Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali
Lihat Foto

KOMPAS.com / Andi Hartik

Bangunan yang merepresentasikan Kerajaan Majapahit di The Legend Star, Jatim Park 3, Kota Batu, Jumat (29/12/2017)

KOMPAS.com - Penemuan jejak masa keemasan Majapahit di kawasan Sekarpuro, Malang, Jawa Timur mengingatkan kita kembali bahwa dahulu ada kerajaan besar di Nusantara.

Saat mendengar kata Majapahit, ingatan kita mungkin akan kembali ke guru sejarah yang menerangkan bahwa Majapahit adalah kerajaan besar yang berpusat di Jawa Timur.

Beberapa sumber terpercaya menyebut kerajaan Majapahit berkuasa cukup lama, sekitar tahun 1293 sampai 1500 M.

Namun sayangnya, hanya sedikit bukti sejarah tentang Majapahit yang bisa dijadikan kilas balik. Majapahit seperti ditelan bumi, peninggalan bekas kerajaan tersohor ini minim ditemukan. Lokasi persis di mana pusat kerajaannya pun masih menjadi misteri.

Sebagai gantinya, Majapahit lebih banyak meninggalkan mitos dan cerita folklore.

Mengingat kembali tentang Majapahit, berikut 5 fakta tentang kerajaan Hindu-Budha terakhir yang mengusai Nusantara dan dianggap sebagai yang terbesar dalam sejarah Indonesia.

Baca juga: 5 Fakta Temuan Koin Emas Zaman Majapahit di Malang, Jadi Jarahan Warga hingga Dijual Rp 100.000 per Koin

1. Pendiri Majapahit

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali
Lihat Foto

Ilustrasi Raden Wijaya

Majapahit tak akan ada jika Raden Wijaya tidak membangunnya. Dia adalah pendiri sekaligus raja pertama Majapahit yang lihai dalam berstrategi.

Namun, siapakah Raden Wijaya dan dari mana dia berasal?

Raden Wijaya adalah sebutan yang lazim digunakan untuk menyebut pendiri kerajaan Majapahit oleh para sejarawan.

Namun saat dia hidup sekitar abad ke-13, kita belum mengenal istilah Raden. Nama Wijaya sendiri ada di kitab Paraton yang ditulis sekitar abad ke-15.

Dalam kitab Nagarakertagama, tertulis pendiri kerajaan Majapahit adalah Dyah Wijaya. Dyah adalah gelar kebangsawanan dan merupakan cikal bakal gelar "Raden".

Namun nama aslinya adalah Nararya Singgramawijaya, sesuai dalam prasasti Kudadu yang dibuat Wijaya pada 1294.

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali

Berikut ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan kerajaan majapahit kecuali
Lihat Foto

Mahandis Y. Thamrin/NGI

Wilayah Kerajaan Majapahit adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam National Geographic Indonesia edisi September 2012. Ahli arkeologi dan epifrafi Hasan Djafar menyayangkan banyak sejarawan yang menafsirkan bahwa Nusantara itulah wilayah Majapahit.

KOMPAS.com - Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertajasa Jayawardhana.

Letak kerajaan ini berada di daerah Tarik, Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit diperkirakan muncul dan berkembang sejak 1293 Masehi hingga 1500 Masehi.

Menurut Djoko Pramono dalam buku Budaya Bahari (2005), puncak kejayaan Bahari di Nusantara berhasil dicapai pada zaman Kerajaan Majapahit.

Saat itu, Majapahit mengandalkan kekuatan laut dan agraris, yang menjadikannya kerajaan besar serta memberi jaminan rasa aman dalam perdagangan nusantara.

Komoditas agraris yang dimiliki Kerajaan Majapahit menjadi daya tarik tersendiri bagi kapal dagang internasional untuk singgah atau berlabuh. Keadaan ini semakin diperkuat dengan lokasi Majapahit yang berada di kawasan Sungai Brantas, Jawa Timur.

Konsep kerajaan besar bercorak agraris dan maritim telah menjadi visi serta tekad utama Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Hal ini diperlihatkan dari pemilihan lokasi kerajaan yang berada di daerah Tarik di kawasan Sungai Brantas. 

Tujuan utama pemilihan lokasi ini ialah untuk mempermudah pengawasan perdagangan di daerah pesisir serta pengendalian produksi pertanian di kawasan pedalaman.

Baca juga: Sistem Pemerintahan Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar bercorak agraris

Kondisi alam di sekitar kawasan kerajaan sangatlah subur sehingga tidak mengherankan jika komoditas pertanian Majapahit sangatlah melimpah.

Dalam jurnal yang berjudul Canggu: Pelabuhan Sungai Masa Majapahit Abad XIV-XVI karya Mawardi Purbo Sanjoyo, dituliskan jika Majapahit bisa memanen padi sebanyak dua kali dalam kurun waktu satu tahun.

Selain padi, Kerajaan Majapahit juga memiliki komoditas lainnya berupa semangka, kelapa dan manggis. Kunci utama keberhasilan tani di Majapahit ialah pemeliharaan sawah serta ladang yang dilakukan sebaik mungkin.

tirto.id - Kerajaan Majapahit berdiri di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur, pada akhir abad ke-13 Masehi setelah kehancuran Kerajaan Singasari. Sejarah mencatat, Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan menantu Kertanegara, raja terakhir Singasari.

Tahun 1292 M, Raja Kertanegara terbunuh dalam pemberontakan Jayakatwang. Raden Wijaya akhirnya berhasil membalaskan dendam mertuanya itu berkat strateginya memanfaatkan pasukan Mongol yang datang ke Jawa.

Setelah memadamkan pemberontakan Jayakatwang dan mengusir pasukan Mongol, Raden Wijaya mendirikan pemerintahan penerus Singasari yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Majapahit pada 1293 M.

Dalam buku Majapahit: Batas Kota dan Jejak Kekayaan di Luar Kota (2012), Inajati Adrisijanti mengungkapkan, Raden Wijaya memulai Majapahit dari sebuah hutan di dekat Sungai Brantas, tepatnya di Trowulan, Mojokerto.

Majapahit mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh cucu Raden Wijaya, yakni Hayam Wuruk (1350-1389 M). Pada era Hayam Wuruk yang didampingi Mahapatih Gajah Mada, Majapahit meraih kemajuan di berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam aspek ekonomi.

Marwati Djoenoed Poesponegoro dalam Sejarah Nasional Jilid II (1990), menerangkan, pada era Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Majapahit menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara, bahkan mencapai Semenanjung Malaya serta beberapa wilayah di Asia Tenggara.

Baca juga:

  • Sejarah Hayam Wuruk: Fakta Raja Majapahit & Masa Kejayaan
  • Sejarah Runtuhnya Singasari dan Pemberontakan Jayakatwang
  • Sejarah Kerajaan Majapahit: Pemimpin Lemah, Negara Punah

Faktor Pendukung Perekonomian Majapahit

Kerajaan Majapahit memiliki dua faktor pendukung yang menunjang kemajuan kehidupan ekonominya, yaitu keberadaan Sungai Brantas dan Bengawan Solo serta adanya beberapa pelabuhan atau bandar dagang milik Majapahit di pantai utara Jawa.

Sungai Brantas dan Bengawan Solo

Kerajaan Majapahit memiliki wilayah kekuasaan yang terletak di antara lembah Sungai Brantas dan Bengawan Solo, di daratan rendah bagian utara Jawa Timur. Keberadaan dua sungai inilah yang menjadi faktor pertama pendukung perekonomian Majapahit.

Tanah wilayah kekuasaan Majapahit subur dan cocok untuk bertani serta menghasilkan banyak komoditas pertanian untuk memperkuat perekonomian kerajaan.

Baca juga:

  • Sejarah Hidup Tribhuwana Wijayatunggadewi Sri Ratu Majapahit
  • Apa Saja Peninggalan Kerajaan Majapahit dalam Bidang Sastra?
  • Sejarah Kabupaten Tuban Bermula dari Ronggolawe vs Majapahit

Pertanian dikembangkan sawah dan ladang dengan sistem pengerjaan secara bergilir. Tujuan dari sistem ini adalah untuk melestarikan lahan dan menjaga kesuburan tanahnya sehingga menghasilkan produktivitas dalam jangka panjang.

Sungai adalah jalur perdagangan penting bagi Majapahit, yaitu melalui Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Adanya jalur sungai ini melancarkan arus perdagangan dari pesisir menuju pedalaman, begitu pula sebaliknya.

Selain itu, di daerah-daerah sekitar aliran sungai, banyak dilakukan proyek perbaikan tanggul untuk menangkal terjadinya banjir.

Dalam buku Sejarah Indonesia (2014) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disusun oleh Amurwani dan kawan-kawan dijelaskan, pada era Hayam Wuruk, dibangun sarana dan prasarana lalu lintas seperti jalan-jalan dan jembatan.

Adanya akses jalan yang baik dan jembatan sebagai penghubung antar-tempat semakin mendukung peningkatan aktivitas perekonomian yang berdampak positif terhadap kemakmuran kerajaan dan segenap rakyat Majapahit.

Baca juga:

  • Sejarah Giri Kedaton: Kerajaan Ulama Merdeka dari Majapahit
  • Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit: Situs Prasasti dan Candi
  • Sejarah Raden Patah: Putra Majapahit Pendiri Kerajaan Islam Demak

Pelabuhan dan Bandar Dagang di Pesisir Utara

Faktor yang kedua adalah peran beberapa pelabuhan atau bandar dagang milik Kerajaan Majapahit, terutama yang berada di pesisir pantai utara Jawa. Pelabuhan atau bandar dagang ini amat penting dalam mendukung perdagangan sebagai salah satu kekuatan ekonomi Majapahit.

Di wilayah kekuasaan Majapahit terdapat banyak kota pesisir yang sekaligus menjadi pelabuhan, sebut saja Canggu, Surabaya, Sedayu, Tuban, Kalimas, Pasuruan, dan lainnya.

Pelabuhan atau bandar-bandar dagang Majapahit berfungsi sebagai sarana ekspor-impor dan transit bagi komoditas rempah-rempah dari kawasan timur Nusantara. Selain itu, Majapahit juga diuntungkan dengan hasil pajak terkait komoditas tersebut.

Dikutip dari Indonesian Heritage Series: Ancient History (2003) suntingan John Miksic, pajak yang dikenakan terhadap komoditas rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi Majapahit.

Jalur pelayaran ini berimbas kepada kemakmuran wilayah kekuasaan Majapahit. Pada masa ini, sudah terjadi perdagangan antar pulau bahkan perniagaan dengan luar seperti Cina, India, Siam (Thailand), Persia (Iran), dan negeri-negeri Melayu serta kawasan timur Nusantara.

Baca juga:

  • Sejarah Kerajaan Majapahit: Kekuatan Militer dan Persenjataan
  • Sejarah Majapahit: Corak Agama Kerajaan, Toleransi, & Peninggalan
  • Tahun Berapa Sejarah Kerajaan Majapahit Berdiri & Terletak di Mana?

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/isw)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates