Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu

Hal – hal yang dapat dikomentari dari sebuah buku fiksi:

Show
  • Tema atau judul,
  • Tokoh dan wataknya,
  • Alur cerita,
  • Latar waktu, tempat, dan suasana,
  • Sudut Pandang,
  • Gaya Bahasa (Majas), dan.
  • Amanat.

Hal hal apa saja yang perlu dikomentari pada buku fiksi?

Mengomentari Isi Buku Fiksi Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Bagaimana langkah untuk dapat menilai buku non fiksi?

Bagaimana langkah untuk dapat menilai buku non fiksi

  1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi,
  2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti.
  3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.

You might be interested:  Cara Mengutip Dari Buku Yang Baik Dan Benar?

1 Apa sajakah hal hal yang dapat dikomentari dari buku non fiksi?

Unsur Buku Nonfiksi yang dapat dikomentari, yaitu:

  • Bagian cover buku.
  • Rincian subbab buku.
  • Judul subbab.
  • Isi buku.
  • Cara menyajikan isi buku.
  • Bahasa yang digunakan.
  • Sistematika.

Apa perbedaan buku fiksi dan non fiksi jelaskan?

Buku fiksi ditulis berdasarkan imajinasi sehingga isi dari jenis buku ini lebih banyak berupa cerita yang menghibur dan membangkitkan emosi. Sementara, buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan.

Apa saja unsur unsur buku nonfiksi?

7 Unsur Buku Non Fiksi, Ketahui Penggunaannya

  • Unsur Buku Non Fiksi. ©2019 Merdeka.com/Pexels.
  • Sampul Buku. Unsur buku non fiksi pertama adalah sampul buku.
  • Pokok Bab Buku. ©2019 Merdeka.com/Pexels.
  • Judul Bab dan Sub Bab.
  • Isi Buku.
  • Cara Menyajikan Isi Buku.
  • Bahasa yang Digunakan.
  • Sistematika Penulisan.

Ada berapakah unsur unsur dalam buku fiksi?

Unsur – Unsur Buku Fiksi

  • Tema. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama dalam sebuah tulisan.
  • 2. Latar. Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita.
  • 3. Tokoh. Tokoh adalah setiap individu yang ada di dalam cerita dengan karakternya masing-masing.
  • 4. Alur.
  • Gaya bahasa.
  • 6. Amanat.

Apa saja unsur unsur dalam buku fiksi?

So, di bawah ini adalah serangkaian unsur yang paling umum di dalam cerita fiksi.

  1. Tema. Siapa sih yang tidak kenal dengan tema?
  2. 2. Alur. Selain tema, dalam sebuah cerita ada juga yang disebut alur.
  3. 3. Tokoh. Dalam sebuah cerita sudah dipastikan ada tokohnya.
  4. 4. Latar.
  5. Konflik.
  6. 6. Sudut Pandang.
  7. 7. Percakapan.

Hal apa saja yang dapat dilihat dalam mengomentari sebuah buku?

Jawaban:

  • Cover buku.
  • Rincian subbab buku.
  • Judul subbab.
  • Isi buku.
  • Cara penyajian isi buku.
  • Bahasa yang digunakan.
  • Sistematika.
  • Tokoh dan penokohan.

Hal apa yang harus diungkapkan di dalam kata pengantar buku nonfiksi?

Hal yang diungkapkan di dalam kata pengantar buku nonfiksi adalah gambaran umum dari karya buku tersebut, ucapan terima kasih, serta meminta kritik serta saran dari pembaca mengenai buku yang dibuatnya.

Apa saja pertanyaan yang diajukan untuk mengomentari buku nonfiksi?

Sebutkan beberapa pertanyaan pemandu untuk mengomentari buku nonfiksi

  • Apa judul dan tema buku?
  • Apa bidang ilmu yang dibahas dalam buku?
  • Apa garis besar isi buku?
  • Apakah buku ditunjang oleh gambar/foto, ilustrasi, tabel, grafik?
  • Bagaimana penulis merinci menjadi subbab buku?
  • Apakah bahasanya mudah dipahami?

Tuliskan 3 langkah langkah untuk menilai buku non fiksi?

Langkah untuk dapat menilai buku nonfiksi dan buku fiksi adalah? Jawab yang singkat dan benar

  1. Membaca cerita secara tuntas.
  2. Mengetahui informasi dari buku tersebut.
  3. Cerita nonfiksi cenderung bersifat membawa pembaca ke dalam alur cerita,jadi pembaca ikut merasa apa yg dirasakan oleh tokoh dalam cerita.

Langkah untuk dapat menilai buku fiksi dan nonfiksi adalah?

Langkah untuk dapat menilai buku nonfiksi dan buku fiksi adalah

  1. Membaca cerita secara tuntas.
  2. mengetahui informasi dari buku tersebut.
  3. cerita fiksi isinya rekaan.
  4. cerita non fiksi cenderung bersifat membawa pembaca kedalam alur cerita.

Apa saja yang termasuk buku nonfiksi?

Contoh Buku Non Fiksi

  1. Buku Pelajaran. Buku pelajaran merupakan contoh pertama dari buku non fiksi.
  2. Buku Ensiklopedia.
  3. Esai.
  4. Jurnal.
  5. Biografi.
  6. Laporan Ilmiah (Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi)

5 dari 5 halaman

Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu
© Foto : Shutterstock

Buku non fiksi merupakan jenis buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau dari kajian literature. Isi pesan dari buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif.

Bacaan Niat Zakat Mal, Keutamaan, dan Cara Menghitungnya yang Benar

Informatif yang dimaksud dalam buku non fiksi adalah memberikan informasi dan data terbaru. Berkebalikan dengan buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan dan standar aturan.

Walaupun buku nonfiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Buku nonfiksi masih tetap bisa diresensi. Terkait dari teknis, memang sama persis dengan buku fiksi.

Hanya ada sedikit perbedaan saja, seperti dalam penulisan resensi fiksi kerap mencantumkan unsur intrinsik, sedangkan pada resensi buku nonfiksi tidak perlu memasukkannya. Sisanya, terkait pencantuman unsur dan langkah penulis resensi sama persis. Berikut cara meresensi buku nonfiksi secara runtut:

Mengenal Prinsip Penulisan Resensi

Ada beberapa prinsip resensi buku nonfiksi. Pertama, peresensi harus memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan atau buku motivasi. Kenali juga media mana yang ingin kamu kirimkan hasil resensi buku nonfiksimu. Karena setiap media memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi.

Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh penulis. Peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam melakukan review buku. Ketiga, barulah kamu mengulas dan menimbang objek resensi, termasuk menulis hasil resensi itu sendiri.

Struktur Resensi

Cara meresensi buku nonfiksi juga perlu memperhatikan strukturnya. Ada beberapa poin struktur yang perlu diperhatikan.

Poin pertama judul resensi, yang ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan di bagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik. Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. Di bagian terakhir, adalah penutup atau kesimpulan.

Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam tata cara meresensi buku nonfiksi seperti:

  • Apa tujuan kamu menulis resensi buku nonfiksi tersebut.
  • Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi terhadap pembaca lewat buku tersebut.
  • Cantumkan kelebihan dan kekurangannya.
  • Jelaskan inti pembahasannya dan apa manfaat yang didapatkan.
  • Cantumkan harga buku.

Apa itu cerita nonfiksi? – Pernahkah kalian ketika ingin sebelum beli buku mengecek jenis apa buku ini atau hanya melihat judul serta nama pengarangnya saja? Kalian beli buku karena pengarang buku merupakan seorang idola sehingga terus mengikuti karya-karya nya?

Karena saking membutuhkan suatu buku, mungkin kalian tidak menyadari bahwa buku yang dibeli termasuk buku jenis nonfiksi. Biasanya buku cerita non fiksi ini digunakan sebagai penunjang referensi untuk membuat karya ilmiah, skripsi, makalah dan lain sebagainya..

Pengertian Cerita nonfiksi

Cerita nonfiksi merupakan sebuah karangan atau tulisan yang bersifat informatif, penulisnya mempunyai tanggung jawab atas kebenaran dari peristiwa, orang, dan/atau informasi yang disampaikannya.

Oleh karena itu, ketika sedang merangkai kerangka isi cerita non fiksi sangat dibutuhkan penelitian ketat berdasarkan informasi, data-data yang akurat dan kebenaran atau fakta suatu peristiwa atau permasalahan mengenai hal yang akan ditulis.

Hal ini perlu diperhatikan karena cerita ini biasanya digunakan sebagai sumber atau bahan rujukan informasi para pembacanya. Bahasa yang digunakan dalam ceritanya juga harus logis dan dapat diterima nalar pembaca, bahasa yang dipakai formal bukan informal.

Grameds dapat mempelajari bagiamana langkah demi langkah dalam menulis cerita nonfiksi pada buku Jadi Penulis Nonfiksi? Gampang Kok!!! Di dalamnya terdapat berbagai tips penulisan, dan masih banyak lagi yang dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan menulis kamu.

Cerita nonfiksi sangatlah berbeda dengan karya cerita fiksi dimana penulisnya tidak membutuhkan keakuratan terkait isi di dalamnya. Perbedaan cerita nonfiksi dapat dilihat pertama kali dari judul buku..Mau tau selengkapnya mengenai ciri-ciri cerita nonfiksi?

Ciri-ciri cerita nonfiksi

Ini lho beberapa ciri-ciri cerita nonfiksi yang kalian perhatikan ketika sedang ingin mengidentifikasinya:

1. Bahasa yang Formal atau Baku

Seperti yang aku sampaikan diatas, ciri pertama yang mudah diidentifikasi dari kategori menulis buku non fiksi terletak dari penyampaiannya yang memakai bahasa formal terlihat dari judul bukunya, tidak memakai bahasa gaul.  Bahasa formal dalam hal ini tidak menggunakan bahasa tulis gaul, alay ataupun bahasa kekinian yang sedang booming, tidak menggunakan tulisan yang macam-macam.

Dari segi penulisan sesuai dengan bahasa yang baik dan benar, terkadang isi buku nonfiksi bersifat serius. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, misal buku motivasi dan buku referensi ada yang ditulis menggunakan bahasa yang lebih ringan. Walau menggunakan bahasa yang ringan, penulisan tetap menggunakan bahasa yang pas, cara ini diperbolehkan.

Dalam proses penulisan buku cerita nonfiksi,penulis biasanya mengikuti peraturan dari setiap penerbit karena setiap penerbit memiliki SOP penulisan yang beraneka ragam. Ada penerbit buku yang menerima buku yang menggunakan bahasa baku dan ide yang belum pernah diterbitkan sebelumnya ataupun mirip dengan salah satu buku yang sudah pernah diluncurkan.

Lalu, ada penerbit yang menerima buku nonfiksi yang menggunakan bahasa yang sesuai dengan gaya bahasa dari penulis. Namun dari segi penyampaian pada dasarnya haruslah menggunakan puebi baik dan benar. Jadi kembali lagi, tergantung dari masing-masing kebijakan penerbit.

2. Bahasa yang denotatif

Apa itu bahasa denotatif? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berkaitan dengan denotasi. Artinya kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Keduanya memiliki persamaan, denotatif adalah makna dengan pengertian objektif dan sesuai dengan aslinya.  Maksud dari apa adanya adalah tidak disertai dengan perasaan dan pemikiran tanpa menimbulkan nilai rasa tertentu.

Apa yang ditulis berguna untuk menyampaikan informasi secara lengkap, to the point dan tegas. Para penulis memakai bahasa denotatif  dengan tujuan penulis memberikan informasi kepada pembaca tanpa dibuat-buat. Informasi yang tidak berbelit-belit dan hanya separuhnya. Tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberikan stimulan dan inspirasi kepada pembaca.

3. Isinya Berkaitan tentang Fakta/Aktual

Isi buku cerita bersifat fakta dan faktual. Fakta sesuai dengan data yang didapatkan dari lapangan atau penelitian yang sudah ada sebelumnya. Isi buku yang disampaikan bersifat faktual sehingga pembaca dapat memperoleh manfaat dari informasi yang diberikan.

Kategori buku non fiksi ada banyak jenis, diantaranya ada jenis buku bahan mengajar, motivasi dan buku referensi. Dari beberapa jenis buku tersebut, semuanya memiliki karakteristik berbeda, dan memiliki satu esensi yang sama, yaitu buku imajinatif tanpa sumber.

4. Tulisannya Bersifat Ilmiah Populer

Tulisan buku cerita non fiksi dikatakan dengan gaya penulisan ilmiah populer atau disesuaikan dengan format puebi. Dengan kata lain, tulisan tidak melulu kaku dan itu-itu saja. Dikatakan tulisan ilmiah populer karena penyajiannya dengan bahasa yang sesuai dengan pasar dan data yang diambil berdasarkan dengan kajian, survey penelitian di lapangan, daftar pustaka dan mengacu pada referensi atau sumber yang sama.

Sumber yang disinggung nantinya tidak secara langsung ditulis ulang begitu saja. Namun, tetap melalui proses pemilihan diksi atau kata yang familiar cukup mudah untuk dimengerti serta disampaikan kembali dengan menggunakan gaya bahasa yang oleh penulis. Cara yang biasa dipakai dengan mengkombinasi ide lama dari sumber referensi lalu di padu padankan dengan ide yang kita miliki.

5. Isinya diambil dari yang sudah ada ataupun penemuan

Mengapa buku non fiksi ditulis oleh sang penulis sampai diterbitkan untuk pembaca? Tentunya memiliki untuk menyempurnakan atau memperbaiki ide dari penulis/ulasan naskah yang terlebih dahulu sudah.

Maka dari itu, bagi penulis yang menulis tema, isi, ide cerita yang serupa atau gampangnya sama persis dengan bahasa yang berbeda sering ditolak oleh penerbit besar. Penerbit besar memiliki kriteria seperti penulis menyerahkan naskah yang mengandung unsur ide baru yang menarik dan tidak sama persis dengan naskah yang sudah ada.

Jadi, tidak boleh sembarangan memberi naskah kepada penerbit agar tulisan kalian bisa dicetak oleh para penerbit besar

Kalian bisa menemukan sebuah karya nonfiksi dan dapat langsung mengidentifikasi terkait unsur-unsur yang sudah disebutkan diatas di dalam karya tulis.

Pelajari unsur-unsur tersebut dan pengaplikasiannya untuk meningkatkan kemampuan menulis kamu melalui buku 1 Jam Mahir Menulis: Panduan Belajar Menulis Fiksi & Nonfiksi oleh Annisa Mardatillah.

Baca juga : Contoh Cerita Anak Fiksi Pengantar Tidur

Bentuk Karangan Nonfiksi

Berikut adalah bentuk karangan nonfiksi yang sering kita temui, teman-teman:

1. Riwayat hidup / Biografi

Riwayat hidup seseorang, merupakan tulisan yang berisi perjalanan hidup seseorang baik ditulis sendiri maupun ditulis oleh orang lain. Salah satu contohnya adalah buku Soekarno: Sebuah Biografi yang menceritakan mengenai kisah sosok pahlawan kemerdekaan di Indonesia.

2. Esai

Esai merupakan sebuah karangan atau tulisan yang membahas suatu tema dari sudut pandang pribadi si penulis. Seperti salah satu contohnya yang dapat Grameds baca yaitu FS Solilokui: Kumpulan Esai.

3. Karya tulis ilmiah

KTI adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan menerapkan konvensi ilmiah contohnya seperti skripsi, tesis, makalah, jurnal, artikel hasil penelitian dan kertas kerja.

Grameds dapat mempelajari teknik serta konsepsi penyusunan dokumen secara terstruktur dalam membuat karya tulis ilmiah yang baik melalui microsoft office word melalui buku Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan Microsoft Office Word 2003 (revisi).

4. Catatan dokumenter

Cerita sejarah merupakan tulisan yang bercerita tentang masa lalu suatu objek. Salah satu contohnya adalah buku Tak Bersalah (The Innocent Man) yang merupakan adaptasi dari film dokumenter yang ada di Netflix.

Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu
Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu

Jenis-jenis Cerita Nonfiksi

Berdasarkan contoh-contoh yang disebutkan, jenis cerita nonfiksi dibagi menjadi dua yakni Nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif. Adapun penjelasannya dibawah ini:

1. Non fiksi murni

Penulisannya dirangkai atau dibuat dengan penggambaran yang benar-benar asli. Penulis ketika mengembangkan pembuatan cerita non fiksi murni terdapat bukti berupa data-data yang orisinal dapat dipertanggung jawabkan. Contohnya tulisan yang bersifat ilmiah seperti skripsi, jurnal, makalah, riwayat hidup seseorang

2. Non fiksi kreatif

Non fiksi kreatif juga menyertakan bukti berupa data-data orisinal yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan imajinatif. Contohnya berupa tulisan yang ada pada jurnalisme sastra seperti artikel dan berita.

Struktur nonfiksi tak sama dengan cerita fiksi. Struktur nonfiksi menyinggung:

  • Orientasi, merupakan bagian yang berisi tentang pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita dan penjelasan dari teks isi cerita.
  • Rangkaian peristiwa secara urut, berisi urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita mulai dari awal hingga akhir permasalahan yang biasanya memakai alur maju.
  • Reorientasi, merupakan akhir cerita yang berisi kesimpulan suatu cerita dan penutup yang berisi saran dan pesan moral yang dapat diambil sisi positif dari teks cerita nonfiksi

Selanjutnya, aku akan membahas unsur-unsur yang ada di dalam cerita nonfiksi:

Unsur Buku Non Fiksi

Dibawah ini merupakan unsur-unsur cerita nonfiksi yang mesti ada dalam sebuah cerita

1. Judul

Judul buku adalah nama yang dipakai untuk buku atau bab yang dapat menyiratkan secara pendek isi buku, biasanya diletakkan pada sampul buku.Judul buku non fiksi memakai bahasa baku.

2. Nama Penulis

Terdapat nama pengarang di dalam sebuah cerita nonfiksi yang menyampaikan karangannya

3. Nama Penerbit

Penerbit adalah perusahaan/instansi yang mencetak buku dari mulai mengedit, layout, desain cover dan lain sebagainya sampai buku tersebut dicetak dan siap diedarkan.

4. Tebal Halaman / jumlah bab

Jumlah halaman dan jumlah bab yang dibahas dalam buku.

5. Isi buku

Isi adalah topik yang akan dibahas

6. Penutup

Penutup adalah kesimpulan dari buku yang merupakan pernyataan terakhir dari penulis atas bukunya terkadang terdapat pula saran dari penulisnya.

Bagi kalian yang mencoba menulis karya yang bersifat nonfiksi perlu tahu nih tahap-tahapnya supaya tidak ada yang terlewat.

Cara Membuat Karangan Cerita Nonfiksi

Langkah-langkah membuat karangan nonfiksi, ikutin terus yuk sampai akhir

1. Mencari Ide Kreatif

Mau menemukan ide apa menulis buku nonfiksi, kamu bisa membuat coretan didalam notes terkait bidang apa yang dikuasai atau kesenangan yang paling sering dilakukan sambil browsing juga Ketika ide itu sudah terbentuk dalam satu konsep, maka yang perlu disiapkan tentang sasaran kepada siapa kita akan membuatnya dan cerita itu cocok untuk di usia berapa aja

2. Mengumpulkan referensi

Setelah menemukan ide, maka kegiatan selanjutnya ada mengumpulkan data terkait isi cerita yang akan dituangkan. Perlu banget untuk melakukan riset, observasi dari buku, koran maupun jurnal yang dapat dijadikan referensi tulisan kita.

3. Membuat Konsep yang akan ditulis

Setelah data terkumpul, buatlah konsep untuk buku kamu mulai dari menyusun bab, menyusun sub bab ataupun membuat pertanyaan-pertanyaan yang melengkapi isi tulisan.Tentukan tema buku nonfiksi apa yang akan dibuat, misalnya sejarah, motivasi atau karangan ilmiah

4. Gaya Bahasa

Konsepnya sudah dibuat, selanjutnya pakailah gaya bahasa tulisan dengan tema maupun jenis yang ditulis. Penting banget nih, memerhatikan penulisan dengan gaya bahasa yang disesuaikan dengan puebi karena pada bagian ini karya kamu akan dinilai oleh calon penerbit yang akan mendistribusikan karyamu layak atau tidaknya. Setelah lolos dari penerbit, maka pembaca akan menilai karyamu, apakah informatif, bahasanya mudah dipahami atau terlalu sulit untuk dipahami.

5. Data Pendukung

Beberapa buku nonfiksi biasanya memerlukan data pendukung. Data pendukung bisa berupa contoh kejadian, contoh aplikasi, foto, gambar, dan sebagainya.

6. Masukkan bagian-bagian buku dengan lengkap

Jangan lupa untuk menuliskan daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, pendahuluan, isi, daftar pustaka, indeks, dan profil kita sebagai penulis di dalam buku. Beserta daftar gambar dan daftar yang dicantumkan pada isi buku bila ada istilah-istilah ilmiah di dalam karangan buat indeks untuk memudahkan pembaca apa maksud dari istilah yang kamu pakai. Semua kelengkapan naskah itu bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi buku kita.

7. Memilih Judul yang Tepat

Judul selalu menjadi hal pertama yang dilihat sebelum pembaca memutuskan atau tertarik membacanya ketika di perpustakaan dan membeli sebuah buku.Pilihlah judul dan diksi yang mewakili isi naskah, eye catching, mengundang rasa penasaran calon pembaca misalnya: Filosofi Teras.

8. Mengecek Ulang Tulisan

Setelah proses menulis buku nonfiksi selesai, sebaiknya proses terakhir yang diperlukan supaya bisa meyakini diri sendiri adalah membaca ulang naskah yang dibuat, cek kembali apa masih ada data yang kurang atau rangkaian kata yang berpotensi membingungkan pembaca, harus dihapus dan diganti kata yang friendly

9. Menyerahkan ke Penerbit

Nah, setelah naskah sudah selesai melalui tahapan self-editing, sudah yakin dengan semuanya maka langkah terakhir yang kamu lakukan ialah kirimkanlah hasil karya kepada penerbit dan jangan lupa cek kembali sebelum dikirim pastikan semua kelengkapannya.

Kita bisa mengirimkan naskah kepada penerbit mayor untuk diterbitkan, menawarkan pada agen naskah, atau menerbitkannya secara indie. Pilihlah penerbit yang memiliki persamaan visi dan misi dengan naskah kita agar peluang untuk diterbitkan lebih besar.

Baca juga : 5 Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Membicarakan Kesehatan Mental

Contoh Buku Nonfiksi

Butuh referensi mau nulis, baca dulu buku-buku cerita yang termasuk nonfiksi, simak terus ya sampai akhir karena aku akan kasih tau contoh-contohnya nih

1. Contoh Buku Non-Fiksi tentang Pendidikan

Buku Mata Pelajaran Sekolah merupakan buku yang memiliki fungsi untuk mendampingi siswa belajar menjadi warga negara yang baik. Melalui materi-materi yang terdapat di buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa diharapkan menjadi generasi penerus dididik, dibina, dan diarahkan dapat berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kepedulian serta penghargaan yang tinggi terhadap bangsanya.

Selain itu, generasi penerus dapat menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat mengantarkan generasi penerus mampu menghadapi tantangan masa depan. Berbekal falsafah Pancasila, peserta didik mampu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, tetapi tetap mempertahankan karakter bangsa Indonesia.

2. Contoh Cerita Non Fiksi tentang Sosiologi

Buku ini berisi pemikiran-pemikiran orisinil Soekarno tentang berbagai hal, terutama menyangkut ideologi, nasionalisme, dan kemerdekaan, berlangsung sepanjang tahun 1928–1940 dan dimuat di berbagai surat kabar, terutama Suluh Indonesia Muda dan Pikiran Rakyat.

Boleh dikatakan, pikiran-pikiran dalam buku inilah yang menjadi haluan jejak perjuangan Soekarno dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan persatuan.

3. Contoh Buku Non Fiksi untuk Anak

Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu
Berikut merupakan jenis buku nonfiksi yang dapat diidentifikasi berdasarkan judulnya yaitu
Buku aktivitas ini sangat tepat untuk mengasah kemampuan berpikir anak-anak. Logika berpikir anak-anak harus diasah agar mereka cepat mudah memahami banyak hal. Latihan-latihan di buku ini adalah dasar untuk mengasah kemampuan berpikir mereka sekaligus mengenal hewan-hewan binatang buas.

4. Contoh Cerita Non Fiksi Singkat Pendek

Buku merupakan cerita non fiksi pendek singkat dari isi buku tersebut

Itu dia tadi penjelasan tentang cerita nonfiksi. Bagaimana, sudah paham kan apa yang dimaksud cerita nonfiksi dan apa saja jenis-jenisnya? Nah sekarang kalian bisa mulai mencari karya cerita nonfiksi untuk dibaca, kemudian kalian juga bisa jika ingin menulisnya.

Ketahui juga tentang :

Pengertian Cerita Fiksi

Pengertian Pantun

Pengertian Puisi

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien