Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

SuaraJogja.id - Seperti halnya dalam tradisi dan adat istiadat suku bangsa lainnya, suku Jawa memiliki aturan tersendiri sebelum melangsungkan pernikahan. Di era modern saat ini, adat istiadat tersebut kerap menelan korban patah hati.

Akun Instagram @solinfo membagikan video milik akun TikTok @cahkalem_. Dalam tayangannya, disampaikan ada lima larangan dalam pernikahan suku Jawa. Lima larangan tersebut biasanya dihindari oleh masyarakat suku Jawa agar terhindar dari musibah dan bala bencana yang akan terjadi di masa depan. Tidak jarang warga yang masih menerapkan aturan tersebut sebelum melangsungkan pernikahannya atau anak keturunannya.

Beberapa larangan yang ada di antaranya adalah menikah di bulan Sura atau Muharram. Masyarakat suku Jawa memiliki cara dan kalendernya tersendiri untuk menerapkan hari baik pernikahan. Namun mereka akan menghindari pelaksanaan di bulan Sura yang dianggap sebagai bulan keramat.

Selanjutnya, adalah larangan menikah jika rumah calon pengantin saling berhadap-hadapan. Meskipun wajar bagi warga suku Jawa untuk menikah dengan tetangga satu desa, namun mereka dilarang untuk menikah jika rumah keduanya saling berhadapan.

Baca Juga:Amanda Manopo Dianggap Ibu Masih Bocah, Tak Mungkin Pernah Menikah

Larangan lainnya adalah yang paling banyak menelan korban patah hati. Dalam kalender suku Jawa ada yang dinamakan weton. Yakni hari lahir seseorang sesuai dengan kalender Jawa dan hari pasaran.

Biasanya, pasangan yang akan menikah dilihat terlebih dahulu weton masing-masing. Kemudian akan dicocokkan sesuai dengan aturan dalam kalender suku Jawa. Jika weton keduanya dinilai tidak cocok, maka keduanya dilarang untuk melangsungkan pernikahan. Banyak beredar curahan hati pasangan kekasih yang terpaksa harus kandas kisah cintanya karena weton keduanya tidak cocok. Meskipun mereka saling mencintai satu sama lain.

Selanjutnya, adalah larangan anak pertama menikahi anak nomor tiga. Suku Jawa memiliki alasan tersendiri atas larangan tersebut. Pantangan tersebut berhubungan dengan masa depan pernikahan dan kondisi keluarga keduanya. Terakhir adalah larangan menikah jika kedua mempelai sama-sama anak pertama dan salah satu dari orangtuanya adalah anak pertama juga dalam keluarganya. Kondisi ini dinilai akan membuat kehidupan rumah tangga tidak sejahtera.

"Opo meneh ki? Kowe terhalang nomer piro? (Apa lagi ini? Kamu terhalang nomor berapa?-red)," tulis akun @solinfo dalam keterangannya.

Sejak diunggah Rabu (20/1/2021), video lima larangan suku Jawa dalam melangsungkan pernikahan tersebut sudah ditayangkan lebih dari 71 ribu kali. Ada ratusan pengguna Instagram yang ikut memberikan tanggapan di kolom komentar. Mereka ikut menyampaikan pendapat mengenai kondisi keluarganya sebagai suku Jawa dalam menyikapi pernikahan atau larangan adat tersebut.

Baca Juga:Vicky Prasetyo Bawa-bawa UNESCO Disinggung Lokasi Lamaran, Kok?

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu
Lima larangan suku Jawa saat akan menikah. - (Instagram/@soloinfo)

Lihat video lima larangan pernikahan DISINI

"Yen jare mbahku wong jowo raoleh nikah karo wong sunda (Kalau kata mbah ku orang Jawa tidak boleh menikah dengan orang sunda-red)," komentar akun @kuliner.neng****.

"Aku nikah bulan Muharam dong. Kakak dan adek kupun juga. Bulan Sura bulan baik kok," tulis akun @hedonon*****.

"Ketika orang jawa memperibet hidupnya sendiri," tanggapan akun @irfan*****.

Sedangkan akun @_rachma**** menyampaikan, "Goro-goro itungan jawa gak sido rabi tapi kadang mung alesan tok itungan e gak cocok padahal selingkuh @trika_a.l (Gara-gara hitungan jawa gak jadi menikah tapi terkadang hanya alasan saja hitungannya gak cocok padahal selingkuh-red)."

Kita memang tak bisa merencanakan akan jatuh cinta dengan suku apa. Jika Anda termasuk pasangan yang menikah beda suku, pasti akan mengalami beberapa hal yang tak akan dialami oleh pasangan lainnya.

Tantangan tak hanya datang sebelum hari pernikahan tiba. Namun akan terus berlanjut hingga menikah dan punya anak nantinya.

5 Hal yang Seringkali Dialami oleh Pasangan Menikah Beda Suku

Ini 5 hal yang hanya dimengerti oleh pasangan yang menikah beda suku dan mungkin Anda alami sejak sebelum menikah:

1. Menikah beda suku sering dikomentari dengan stereotip kedaerahan

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Stereotip kedaerahan akan didengar sejak sebelum Anda menikah dengan pasangan yang beda suku.

Pernahkah mendengar, “Wah, calon suamimu Batak ya? Hati-hati, orangnya kasar,” atau “Calon suami orang Sunda? Kabarnya orang Sunda suka selingkuh.”

Atau suami mendengar ada orang yang berkomentar, “Istrinya Manado ya? Putih-putih sih. Tapi matre.” Komentar lainnya, “Istrimu orang Jawa ya? Kelihatannya sih manis, tau-tau nusuk dari belakang lho.”

Padahal, setiap orang dari suku manapun punya kepribadian masing-masing. Tidak bijak menghakimi seseorang hanya dari asal suku mereka.

Bayangkan jika Anda berasal dari suku yang selama ini dipandang buruk di sebuah daerah. Rasanya, apa pun yang Anda lakukan tak akan dapat membuat citra Anda baik di mata orang.

Seringkali, restu orangtua ditentukan oleh label suku tersebut. Dan tugas kita sebagai pasangan adalah meyakinkan orangtua bahwa karakter suami atau istri tidak ditentukan oleh sukunya.

2. Nikahnya pakai adat apa?

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Prosesi adat yang dipakai dalam pernikahan juga akan jadi pertanyaan yang dilontarkan pada pasangan beda suku.

Misalkan pasangan Anda adalah orang Makassar, sedangkan Anda orang Solo. Pasti pertanyaan orang-orang adalah, “mau menikah pakai adat mana?”

Setiap daerah memiliki tradisi pesta pernikahan yang berbeda. Ada beberapa adat yang menggelar pesta sampai beberapa hari, ada yang menggelar pesta dengan sederhana.

Pasangan yang menikah beda suku harus menghadapi orangtua masing-masing dengan segala keinginan mereka seputar adat saat pernikahan. Ada biaya pesta yang harus dipikirkan, ada biaya transportasi yang harus dibayar, ada beberapa baju pernikahan yang harus dipilih.

Ribet kan? Apalagi jika diadakan di tempat kedua belah pihak. Sekalipun kita inginnya sesederhana mungkin, kadang orangtua yang menginginkan pesta pernikahan mewah.

Artikel terkait: 5 Kebiasaan suami yang harus dimengerti istri.

3. Salah paham bahasa

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Perbedaan bahasa memang sering membuat kesalahpahaman tertentu. Misalnya, kata cokot di bahasa Sunda artinya adalah ambil tapi dalam bahasa Jawa artinya gigit.

Bayangkan percakapannya seperti ini:

Papa Sunda: Ma… Tolong cokot kuenya ya Ma… Mama Jawa: Iya Pa… Beres… Beberapa menit kemudian… Papa Sunda: Kok kuenya belum ada ma? Mama Jawa: Kan Mama makan. Katanya suruh cokot (gigit) Papa: Aduh ma, maksud Papa itu cokot bahasa Sunda yang artinya ambilkan kue. Bukan gigit kue. Mama: Yah, Papa nggak pake bahasa Indonesia sih…

Nah, siapa yang pernah salah paham bahasa kayak gini? Hayo ngaku.

4. Anaknya diajarin bahasa apa?

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Banyak orang yang merasa bahwa pasangan yang menikah beda suku itu berkompetisi dalam mempengaruhi anaknya. Padahal, kenyataannya tidak begitu lho.

Banyak pasangan yang menikah beda suku memperlakukan anak sesuai dengan kepraktisan di mana si anak tinggal. Misal, jika ayah Batak dan ibu Bali tapi tinggalnya di Jakarta, maka anak akan bicara dalam bahasa Jakarta.

Namun, jika anak bisa bahasa Batak tapi tidak bisa bahasa Bali, maka orang-orang akan berkata bahwa si istri “kalah budaya” dari suaminya. Wah, padahal kan belum tentu si anak pernah mendengar ibunya berbicara bahasa Bali.

5. Pasangan yang Menikah Beda Suku akan Ribet saat mudik

Apakah boleh orang Jawa menikah dengan orang Melayu

Pasangan yang menikah beda suku ini tahu betul “penderitaan” saat musim mudik tiba. Mereka harus mempertimbangakan akan pulang ke mana tanpa harus menimbulkan drama.

Jika pasangan tinggal di kota besar, maka akan ada diskusi panjang akan mudik di mana. Belum lagi biaya mudiknya.

Rumah mertua atau rumah orangtua? Kalau ke rumah mertua, apa nanti orangtua tidak marah?

Jika ke rumah kedua keluarga, apakat budget nya cukup? Apa anak-anak bisa tetap sehat selama perjalanan mudik?

Keunggulannya, keluarga Anda bisa mulai terbiasa dengan perbedaan suku dan bahasa yang ada. Selain itu, Anda bisa merasakan keragaman budaya Indonesia di rumah sendiri.

Tantangan pasangan yang menikah beda suku memang selalu ada. Yang penting, jangan sampai persoalan beda suku bikin kita tidak rukun.

Kuncinya adalah saling menghargai budaya masing-masing demi terciptanya kerukunan rumah tangga. Parents, apakah Anda juga termasuk pasangan yang menikah beda suku?

Baca juga: 

10 Hal yang Hanya dimengerti oleh Istri yang Tinggal Bersama Mertua

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.