Peyeum Bandung Tape Singkong. indonesiakaya.com ©2020 Merdeka.com
JABAR | 9 Agustus 2021 10:01 Reporter : Novi Fuji Astuti Merdeka.com - Makanan fermentasi seperti yogurt, keju, tempe, tape dan masih banyak lainnya merupakan makanan yang melewati serangkaian proses pengawetan yang dilakukan secara alami dengan bantuan mikroba. Tak hanya populer, makanan fermentasi juga banyak diminati masyarakat. Pada mulanya istilah fermentasi sendiri digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob. Di mana dalam prosesnya, gula merupakan salah satu bahan paling umum yang digunakan. Biasanya agar proses fermentasi berlangsung diperlukan mikroorganisme yang akan membantu memecah glukosa menjadi alkohol atau asam. Salah satu mikroorganisme yang penting untuk proses fermentasi adalah ragi. Fermentasi sendiri memiliki banyak arti menurut para ahli, lebih jauh berikut ini informasi mengenai makanan fermentasi adalah proses pengawetan, lengkap dengan jenisnya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6. 2 dari 3 halaman
Jay Farnworth Belitz Taufik Ada banyak sekali jenis makanan fermentasi yang bisa kamu konsumsi beberapa di antaranya mungkin sangat familiar seperti keju, yogurt, tempe, acar, tape, kefir, natto, kombucha, kimci dan masih banyak lainnya. Mengonsumsi makanan fermentasi dapat melancarkan pencernaan dengan catatan tidak dikonsumsi secara berlebihan. 3 dari 3 halaman
1.Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi terbagi atas dua jenis, yaitu:
2.Berdasarkan penggunaan oksigen, fermentasi terbagi atas fermentasi aerobik dan anaerobik, yaitu:
3. Berdasarkan proses yang dihasilkan oleh mikroba, fermentasi terbagi atas tiga jenis, yaitu:
Pengawetan secara biologis sebenarnya melalui proses fermentasi. Pengawetan makanan merupakan salah satu cara agar menjadikan makanan memiliki daya simpanan yang lama. Selain itu, mempertahankan adanya sifat-sifat fisik dan kimia pada makanan. Untuk melakukan pengawetan makanan harus memperhatikan beberapa hal. Memperhatikan jenis bahan makanan, kondisi bahan makanan, serta cara pengawetan yang digunakan. Bahkan mengenai daya tarik produk pengawetan makanan. Mengenal Pengawetan Secara BiologisPengawetan ini menggunakan peragian atau fermentasi. Fermentasi merupakan proses produksi energi pada sel dalam kondisi anaerobik atau tanpa oksigen. Melansir Wikipedia, fermentasi sebagai salah satu bentuk respirasi anaerobik. Namun terdapat definisi yang lebih detail mengenai fermentasi. Hal tersebut sebagai respirasi lingkup anaerobik dengan tidak adanya akseptor elektron eksternal. Gula menjadi bahan yang umum dalam fermentasi. Fermentasi menghasilkan beberapa contohnya, yaitu etanol, asam laktat, dan hidrogen. Namun juga menghasilkan beberapa komponen lainnya seperti asam butirat dan aseton. Ragi juga dikenal sebagai bahan yang umum dalam fermentasi. Untuk dapat menghasilkan etanol yang terdapat pada bir, anggur, serta minuman beralkohol lainnya. Jenis makanan dengan pengawetan fermentasi seperti yoghurt. Untuk dapat mengawetkan susu dengan cara fermentasi menggunakan bakteri. Bakteri yang digunakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Aktivitas fermentasi dari kedua spesies bakteri tersebut berguna dalam menurunkan pH susu sapi. Sehingga dapat menghambat aktivitas bakteri proteolitik yang sifatnya tidak asam. Lactobacillus bulgaricus ini akan memanfaatkan laktosa atau gula susu dan mengeluarkan asam laktat. Asam ini juga berguna dalam mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa atau gula susu. Proses fermentasi yang menghasilkan asam laktat akan menghambat pertumbuhan kapang dan khamir. Baca Juga: Senyawa Turunan Alkana Dengan Berbagai Gugus Fungsi yang BerbedaProses FermentasiPengawetan secara biologis dengan fermentasi, prosesnya mengubah dari karbohidrat menjadi alkohol. Beberapa zat tentunya berperan dalam proses fermentasi ini, seperti enzim yang berasal dari sel-sel ragi tersebut. Mengenai lamanya proses fermentasi makanan ini tergantung dari bahan makanannya. Untuk mempercepat proses fermentasi atau peragiannya dengan menambahkan enzim lainnya. Hal tersebut sebagai katalisator biologis yang berasal dari sel-sel hidup. Tentunya akan membantu mempercepat berbagai macam reaksi biokimia. Enzim yang terdapat dalam makanan asalnya dari bahan mentah atau mikroorganisme. Daging, ikan, susu, buah-buahan, serta biji-bijian mengandung enzim tertentu. Enzim tersebut secara normal aktif bekerja pada bahan makanan tersebut. Pengawetan secara biologis dengan enzim yang berperan dalam perubahan pada bahan pangan. Perubahannya akan menguntungkan, namun terkadang juga dapat merugikan. Hal tersebut karena pengaruh enzim yang dapat mengubah rasa, warna, bentuk, kalori, serta sifat lainnya. Penggunaan enzim dalam pengolahan daging seperti enzim bromelin. Enzim tersebut berasal dari nanas. Sedangkan enzim papain berasal dari getah buah atau daun pepaya. Enzim bromelin ini memiliki fungsi untuk mengempukkan daging. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kematangan buah, konsentrasi pemakaian, dan waktu penggunaannya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya memilih buah nanas muda. Enzim papain dari getah pepaya ini memiliki banyak fungsinya. Tidak hanya mengempukkan daging, namun sebagai bahan penjernih pada beberapa industri. Untuk memperoleh enzim ini, sebaiknya memilih buah yang berumur 2,5 sampai 3 bulan. Baca Juga: Bioteknologi Konvensional, Pengertian dan ContohnyaManfaat Pengawetan Secara BiologisPengawetan secara biologis juga memberikan beberapa manfaatnya. Untuk itu, ketahui beberapa manfaat pengawetan makanan secara biologis berikut ini. Apabila mengawetkan makanan dapat mengkonsumsinya atau menjual ke tempat yang lebih jauh, pastinya tanpa mengurangi kualitas dari makanan tersebut. Sehingga manfaat pengawetan ini dapat memperluas pemasarannya. Mempermudah transportasi di Indonesia yang beriklim tropis, apabila makanan mudah membusuk. Adanya pengawetan akan mempertahankan atau mengolahnya dengan cara lainnya. Sehingga dapat membelinya dengan mudah dan tidak berbahaya. Bahkan dapat lebih menghemat biaya transport. Sebagian makanan yang telah diawetkan lebih mudah menghidangkannya. Hal itu karena bagian yang tidak perlu sudah terbuang. Sehingga untuk pola kehidupan masyarakat yang maju, masalah kendala waktu mudah mengatasinya. Memiliki banyak manfaat dalam kondisi tertentu. Seperti halnya saat terjadi bencana alam, kelaparan, pengungsian, dan kondisi darurat lainnya. Tentu dapat memberikan bantuan dengan beberapa jenis makanan yang diawetkan. Pengawetan secara biologis dengan menggunakan proses fermentasi. Sehingga menjadikan daya simpan yang lama serta mempertahankan sifat-sifat pada makanan. (R10/HR Online) |