Berapa lama waktu vaksin kedua astrazeneca

Jakarta, CNBC Indonesia - Koordinator PPKM Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mendorong masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga (booster) untuk langsung disuntik vaksin Covid-19 yang tersedia. Ini sebagai langkah antisipasi mitigasi infeksi varian Omicron.

"Langkah mitigasi kenaikan kasus [omicron] pemerintah mendorong akselerasi vaksin umum dan booster, pemerintah juga meminta masyarakat yang ada tiket vaksin ketiga langsung suntik vaksin yang disediakan," ujarnya dalam konferensi pers digital di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan hasil studi menunjukkan telah terjadi penurunan antibodi pada 6 bulan setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan.

Vaksinasi booster diselenggarakan oleh Pemerintah dengan sasaran masyarakat usia 18 tahun ke atas dengan prioritas kelompok Lansia dan penderita imunokompromais. Penerima vaksinasi booster telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan sebelumnya.

Jenis vaksin yang digunakan antara lain, untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca, separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis (0,15 ml).

Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis(0,15 ml).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin alasan penyuntikan vaksin heterologous. Menurutnya hal ini sudah banyak dilakukan peneliti di luar negeri. Selain init dengan cara ini jenis antibodi yang dihasilkannya lebih kaya dibandingkan dengan skema homologous atau vaksin primer sama dengan booster.

"Setelah kita lihat, rata-rata kalau vaksin primer itu mungkin 100-200 sudah tinggi sekali titer antibodinya. Begitu dia disuntik booster setengah dosis, itu naik ke level 7.500 sampai 8.000. Kalau kita ingat plasma konvalesen itu memberikan proteksi di level 250," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (18/1/2022).


(roy/roy)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menjadikan vaksin booster Covid-19 sebagai syarat untuk mudik Lebaran tanpa harus melakukan swab antigen maupun tes polymerase chain (PCR). Lantas berapa lama jarak vaksin booster dari vaksin kedua?

Informasi saja, vaksin booster diberikan kepada masyarakat berusia 18 tahun ke atas dan sudah mendapatkan menyelesaikan vaksinasi primer atau sudah disuntik vaksin dosis pertama dan kedua.

Bagi kelompok masyarakat berusia 18-59 tahun, vaksin booster diberikan enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua dilakukan. Adapun untuk kelompok masyarakat berusia 60 tahun ke atas (lansia), vaksin booster diberikan 3 bulan setelah dosis kedua.

Percepatan penyuntikan vaksin booster bagi lansia tertuang dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor SR.02.06/II/ 1123 /2022 tentang Penyesuaian Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi Lansia.

"Kalau sebelumnya vaksinasi booster diberikan minimal 6 bulan, mulai hari ini pemberian dosis booster bagi lansia dapat diberikan dengan interval minimal tiga bulan setelah mendapat vaksinasi primer lengkap," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (31/3/2022).

Masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin booster harus terlebih dahulu mendapatkan e-tiket yang terdapat di website Pedulilindung.id dan aplikasi PeduliLindungi. Berikut cara mengeceknya:

Melalui Website PeduliLindungi.id

  1. Masuk ke Pedulilindungi.id
  2. Cek status dan tiket vaksinasi dengan memasukkan nama lengkap dan NIK
  3. Klik Periksa.

Melalui Aplikasi PeduliLindungi

  1. Buka aplikasi Peduli Lindungi
  2. Masuk dengan akun yang terdaftar
  3. Klik menu Profil, lalu tekan 'Status Vaksinasi & Hasil Tes Covid-19
  4. Status dan jadwal vaksinasi booster akan terlihat
  5. Untuk mengecek tiket vaksin, masuk ke menu Riwayat dan Tiket Vaksin.

Saat ini sudah ada enam vaksin yang digunakan dalam booster. Yakni ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J) dan Sinopharm. Keenamnya menggunakan kombinasi baik homolog dan heterolog dalam pemberian dosis ketiga vaksin Covid-19.

Berikut kombinasi vaksin booster yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu:

  1. Vaksin primer Sinovac, vaksin boosternya menggunakan AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan Moderna dosis penuh (0,5 ml).
  2. Vaksin primer AstraZeneca, vaksin boosternya menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
  3. Vaksin primer Pfizer, vaksin boosternya menggunakan Pfizer dosis penuh (0,3 ml), Moderna separuh dosis (0,25 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
  4. Vaksin primer Moderna, boosternya menggunakan vaksin yang sama Moderna separuh dosis (0,25 ml).
  5. Vaksin primer Janssen (J&J), vaksin boosternya menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml).
  6. Vaksin primer Sinopharm, vaksin boosternya menggunakan Sinopharm juga dosis penuh (0,5 ml).

(roy/roy)

TAG: vaksin booster vaksin covid-19 kemenkes mudik lebaran

Jakarta -

Jarak vaksin ke 2 dan ke 3 banyak dicari tahu masyarakat. Hal itu karena ada aturan jarak vaksin sebagai syarat melakukan vaksinasi booster gratis.

Pemerintah telah memulai program vaksinasi booster sejak 12 Januari 2022 lalu. Layanan vaksinasi tersedia mulai di puskesmas, rumah sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah maupun pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Lalu berapa lama jarak vaksin ke 2 dan ke 3? Apa saja ketentuan untuk berhak menerima vaksin booster? Simak ulasannya berikut ini.

Melansir dari laman resmi Kemenkes, jarak vaksin ke 2 dan ke 3 adalah minimal 6 bulan. Dengan demikian vaksinasi booster baru dapat diizinkan dengan jeda minimal 6 bulan setelah disuntik vaksin dosis kedua.

Selain itu, ada syarat-syarat lainnya yang perlu diperhatikan jika hendak mengikuti program vaksin booster, yaitu:

  1. Penerima vaksin telah berusia 18 tahun ke atas
  2. Telah menerima vaksin dosis kedua dalam jangka waktu minimal 6 bulan
  3. Kelompok prioritas vaksin booster adalah orang lanjut usia (lansia) dan penderita immunokompromais.

Ibu hamil juga dapat menerima vaksinasi booster dengan jenis vaksin Pfizer atau Moderna, sesuai SE Kementerian Kesehatan No HK.02.01/1/2007/2021 tentang Vaksinasi COVID-19 bagi Ibu Hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

Perlukah Dilakukan Vaksin Booster?

Di masa pandemi Covid-19, vaksin booster kini dibutuhkan masyarakat. Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan ada 3 alasan kenapa vaksin booster diperlukan yaitu:

  1. Dalam 6 bulan pasca vaksinasi, antibodi menurun. Kemunculan varian-varian baru Covid-19 juga jadi salah satu alasannya.
  2. Hingga saat ini belum diketahui kapan pandemi berakhir. Dengan begitu, masyarakat harus memiliki imunitas tinggi
  3. Equity, yaitu semua orang berhak mendapatkan vaksin di seluruh provinsi.

Kombinasi Vaksin Booster

Jika jarak vaksin ke 2 dan ke 3 sudah minimal 6 bulan, masyarakat dapat mengikuti program vaksinasi booster. Melansir dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pemberian vaksin booster dilakukan dengan melihat ketersediaan vaksin yang ada. BPOM menyetujui pemberian kombinasi vaksin booster setelah melalui pertimbangan rekomendasi ITAGI dan rekomendasi WHO, di mana pemberian vaksin booster bisa dengan vaksin homolog (sejenis dengan vaksin primer) atau vaksin heterolog (berbeda jenis dengan vaksin primer).

Setidaknya ada 5 kombinasi vaksin booster yang telah disetujui BPOM. Berikut daftarnya:

  1. Vaksin primer AstraZeneca: vaksin booster setengah dosis Moderna (0,25 ml)
  2. Vaksin primer AstraZeneca: vaksin booster setengah dosis Pfizer (0,15 ml)
  3. Vaksin primer Sinovac: vaksin booster setengah dosis Pfizer (0,15 ml)
  4. Vaksin primer Sinovac: vaksin booster setengah dosis AstraZeneca (0,25 ml)
  5. Vaksin primer Pfizer: vaksin booster dosis penuh AstraZeneca

Meski hanya diberikan setengah dosis, dari hasil penelitian di dalam dan luar negeri menunjukkan vaksin tetap mampu meningkatkan level antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari dosis penuh booster hingga memberikan dampak KIPI yang lebih ringan. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan dalam pembentukan antibodi antara pemberian setengah dosis vaksin ataupun maupun dosis penuh.

Kini jarak vaksin ke 2 dan ke 3 sudah diketahui, yakni minimal 6 bulan. Lalu bagaimana cara mengecek tiket vaksin booster? simak di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Daftar Kombinasi Vaksin Booster Tambahan Versi BPOM

(izt/imk)

Jakarta -

Tiap jenis vaksin COVID-19 punya interval atau jeda pemberian dosis 1 dan 2 yang berbeda. Berapa lama jarak pemberian vaksin AstraZeneca dosis 1 dan 2?

Vaksin AstraZeneca yang merupakan hasil kerja sama antara perusahaan farmasi AstraZeneca dan Universitas Oxford, memiliki karakteristik yang cukup berbeda dari vaksin lainnya. Vaksin yang diproduksi dengan teknologi viral vector ini ternyata butuh waktu yang lebih lama antara dosis pertama dan dosis kedua yaitu sekitar 8-12 minggu atau 3 bulan.

Keputusan interval yang cukup lama tersebut, hingga 12 minggu, dilatarbelakangi oleh penelitian yang dilakukan di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan. Penelitian dengan 17177 peserta ini ditujukan untuk membandingkan pemberian kedua dosis dalam beberapa interval yang berbeda yaitu 4-12 minggu.

Hasil studi menunjukkan bahwa efikasi Vaksin AstraZeneca dapat mencapai 82,3 persen setelah pemberian dosis kedua dengan interval pemberian selama 12 minggu atau lebih.

Namun, jika 2 dosis Vaksin AstraZeneca diberikan dengan interval kurang dari 6 minggu, ternyata efikasi hanya mencapai 54,9 persen.

Vaksin lainnya seperti Vaksin Influenza dan Ebola juga diketahui memiliki efek kemanjuran yang lebih besar dengan interval pemberian dosis pertama dan kedua yang lebih lama.

Seorang profesor di bidang kedokteran dari Universitas East Anglia mengungkapkan pendapatnya terhadap hasil penelitian ini.

"Melihat hasil studi ini, jelas bahwa jarak 12 minggu antara dosis pertama dan kedua merupakan strategi yang lebih baik. Karena lebih banyak orang yang akan terlindungi dengan efek perlindungan yang lebih besar," ujar Profesor Paul Hunter, dikutip dari thebmj.

Bagaimana jika pemberian dosis kedua terlambat dari jadwal yang ditentukan?

Di lapangan, bisa saja ditemui kondisi seseorang yang telat menerima dosis kedua vaksin yang diakibatkan oleh stok vaksin sedang kosong atau sedang berada di kondisi yang tidak memungkinkan, sakit misalnya.

Ditakutkan dengan adanya keterlambatan menerima dosis vaksin kedua akan mempengaruhi kemanjuran vaksin ini dalam melawan virus corona. Namun hal tersebut dibantah oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi yang mengatakan bahwa keterlambatan ini tidak akan mempengaruhi efektivitas vaksin.

"Keterlambatan penyuntikan vaksin dosis kedua selama masih dalam interval yang direkomendasikan para ahli, masih aman dan tidak akan mengurangi efektivitas vaksin pertama sehingga antibodi kita masih dapat terbentuk dengan optimal melawan virus COVID-19," ungkap dr Nadia.

Simak Video "Pemerintah Minta Produsen Vaksin Covid-19 Penuhi Target Pengiriman"



(up/up)