Apa yang harus dilakukan oleh seorang pemain Teater agar dia mendalami perannya

METODA AKTING DALAM SENI PERAN TEATER
Yuliana Fitri

Nim: 05112012

Abstrak: Akting dalam pertunjukan teater sangat erat kaitannya dengan dunia sehari-hari. Bagaimana proses seorang pemeran menemukan karakter tokoh dalam naskah yang dimainkannya. Sehingga aktor mampu memainkan perannya diatas panggung dengan memukau penonton. Hal terpenting  yang harus dipahami aktor adalah masuk ke dalam karakter tokoh. Sehingga dapat membawa penonton masuk ke dalam kehidupan tokoh. Tanpa pemeran teater tidak akan bisa untuk dipentaskan, karna pemeran merupakan salah satu unsur terpenting dalam pertunjukan seni teater. Sutradara juga perperan sebagai  penunjuk bagi aktor dalam memainkan karakternya. Pentingnya pemeran dalam teater merupakan alasan pertama penulis untuk mendalami teori akting.

Kata kunci: Akting, Seni Peran, Teater

 Pendahuluan

Teater adalah sebuah cerita tentang konflik kehidupan yang diceritakan diatas panggung. Teater  merupakan  salah  satu  bentuk  kegiatan  manusia  yang  secara  sadar menggunakan tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan  dalam  suatu  karya  seni  pertunjukan  yang  ditunjang  dengan unsur  gerak,  suara,  bunyi  dan  rupa  yang  dijalin  dalam  cerita  pergulatan tentang konflik kehidupan manusia.

Unsur-unsur didalam teater, diantaranya tubuh manusia sebagai unsur utama termasuk pemeran, gerak tubuh, gerak suara, gerak bunyi dan gerak rupa. Cahaya, dan setting panggung sebagai unsur penunjang. Teater sebagai hasil karya seni merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai unsur utamanya dengan unsur-unsur penunjang dan penjalinnya sehingga dapat dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.

Berbicara teater tidak hanya berbicara naskah atau sutradara yang merajut proses, aktorlah peran utama didalam teater, tanpa peranan aktor didalamnya, teater tidak akan dapat dipertunjukkan. Berbicara teater adalah berbicara tentang semua hal yang ada di dalamnya. Hal itu akan menyangkut soal cerita, konsep, ketersampaian cerita, bahkan penonton yang hadir di dalamnya. Kualitas ketersampaian pesan yang diramu oleh para pekerja teater pengarang, sutradara, aktor, penata artistik akan diketahui langsung oleh para penonton dalam sebuah pertunjukan.

Oleh karena itulah, mempelajari teater tidak hanya mempelajari satu bidang dan mengabaikan bidang lain. Memang perlu belajar satu bidang secara khusus tetapi pemahaman atas bidang lain tidak bisa diabaikan. Seorang aktor yang baik harus mengerti fungsi tata panggung karena ia akan bermain di antara objek yang ditata di atas pentas. Ia akan bermain dalam area yang diciptakan oleh penata panggung. Demikian pula penata panggung harus mau memahami pola laku dan gerak para aktor di atas pentas sehingga ruang yang diciptakan tidak mengganggu bagi pergerakan aktor ketika bemain. Semua elemen harus memahami hal ini, semua saling belajar, semua saling membantu, semua saling mendukung.

Dengan semangat dan ketekunan berlatih, cerita yang sudah berhasil dicipta dapat diwujudkan ke dalam sebuah pementasan. Kerjasama sebagai semangat seni teater dapat dijadikan acuan proses penciptaan. Pengetahuan tentang dasar-dasar penyutradaraan, pemeranan, dan tata artistik dapat diaplikasikan untuk mendukung karya yang akan ditampilkan. Tidak perlu seorang diri mengerjakan semuanya. Teater adalah kolektif, teater adalah kerjasama. Masing-masing bidang dalam teater dapat dikerjakan oleh orang-orang tertentu yang tertarik di bidang-bidang tersebut. Jika semuanya berbuat dalam semangat kerjasama maka pergelaran karya teater menjadi karya bersama yang memiliki satu makna

Akting Sebagai Peranan Penting Dalam Teater

Dalam sebuah pertunjukan teater, hal yang terpenting adalah akting seorang aktor. Akting merupakan suatu seni peran dimana kita dituntut masuk ke dalam karakter tokoh.  Seorang aktor tidak dapat memainkan sebuah peran dengan menjadi karakter yang mengada-ada karena dia tidak seutuhnya masuk ke dalam peran tersebut. Seorang aktor bisa dikatakan berhasil ketika dia menjadi dan masuk ke dalam tokoh tersebut dan menguasai tokoh yang dimainkannya, mereka harus mampu menjadi karakter tersebut dalam sekejap. Aktor harus bisa menempatkan dirinya dimana saja dengan memperlihatkan motivasinya untuk berakting.

Pada pementasan Teater, seringkali seseorang memerankan aktingnya tidak sesuai dengan tuntutan naskah yang dimainkannya. Oleh karena itu seorang aktor harus mengetahui dan mempelajari tentang apa itu seni peran. Sedikit saja kesalahan sang aktor diatas panggung akan berakibat fatal, karena itu aktor dituntut untuk berkonsentrasi. “Konsentrasi dan kesadaran pemeran adalah kemampuan seseorang untuk memusatkan kesadaran atau pikirannya pada suatu obyek, bisa obyek yang nyata maupun imajiner, tanpa menyamakan kehadiran obyek yang lain yang ada di sekitar dirinya, secara kontinyu selama obyek itu dibutuhkan”

Hal yang terpenting adalah menghafal naskah dan menjadikannya bagian dari dirinya, lalu menyampaikannya kepada penonton secara baik dan meyakinkan karena daya ingat menjadi lebih tajam karena konsentrasi. Kalau tidak menjadi bagian dari dirinya, aktor akan terlihat kaku dan terkesan menghafal saat tampil dipanggung. Terkesan menghafal adalah yang paling tidak boleh dilakukan oleh seorang aktor dipanggung.

Selain itu, seorang aktor harus berkonsentrasi menghafal dan menjadikan hafalan bagian dari dirinya untuk menghindari kesan kaku dan mengingat-ingat dialog saat tampil dipanggung. Dan jika konsentrasi aktor kurang baik maka akan menganggu jalannya pertunjukan dan berakibat fatal untuk akting dan juga untuk lawan mainnya. Aktor harus berkonsentrasi pada hafalan dialog naskah, pada penonton dan aktor harus ingat kapan ia bergerak, bergerak kemana dan berbuat apa ditempat itu.

Untuk membentuk sebuah pertunjukan teater yang baik tentu dibutuhkan peran sutradara didalamnya. Sebagaimana tugas sutradara adalah memutuskan tiap penafsiran atas lakon, memilih pemain, melakukan proses reading, bekerjasama dengan baik dalam merancang produksi dengan para kru nya, melatih pemain dan mengkoordinasi semua elemen kedalam persipan pertunjukan teater. Dalam hal ini sutradara harus berupaya semaksimal mungkin untuk akrab dengan lakonnya jika ia ingin memilih dan melatih para aktor secara cerdas dan tidak diktator.

Meski sudah diarahkan oleh sutradara, seorang pemeran atau aktor harus membangun kebutuhan akting sesuai dengan tuntutan peran. Dalam pementasan teater seorang aktor harus mengobservasi karakter tersebut.

Latihan Dasar Aktor

Karya seni sang aktor diciptakan melalui tubuh, suara dan jiwanya sendiri. Hasilnya berupa peragaan cerita yang ditampilkan di depan penonton. Karena itu, seorang aktor yang baik adalah seorang seniman yang mampu memanfaatkan potensi tubuh, potensi akal potensi imajinasi, potensi vokal dan potensi jiwa. Kemampuan memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan giat berlatih.

Dalam memanfaatkan potensi tubuh, tubuh tidak harus bagus, tidak harus tampan dan cantik, tubuh tidak harus juga lentur, yang terpenting sanggup memainkan semua peran, mudah diarahkan dan tidak kaku dalam memerankan peran tersebut. Walaupun seorang seniman teater berkecimpung didalam dunia akting, mereka juga harus melakukan latihan menari supaya aktor mengenal gerak berirama, latihan semedi supaya aktor mengenal lebih dalam artinya diam, merenung secara insani, latihan silat agar aktor mengenal diri dan percaya diri dan latihan renang agar aktor mengenal pengaturan pernafasan, karena aktor harus mempunyai vokal kuat agar kata-kata yang diucapkan jelas.

Seorang aktor harus mampu memerankan tokoh dengan penjiwaan. Artinya, ia harus berusaha agar jiwanya melebur dalam tokoh yang diperankan. Penjiwaan seseorang dapat dibangkitkan lewat pengalaman dan pengamatan. Misalnya, seorang tokoh bisa memerankan tokoh sedih dan menangis tersedu-sedu dengan penuh penghayatan karena dia berpengalaman merasakan sedih atau pernah mengamati orang bersedih, karena itu seorang aktor harus banyak mengobservasi.

“Lakukan observasi pada orang lain untuk mempelajari bagaimana mereka memproyeksikan citra mereka. Apa kesamaan-kesamaan yang ada antara karakterisasi sosial ini dengan yang dilakukan diatas panggung, apa perbedaannya, perhatikan dan ingat tingkah laku ekspresif yang realistis terkecil apapun”

Pentingnya potensi diri bagi seorang aktor adalah untuk mengatur semua panca indra. Cara melatihnya melalui diri ciri ganda. Artinya, suatu pengindraan disertai pengindraan yang lain. Misalnya, melihat sambil mendengarkan. Kemudian potensi akal seorang aktor, seorang aktor harus cerdik dan tangkas. Kecerdikan dan etangkasan itu bisa dimiliki kalau ia terbiasa menggunakan akal, antara lain dengan kegiatan membaca dan berolahraga yang berhubungan dengan pikiran seperti catur atau teka-teki silang.


Metode Latihan Teater

Karya seni yang lebih mementingkan proses, lebih menghargai pengalaman dari pada hasil akhir. Dengan melalui proses seseorang akan dapat menghasilkan akting yang baik. Akting yang baik tidak berupa dialog saja, tetapi juga gerak. Dialog yang baik adalah dialog yang terdengar baik, jelas, dimengerti, dan sesuai dengan tuntutan peran. Kemudian blocking juga sangat berpengaruh didalamnya. Blocking merupakan penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.

Secara umum hal yang harus dilakukan pemeran disaat memerankan sebuah tokoh dalam naskah teater adalah meditasi dan konsentrasi. Meditasi adalah menenangkan pikiran sebagai suatu usaha untuk mengosongkan pikiran dengan tujuan untuk memperoleh kestabilan diri. Meditasi sebagai jembatan untuk membawa seseorang dari alam kehidupan sehari-hari ke alam latihan. Sedangkan konsentrasi adalah “memusatkan”. Dalam teater pemeran harus memusatkan pikirannya untuk latihan agar peran-peran yang dimainkannya tidak diganggu oleh pikiran-pikiran lain sehingga pemeran dapat menjiwai peran yang dimainkannya.

Langkah-langkah dalam tahap latihan. Pertama casting, casting adalah pemilihan pemeran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan berdasarkan observasi pribadi karakter calon pemeran yang akan dicasting, yang memiliki banyak kecocokan dengan tokoh yang akan dimainkan dalam hal emosi dari pemerannya. Pengalaman masa lalu dalam hal emosi akan memudahkan pemeran untuk menghayati dan menampilkan dirinya sesuai dengan tuntutan cerita. Agar dapat memilh aktor dengan karakter yang tepat, sutradara harus memahami watak dan karakter tokoh didalam naskah tersebut.

“Tuntutan Stanilavsky bahwa aktor harus merasakan apa yang mereka bayangkan menimbulkan permasalahan untuk meganjurkan mereka memiliki emosi yang harus sepadan dengan emosi tokoh yang mereka bayangkan. Kesulitan tugas sang aktor muncul ketika mereka harus menciptakan suatu sikap yang benar baik bagi kepribadian dan teks aspek yang sudah dikenal tapi kemudian ditransedensikan, sesuatu yang lain dari “yang lain” dan dibentuk”

            Hal kecil yang perlu mendapat perhatikan adalah latihan teknik masuk, memberi isi, memberi tekanan, mengembangkan permainan, penonjolan, ritme dan timing yang tepat. Tahap berikutnya adalah latihan sistem acting, baik dalam hak eksternal maupun internal melalui pendekatan metode, maupun teknik. Dengan semangat dan ketekunan berlatih, proses latihan yang sudah berhasil dilakuan dapat diwujudkan ke dalam sebuah pementasan. Kerjasama sebagai semangat seni teater dapat dijadikan acuan proses penciptaan.

Kesimpulan

            Dalam kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa teater bukan sekedar pementasan saja, melainkan teater merupakan sebuah cerita tentang konflik kehidupan yang ditampilkan diatas panggung. Berbicara teater tidak hanya berbicara naskah atau sutradara yang merajut proses, aktorlah peran utama didalam teater, tanpa peranan aktor didalamnya, teater tidak akan dapat dipertunjukkan. Sebagai pencipta teater haruslah memahami teori tentang pemeranan dalam proses menggarap sebuah naskah teater sehingga dapat mewujudkan akting yang baik. Bagaimana seorang pemeran masuk kedalam tokoh yang dimainkannya dan menghilangkan karakter dirinya sehingga menghasilkan karakter yang cocok sesuai dengan tuntutan naskah. Dengan demikian seorang pemeran dianggap berhasil menjadi aktor yang dapat memerankan aktingnya dengan baik.

Daftar Pustaka

Ismet, Adang. 2005. Seni Peran ( Bandung : Kelir)

Sitorus, Eka D. 2002 The Art of Acting ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama)

Stanislavsky. 2002 Sistem Pelatihan Lakon (Yogyakarta : Penerbit MSPI dan arti)


Ismet, Adang. Seni Peran ( Bandung : Kelir, 2005 ) hal 20