Bagaimana cara merubah sifat kekanak kanakan menjadi dewasa?

Seiring bertambahnya waktu kita akan berubah menjadi sosok yang lebih dewasa. Usia yang terus bertambah memang tak menjamin setiap orang langsung bisa berpikir dan bertindak dewasa, tetapi bagia sebagian orang lainnya, mereka sudah menjelma jadi pribadi yang dewasa. Berikut beberapa sikap yang harus kita miliki jika ingin jadi pribadi yang lebih dewasa dan tak lagi kekanak-kanakan.

Sudah bekerja, mandiri, berpengalaman, dan bertambah umur sudah waktunya untuk membalas apa yang telah kamu dapat. Misalnya, lebih memperhatikan kehidupan orangtua dan selalu memberikan kabar. Jika susah untuk bisa bertemu dengan orang yang berjasa dalam hidup kamu, bisa dilakukan dengan cara berbagi dengan yang lain. Ada baiknya untuk nggak berpikir kalau memberi itu selalu materi. Jangan takut untuk merasa kurang, karena inti dari semua kegiatan itu saling menerima dan memberi.

Ketika sedang suntuk atau nggak ada ide baru, kamu akan mencari inspirasi yang ada hubungannya dengan karier dan keuangan. Padahal, kegiatan yang kamu jalani nggak hanya itu. Pasti ada keinginan lain seperti, membuka usaha, menulis buku, mendekorasi ruangan, atau hidup sederhana dan sehat. Jangan biarkan hal-hal menarik seperti ini nggak kamu coba gara-gara hanya fokus pada satu karier saja. sesuatu yang wajar jika kamu nantinya akan berganti pekerjaan. Jadi, jangan ragu untuk mencari ilmu tentang hal lain yang menurutmu menarik.

Semakin dewasa perbincangan mengenai materi seharusnya bukan hal utama. Namun, berbagi kebahagiaan, pengalaman, dan momen akan kamu incar. Memang lebih menyenangkan apabila membantu atau memberikan sesuatu yang bernilai materi kepada orang lain. Tapi, kamu akan lebih menghargai apabila berbagi semuanya dengan orang terdekat. Jangan heran juga ketika kamu memperluas relasi, tapi pertemananmu semakin sempit. Ini karena kamu tahu mana yang seharusnya dijadikan teman dekat.

Semakin dewasa berarti semakin banyak situasi yang telah kamu lalui. Perlahan kamu bisa megusir rasa khawatir yang berlebihan dari dalam diri. Merasa cemas dan nggak aman karena sesuatu hal juga bisa kamu atasi sediri. Kamu sadar bahwa bisa membawa diri dan percaya diri adalah kunci yang pada akhirnya ada manfaatnya. Memahami kalau percaya pada kemampuan dan pengetahuan yang kamu kuasai, maka orang lain juga mempercayaimu.

Masa muda memang penuh dengan keinginan untuk mencapai sesuatu dan membutuhkan waktu dalam mengaturnya. Semakin dewasa, kamu secara langsung tahu batasan, kelebihan, dan kekurangan. Tentu saja kamu sudah melewati beberapa kegagalan, kemudian belajar. Setelah itu, kamu nggak akan memaksakan keinginan yang terlalu tinggi. Kamu akan memperdalam bidang yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Untuk selanjutnya, kamu akan mendedikasikan dan memberikan kontribusi maksimal.

Semua orang memang berhak mengutarakan opininya, begitu juga dengan kamu. Memang terkadang lelah dan nggak mau mendengar pertanyaan-pertanyaan yang bersifat personal. Namun, kamu bisa menjawab dengan bijak serta menghentikan lawan bicara untuk bertanya semakin personal. Tahu perbedaan antara perhatian atau sekedar ingin tahu. Selain itu, kamu juga nggak memasukkan dalam hati kalau ada beberapa yang menyinggung. Sebab kamu tahu, semakin kamu ikut arus pembicaraan yang nggak perlu, mereka semakin seru.

Kamu pun sudah tahu kalau kebahagiaan adalah masing-masing. Dan, nggak perlu disamakan antara satu dengan yang lainnya. Yang berhak dan bertanggung jawab atas kebahagiaan diri sendiri adalah kamu. Oleh sebab itu, memilih pilihan yang bisa membuatmu bahagia itu penting. Karena, saat kamu menghadapi situasi sulit, nggak ada penyesalan atau menyalahkan apa pun. Kamu pun bisa menyelesaikan dan rasanya nggak seperti beban paling berat.

BACA JUGA : Semakin Dewasa Kamu Harus Berani Meninggalkan 5 Kebiasaan Ini

Seperti yang kita ketahui, kedewasaan itu tidak bisa di ukur dari umur, melainkan dari pola pikir. Dengan dasar pola pikir yang dewasa akan berpengaruh dengan sendirinya terhadap tindakan yang dilakukan dalam keseharian, baik terhadap dirinya sendiri maupun menyangkut tindakan terhadap orang lain.

6 tips ini bisa kamu terapkan agar menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi dalam berpikir.

1. Selalu punya keinginan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan

Bagaimana cara merubah sifat kekanak kanakan menjadi dewasa?
unsplash.com/@thoughtcatalog

Wawasan dan pengetahuan adalah modal seseorang agar menjadi pribadi yang bijaksana. Bijaksana di sini memiliki banyak arti, seperti selalu bersikap hati-hati, peduli dengan orang lain, tahu mana yang baik dan buruk dan lain-lain.

Di situlah letak korelasi antara pengetahuan dan wawasan yang dimiliki seseorang dengan kedewasaannya dalam berpikir. Pengetahuan dan wawasan yang luas akan menyelamatkan seseorang dari sikap dan tindakan kurang tepat dalam mengambil suatu keputusan.

2. Belajar dari pengalaman

Bagaimana cara merubah sifat kekanak kanakan menjadi dewasa?
unsplash.com/@marcinjozwiak

Kita sudah tidak asing dengan istilah "belajar dari pengalaman". Ya, pengalaman memang guru yang sangat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan. Pengalaman yang merubah pemikiran seseorang yang awalnya biasa menjadi lebih dewasa.

Kamu pun jangan menutup diri tidak mau peduli dan mendengarkan pengalaman orang lain. Dari sana justru kamu bisa belajar banyak agar bisa lebih memantaskan diri dalam menjalani kehidupan ini. 

3. Tidak bertindak gegabah dalam mengambil keputusan

Orang yang dewasa cenderung akan berpikir berkali-kali dalam mengambil suatu keputusan, atau dengan kata lain tidak bertindak gegabah dan grusa-grusu. Semisal ketika dihadapkan pada suatu masalah, ia akan memikirkan terlebih dahulu sebab dan akibatnya serta memikirkan tujuan dan manfaatnya pengambilan keputusan tersebut.

Baca Juga: 5 Manfaat Luar Biasa yang Kamu Dapat Jika Mampu Berpikir Dewasa

4. Bersikap tenang saat dihadapkan pada situasi sulit sekali pun

Seseorang yang bersikap tenang saat dihadapkan pada suatu permasalahan bukan berarti ia diam, tidak peduli dan mengabaikan permasalahan. Melainkan ia bisa mengontrol dirinya dari segi emosional. Artinya orang tersebut bertindak dengan cara dan pemikiran dewasa. Manfaatnya, dengan sikap tenang, pikiran akan lebih terbuka, lebih jernih serta dapat mempertimbangkan dampak positif dan negatifnya yang ditimbulkan dengan baik.

5. Tidak overthinking

Bagaimana cara merubah sifat kekanak kanakan menjadi dewasa?
unsplash.com/@siavashghanbari

Segala sesuatu ketika sudah over memang kurang baik. Termasuk dalam hal berpikir. Ketika kamu bersikap overthinking pun sangat tergambar dengan sangat jelas jika kamu belum menjadi pribadi yang dewasa dalam berpikir. Dampaknya adalah kamu selalu berpikiran negatif, merasa cemas bahkan depresi hingga anxiety.

6. Mau menerima kritik dan saran dari orang lain

Selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran dari orang lain adalah hal yang bijaksana dan sikap yang terbilang dewasa, baik secara tindakan maupun pikiran. Jangan menganggap kritik sebagai bahan menjatuhkan. Justru dengan kritik kamu harus berupaya agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Terimalah kritikan sebagai langkah memperbaiki diri, dari sana akan terlihat jelas jika kamu sudah menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana secara pikiran.

Itulah 6 tips yang bisa kamu terapkan agar menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi dalam berpikir. Yuk, mulai sekarang perbaiki pola pikirmu ke arah yang lebih positif lagi dengan selalu menerapkan ke-6 poin di atas dalam keseharian.

Baca Juga: 5 Dampak Ini Akan Kamu Rasakan Jika Berlebihan dalam Berpikir Positif

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

  1. 1

    Kendalikan kemarahan Anda. Amarah adalah emosi yang sangat kuat, tetapi dapat dijinakkan. Jangan bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil yang tidak penting. Ketika amarah Anda sudah mulai terpancing, berhentilah 10 detik untuk memikirkan tanggapan Anda sebelum melakukan atau mengatakan apa pun. Cara ini akan mencegah keluarnya kata-kata yang akan Anda sesali dan membantu Anda untuk menjadi komunikator yang lebih dewasa.[24] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Setelah berhenti, tanyakan pada diri sendiri apa yang sebenarnya sedang terjadi. Apa masalah sebenarnya? Mengapa Anda marah? Mungkin setelah itu Anda akan menyadari bahwa Anda sebenarnya marah tentang peristiwa yang terjadi dua hari lalu, bukan karena harus membersihkan kamar.
    • Pikirkan kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Pertimbangkan beberapa cara untuk bereaksi sebelum memilih salah satu. Apa yang akan bisa menyelesaikannya?
    • Pertimbangkan konsekuensinya. Di sinilah banyak orang menemui kesulitan. “Melakukan apa yang saya inginkan” sering kali menjadi solusi paling menarik, tetapi apakah itu dapat memperbaiki masalah? Atau justru membuatnya lebih buruk? Pikirkan seperti apa hasil dari setiap pilihan yang ada.
    • Pilih solusi. Setelah mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan, pilih yang tampaknya terbaik bagi Anda. Perlu diingat bahwa pilihan tersebut tidak selalu yang paling mudah atau paling menyenangkan! Ini adalah bagian dari proses menjadi lebih dewasa.
    • Jika Anda harus mengatakan sesuatu, gunakan suara yang tenang dan beri alasan yang masuk akal untuk membenarkan apa yang Anda rasakan. Jika lawan bicara Anda hanya ingin membantah dan tidak ingin mendengarkan, pergilah menjauh dari perselisihan tersebut. Tidak ada gunanya menciptakan konflik.
    • Bila Anda naik pitam atau merasa akan bertindak melampaui batas, ambil napas dalam dan hitung dari 1 sampai 10. Anda harus mempertahankan kendali diri dan tidak membiarkan kemarahan menguasai Anda.
    • Jika Anda memang pemarah, orang lain mungkin senang memprovokasi Anda. Bila Anda dapat mengendalikan kemarahan, mereka tidak akan berminat memancing kemarahan Anda dan mulai mengabaikan Anda.

  2. 2

    Pelajari teknik komunikasi yang tegas. Ketika orang ingin berkomunikasi dengan cara dewasa, mereka menggunakan teknik dan perilaku yang tegas. Ketegasan tidak sama dengan kecongkakan, arogansi, atau agresi. Individu yang tegas mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jelas, dan mereka mendengarkan ketika orang lain melakukan hal yang sama.[25] X Teliti sumber Kunjungi sumber Orang yang arogan dan egois tidak peduli pada kebutuhan orang lain dan hanya fokus mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan pada saat yang mereka inginkan—tidak peduli apakah keinginan mereka itu membuat orang lain menderita. Belajarlah mempertahankan pendirian tanpa menjadi arogan atau agresif, dan Anda pasti akan merasa lebih dewasa. Berikut beberapa cara untuk berkomunikasi dengan tegas:[26] X Teliti sumber Kunjungi sumber [27] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Gunakan pernyataan “Saya”—pernyataan “Kamu” membuat orang lain merasa disalahkan dan ditolak. Menjaga fokus pada apa yang Anda alami dan rasakan akan membuka jalan untuk komunikasi yang dewasa dan berhasil.
      • Misalnya, jangan mengatakan “Ayah-Ibu tak pernah mendengarkan aku!” kepada orang tua Anda, coba gunakan pernyataan “Saya” seperti “Saya merasa pendapat saya tidak didengar.” Ketika Anda mengatakan bagaimana Anda “merasakan” sesuatu, orang lain cenderung ingin tahu alasannya.
    • Ketahui apa yang menjadi kebutuhan orang lain juga. Hidup ini tidak hanya tentang Anda. Menyampaikan perasaan dan kebutuhan Anda dengan jelas memang bagus, tetapi ingat untuk selalu menanyakan kebutuhan orang lain. Kemampuan untuk menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri adalah tanda kedewasaan yang sesungguhnya.
    • Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan. Jika Anda tidak yakin apa yang terjadi pada seseorang, tanyakan! Jangan berprasangka—ingat, Anda tidak tahu cerita lengkapnya.
      • Misalnya, jika teman Anda lupa janjinya untuk belanja dengan Anda, jangan berasumsi bahwa dia lupa karena dia tidak peduli atau dia adalah orang menyebalkan.
      • Lebih baik, gunakan pernyataan “Saya” dan ikuti dengan dorongan agar dia menyampaikan perasaannya, seperti “Aku kecewa sekali kamu tidak jadi belanja denganku. Ada apa?”
    • Tawarkan diri untuk berkolaborasi dengan orang lain. Daripada mengatakan “Aku ingin main skateboard,” sebaliknya minta masukan dari mereka: “Kalian semua ingin melakukan apa?”

  3. 3

    Hindari kebiasaan mengumpat. Kebanyakan orang dan budaya berharap bahwa orang yang dewasa tidak akan mengumpat atau mengucapkan kata-kata kasar. Kebiasaan mengumpat bisa membuat orang kaget, atau bahkan membuat mereka merasa tidak dihargai. Mengumpat juga dapat membuat orang berpikir bahwa Anda tidak kompeten atau tidak bisa berkomunikasi dengan baik.[28] X Teliti sumber Kunjungi sumber Daripada mengumpat, cobalah memperkaya kosakata. Gunakan kata-kata baru yang Anda pelajari untuk mengekspresikan apa yang Anda rasakan.

    • Jika Anda sering mengumpat ketika merasa jengkel atau tak sengaja menyakiti diri sendiri, cobalah menjadikannya permainan mencari pernyataan yang kreatif. Daripada mengumpat ketika jari kaki Anda terantuk sesuatu, akan lebih lucu (dan lebih impresif) jika Anda mengatakan sesuatu seperti “Sundal bolong!”

  4. 4

    Bicaralah dengan sopan dan jangan menaikkan nada bicara. Jika Anda menaikkan nada bicara, terutama ketika sedang marah, orang lain akan cenderung merasa tidak nyaman. Mereka mungkin bahkan memutuskan untuk tidak memedulikan Anda sama sekali.[29] X Teliti sumber Kunjungi sumber Berteriak adalah kebiasaan bayi, bukan orang dewasa.

    • Gunakan nada suara yang tenang dan datar ketika sedang marah.[30] X Teliti sumber Kunjungi sumber

  5. 5

    Perhatikan bahasa tubuh Anda. Bahasa tubuh dapat berbicara seperti kata-kata. Contohnya, menyilangkan tangan di depan dada menyatakan bahwa Anda tidak tertarik pada apa yang diucapkan lawan bicara. Berdiri dengan bahu lunglai menyampaikan bahwa Anda tidak berada “di sana” atau bahwa Anda ingin berada di tempat lain. Pelajari apa yang disampaikan tubuh Anda, dan pastikan bahasanya sama dengan apa yang Anda inginkan.[31] X Teliti sumber Kunjungi sumber [32] X Sumber Tepercaya HelpGuide Kunjungi sumber

    • Biarkan kedua lengan Anda jatuh dengan santai di sisi tubuh, tidak disilangkan di depan dada.
    • Berdiri tegak, dengan dada membusung dan kepala sejajar dengan lantai.
    • Ingat bahwa wajah Anda juga dapat berkomunikasi. Jangan memutar bola mata atau menatap lantai.

  6. 6

    Bicarakan topik yang dewasa dengan orang lain. Contoh topik dewasa adalah sekolah, berita, pengalaman hidup, dan pelajaran hidup yang Anda peroleh. Tentu Anda masih boleh bertingkah konyol dengan teman-teman sesekali. Anda hanya perlu mempertimbangkan dengan siapa Anda berhadapan. Anda tentu tidak akan membicarakan topik yang sama dengan sahabat dan guru matematika.

    • Ajukan pertanyaan. Salah satu tanda kedewasaan adalah rasa penasaran yang bersifat intelektual. Bila Anda hanya berbicara pada seseorang, Anda tidak akan tampak dewasa. Minta masukan mereka. Jika ada yang mengucapkan sesuatu yang menarik, katakan “Ayo ceritakan lebih banyak!”
    • Jangan berpura-pura mengetahui apa yang tidak Anda tahu. Kadang memang sulit mengakui bahwa Anda tidak tahu tentang sesuatu. Bagaimanapun juga Anda ingin terlihat dewasa dan berwawasan. Tetapi berpura-pura mengetahui sesuatu namun terlihat bahwa sebenarnya Anda tidak tahu hanya akan membuat Anda tampak (dan merasa) bodoh. Lebih baik Anda berkata, “Aku belum baca soal itu. Aku harus melihatnya nanti!”

  7. 7

    Ucapkan kata-kata yang baik. Jika Anda tidak dapat mengatakan hal positif, jangan mengatakan apa pun. Orang yang tidak dewasa terus-menerus mengkritik semua hal dan mencari kelemahan orang lain, dan mereka tidak segan melontarkan hinaan yang menyakitkan dengan cara apa pun. Kadang-kadang, mereka membenarkan kekejaman dengan menyatakan bahwa mereka hanya "bersikap jujur". Orang yang dewasa memilih kata-kata mereka dengan hati-hati, dan mereka tidak menyakiti perasaan orang lain dalam usaha untuk "jujur", jadi ingatlah untuk menjaga kata-kata Anda, jangan mengucapkan apa pun yang menyakiti perasaan orang lain. Perlakukan orang lain sama seperti Anda ingin diperlakukan.

  8. 8

    Belajarlah meminta maaf dengan tulus atas kesalahan Anda. Walau telah berhati-hati dalam berbicara, tetap ada kemungkinan Anda mengatakan hal-hal yang salah atau tidak sengaja menyakiti orang lain dari waktu ke waktu. Terkadang kita semua melakukan hal-hal bodoh karena tidak ada satu pun yang sempurna di dunia ini. Belajarlah menelan harga diri dan katakan, "Aku minta maaf". Permintaan maaf yang tulus setelah melakukan kesalahan menunjukkan kedewasaan yang sesungguhnya.

  9. 9

    Katakan yang sebenarnya, namun dengan penuh tenggang rasa. Ini adalah kemampuan yang sulit dikuasai, namun jika sebelum mengatakan sesuatu Anda memikirkan terlebih dahulu apakah Anda ingin mendengar orang lain mengatakan hal itu pada Anda, itu akan sangat membantu. Ada pepatah dalam ajaran Buddha: “Jika Anda ingin bicara, selalu tanyakan pada diri sendiri: apakah ini benar, apakah ini diperlukan, apakah ini baik.” Pikir sebelum bicara. Orang-orang di sekitar Anda akan menghargai kejujuran Anda, dan sikap Anda yang penuh tenggang rasa akan menunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli pada mereka.[33] X Teliti sumber Kunjungi sumber

    • Contohnya, jika teman Anda bertanya apakah pakaian yang dia kenakan membuat dia tampak gemuk, pikirkan jawaban yang paling berguna. Kecantikan sangat bersifat subjektif, jadi memberi pendapat tentang penampilannya tidak akan bermanfaat. Akan tetapi, jika Anda mengatakan bahwa Anda menyayangi dia dan bahwa dia tampak seperti dirinya sendiri, dia akan merasakan dorongan percaya diri yang sebenarnya dia butuhkan.
    • Jika menurut Anda pakaian yang dia kenakan memang tidak menarik, ada cara bijak mengatakannya apabila Anda berpikir itu akan ada manfaatnya. Misalnya Anda bisa berkata, “Sebenarnya aku lebih suka baju yang warna merah daripada yang ini.” Komentar seperti itu tidak akan menilai tubuh teman Anda—tidak ada orang yang membutuhkan penilaian mengenai tubuhnya—tetapi menjawab pertanyaan apakah penampilannya bagus.
    • Para ilmuwan dalam perilaku menunjukkan bahwa beberapa jenis ketidakjujuran sebenarnya “pro sosial”, kebohongan kecil yang Anda katakan supaya orang lain tidak merasa sakit atau malu. Apakah Anda mau melakukan kebohongan seperti ini atau tidak, itu terserah keputusan Anda. Namun apa pun yang Anda putuskan, pilih cara yang baik ketika melakukannya.[34] X Teliti sumber Kunjungi sumber