Apa kontribusi pesantren dalam membangun bangsa Indonesia menuju masyarakat yang madani

tolong bantu jawabin dong sekarang ya ​

Allah Swt. bersifal kekal dan memberikan kehidupan kepada makhluk-Nya. Kehidupan ada di dalam kekuasaan Allah. Al-Asmau al-Husna yang sesuai dengan de … skripsi di atas adalah.... A.al-mumitB.al-hayyuC.al-QayyumD.al-ahad​

pls lah lagi butuh bgt buat UAS :')​

41. Di lingkungan masyarakat maupun di sekolah, kita sering menjumpai adanya perbedaan. Sebagai contoh perbedaan pendapat, teman berbeda suku, tetangg … a berbeda agama, dan perbedaan lainnya. Bagaimana sikapmu dalam menghadapi perbedaan tersebut? Jelaskan!​

Ilmu Allah itu luas dan mencakup semua hal yang terlihat maupun tidak terlihat, masa sekarang maupun masa yang akan datang serta waktu yang dekat maup … un yang jauh. Hal ini membuktikan bahwa Allah memiliki Asmaul Husna .... A Al-Khlalia B. Al-Wahhab C. As-Sami' D. Al-'Alim​

tuliskan/carilah 2 biografi tokoh' muslim masa Abbasiyah​

dikasih nomor soalnya juga ya kk.. dan semoga di bantu sama kk ya:)​

- ) مد......... صباحا مبارا ۔ ا. تقوم من النوم . اقوم من النوم ج. يقوم من النوم​

mau nanya jika kita punya luka apakah sah sholat kita dan keluar darah saat sholat jadi sah gak sholatnya​

1. jelaskan tentang orang mukmin ketika menghadapi persoalan hidup! 2. jelaskan pengaruh sikap sabar terhadap kesuksesan seseorang!​

Tema: Masyarakat Madani

Nama: Basirotul Hidayah

Semester: II

Jurusan: Pendidikan Matematika

Kampus: ITSNU Pasuruan

Tahun: 2019

Identitas Dosen: Muhammad Muhlis, M.Pd.

Problem: Peranan Pendidikan Pesantren dalam Membentuk Masyarakat Madani

Teori: 

1. Pesantren

Istilah "pesantren" bukan merupakan sesuatu yang asing lagi di telinga kita. Terutama untuk pesantren salafiyah, kelahirannya jauh sebelum kita disebut bangsa Indonesia. Pesantren salafiyah cukup berperan dalam mengemban tata nilai bagi sistem budaya dan sosial terhadap masyarakat Indonesia. Pesantren salafiyah sebagai lembaga pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, sampai kapanpun akan tetap eksis. Sebab pesantren model ini berkarakteristik tradisional, indigenous dan unik. Kelahirannya dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan pendidikan bagi masyarakat pedesaan.

Rahadjo (1982 : 208) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sejak awal pertumbuhannya, pesantren memiliki bentuk yang beragam sehingga tidak ada suatu standarisasi khusus yang berlaku bagi pesantren. Selanjutnya Dhofier (1982) mengemukakan tiga ciri yang pada umumnya dimiliki pesantren:

  • Pesantren menanamkan nilai-nilai keagamaan yang sama, yaitu ketakwaan sebagai nilai utama. Nilai ini selanjutnya akan dijabarkan kedalam nilai-nilai yang lebih spesifik, seperti keikhlasan, kebersamaan, kesederhanaan, dan perubahan atau pembaharuan.
  • kiai adalah orang yang umumnya tergolong mampu secara ekonomis di lingkunganya, sehingga tidak mengherankan jika dia mampu membiayai sendiri kebutuhan hidup dan pesantrennya tanpa harus tergantung pada pihak lain.
  • Prestise dan kharisma yang dimiliki kiai memungkinkan untuk memperoleh informasi yang luas, termasuk akses pada sumber keunangan untuk pembiayaan  berbagai kebutuhan dalam pengelolaan pesantren.

Identitas pesantren yang awal perkembangannya merupakan sebuah lembaga pendidikan dan penyiaran agama islam, kini identitas itu mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan masyarakat. Meskipun demikian, pergeseran yang dialami pesantren sama sekali tidak menjadikannya tercerabut dari akar kulturalnya.

2. Masyarakat Madani ( Civil Society )

Civil society dalam bahasa Indonesia adalah masyarakat madani. Kata civil berasal dari bahasa latin yaitu civitas dei  yang artinya kota ilahi dan society yang berarti masyarakat. Kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota. Yakni masyarakat yang telah berperadaban maju. Masyarakat madani mempunyai cirri-ciri yang khas yaitu kemajemukan budaya (multicultural), hubungan timbale balik (reprocity) dan sikap saling memahami dan menghargai. Masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan pro-demokrasi, karena ia mengacu pada pembentukan masyarakat berkualitas dan bertamaddun (civility).

Analisa:

1. Peran Pesantren

Istilah pesantren secara etimologi asalnya pe-santri-an yang berarti tempat santri. Santri atau murid mempelajari agama dari seorang Kyai atau Syaikh di pondok pesantren. Sedangkan secara terminologi pondok pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam.

Pengertian pesantren terdapat berbagai fariasinya, oleh karena itu definisi bahwa pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam, di dalamnya terdapat santri, kyai, dan tempat mengaji (Masjid atau asrama). Dengan demikian peran pesantren adalah bagaimana lembaga tersebut ikut serta, mewarnai dan bahkan membentuk suatu tatanan sosial sesuai dengan apa yang diinginkan.

2. Pembentukan Masyarakat Madani

Syafi'i Ma'arif mendefinisikan bahwa secara filosofis masyarakat madani itu adalah sebuah masyarakat terbuka yang ditegakkan atas landasan nilai-nilai etika-moral transendental yang bersumber dari Doktrin langit. Sedangkan Dawam Raharjo memaknai masyarakat madani sebagai masyarakat yang bermoral, yang menjamin keseimbangan antara kebebasan perorangan dan kesetabilan masyarakat, masyarakat yang mampu mendorong daya usaha dan inisiatif individu. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditemukan ciri-ciri masyarakat madani yang meliputi: Kemandirian, keswadayaan, kesukarelaan, keswasembadaan, dan keterikatan dengan norma atau nilai.

Di samping itu, nilai-nilai persamaan, keterbukaan, partisipasi dan toleransi. Masyarakat madani yang diinginkan di sini adalah merujuk kepada masyarakat ideal di (kota) Madinah yang dibangun Muhammad SAW.

Adapun untuk membentuk masyarakat madani adalah dengan strategi, cara-cara dan metode tertentu baik secara konseptual maupun implementasinya dalam kegiatan sosial. Yang nantinya tercipta masyarakat adil, makmur, damai, aman, bahagia dan sejahtera berdasarkan konsep Civil Society menurut Islam, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw pada periode Madinah.

Referensi :

http://oimlovely.blogspot.com/2013/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1


Apa kontribusi pesantren dalam membangun bangsa Indonesia menuju masyarakat yang madani

Lihat Edukasi Selengkapnya

Merdeka.com - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, kembali melakukan safari ramadhan. Kali ini, yang dikunjungi adalah Pesantren Mama Bakry Sadeng, Bogor, Minggu (9/5). Kehadiran LaNyalla disambut Pengasuh Pesantren Mama Bakry Sadeng, KH Abah Raodl Bahar Bakry.

Dalam kesempatan tersebut, Senator asal Jawa Timur itu mengatakan pesantren memiliki peran yang sangat besar terhadap kemajuan Indonesia.

"Kalau saya ditanya, apa peran pondok pesantren dalam kemajuan Indonesia? Saya akan jawab dengan dua kata saja, yaitu banyak sekali!" tutur LaNyalla tegas.

Menurutnya, pesantren adalah institusi masyarakat madani yang mandiri. Bahkan, pesantren menjadi problem solver bagi masyarakat.

"Hal ini sudah berlangsung sejak lama. Dahulu, masyarakat akan datang ke pesantren kalau ada yang sakit. Mereka minta doa ke kiai. Masyarakat yang tidak punya beras pun datang ke pesantren. Ada yang punya masalah, minta nasihat kiai, dan seterusnya," ulasnya.

Lebih jauh lagi, LaNyalla mengatakan ulama dan kiai pengasuh pesantren pun memiliki catatan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

"Ulama dan kiai se-nusantara turut memberikan pendapat dan masukan kepada Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang kemudian menjadi PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Termasuk sikap legowo para ulama dan kiai, yang demi keberagaman, setuju mengganti dan menghapus anak kalimat 'Piagam Jakarta' yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan kalimat Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," jelasnya.

Puncak dari perjuangan di masa itu adalah lahirnya Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi itu dikeluarkan 22 Oktober 1945 oleh Kiai Haji Hasyim Asy'ari di Surabaya.

Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini juga yakin Pesantren Mama Bakry Sadeng memiliki peran yang tidak kecil dalam kemerdekaan.

Apalagi, pesantren yang cukup tua di Bogor ini. Pesantren yang sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka.

"Yang saya dengar, sebelum Indonesia merdeka, pesantren ini telah memiliki santri sekitar 3.000 orang. Luar biasa. Artinya, pesantren Mama Bakry Sadeng pasti memiliki kontribusi dan terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia," katanya.

Di era modern, LaNyalla menilai peran pesantren tetap besar. Alasannya, pesantren tetap menjadi prototype institusi masyarakat madani.

"Pesantren hidup mandiri dan masih menjadi solusi bagi masyarakat sekitarnya. Baik solusi pendidikan, maupun solusi untuk menjaga kearifan lokal dalam pembangunan. Dan kalau kita bedah dari analisa ideologi, ekonomi, sosial dan budaya, pesantren masih menjadi institusi yang paling konkret memberikan sumbangsih," terangnya.

LaNyalla mengurai lebih lanjut hal tersebut. Menurutnya, dari sisi ideologi, Pancasila jelas menempatkan Ketuhananan Yang Maha Esa di sila pertama, dan di Pasal 29 ayat 1. Dan ini menjadi domain utama Pesantren sebagai penjaga akhlak dan adab atau moral generasi bangsa ini.

Dari sisi ekonomi, selain sebagai institusi mandiri, pesantren saat ini sudah memasuki ruang ekonomi melalui koperasi pesantren dan usaha-usaha di sektor pertanian, peternakan dan lainnya.

"Apalagi jika pesantren memanfaatkan peluang pasar produk halal yang sekarang sedang digalakkan pemerintah dan sejumlah negara. Sehingga pasarnya bisa menembus mancanegara, khususnya negara-negara yang membutuhkan produk halal," katanya.

LaNyalla menilai hal ini bisa dikolaborasikan dengan Kamar Dagang dan Industri. Tetapi tentu membutuhkan dukungan dan keberpihakan pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

"Di sini, kami para Senator di DPD RI bisa mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk lebih aktif melakukan pendampingan dan pembinaan pengembangan sektor usaha di Pesantren," katanya.

Dari sisi sosial, Pesantren tentu sangat terbukti sebagai penjaga nilai-nilai kearifan lokal dan moral. Di tengah gencarnya arus globalisasi dan gaya hidup baru, pesantren masih berperan sebagai penyeimbang, sekaligus penjaga moral generasi penerus.

Dan dari sisi budaya, pesantren masih menjadi garda terdepan lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.

"Ini semua bukan peran kecil. Tapi peran besar dan fundamental. Belum lagi nilai-nilai budi luhur yang diajarkan di pesantren akan menjadi bekal kehidupan bagi para santri yang telah selesai menempa pendidikan di pesantren," katanya.