Bagaimana cara yang paling mungkin terjadi pada masing masing unsur tersebut untuk mencapai aturan oktet?

KOMPAS.com - Pernahkah kamu mendengar aturan oktet dalam ilmu kimia? Unsur akan stabil jika memiliki elektron valensi 8. Pada materi kali ini kita akan membahas tentang aturan oktet dan mengapa harus angka 8.

Setiap unsur di Bumi tersusun dari proton dan neutron pada inti atom dan elektron pada kulit atom. Elektron valensi atau elektron pada kulit terluar atomlah yang menentukan apakah suatu unsur stabil atau tidak.

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, aturan oktet menyatakan bahwa atom cenderung bereaksi dengan unsur lainnya untuk membentuk 8 elektron valensi dan berubah menjadi stabil. Delapan buah elektron valensi dianggap stabil karena kulit terluar atom tersebut terisi penuh.

Saat kulit elektron terluar terisi penuh, unsur tersebut akan sulit untuk melepas maupun menerima elektron dari lingkungan sehingga stabil dan tidak mudah bereaksi.

Baca juga: Menghitung Reaksi antara Asam Nitrat dan Gas Amonia

Untuk atom yang memiliki elektron valensi lebih atau kurang dari 8, maka atom tersebut akan berikatan dengan atom lain.

Contohnya adalah karbon (C) yang berikatan dengan 2 atom oksigen (O) untuk memenuhi aturan oktet. Karbon memiliki elektron valensi 4 dan oksigen memiliki elektron valensi 6.

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Molekul karbon dioksida (CO2)


Terlihat pada gambar bahwa C berikan dengan 2 O. Sehingga O memiliki tambahan 2 elektron valensi dari C, dan C memiliki 4 tambahan elektron valensi dari kedua atom O.

Contoh Soal:

Gas mulia yang memiliki susunan elektron valensi tidak sesuai aturan oktet adalah…

Jawaban:

Semua materi atau unsur yang ada di alam ini memiliki kecenderungan untuk mencapai keadaan stabil. Dimana, untuk mencapai kestabilan unsur atau atom sesuai dengan aturan oktet atau duplet akan tergantung kepada elektron valensinya. Elektron valensi sendiri merupakan elektron yang berada pada kulit terluar.

Konfigurasi elektron stabil dimiliki oleh golongan gas mulia. Unsur-unsur yang tidak stabil akan berusaha mencapai kestabilan seperti unsur-unsur gas mulia. Secara umum, ada tiga cara unsur-unsur tersebut mencapai kestabilan baik dengan cara melepas elektron, menerima elektron ataupun menggunakan elektron bersama sehingga terbentuk ikatan kimia.

Melepaskan elektron

Unsur-unsur yang berada pada golongan IA (kecuali atom H), IIA, IIIA memiliki elektron valensi dalam jumlah sedikit (elektron valensi kurang dari 4), sehingga dalam proses pembentukan senyawa memiliki kecenderungan mengikuti kaidah oktet dengan melepaskan elektron. Unsur-unsur tersebut melepaskan elektron valensi untuk membentuk ion yang positif.

Pembentukan ion positif beberapa unsur

Atom Konfigurasi elektron atom Jumlah elektron yang di lepas Bentuk ion Konfigurasi elektron ton (konfigurasi oktet) Gas mulia yang sesuai
11Na 2  8  1 1 Na+ 2  8 10Ne
19K 2  8  8  1 1 K+ 2  8  8 18Ar
12Mg 2  8  2 2 Mg2+ 2  8 10Ne
20Ca 2  8  8  2 2 Ca2+ 2  8  8 18Ar
13Al 2  8  3 3 Al3+ 2  8 10Ne

Contoh :

11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau  2  8  1

Jumlah elektron valensi Na adalah 1 sehingga unsur BA berusaha mencapai kestabilan dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion Na+. konfigurasi elektronnya menjadi 11Na+ = 1s2 2s2 2p6

(Baca juga: Daur Biogeokimia dan Jenisnya)

Reaksi                            =  Na →Na+ + e–

konfigurasi elektron      = (2  8  1) (2  8)

Menangkap Elektron

Unsur-unsur yang berada pada golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA memiliki elektron valensi dalam jumlah banyak (lebih dari 4 elektron valensi). Pada proses pembentukan suatu senyawa, unsur-unsur yang memiliki kecenderungan membentuk ion negative disebut sebagai elektronegatif.

Pembentukan ion negative beberapa unsur

atom Konfigurasi elektron atom Jumlah elektron yang diterima Bentuk ion Konfigurasi elektron ion (konfigurasi oktet) Gas mulia yang sesuai
9F 2  7 8 – 7 = 1 F– 2  8 10Ne
17Cl 2  8  7 8 – 7 = 1 Cl– 2  8  8 18Ar
8O 2  6 8 – 6 = 2 O2- 2  8 10Ne
16S 2  8  6 8 – 6 = 2 S2- 2  8  8 18Ar
7N 2  5 8 – 5 = 3 N3- 2  8 10Ne
15P 2  8  5 8 – 5 = 3 P3- 2  8  8 18Ar

Contoh :

😯 : 1s2  2s2  2p4

Jumlah elektron valensi adalah 6, untuk mencapai kestabilan seperti unsur gas mulia, unsur O harus menerima (menangkap) 2 elektron membentuk ion O2-.

Reaksi                            : O + 2e- → O2-

Konfigurasi elektron      : (2 6)          (2 8)

Menggunakan Elektron Bersama

Cara ini terjadi jika unsur-unsur non logam saling bergabung. Jumlah elektron yang digunakan bersama cenderung mencapai aturan oktet dan duplet.

Kaidah oktet (aturan oktet) adalah suatu kaidah sederhana dalam kimia yang menyatakan bahwa atom-atom cenderung bergabung bersama sedemikiannya tiap-tiap atom memiliki delapan elektron dalam kelopak valensinya, membuat konfigurasi elektron atom tersebut sama dengan konfigurasi elektron pada gas mulia. Kaidah ini dapat diterapkan pada unsur-unsur golongan utama, utamanya karbon, nitrogen, oksigen, dan halogen. Kaidah ini juga dapat diterapkan pada unsur logam seperti natrium dan magnesium. Secara sederhana, molekul ataupun ion cenderung menjadi stabil apabila kelopak elektron terluarnya mengandung delapan elektron. Kaidah ini pertama kali dikemukakan oleh W. Kossel dan G.N. Lewis.[1]

Bagaimana cara yang paling mungkin terjadi pada masing masing unsur tersebut untuk mencapai aturan oktet?

Ikatan pada karbon dioksida (CO2): semua atom dikelilingi oleh 8 elektron. Oleh karena itu, menurut kaidah oktet, CO2 adalah molekul yang stabil.

Kecenderungan unsur-unsur lain mencapai konfigurasi stabil gas mulia (elektron valensi 8) disebut dengan hukum oktet, sedangkan kecenderungan mencapai konfigurasi stabil gas mulia (elektron valensi 2) disebut hukum duplet. Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron atom gas mulia dengan cara melepaskan elektron, menerima/menangkap elektron, dan menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama.[2]

Pelepasan Elektron

Atom-atom yang memiliki kelebihan konfigurasi elektron (1, 2, atau 3 elektron) dibandingkan dengan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat maka cenderung untuk melepaskan elektronnya.[2]

Penerimaan Elektron

Penerimaan elektron dapat terjadi pada atom yang memiliki kekurangan konfigurasi (1, 2, atau 3 elektron) dibandingkan dengan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat.[2]

Penggunaan Elektron Bersama

Penggunaan elektron secara bersama-sama dapat terjadi pada atom yang mempunyai keelektronegatifan tinggi atau atom yang sukar melepakan elektronnya. Cara ini merupakan proses yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Ikatan ini dapat terjadi pada unsur-unsur sesama nonlogam karena unsur-unsur yang sama cenderung untuk menarik elektron. Konfigurasi elektron yang lebih stabil dicapai dengan cara memasangkan elektron valensinya. Jumlah elektron yang dipasangkan sesuai dengan keadaan paling stabil yang mungkin dicapai.[2]

Menerima Pasangan Elektron

Elektron-elektron dilepas, ditambah, atau dipasangkan dalam mencapai konfigurasi elektron yang paling stabil. Berbagai unsur mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil dengan menerima pasangan elektron dari atom unsur lain. Kemudian, pasangan elektron tersebut menjadi milik bersama membentuk ikatan kovalen koordinasi.[2]

Walaupun semua ikatan kovalen mematuhi aturan oktet, ternyata masih ada beberapa senyawa yang menyimpang dari aturan oktet, misalnya senyawa PCl5, BH3, NO2, BCl3, dan SF6. Hal ini disebut penyimpangan aturan atau pengecualian aturan oktet.[3]

Pengecualian aturan oktet dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yang ditandai oleh oktet tak lengkap, jumlah elektron ganjil, dan terdapat lebih dari delapan elektron disekitar atom pusat.[4]

Oktet Tak Lengkap

Pada beberapa senyawa, jumlah elektron disekitar atom pusat dalam suatu molekul stabil bisa kurang dari delapan. Misalanya, berilium unsur periode kedua dan Golongan 2A, memiliki konfigurasi elektron 1s22s2. Be mempunyai dua elektron valensi pada orbital 2s. Struktur Lewis BeH2 adalah

Berkas:TUGAS WIKI2.png

Dapat dilihat bahwa hanya ada empat elektron disekitar atom Be, dan tidak mungkin untuk memenuhi aturan oktet untuk Be dalam molekul ini.

Molekul Berelektron Ganjil

Beberapa molekul mempunyai jumlah elektron yang ganjil, misalnya nitrogen oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO
2
):

Aturan oktet tidak mungkin dipenuhi pada molekul dengan jumlah

elektron valensi ganjil, karena untuk memenuhi aturan oktet diperlukan pasangan elektron yang lengkap (delapan elektron) yang merupakan bilangan genap.

Oktet yang Diperluas

Jumlah elektron valensi yang lebih besar dari delapan di sekitar satu atom bisa ditemui dalam beberapa senyawa. Oktet yang diperluas hanya diperlukan untuk atom-atom dari unsur-unsur dalam periode ketiga ke atas. Disamping orbital 3s dan 3p, unsur-unsur dalam periode ketiga juga mempunyai orbital 3d yang dapat digunakan & nbsp;untuk membentuk ikatan. Salah satu contoh senyawa dengan oktet yang diperluas adalah sulfur heksafluorida (SF6) yang merupakan senyawa yang sangat stabil. Konfigurasi elektron pada sulfur adalah [Ne]3s23p4. Keenam elektron valensi dari S dalam molekul SF6 masing-masing digunakan untuk membentuk satu ikatan kovalen dengan atom fluorin, sehingga terdapat duabelas elektron disekitar atom pusat S:

  1. ^ Kamaludin, Agus. (tanpa tahun). Cara Cepat Kuasai Konsep KIMIA dalam 8 Jam SMA Kelas X. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  2. ^ a b c d e Suyatno, dkk. (tanpa tahun). KIMIA untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo,
  3. ^ Khamidinal, Tri Wahyuningsih dan Shidiq Premono. 2006. Kimia SMA/MA Kelas X. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
  4. ^ Chang, R. 2004. General Chemistry: The Essential Concepts, alih bahasa: Indra Noviandri dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga,

  • Struktur Lewis
  • Perhitungan elektron
  • Kaidah 18-elektron
 

Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaidah_oktet&oldid=16270286"