Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat

Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat
kenakalan remaja. shutterstock

TRENDING | 18 September 2021 12:00 Reporter : Kurnia Azizah

Merdeka.com - Penyebab perilaku menyimpang pada remaja dapat dipicu oleh dua faktor utama, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Sayangnya masih banyak orangtua yang masih salah dalam memahami anak-anaknya di periode transisi menuju dewasa ini.

Faktor internal perilaku menyimpang, seperti tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin, dan kedudukan anak dalam keluarga. Sedangkan faktor eksternal, termasuk kehidupan keluarga, lingkungan, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa.

Apalagi di era modern saat ini, tak jarang para remaja lebih memerhatikan gadget dibandingkan keluarganya sendiri.

Berdasarkan teori konflik, penyebab perilaku menyimpang berasal dari ketidaksetaraan sosial, politik, atau materi dalam suatu kelompok sosial. Seseorang akan menjadi menyimpang sebagai akibat dari pemaksaan identitas.

Perilaku menyimpang dipahami sebagai perilaku berulang yang melanggar norma sosial, tidak sejalan dengan nilai dan aturan konvensional, dinilai negatif oleh orang lain, mengarah pada maladaptasi individu. Bahkan merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat.

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja, sejatinya dapat dicegah dan diatasi. Terutama dari kesadaran orangtua sendiri, sebagai teladan di rumah. Baru kemudian para guru di sekolah, serta lingkungan pergaulan.

Berikut ini beberapa penyebab perilaku menyimpang pada remaja, seperti dihimpun dari jurnal 'Kenakalan Remaja dan Penanganannya' Universitas Padjajaran, Jumat (17/9).

2 dari 4 halaman

Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat

Ilustrasi remaja depresi, Shutterstock/Africa Studio

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa perilaku menyimpang dipicu oleh dua faktor utama. Faktor yang pertama, dari dalam atau disebut internal. Penyebab perilaku menyimpang ini karena tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin, dan kedudukan anak dalam keluarga.

Berikut ini penyebab perilaku menyimpang pada remaja dikutip dari jurnal Universitas Padjajaran:

1. Krisis Identitas

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja acap kali hadir dari krisis identitas. Hal ini umum dialami oleh mereka, di masa transisi dari anak-anak menuju dewasa.
Krisis identitas ini terjadi karena di umur remaja, mereka akan mengalami perasaan untuk membutuhkan pengakuan dari lingkungannya, serta adanya identitas peran yang mulai dijalankan.

Umumnya saat kedua hal ini tak dapat dicapai oleh para remaja, maka muncul kecenderungan untuk melakukan pelanggaran norma. Tindakan melanggar ini tentu saja mengarah pada kenakalan remaja.

Tindakan menyimpang yang remaja lakukan sebagai alih-alih mencari perhatian, atau mencari identitas diri. Bahkan berbaur dengan lingkungan, yang terkadang tidak mereka sadari lingkungan tersebut dinilai negatif oleh masyarakat.

2. Kontrol Diri yang Lemah

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja selanjutnya, bisa berasal dari kontrol diri yang lemah. Di masa transisi, mereka masih belum bisa mengatur emosi dan kemampuan diri dengan tepat.

Belum bisa sempurna membedakan, mana tingkah laku yang dapat diterima dan tidak di lingkungan masyarakat.

Sehingga remaja berpotensi melakukan tindakan melanggar norma atau perilaku buruk. Bahkan meskipun anak remaja sudah bisa membedakan dua tingkah laku itu, tetap bisa melakukan perilaku menyimpang saat tidak mampu mengembangkan kontrol diri dengan baik.

3 dari 4 halaman

Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat
©Shutterstock.com/Antonio Guillem

Sementara penyebab perilaku menyimpang pada remaja yang dipicu dari luar atau eksternal, bisa berupa kondisi keluarga, lingkungan rumah, pergaulan di sekolah, tindakan guru, dan masih banyak lagi.

1. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja yang umum terjadi ialah kurang perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Seperti diketahui, keluarga merupakan lingkungan pendidikan paling pertama dan utama bagi.

Tanggung jawab besar para orangtua untuk mendidik anak mampu berperilaku baik di masyarakat. Sehingga di sini, anak remaja memerlukan pendampingan dan dukungan yang baik dari orangtua serta anggota keluarga lain.
Orangtua bisa memberi contoh perilaku baik, memberikan kasih sayang yang adil untuk setiap buah hatinya, dan banyak lagi.

Sebaliknya, anak dengan kondisi broken home, keluarga yang berantakan, atau akibat salah satu orangtua meninggal, ekonomi keluarga yang sulit, serta diliputi konflik keras. Sejumlah kasus ini bisa memberikan pengaruh buruk pada sikap dan perilaku remaja.

2. Kurangnya Pemahaman Agama

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja berikutnya terjadi karena urangnya pemahaman agama. Masih mengenai peran orangtua, bagaimana menjadi teladan serta menanamkan nilai agama yang baik kepada anak sejak dini.

Melalui pendidikan agama, anak remaja bisa mendapatkan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Dengan begitu, mereka mengerti apa saja yang memiliki nilai kebaikan.

Lalu mengenal perilaku yang bersifat merusak dan perlu dihindari. Jika pendidikan agama tak dapat ditanamkan ada anak dengan baik, mereka akan merasa kesulitan dalam menjalankan peran di masyarakat.

3. Tempat Pendidikan

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja dari faktor luar bisa dari lingkungan pendidikan atau di sekolah. Dalam hal ini, sekolah merupakan lingkungan kedua yang berpotensi jadi tempat kenakalan remaja.

Mereka bisa saja melakukan berbagai tindakan atau sikap yang melanggar di jam-jam pelajaran.

Contoh perilaku menyimpang di sekolah, seperti membuat kegaduhan, berkelahi, serta menindas teman sekelas.

Dengan begitu, sekolah bertanggung jawab membina dan membimbing setiap siswa untuk berperilaku baik. Kemudian memanfaatkan waktu dengan baik.

Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat
©Shutterstock.com/Monkey Business Images

4. Lingkungan Pergaulan

Penyebab perilaku menyimpang pada remaja faktor eksternal yang lain, bisa berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Ini termasuk teman sepermainan atau sebaya.

Mereka memberikan peran penting bagi setiap remaja yang sedang berkembang dan melewati masa transisi. Seorang anak yang berada pada lingkungan pertemanan buruk, akan mendapat banyak pengaruh perilaku negatif juga.

Sebaliknya, remaja dengan lingkungan pertemanan baik dan suportif. Akan dapat saling membantu dan memberikan pengaruh baik satu sama lain. Hal ini perlu menjadi perhatian setiap orang tua.

4 dari 4 halaman

Apa yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat
Ilustrasi keluarga ©Shutterstock

Berdasarkan temuan dari beragam literatur, berikut ini rekomendasi yang patut diperhatikan dilakukan untuk mencegah. Bahkan mengatasi perilaku menyimpang pada remaja, seperti dikutip dari EA Journals:

- Konseling keluarga harus ditanggapi dengan serius oleh semua konselor. Karena ini akan memberikan kesempatan bagi orang tua untuk belajar bagaimana menangani dan mengelola anak-anak mereka. Bahkan dibutuhkan kesadaran dan kemauan dari orangtuanya sendiri.

- Orang tua harus memantau apa yang ditonton anak-anaknya di televisi dan smartphone. Karena ada banyak hal negatif yang ditayangkan.

- Pemerintah dapat memberlakukan undang-undang terhadap perilaku menyimpang di sekolah menengah. Termasuk andil dalam mengawasi tayangan di televisi dan media. Ini dapat menghalangi siswa untuk terlibat dalam perilaku yang akan merusak akademik mereka.

- Menjalin kedekatan dengan remaja. Supaya memahami perubahan yang mereka alami selama periode transisi.

(mdk/kur)

Dalam kehidupan sebuah masyarakat, tentunya semua tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dibatasi dengan aturan maupun norma-norma yang berlaku. Berbuat dan berperilaku yang memang sesuai dengan aturan dan norma tersebut akan dianggap hal yang baik oleh masyarakat lainnya. Namun meskipun begitu masih banyak masyarakat yang yang tindakan serta perbuatannya tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan tentu saja akan merugikan baik diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Perilaku seperti ini lah yang dinamakan perilaku menyimpang atau dikenal dengan penyimpangan sosial. Yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perilaku yang mana tidak sesuai dengan norma dan nilai susila yang ada, baik dari sudut pandang kemanusiaan individu maupun sebagai bagian dari makhluk sosial. Untuk pelaku yang melakukan perbuatan tersebut disebuat sebagai deviant.

Ada beberapa ciri ciri perilaku menyimpang menurut Paul B. Horton, antara lain adalah:

  • Perilaku penyimpang harus dapat didefinisikan, yang dimaksudkan adalah penilaian dari penyimpangan tersebut didasarkan pada sebuah kriteria tertentu dan dapat diketahui penyebabnya. (baca juga: Syarat Terjadinya Interaksi Sosial)
  • Penyimpangan dapat diterima maupun ditolak. Penyimpangan dapat berupa relatif maupun mutlak, yang artinya perbedaan yang ada ditentukan oleh kadar dan frekuensi penyimpangan.
  • Penyimpangan tersebut pada budaya yang nyata atau ideal? yang artinya budaya ideal merupakan peraturan hukum yang berlaku di dalam lingkungan masyarakat. Antara budaya ideal dan budaya nyata selalu saja terdapat kesenjangan.
  • Adanya norma-norma penghindaran di dalam penyimpangan. Norma penghindaran merupakan pola perbuatan yang mana dilakukan oleh individu agar dapat memenuhi keinginan namun tidak harus menentang nilai tata kelakukan yang ada secara terbuka.
  • Penyimpangan sosial dapat bersifat adaptif, yang berarti perilaku menyimpang adalah salah satu cara yang dilakukan agar dapat menyesuaikan kebudayaan yang ada dengan perubahan sosial yan terjadi. (baca juga: Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi)

Lalu apa yang menyebabkan seseorang dapat berbuat hal-hal yang menyimpang dari aturan yang ada? Menurut Wilnes, terdapat 2 faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang terjadi, antara lain adalah:

  • Faktor subjektif, yang mana merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri ataupun sifat bawaan dari sejak lahir.
  • Faktor objektif, yang mana merupakan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (lingkungan) semisal kondisi keluarga, hubungan orang tua dan anak, dan lainnya. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme)

Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penyebab perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat.

1. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna

Karena ketidakmampuan di dalam menyerap norma-norma budaya ke dalam kepribadiannya, membuat seorang idnividu tidak akan mampu untuk membedakan antara perilaku yang tidak pantas maupun pantas dilakukan. Hal ini dikarenakan proses sosialisasi yang terjadi berjalan tidak sempurna, dimana agen-agen sosialisasi yang ada tidak dapat menjalankan peran serta fungsi nya dengan baik. (baca juga: Sejarah Perkembangan Sosiologi)

Misalnya saja individu yang berasal dari kondisi keluarga broken home, yang mana kedua orang tua tidak mendidikan anak dengan sempurna tentu saja membuat anak tersebut tidak mengetahui kewajiban serta hak nya di dalam keluarga maupun masyarakat. Hal ini lah yang menyebabkan perilaku yang terlihat pada anak tersebut akan cenderung tidak mengenal sopan santun, disiplin, dan lainnya. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)

Artikel terkait:

2. Proses Belajar Yang Menyimpang

Individu yang melakukan perilaku-perilaku menyimpang biasanya dikarenakan sering melihat atau membaca tayangan-tayangan yang membahas mengenai perilaku menyimpang. Sehingga perbuatan menyimpang yang mereka lakukan dikrenakan proses belajar yang menyimpang. Misalnya saja anak yang melakukan perilaku kejahatan dikarenakan melihat tayangan mengenai cara melakukan kejahatan ataupun membaca artikel yang menjelaskan tentang tindakan kriminal. Hal ini juga berlaku pada penjahat-penjahat kelas kakap yang mana mengawali kejahatannya dengan melakukan tindakan-tindakan kecil yang kemudian meningkat seiring dengan perjalanan waktu diakibatkan dari proses belajar menyimpang yang dilakukan. (baca juga: Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi)

3. Kesenjangan Sosial

Adanya perbedaan status yang mana mengarah pada kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, terutama pada kaum kaya dengan kaum miskin yang terlihat mencolok akhirnya dapat menimbulkan rasa iri serta dengki yang mana memicu terjadinya tindakan pencurian, penghinaan, pembunuhan dan tindakan menyimpang lainnya. (baca juga: Kegiatan Ekonomi Di Indonesia)

4. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial

Ketegangan yang terjadi antara kebudayaan dan struktur sosial di masyarakat menyebabkan munculnya tindakan-tindakan menyimpang. Hal ini dikarenakan dalam pencapaian tujuan seseorang tidak mendapatkan peluang, sehingga dalam mencapai hal tersebut seseorang akan mengupayakan peluang itu sendiri. Sehingga munculah perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat. Misalnya saja penguasa yang menindas rakyat secara terus menerus menyebabkan rakyat akhirnya memberontak dan melawan penguasa tersebut. Entah pemberontakan dilakukan terbuka ataupun tertutup, semua hal tersebut dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan meskipun caranya belum tentu benar. (baca juga: Manfaat Perdagangan Internasional)

5. Nilai dan Norma Terlalu Longgar

Seharunya pelaku tindakan-tindakan menyimpang haruslah dibina dengan baik agar kembali pada jalan benar sebelumnya. Namun beberapa lingkungan masyarakat malah membiarkannya begitu saja, sehingga membuat faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang terus saja terjadi. Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat tersebut terlalu sibuk dengan aktivitas dan rutinitas yang dilakukannya setiap hari sehingga membuatnya terasa lelah untuk membina pelaku tindakan menyimpang. Sehingga malah membuat tindakan-tindakan menyimpang tersebut semakin merajalela.

6. Proses Sosialisasi Subkebudayaan Menyimpang

Subkebudayaan merupakan sebuah kebudayaan khusus yang mana norma-norma yang di dalamnya bertentangan dengan norma kebudayaan yang dominan. Unsur budaya yang menyimpang tersebut meliputi nilai serta perilaku yang ada di dalam anggota-anggota kelompok tersebut yang mana bertentangan dengan aturan yang ada di lingkungan masyarakat. Misalnya saja kelompok menyimpang seperti kelompok pengguna narkoba, kelompok penjahat, kelompok pencurian motor, dan lainnya. (baca juga: Bentuk-bentuk Perubahan Sosial)

7. Ikatan Sosial Yang Berlainan

Pada umumnya setiap orang memiliki hubungan dengan beberapa kelompok lainnya. Jika pergaulan yang dilakukannya tersebut memiliki pola-pola perilaku menyimpang, maka tentu saja akan sangat memungkinkan jika individu tersebut akan mencontoh perilaku-perilaku yang menyimpang tersebut. (baca juga: Peninggalan Zaman Logam)

8. Ketidakpuasan

Mungkin ada beberapa individu ataupun kelompok yang tidak merasa puas dengan kondisi lingkungan masyarakat saat ini. Sehingga mereka merasa untuk perlu melakukan sebuah perubahan yang mana perubahan yang dilakukannya tersebut sangat menyimpang dari nilai dan norma yang ada di masyarakat tersebut. Misalnya saja ada sebuah kelompok masyarakat yang anti kepada pendidikan dan menganggap jika semua orang yang sedang menempuh pendidikan tersebut merupakan orang-orang yang menyimpang. (baca juga: Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam)

9. Kondisi Keluarga Berantakan

Kondisi keluarga yang berantakan atau broken home dapat menyebabkan terjadinya perilaku-perilaku menyimpang pada diri seseorang. Hal ini bisa disebabkan karena penceraian ataupun perselingkuhan yang ada menyebabkan anggota keluarga di dalamnya tidak nyaman di dalam rumah bahkan menyebabkan situasi menjadi saling diam dan saling ribut. Sebagai pelampiasan dari rasa tersebut akhirnya anggota keluarga yang ada malah melakukan kegiatan-kegiatan menyimpang. (baca juga: Contoh Kebutuhan Pokok)

10. Sikap Mental

Sikap mental pada individu akan sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang. Sikap mental yang merasa tidak pernah malu melakukan sebuah kesalahan akan menyebabkan seseorang akan terus berbuat menyimpang. Jika sikap mentak tersebut dapat diarahkan ke dalam hal-hal yang positif maka tentu saja dapat membuat individu tersebut menjadi pimpinan yang hebat. (baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu Budha)

11. Meningkatnya Putus Sekolah dan Pengangguran

Meningkatnya angka pemuda yang putus sekolah dan menjadi pengangguran dapat menyebabkan terjadinya faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang di masyarakat. Sebenarnya pemuda-pemuda tersebut bisa saja memiliki pekerjaan di kantoran. Namun untuk bisa bekerja di kantoran tentu saja membutuhkan sebuah keahlian, yang mana tidak di dapatkannya karena harus putus sekolah. Padahal mereka juga harus memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan nya. Sehingga membuatnya mau tidak mau mengambil jalan pintas sepertipengemis, pengamen jalanan yang akhirnya memicu tindakan menyimpang. (baca juga: Dampak Kepadatan Penduduk)

12. Desakan Kebutuhan Ekonomi

Adanya desakan kebutuhan ekonomi dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang di masyarakat. Keinginan untuk merasa serba kecukupan tanpa perlu bekerja susah payah dapat membuat seseorang akhirnya mengambil jalan pintas seperti mencuri, merampok, dan lainnya. (baca juga: Tujuan Pengendalian Sosial Dalam Masyarakat)

Artikel lainnya:

13. Labelling

Pemberian labelling ataupun sebutan negatif yang ditujukan pada seseorang meskipun hanya dalam sekali berbuat menyimpang akan memberikan dampak negatif. Dirinya akan merasa terganggu dengan pemberian label barunya tersebut dan akhirnya akan cenderung mengulangi perbuatan tersebut karena merasa sudah terlanjur. Misalnya saja saat seseorang ketahuan mencuri sesuatu, maka dirinya akan dianggap pencuri pada lingkungan masyarakatnya meskipun hanya sekali saja melakukan hal tersebut.

Nah itu tadi beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku-perilaku menyimpang di masyarakat. Tentu saja perilaku menyimpang tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi jika sampai merugikan masyarakat lainnya yang ada. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.