Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit
Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Biaya standar adalah biaya yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian.

Pengendalian biaya memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian.

Dalam akuntansi biaya untuk pengendalian biaya ini, proses akuntansi digunakan untuk mengumpulkan data biaya yang terjadi di masa lalu dan biaya standar.

Informasi selisih di antara keduanya dipakai untuk menilai prestasi manajer yang bertanggung jawab terjadinya selisih tersebut.

Langsung saja mari ikuti pembahasannya berikut ini…

01: Pengertian Biaya Standar

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

A: Definisi Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai aktivitas tertentu.

Dengan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa biaya yang ditentukan di muka adalah pedoman dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya.

Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah.

Untuk menentukan berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan satuan produk atau untuk satu satuan jasa.

Maka harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai aktivitas produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien.

Sebagai contoh:

Misalnya di dalam penentuan berapa biaya bahan baku yang seharusnya untuk menghasilkan satu satuan produk A.

Maka lebih dulu harus ditentukan rancangan produk A yang menggunakan bahan baku dan proses produksi yang paling efisien.

Dengan ditentukannya rancangan produk A dengan penggunaan bahan baku dan proses produksi yang paling efisien tersebut.

Selanjutnya dapat ditentukan berapa kuantitas bahan baku yang seharusnya dibutuhkan untuk setiap satuan produk A.

Kuantitas bahan baku yang seharusnya kemudian dikalikan dengan harga bahan baku akan merupakan biaya standar bahan baku untuk setiap satuan produk A.

Dengan demikian, pengertian biaya yang seharusnya mengandung di dalamnya pengertian efisiensi.

Di mana efisiensi ini merupakan perbandingan tertentu antara masukan dengan keluaran.

Sistem biaya standar adalah suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa.

Sehingga manajemen dapat mendeteksi aktivitas-aktivitas dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan.

Sistem biaya standar akuntansi biaya ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi.

Dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya, serta menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar.

B: Manfaat Sistem Biaya Standar

Sistem biaya standar dirancang untuk pengendalian biaya.

Biaya standar adalah alat yang penting untuk menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Jika biaya standar ditentukan dengan realistis, hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan tugasnya dengan efektif.

Karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan dilaksanakan, dan pada tingkat biaya  berapa pekerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.

Manfaat sistem biaya standar adalah memberikan pedoman pada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan aktivitas tertentu.

Sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan aktivitas yang lain.

Manfaat sistem biaya standar adalah menyajikan analisis penyimpangan biaya standar dan biaya aktual.

Sehingga memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan prinsip kelainan (exception principle).

Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan-keadaan yang menyimpang dari keadaan yang seharusnya.

Manajemen diperlengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan.

C: Kelemahan Biaya Standar

Tingkat kekekatan dan kelonggaran biaya standar tidak dapat dihitung dengan tepat.

Meskipun sudah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Tapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan ketetatan dan kelonggaran yang relatif sama.

Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, mesikpun dalam jangka waktu pendek.

Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang dilakukan.

Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan.

Perhatikan contoh ini:

Suatu perubahan dalam harga bahan baku memerlukan penyesuaian terhadap persediaan.

Tidak saja terhadap pesediaan bahan baku tapi juga persediaan produk dalam proses dan produk jadi yang berisi bahan baku tersebut.

Jika standar sering diperbaiki, hal ini menyebabkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat pengukur pelaksanaan.

Tapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis.

D: Pusat Pertanggungjawaban

Di perusahaan biasanya terdapat pusat pertanggungjawaban yang tidak semua biayanya dapt dikendalikan dengan sistem biaya standar.

Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi di dalam perusahaan yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Secara umum, aktivitas tiap pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan adalah mengolah masukan menjadi keluaran.

Jika masukan suatu pusat pertanggungjawaban dikalikan dengan harganya, maka akan diperoleh biaya.

Sedangkan jika keluarannya dikalikan dengan harganya, maka akan diperoleh pendapatan (revenue) pusat pertanggungjawaban tersebut.

Semua pusat pertanggungjawaban dapat diukur masukannya. Tapi tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif.

Dengan mudah kita menentukan satuan ukuran bagi keluaran Departemen Pembangkit Listrik (yaitu kilowatt hour)

Tapi tidak demikian dengan penentuan satuan ukuran keluaran Pepartemen Personalia.

Berdasarkan atas masukan dan keluarannya, pusat pertanggungjawaban di dalam perusahaan secara garis besar dibagi menjadi 4 (empat) macam, yaitu:

#1: Pusat Biaya (Expense Center)

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan masukannya.

Pusat biaya dapat dibagi lagi menurut sifat biaya yang dikeluarkan oleh pusat pertanggungjawaban tersebut, yaitu:

A: Engineered Expense Center

Adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa engineered expense yaitu biaya yang masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat.

Sebagai contoh: Departemen Produksi

Sebagian besar biaya departemen ini memiliki hubungan yang erat dan nyata dengan keluarannya.

Jika masukan (biaya produksi) ditambah, maka keluaran departemen tersebut juga akan mengalami kenaikan.

Berarti masukan departemen ini memiliki hubungan yang erat dengan keluarannya.

Di lain pihak, jika keluaran Departemen Produksi ini ditambah, akan menyebabkan bertambahnya masukan departemen tersebut.

Berarti masukan departemen ini memiliki hubungan yang nyata dengan keluarannya.

B: Discretionary Expense Center

Adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa berupa discretionary expense, yaitu biaya yang antra masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata.

Sebagai contoh: Departemen Pemasaran.

Sebagian besar biaya departemen departemen ini tidak memiliki hubungan yang erat dan nyata dengan keluarannya.

Biaya promosi tidak memiliki hubungan yang erat dengan volume penjualan yang merupakan keluaran Departemen Pemasaran.

Jika biaya promosi ditambah, volume penjualan belum tentu bertambah.

Jika Departemen Pemasaran menetapkan biaya iklan Google sebesar 2% dari hasil penjualan, biaya iklan ini seolah-olah memiliki hubungan yang erat dengan keluaran Departemen Pemasaran.

Tapi kenyataannya biaya iklan tersebut hanya memiliki hubungan yang artifisial (tidak nyata) dengan keluaran departemen tersebut.

Berarti, jika keluaran bertambah, biaya iklan bertambah.

Tapi jika biaya iklan bertambah belum tentu mengakibatkan bertambahnya keluaran departemen tersebut.

#2: Pusat Pendapatan (Revenue Center)

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan keluarannya.

#3: Pusat Laba (Profit Center)

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan selisih antara keluaran dan masukan.

#4: Pusat Investasi

Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan investasi di dalam pusat pertanggungjawaban tersebut.

Sistem biaya standar hanya dapat diterapkan sebagai alat pengendali biaya yang efektif pada engineered expense center.

Atau pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya adalah engineered expense.

Di pusat pertanggungjawaban ini rasio antara masukan dengan keluaran dapat diukur secara kuantitatif.

Sehingga dapat ditentukan tingkat efisiensinya, dan memungkinkan diterapkannya pengendalian biaya dengan menggunakan sistem biaya standar.

02: Prosedur Penentuan Biaya Standar

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Penentuan biaya standar dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu:

  1. Prosedur penentuan biaya bahan baku standar
  2. Prosedur penentuan biaya tenaga kerja standar
  3. Prosedur penentuan biaya overhead pabrik standar

Agar menjadi klir, mari dibahas satu per satu…

A: Biaya Bahan Baku Standar

Biaya bahan baku standar terdiri dari:

  • Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
  • Harga per satuan masukan fisik tersebut atau disebut harga standar

Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penerapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya.

Dari spesifkasi ini, kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai.

Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan:

  1. Penyelidikan teknis
  2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk:
    1. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
    2. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.
    3. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.

Pada kartu bahan baku ini, dapat pula meliputi kelonggaran standar untu pemborosan atau kerugian yang normal terjadi.

Tapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Sehingga kuantitas standar bahan baku tidak termasuk di dalamnya unsur pemborosan bahan baku.

Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, perlu ditentukan harga standar bahan baku.

Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog atau informasi yang sejenis.

Dan informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut di masa depan.

Jika biaya angkut dan biaya pengurusan dibebankan pada bahan baku, maka harga standar tersebut harus juga memperhitungkan biaya-biaya tersebut.

Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga beli bruto dalam penetapan harga standar.

Perhatikan contoh berikut ini:

  • Harga beli per satuan = Rp 345
  • Biaya angkut = Rp 40
  • Potongan pembelian = Rp 10
  • Harga standar bahan baku: = (a) + (b) – (c) = (Rp 345 + Rp 40) – Rp 10

    = Rp 375 per satuan

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa:

  1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya jangka waktu satu tahun.
  2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
  3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut.

Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulangkali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat situasi ini.

Di lain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik.

Maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar tersebut akan dipakai.

Harga standar bahan baku digunakan untuk:

  • Memeriksa pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian.
  • Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan.

Pada umumnya, harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan digunakan selama tahun berikutnya.

Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa.

B: Biaya Tenaga Kerja Standar

Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur, yaitu:

#1: Jam Kerja Standar

Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah:

  • Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
  • Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling, dan dispatching, agar aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran.
  • Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi.
  • Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilakukan di bawah kondisi yang paling baik.

Jam tenaga kerja dapat ditentukan dengan cara:

  • Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dan kartu harga pokok periode yang lalu.
  • Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
  • Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.
  • Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

Jam kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari, seperti: menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin.

Dan faktor-faktor kelelahan kerja.

Tidaklah mungkin seorang pekerja memiliki tingkat kecepatan yang sama dalam setiap menit selama 8 jam kerja.

#2: Tarif Upah Standar

Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai aktivitas yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar,

Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:

  1. Perjanjian dengan organisasi karyawan
  2. Data upah masa lalu, yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah
    1. Rata-rata hitung
    2. Rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu.
  3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

C: Biaya Overhead Pabrik Standar

Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.

Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap adalah untuk menentukan harga pokok produksi dan perencanaan.

Agar tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel.

Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, maka perlu dibuat anggaran fleksibel.

Yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas.

Ada perbedaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok produk dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran fleksibel.

Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan biaya variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat aktivitas tertentu.

Sebagai akibatnya, dalam tarif biaya overhead pabrik ini, semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel.

Di lain pihak, anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel.

Dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu.

Perhatikan contoh anggaran fleksibel dan penentuan tarif biaya overhead pabrik standar berikut ini:

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit
Tabel: Anggaran fleksibel biaya overhead pabrik.
Tarif tersebut terdiri dari:

Tarif overhead pabrik variabel: Rp 1.000.000 : 4.500 = Rp 222,22 perjam Tarif overhead pabri tetap: Rp 1.500.000 : 4.500 = Rp 333,34 per jam Tarif overhead pabrik standar pada kapasitas normal: = Rp 222,22 + Rp 333,34

= Rp 555,56 per jam

Misalkan kapasitas normal Departemen A adalah 80% dari tarif biaya overhead didasarkan pada jam tenaga kerja.

Maka tarif biaya overhead pabrik standar dihitung sebaga berikut:

= Rp 2.500.000 : 4.500
= Rp 555,56 per jam tenaga kerja

03: Jenis Standar Biaya

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Standar dapat digolongkan atas dasar tingkat ke-ketatan atau kelonggaran sebagai berikut:

  1. Standar teoritis
  2. Rata-rata biaya waktu yang lalu
  3. Standar normal
  4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai

A: Standar Teoritis

Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai.

Pada awalnya akuntansi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendensi bagi sebagian manajemen untuk menggunakan standar teoritis.

Asumsi yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar adalah tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana.

Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Tetapi pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat dicapai sehingga standar ini seringkali menimbulkan frustasi.

Jenis standar ini sekarang jarang dipakai.

B: Rata-rata Biaya Waktu yang Lalu

Jika biaya standar adalah ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang sifatnya longgar,

Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai komponen biaya standar.

Tapi, jenis standar ini terkadang berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standar.

Dan terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur selanjutnya diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukkan efisiensi.

C: Standar Normal

Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi kondisi ekonomi dan aktivitas yang normal.

Kenyataannya, standar normal didasarkan pada rata-rata biaya di masa yan lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang.

Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang.

Standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan jangka pendek.

D: Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai

Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan.

Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapt dihindari terjadinya.

04: Akuntansi Biaya Standar

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi 2 metode,yaitu

  • Metode tunggal (single plan)
  • Metode ganda (partial plan)

Perbedaan metode tunggal dan metode ganda adalah terletak pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dan biaya aktual kepada manajemen.

Dalam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses didebit dengan biaya standar dan dikredit dengan biaya standar.

Atau dengan kata lain, rekening barang dalam proses didebit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar.

Dalam sistem ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada saat masukkan dipakai dalam proses produksi.

Sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui berapa penyimpangan yang terjadi antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar.

Penyimpangan antara biaya standar dan biaya aktual dicatat dalam rekening Selisih pada saat terjadinya.

Perhatikan rekening Barang dalam Proses pada metode tunggal berikut ini:

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit
Tabel: Rekening dalam Proses dalam Metode Tunggal

Pada metode ganda, dalam rekening Barang dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya, dan sebelah kredit diisi dengan biaya standar.

Pada metode ini, penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi.

Perhatikan rekening barang dalam proses dalam metode ganda berikut ini:

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit
Biaya standar dalam metode ganda.

Sekarang kita bahas lebih rinci dua metode tersebut ya…

A: Metode Tunggal (single plan)

Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini disajikan akuntansi biaya standar, yang dibagi menjadi tiga bagian:

  1. Pencatatan biaya bahan baku
  2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
  3. Pencatatan biaya overhead pabrik

Mari dijabarkan satu-per-satu…

#1: Pencatatan Biaya Bahan Baku

Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh saat pencatatan selisih harga bahan baku.

Oleh karena itu, pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi 3 (tiga), yatiu:

  • Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.
  • Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.
  • Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli.

Dalam metode pencatatan ini, rekening persediaan bahan baku didebit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga standar bahan baku per satuan.

Rekenign utang dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan.

Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan harga standar.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan harga standar.

Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening persediaan bahan baku dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

Metode pencatatan bahan baku ini menimbulkan kesulitan bila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan bahan baku di gudang.

Kesulitan yang dtimbul adalah dalam menentukan selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada persediaan bahan baku pada akhir periode tersebut.

Rekening selisih harga pembelian bahan baku hanya dapat menunjukkan jumlah seluruh selisih harga pembelian bahan baku yang terjadi dalam suatu periode akuntansi

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai.

Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli, rekening persediaan bahan baku didebit sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dibeli dengan harga aktual bahan baku per satuan.

Dan rekening utang dagang dikredit dengan jumlah yang sama.

Dengan demikian pada saat pembelian, tidak diadakan pencatatan selisih harga yang terjadi.

Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit sebesar hasil kali kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan harga standar bahan baku per satuan.

Sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai, dikalikan dengan harga sesungguhnya per satuan bahan baku.

Selisih yang timbul dari pendebitan rekening barang dalam proses dan pengkreditan rekening persediaan bahan baku adalah selisih harga dan selisih kuantitas.

Selisih harga dicatat dalam rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.

Sedangkan seilisih kuantitas dicatat dalam rekening selisih pemakaian bahan baku.

Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.

Metode ketiga ini adalah kombinasi antara metode #1 dan metode #2 yang telah diuraikan di atas.

Pada saat baha baku dibeli, selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan baku.

Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening selisih harga bahan baku yang dipakai.

Dalam metode ini, rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.

#2: Pencatatan biaya tenaga kerja langsung

Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

  1. Pencatatan utang upah langsung
  2. Pencatatan distribusi upah langsung
  3. Pencatatan pembayaran upah langsung

Pada saat daftar upah langsung selesai dibuat, Bagian Akuntansi Keuangan membuat jurnal sebagai berikut:

[Debit] Gaji dan Upah  Rp xxx
[Kredit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx

Distribusi upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening barang dalam proses sebesar hasil kali jam kerja standar dengan tarif upah standar.

Dan mengkredit rekening gaji dan upah sebesar hasil kali jam kerja aktual dengan tarif upah aktual.

Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan pengkreditan rekening gaji dan upah dicatat dalam rekening selisih tarif upah dan selisih efisiensi upah.

Jurnal distribusi upah langsung adalah sebagai berikut:

[Debit] Barang dalam Proses  Rp xxx [Debit] Selisih Tarif Upah  Rp xxx [Debit] Selisih Efisiensi Upah  Rp xxx

[Kredit] Gaji dan Upah  Rp xxx

Pembayaran upah langsung dijurnal sebagai berikut:

[Debit] Utang Gaji dan Upah  Rp xxx
[Kredit] Kas  Rp xxx

#3: Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya overhead yang digunakan.

Ada 3 metode analisis selisih biaya overhead pabrik, yaitu:

  1. Metode Dua Selisih.
  2. Metode Tiga Selisih.
  3. Metode Empat Selisih.

B: Metode Banda (partial plan)

Karakteristik metode ganda adalah:

Karakteristik #1:

Rekening barang dalam proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar.

Dalam metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya aktual dan persediaan produk jadi dicatat pada harga pokok standar.

Harga pokok penjualan (HPP) dicatat pada harga pokok standar.

Karakteristik #2:

Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi.

Setelah harga pokok persediaan produk dalam proses ditentukan.

Dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang dalam Proses.

Karakteristik #3:

Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar adalah jumlah total perbedaan antara biaya standar dan biaya aktual.

Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.

05: Perbaikan Terhadap Biaya Standar

Apa yang dilakukan oleh manajemen perusahaan apabila terjadi kenaikan biaya standar per unit

Standar harus diubah hanya bila kondisi yang mendasari penentuannya telah mengalami perubahan.

Mengenai kapan standar harus diubah, ada 2 pendapat.

Pendapat pertama:

Pendapat ini mengatakan bahwa standar harus diubah dalam periode akuntansi, yaitu segera setelah diketahui bahwa standar tersebut keliru ditetapkan.

Pendapat kedua:

Pendapat ini mengatakan bahwa jika standar di perbaiki dalam akuntansi, perubahab tersebut akan mengahncurkan standar sebagai alat pengukur efisiensi.

Okeh karena itu, meskipun standar yang ditetapkan telah mengalami kekeliruan, perbaikan standar harus ditunda sampai akhir periode akuntansi.

Jalan tengah yang diambil dalam pertentangan dua pendapat tersebut adalah ditinjau dari segi praktisnya.

Bila terjadi perubahan yang penting dalam:

  • metode produksi,
  • tenaga kerja atau
  • bahan baku yang dipakai, baik kualitas maupun kuantitasnya,

Maka standar harus segera diubah.

Baik standar harga bahan baku maupun standar tarif upah harus diubah bila terjadi perubahan yang penting pada harga pasar bahan baku dan tarif upah.

Setiap sistem harga pokok standar harus ditinjau secara periodik sehingga bisa dilakukan perbaikan jika standar tersebut ternyata keliru atau menjadi ketinggalan terhadap metode produksi.

Bagian akuntansi biaya harus selalu mengadakan penyesuaian dan perbaikan biaya standar agar standar tersebut tidak menyesatkan manajemen.

Peruabahan hendaknya ditrapkan pada standar tertentu tanpa mengganggu sistem harga pokok standar secara keseluruhan.

06: Kesimpulan

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk.

Atau untuk membiayai aktivitas tertentu, dengan asumsi keadaan ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Sistem biaya standar suatu alat pengendalian manajerial terhadap biaya.

Sistem ini hanya cocok digunakan dalam pusat pertanggungjawaban yang sebagian biayanya berupa egineered expense.

Sistem akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Metode Ganda
  • Metode Tunggal

Dalam metode ganda, rekening Barang Dalam Proses dicatat dua macam biaya, yaitu:

  • Biaya sesungguhnya
  • Biaya standar

Dalam metode ganda, selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar baru dapat ditentukan pada akhir periode akuntansi. Karena dalam metode selisih dihitung berdasarkan keluaran.

Dalam metode tunggal, rekening Barang dalam Proses dicatat pada satu macam biaya, yaitu biaya standar.

Dalam metode ini, selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar ditentukan sepanjang periode akuntansinya, pada saat selisih tersebut terjadi.

Demikian yang dapat saya bagikan tentang sistem biaya standar.

Semoga bermanfaat. Terima kasih.

***