Seisme atau gempa bumi merupakan peristiwa/bencana alam yang ditandai dengan berguncangnya bumi secara tiba-tiba. Dalam peristiwa ini tidak ada tanda-tanda khusus akan terjadi gempa, karena gempa bumi ini terjadi secara tiba-tiba dan terjadi dalam waktu yang singkat, akan tetapi ada beberapa peristiwa gempa bumi yang terjadi dalam waktu yang lama (dalam hitungan menit). Gempa bumi tentunya akan berdampak terhadap lingkungan sekitar, akan tetapi akibat gempa bumi yang diberikan tergantung dari besarnya gempa tersebut yang diukur dalam skala Richter. Lalu apa itu seisme atau gempa bumi ? Show Pengertian Seisme atau gempa bumi adalah suatu getaran yang terjadi karena peristiwa tumpukan energi dari dalam bumi (tenaga endogen) yang dapat menggetarkan lempeng samudera dan lempeng benua. Secara singkat gempa bumi terjadi pada saat tekanan semakin meningkat di daerah batuan sampai pada tingkatan tertentu sehingga akan menimbulkan pergerakan yang mendadak. Pergerakan inilah yang nantinya akan menciptakan patahan batu pada saat batuan tersebut pecah pada titik terlemah atau bahkan pergerakan tersebut akan menyebabkan batuan menjadi tergelincir di sepanjang patahan yang ada. Ketika peristiwa ini terjadi, maka sejumlah energi yang besar akan dilepaskan secara bersamaan dengan dilepaskannya tekanan. Energi yang dilepaskan ini akan mengakibatkan batuan yang berada di sekitarnya bergetar dan terjadilah gempa bumi. Artikel terkait : Macam Macam Tenaga Endogen – Tenaga Endogen dan Eksogen Teori Gempa BumiSecara umum gempa bumi terjadi karena adanya tenaga dari dalam bumi yang memberikan tekanan dari dalam sehingga terjadi pergerakan yang mendadak. Akan tetapi disini terdapat dua teori tentang proses terjadinya gempa bumi, teori tersebut adalah teori elastisitas dan teori sesar. 1. Teori Elastisitas Teori elastisitas atau sering disebut sebagai teori kekenyalan elastis adalah teori yang menjelaskan tentang proses energi yang menyebar pada saat terjadinya gempa bumi. Harry Fielding Reid seorang ahli geofisika asal Amerika telah melakukan observasi tentang peristiwa gempa yang terjadi di beberapa tempat. Ia menyatakan bahwa terjadinya guncangan gempa diakibatkan karena kekenyalan elastis dari energi yang sebelumnya terkumpul dari batuan sehingga akan terdeformasi secara elastis. Adapun akumulasi tegangan yang terjadi akan mengakibatkan terjadinya pelepasan energi dari bebatuan. Artikel terkait : Akibat Gempa Bumi bagi Kehidupan 2. Teori Sesar Sesar adalah suatu celah yang terdapat pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua lempeng tektonik. Menurut teori sesar, gempa bumi terjadi karena dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng pada sesar bumi ini. Apabila batuan yang tertumpu jatuh ke bawah karena batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling menjauh, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar normal (normal fault). Apabila batuan yang tertumpu terangkat ke atas karena batuan penumpu di kedua sisinya bergerak saling mendorong, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar terbalik (reverse fault). Lalu apabila kedua batuan pada sesar bergerak saling berjatuhan, maka sesar ini dinamakan sebagai sesar geseran-jurus (strike-slip fault). Pada sesar normal dan sesar terbalik, keduanya akan menghasilkan perpindahan vertikal (vertical displacement), sedangkan pada sesar geseran-jurus akan menghasilkan perpindahan horizontal (horizontal displacement). Artikel terkait : Cara Melakukan Mitigasi Gempa Bumi Macam Seisme / Gempa BumiSeperti yang sudah dibahas di awal bahwa seisme atau gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari dalam bumi. Menurut para ahli seismologi, terjadinya gempa bumi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa tektonik. Berikut adalah penjelasan dari macam-macam gempa bumi tersebut : 1. Gempa Vulkanik Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan karena letusan gunung berapi. Gunung berapi yang akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang dapat menggetarkan permukaan bumi, hal ini terjadi karena adanya pergerakan dari magma yang akan keluar dari perut bumi pada saat gunung akan meletus. Ketika magma bergerak menuju permukaan gunung berapi, maka ia akan bergerak ke atas sekaligus memcahkan bebatuan yang ada di dalam perut gunung berapi. Inilah yang menyebabkan terjadinya getaran yang cukup kuat dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan gempa bumi. Selain akibat dari tumbukan antara magma dengan dinding gunung berapi, gempa vulkanik ini juga disebabkan karena adanya tekanan gas pada letusan yang sangat kuat dan terjadi perpindahan magma di dalam dapur magma. Artikel terkait : Penyebab Gunung Meletus – Ciri-ciri Gunung Api Akan Meletus 2. Gempa Runtuhan Gempa runtuhan adalah gempa lokal yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst ataupun di daerah pertambahan runtuh, secara umum gempa ini banyak terjadi di daerah yang memiliki banyak rongga di bawah tanah. Adapun contohnya adalah daerah kapur yang memiliki banyak sungai atau gua dibawah tanah yang tidak dapat menahan atap gua dan juga di daerah pertambangan yang memiliki banyak rongga-rongga dibawah tanah yang biasanya digunakan untuk mengambil bahan tambang. 3. Gempa Tektonik Gempa tektonik adalah gempa yang terjadi karena adanya pergeseran antara lempeng-lempeng tektonik yang letaknya berada jauh dibawah kulit permukaan bumi. Pergeseran lempeng-lempeng inilah yang menimbulkan energi yang keluar menjadi lebih besar sehingga terjadilah guncangan yang biasanya kita rasakan. Gempa tektonik ini seringkali terjadi di laut Samudera Hindia yang merupakan wilayah pertemuan antara El Nino dan La Nina ( baca : Cara Mencegah El Nino ) yang nantinya akan memberikan dampak di wilayah yang berada di pesisir pantai. Artikel terkait : Dampak Tektonisme – Pengaruh Tektonisme Terhadap Kehidupan Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan peristiwa gempa bumi antara lain adalah:
Artikel terkait : Cabang Cabang Ilmu Geografi Istilah seismologi berasal dari kata seismos dan logos. Kedua nya merupakan bahasa Yunani yang masing- masing berarti getaran dan ilmu pengetahuan. Setelah mengetahui asal kata seismologi, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian seismologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang getaran atau gempa bumi. Seismologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gempa bumi beserta struktur lapisan bumi. Ilmu pengetahuan ini merupakan percabangan dari ilmu geofisika yang juga bagian dari geosains. Lebih spesisfik lagi, seismologi mempelajari beberapa hal yaitu :
Seismologi termasuk ilmu pengetahuan yang terbilang masih muda sebab baru ditemukan pada pertengahan abad 19. Karena seismologi merupakan percabangan geofisika, mereka yang mendalami seismologi juga harus mempelajari ilmu fisika, matematika dan statistika sebagai penunjang (baca juga : Pengertian Seisme). Di negara kita, seismologi banyak dipelajari dan dipraktikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang disingkat BMKG. Badan yang mengamati iklim di Indonesia ini juga mempunyai divisi bagian Seismologi Teknik yang bekerjasama dengan beberapa patner kerja dalam hal pengumpulan data yang nantinya berguna untuk mendukung pengembangan bangunan tahan gempa (baca : Cara Melakukan Mitigasi Gempa Bumi). Dalam seismologi, gempa terbagi menjadi 2 jenis yakni gempa bumi lokal (dekat) dan gempa bumi teleseimik (jauh). Gempa bumi lokal merupakan gempa bumi yang jarak episentrumnya dekat dengan stasiun pengamatan gempa. Jarak dekat yang dimaksud adalah dalam hitungan beberapa ratus kilometer. Sementara gempa bumi teleseimik adalah gempa bumi yang jarak episentrumnya lebih dari seribu kilometer dari stasiun pengamat gempa. (baca juga : Macam- Macam Gempa Bumi) Cabang- Cabang SeismologiSeismologi pada awalnya memang mempelajari tentang gempa saja. Tetapi seiring waktu, ilmu ini berkembang dan mempunyai kajian yang sangat luas. Luasnya kajian ilmu tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa cabang ilmu seismologi. Berikut adalah uraiannya.
Dalam mempelajari ilmu seismologi, penting untuk mengetahui beberapa istilah yang sering muncul dalam seismologi. Beberapa istilah tersebut adalah :
Rekayasa Gempa dengan Seismologi TeknikSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa seismologi teknik mengkaji tentang bagaimana cara merancang bangunan yang tahan terhadap gempa. Sebelum merancang kontruksi tahan getaran, seseorang harus mengerti apa saja penyebab gempa bumi agar kontruksi yang dihasilkan benar- benar kokoh dan tidak runtuh karena getaran gempa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengembangan bangunan tahan gempa, yaitu :
Perancangan bangunan anti gempa harus dilakukan dengan baik. Setelah dirancang, pemilihan bahan konstruksi dan tahap pembangunan juga harus dilakukan dengan teliti. Bangunan anti gempa yang dikembangkan dapat berupa rumah sederhana, rumah bertingkat, gedung biasa dan gedung bertingkat. Hal paling penting dalam membuat bangunan tahan gempa adalah lokasi bangunan dan pondasi bangunan. Lokasi bangunan harus berada pada tanah yang stabil, tidak berada pada lereng yang curam sehingga tidak terjadi longsor (baca : Penyebab Tanah Longsor). Selain itu, bangunan juga boleh dibuat di atas tanah lempung atau tanah liat dengan syarat pembangunan pondasi memenuhi standar. Kriteria pondasi yang untuk bangunan tahan gempa adalah :
|