Jakarta - Kehamilan dimulai dengan sel telur yang dibuahi, yang biasanya menempel pada dinding rahim. Namun pada kehamilan di luar kandungan atau kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rongga rahim, Bunda. Show Kehamilan ektopik ini paling sering terjadi di tuba falopi, yakni saluran yang membawa sel telur dari ovarium menuju rahim. Jenis kehamilan ektopik ini pun juga disebut sebagai kehamilan tuba. "Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi (ovum) menempel pada lapisan dalam tuba falopi," kata dokter di Hertfordshire, Inggris, Mary Harding, yang HaiBunda kutip dari Patient.info. Meski begitu, terkadang kehamilan di luar kandungan ini juga dapat terjadi di area tubuh lainnya, seperti ovarium, rongga perut, atau serviks. Kehamilan di luar kandungan ini tidak bisa berjalan normal. Telur yang telah dibuahi tidak bisa bertahan hidup dan jaringan yang tumbuh bisa menyebabkan perdarahan yang berbahaya. Penyebab hamil di luar kandunganMengutip dari Healthline, American Academy of Family Physicians (AAFP) mengatakan bahwa kehamilan di luar kandungan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan. Kondisi ini tak dapat diobati dan menjadi keadaan darurat medis. Soal penyebab kehamilan di luar kandungan juga tidak selalu jelas. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
Perlu diketahui bahwa setiap wanita yang aktif secara seksual berisiko mengalami kehamilan di luar kandungan. Selain itu, risiko tersebut dapat meningkat bila memiliki beberapa faktor sebagai berikut:
Apabila Bunda sedang merencanakan program hamil dan memiliki faktor risiko tersebut, ada baiknya untuk membicarakan dan mengonsultasikannya kepada pada dokter spesialis. Hal ini tentunya sangat berguna untuk meminimalisir risiko mengalami kehamilan di luar kandungan di masa mendatang. Gejala hamil di luar kandunganIbu yang mengalami kehamilan di luar kandungan mungkin tidak akan merasakan gejala apapun pada awalnya, Bunda. Hasil pemeriksaan menggunakan test pack akan menunjukkan positif seperti biasa, namun perkembangan dan kelanjutan kehamilan ini justru sebaliknya. Gejala biasanya berkembang sekitar minggu keenam kehamilan. Ini terjadi sekitar dua minggu setelah telat haid jika wanita memiliki haid yang teratur. Namun gejala dapat berkembang kapan saja antara 4 hingga 10 minggu kehamilan. Bahkan, ketika tidak sadar sedang mengandung. Gejala juga bisa dimulai sekitar waktu haid. Pada awalnya mungkin mengira gejalanya hanya haid yang terlambat. Berikut gejala yang akan sering dialami oleh wanita yang mengalami kehamilan di luar kandungan dan dapat mengindikasikan keadaan darurat medis, di antaranya:
Mengatasi hamil di luar kandunganApabila kehamilan ini tetap diteruskan, maka bayi yang berkembang bukan pada tempatnya akan mengganggu organ di sekitarnya, Bunda. Jika dibiarkan terus-menerus, akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hingga mengancam nyawa ibu hamil. "Mungkin ada konsekuensi yang parah, seperti pendarahan hebat yang dapat menyebabkan masalah medis lebih serius. Bahkan terkadang dapat menyebabkan kematian," ucap Harding. Selain itu, bayi pun sebenarnya memiliki risiko yang rendah untuk terus berkembang dan dilahirkan cukup bulan, Bunda. Karena itu, embrio harus diangkat segera mungkin demi kesehatan ibu dan kesuburan jangka panjang. Pilihan untuk mengatasi kehamilan di luar kandungan ini dapat berbeda-beda tergantung lokasi kehamilannya dan perkembangannya. Mengutip berbagai sumber, berikut di antaranya: 1. PengobatanDokter mungkin dapat meresepkan beberapa obat yang dapat mencegah kehamilan di luar kandungan terus berkembang. Menurut AAFP, obat yang umum diberikan untuk mengatasi masalah tersebut methotrexate. Methotrexate merupakan obat yang bekerja untuk menghentikan pertumbuhan sel yang membelah dengan cepat. Methotrexate juga aman dan tidak memiliki risiko kerusakan tuba falopi. Namun, ini dapat menyebabkan wanita tak mengalami kehamilan selama beberapa bulan setelah minum obat ini. "Ia bekerja dengan membunuh sel-sel kehamilan yang tumbuh di tuba falopi," ucap Harding. Pemberian obat ini dilakukan melalui suntikan dan harus melakukan tes darah secara teratur untuk memastikan bahwa obat tersebut bekerja dengan efektif. Bila berhasil, maka ini ditandai dengan munculnya gejala mirip keguguran, seperti:
2. OperasiBanyak ahli bedah menyarankan agar mengeluarkan jaringan dan memperbaiki kerusakan internal dengan prosedur laparotomi. Dalam prosedurnya, dokter akan memasukkan kamera mini melalui sayatan kecil untuk melihat langsung operasi yang dilakukan Kemudian dokter bedah akan mengangkat embrio dan memperbaiki kerusakan pada tuba falopi. Jika pembedahan tidak berhasil, ahli bedah dapat mengulangi laparotomi, namun dengan sayatan yang lebih besar dan mengangkat tuba falopi selama operasi jika terjadi kerusakan. Setelah melakukan operasi, dokter akan memberi petunjuk khusus mengenai perawatan setelahnya. Tujuan utamanya adalah menjaga sayatan agar tetap bersih dan kering selama proses penyembuhan. Periksa bekas sayatan setiap hari untuk mencari tanda-tanda infeksi, seperti:
Perdarahan vagina ringan dan pembekuan darah kecil mungkin dapat dialami setelah operasi dan dapat berlangsung hingga enam minggu. Tindakan perawatan lainnya yang dapat dilakukan, yaitu:
Sementara untuk mengurangi mengurangi risiko hamil di luar kandungan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti berikut ini dilansir dari Mayo Clinic:
Bunda, simak juga yuk penyebab kehamilan ektopik dalam video berikut: (AFN/jue)Suara.com - Hamil di luar kandungan dapat menyebabkan pendarahan pada sang ibu. Kehamilan seperti ini dalam dunia medis disebut ektopik. Kondisi ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan perawatan darurat. Diketahui, kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar kandungan atau rahim. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi tertanam dalam struktur yang tidak dapat mendukung pertumbuhannya. Kehamilan ektopik sering terjadi di tuba fallopi (sepasang struktur yang menghubungkan ovarium dan rahim). Dalam kasus yang jarang terjadi, kehamilan ektopik dapat terjadi pada ovarium atau di rongga perut. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa. Kehamilan ektopik bukanlah kehamilan yang dapat dibawa sampai aterm (sampai melahirkan) dan dapat berbahaya bagi sang ibu jika tidak segera ditangani. Baca Juga: Bukan Hujatan Warganet, Ashanty Pikirkan Aurel Hermansyah saat Jalani Karantina Melansir dari berbagai sumber, simak berikut ini ulasan tentang hamil di luar kandungan lengkap dengan tanda-tanda, penyebab, dan pengobatannya. Tanda hamil di luar kandungan Tanda awal kehamilan di luar kandungan bisa sangat mirip dengan gejala kehamilan biasa. Namun, Anda mungkin mengalami gejala tambahan selama kehamilan ektopik, seperti:
Jika tuba falopi pecah, rasa sakit dan pendarahan bisa cukup parah untuk menyebabkan gejala tambahan. Ini dapat mencakup:
Penyebab hamil di luar kandungan Baca Juga: Kisah Wanita Punya Dua Kelamin dan Dua Rahim, Kini Sukses jadi Bintang OnlyFans Dalam kebanyakan kasus, kehamilan ektopik disebabkan oleh kondisi yang memperlambat atau menghalangi pergerakan sel telur ke tuba falopi dan masuk ke dalam rahim. Selain itu, ada juga penyebab lainnya meliputi:
Pengobatan Ada beberapa cara agar kehamilan ektopik dapat diobati. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan obat yang disebut metotreksat untuk menghentikan pertumbuhan kehamilan. Ini akan menghentikan kehamilan Anda. Dalam kasus yang parah, operasi sering digunakan. Dokter biasanya ingin mengoperasi ketika tuba falopi Anda pecah atau jika berisiko pecah. Ini adalah operasi darurat dan perawatan yang menyelamatkan jiwa. Demikian informasi mengenai hamil di luar kandungan atau kehamilan ektopik lengkap dengan tanda-tanda, penyebab, dan pengobatannya. Semoga bermanfaat. |