Apa saja saluran-saluran mobilitas sosial sebutkan dan jelaskan?

Grace Eirin Senin, 18 Oktober 2021 | 11:00 WIB

Apa saja saluran-saluran mobilitas sosial sebutkan dan jelaskan?

Apa saja saluran-saluran mobilitas sosial? (Freepik/freepik)

Bobo.id - Mobilitas sosial dapat terjadi karena adanya berbagai hal yang memengaruhi. 

Setiap orang dapat mewujudkan mobilitas sosial di lingkungan dengan saluran dan sarana yang mendukung. 

Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial? 

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. 

Misalnya, seseorang yang mengalami perubahan kedudukan status sosial baik dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, maupun sebaliknya. 

Baca Juga: Macam-Macam Faktor Penghambat Terjadinya Kegiatan Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial yang biasanya ditemukan di sekitar kita adalah adanya kenaikan pangkat atau status sosial pada seseorang. 

Nah, ketika seorang guru mengalami mobilitas sosial menjadi kepala sekolah, lembaga pendidikan menjadi saluran mobilitas tersebut. 

Lalu, apa saja contoh saluran-saluran mobilitas sosial selain lembaga pendidikan? Yuk, simak penjelasannya. 

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu saluran bagi terjadinya mobilitas vertikal di masyarakat. 

Sebab, pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. 


Page 2


Page 3

Apa saja saluran-saluran mobilitas sosial sebutkan dan jelaskan?

Freepik/freepik

Apa saja saluran-saluran mobilitas sosial?

Bobo.id - Mobilitas sosial dapat terjadi karena adanya berbagai hal yang memengaruhi. 

Setiap orang dapat mewujudkan mobilitas sosial di lingkungan dengan saluran dan sarana yang mendukung. 

Masih ingatkah kamu apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial? 

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. 

Misalnya, seseorang yang mengalami perubahan kedudukan status sosial baik dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, maupun sebaliknya. 

Baca Juga: Macam-Macam Faktor Penghambat Terjadinya Kegiatan Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial yang biasanya ditemukan di sekitar kita adalah adanya kenaikan pangkat atau status sosial pada seseorang. 

Nah, ketika seorang guru mengalami mobilitas sosial menjadi kepala sekolah, lembaga pendidikan menjadi saluran mobilitas tersebut. 

Lalu, apa saja contoh saluran-saluran mobilitas sosial selain lembaga pendidikan? Yuk, simak penjelasannya. 

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu saluran bagi terjadinya mobilitas vertikal di masyarakat. 

Sebab, pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. 

Sosiolog Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa proses mobilitas sosial vertikal memiliki beberapa saluran penting, yaitu: (1) perkawinan, (2) organisasi politik, ekonomi, dan keahlian, (3) lembaga pendidikan, (4) lembaga keagamaan, dan (5) angkatan bersenjata. 

Organisasi Politik, Ekonomi, dan Keahlian 

Organisasi-organisasi dalam bidang politik, ekonomi, dan keahlian merupakan saluran yang efektif untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. 

Melalui keanggotaan dalam organisasiorganisasi tersebut seseorang yang berpotensi, berprestasi dalam pekerjaan, loyal terhadap pimpinan, masa kerja yang lama, dan sebagainya dapat memacu karir keorganisasiannya hingga mencapai jenjang tertentu. 

Pencapaian jenjang karir tersebut pada akhirnya juga dapat meningkatkan status dan kedudukannya dalam kehidupan masyarakat. 

Lembaga Pendidikan 

Lembaga pendidikan yang dimaksudkan dalam uraian ini adalah lembaga pendidikan formal, yakni sekolah. 

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sekolah memiliki jenjangjenjang tertentu, dari jenjang pra sekolah, jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan tinggi.

Seseorang yang tekun menempuh pendidikan, maka setiap tahun akan mengalami proses naik kelas dan proses kenaikan jenjang. 

Jika berhasil menyelesaikan pendidikan sampai pada jenjang pendidikan tinggi, apalagi berhasil menyelesaikan sampai level S2 atau S3, maka akan memiliki kesempatan luas untuk mendapatkan pekerjaan dan sekaligus status dan kedudukan yang baik di masyarakat.

Angkatan Bersenjata 

Angkatan bersenjata kita dikenal dengan sebutan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Organisasi TNI memiliki sistem dan mekanisme kenaikan pangkat yang sangat jelas dan transparan. 

Setiap anggota TNI yang berbakat tinggi dan profesional di dalam melaksanakan tugasnya akan memperoleh pangkat yang sesuai. 

Sebaliknya, anggota TNI yang tidak loyal dan bermasalah akan mendapatkan sanksi tegas. Penerimaan anggota TNI baru juga didasarkan atas latar belakang pendidikan tertentu. 

Para lulusan SLTP dapat mendaftarkan diri sebagai calon Tamtama, para lulusan SMU dan yang sederajat dapat mendaftarkan diri sebagai calon Bintara, selanjutnya para sarjana dapat mendaftarkan diri sebagai calon Perwira. 

Akan tetapi, sebagian besar perwira TNI merupakan lulusan Akademi Militer (AKMIL) Magelang.

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Menurut Pitirim A. Sorokin, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial (social circulation).  Saluran - saluran tersebut yaitu :

  1. Angkatan Bersenjata 
  2. Lembaga Keagamaan
  3. Lembaga Pendidikan 
  4. Organisasi Politik 
  5. Organisasi Ekonomi 
  6. Organisasi Keahlian 

tirto.id - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “mobilitas" diartikan sebagai gerakan berpindah-pindah atau kesiap-siagaan untuk bergerak. Sedangkan secara etimologis, mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu “mobilis", yang berarti “mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain."

Dengan demikian, terdapatnya kata “sosial" pada istilah tersebut, berarti menekankan bahwa istilah mobilitas sosial mengandung makna yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Dalam sosiologi, mobilitas sosial erat kaitannya dengan kelas sosial.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, yang dikutip Bagong Suyatno dalam Sosiologi Teks dan Terapan (2004), menyatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

Baik perbubahan itu berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial, dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan, yang dapat dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.

Maka, dengan melakukan mobilitas sosial, seseorang akan berada pada satu kelas sosial (stratifikasi sosial) yang berbeda dari sebelumnya.

Jenis dan Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial

Dalam ilmu sosiologi, terdapat lima jenis mobilitas sosial, di antaranya adalah:

  1. Mobilitas vertikal: Mobilitas sosial yang mengubah kelas sosial (stratifikasi) seseorang, bisa jadi ke atas maupun ke bawah (lebih rendah).
  2. Mobilitas horizontal: Mobilitas sosial tanpa merubah kelas sosial seseorang.
  3. Mobilitas antargenerasi: Peralihan status sosial yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan.
  4. Mobilitas intragenerasi: Peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
  5. Mobilitas geografis: Perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah yang lain seperti transmigrasi, urbanisasi dan migrasi.

Sementara itu, selain jenis, ada juga lima faktor yang memengaruhi mobilitas sosial.

  1. Status sosial, yang mana ketidakpuasan atas status sosial yang dimilikinya membuat seseorang ingin mengubahnya.
  2. kondisi ekonomi, yaitu keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi dapat membuat seseorang atau sekelompok orang melakukan mobilitas sosial.
  3. Inkondusifitas atau tidak kondusifnya suatu wilayah juga bisa memaksa seseorang melakukan mobilitas sosial.
  4. Faktor selanjutnya juga bisa hadir dari pertambahan penduduk, yang biasanya dibarengi oleh faktor lain, seperti mulai sedikitnya lapangan kerja.
  5. Petualangan, yaitu adanya keinginan untuk melihat daerah lain, akan mendorong manusia melakukan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Ada juga orang yang ingin mencoba menekuni usaha dan jenis pekerjaan baru. Bila dia berhasil, maka akan meningkatkan status sosialnya di masyarakat. Sebaliknya bila tidak berhasil, maka status sosialnya akan menurun.

Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Menurut Pitirim A. Sorokin, dalam laman Sumber Belajar Kemendikbud, mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial (social circulation), meliputi:

1. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata memiliki garis komando yang tegas, yang mana para prajurit harus patuh sepenuhnya pada perintah atasan. Kenaikan status seorang prajurit sangat bergantung pada kedisiplinan dan intelektualnya, sehingga keberadaannya di masyarakat sangat dihargai. Mereka dianggap sebagai pelindung masyarakat.

2. Lembaga Keagamaan

Para tokoh agama mempunyai kedudukan yang terhormat di dalam masyarakat. Mereka sering memberikan nasihat keagamaan sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat.

3. Lembaga Pendidikan

Sekolah merupakan sarana yang konkrit untuk melakukan gerak vertikal, bahkan dianggap sebagai perangkat sosial (social elevator) dari kedudukan yang rendah menuju kedudukan yang tinggi.

4. Organisasi Politik

Partai politik menjanjikan peluang yang besar dalam meningkatkan status sosial seorang politikus yang profesional. Aktivitasnya yang sering berorasi di depan umum dengan mengatasnamakan partai, membuat namanya terkenal, sehingga keberadaannya lebih dihargai oleh masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi status sosialnya.

5. Organisasi Ekonomi

Organisasi ini bersifat relatif terbuka dalam meningkatkan status seseorang. Seperti pada saat pemilihan Manajer Keuangan pada PT. Subur Ekonomi, beberapa orang karyawan mencalonkan diri untuk posisi yang menjanjikan itu, mereka akan gencar dalam berkampanye.

6. Organisasi Keahlian

Para profesional membentuk wadah untuk menampung aspirasi para anggotanya yang berprofesi sama. Misalnya; Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sebagainya.

Baca juga:

  • Mengenal Apa Saja Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
  • Mengenal Apa Saja Dampak Positif dan Negatif Mobilitas Sosial
  • Rangkuman Sosiologi: Teori Mobilitas Sosial Robert MZ Lawang

Baca juga artikel terkait MOBILITAS SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
(tirto.id - efd/ulf)


Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Kenali 6 Saluran Mobilitas Sosial: Lembaga Keagamaan dan Ekonomi