sebagai ekonomi partisipatif yang mampu memberikan akses yang luas, jujur dan adil melalui pasar yang efektif dan efeisien, bagi semua anggota masyarakat dalam melakukan kegiatan produksi, distribusi dan memanfaatkan konsumsi nasional, menuju pada penumbuhan berbagai peluang yang setara dan eksitensinya bagi para pelaku ekonomi yang kecil-kecil, tanpa mengorbankan sumberdaya produktif yang mendukung sistem kehidupan masyarakat secara luas.

Di samping itu terobosan di bidang teknis dan budidaya telah dilakukan antara lain seperti :

1. Industri Berbasis Sumberdaya.

Pengembangan industri ini dalam arti luas banyak berkaitan dengan kegiatan usaha di sektor pertanian, khususnya dalam

mewujudkan mekanisme pertukaran produk dan jasa yang efisien dan efektif. Melalui mekanisme itu kesejahteraan konsumen dan produsen yang tergabung dalam kelompok rakyat banyak, akan dapat membuat negara menjadi kuat.

Gambaran lingkup ekonomi rakyat seperti itu akan memberikan nuansa pada pengalokasian sumberdaya produktif sehingga tidak terkumpul pada sekelompok atau sejumlah orang saja. Dengan komposisi itu, pembangunan ekonomi nasional, akan menjadi lebih mantap karena terwujudnya persaingan yang berlangsung secara sehat dan adil. Dan kondisi itu akan meneguhkan keberpihakan kita pada masyarakat banyak yang masih lemah dan memerlukan bantuan perkuatan.

Terobosan lain berupa aplikasi pem-binaan ekonomi rakyat dengan melalui pembentukan PER, sebagai mana yang diungkapkan di muka. Upaya harus lebih disosialisasikan terutama dalam menampung alokasi otonomi pemerintah an yang telah diputuskan untuk diberikan kepada Daerah Tingkat II. Program nya memang belum mantap tetapi landasannya telah terbangun, sehingga diperlukan upaya-upaya yang dapat membantu membangun konsep dan pola pikir PER secara utuh dan sebagai bahana membantu

masyarakat lainnya dapat menikmati jasa kesehatan, melalui koperasi dimaksud. Koperasi ini memiliki tenaga kerja profesional di bidang kesehatan, khususnya dapat menampung lulusan dokter muda, dan bekerjasama dengan pihak kopontren. Selain itu koperasi ini juga berupaya untuk meningkatkan mutu ekspor tenaga kerja Indonesia, utamanya tenaga medis, yang tidak semuanya dapat tertampung dalam program APBN.

4. Aspirasi Nilai Aset Petani.

Budidaya Komoditi Jahe dengan KUT

pemanfaatan sumber-daya nasional. Untuk itu ditumbuhkan iklim/kondisi yang kondusif melalui berbagai program yang mendukung kegiatan industri yang ditangani oleh rakyat banyak

Selama ini petani kita selalu berada pada posisi yang tidak mampu memberikan jaminan yang memadai. Salah satu cara yang ditempuh untuk memberikan dan meningkatkan nilai aset petani berlahan sempit adalah dengan cara meningkatkan nilai tambah pada aset mereka. Hal itu dilakukan dengan cara melakukan budidaya tanaman yang bernilai tinggi (dan secara teknis mungkin untuk dilakukan, seperti jati mas, kayu cendana, dan kayu hitam). Dengan komoditi yang bernilai tinggi, lahan itu dapat berfungsi menjadi jaminan untuk memperoleh pinjaman yang mendatang. Program ini telah dilakukan pada berbagai daerah sebagai pilot project, dan sebagian telah dapat dijadikan agunan untuk memperoleh kredit.

2 Pengembangan Sumber Bahan Baku

Alternatif.

Pengembangan sumber bahan baku substitusi ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas lahan yang dimiliki oleh perorangan, negara atau perusahaan dan organisasi maupun untuk mengisi peluang yang tersedia sekaligus dalam rangka penghematan devisa negara. Pengembangan itu diantaranya dengan komoditi garut atau komoditi lain untuk bahan baku produk lainnya.

5. Pengembangan Wirausaha Baru

melalui LPUK

3. Pengembangan Koperasi Jasa Kesehatan Indonesia.

Koperasi ini dibentuk untuk dapat membantu para anggota koperasi dan

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan pengusaha baru melalui program latihan, di mana dalam masa reformasi ini terobosannya dibuat dengan mendampinginya selama mereka melakukan pengembangan usahanya. Keragaman sasaran pembinaan dapat menjadikan program ini berdampak luas.