Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan

Busana yang dipakai manusia beraneka bentuk dan fungsinya. Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih komplek, yaitu mencitrakan keindahan penampilan, membedakan satu pemain dengan pemain lain, menggambarkan karakter tokoh, memberikan efek gerak pemain, dan memberikan efek dramatik.


Manusia memiliki hasrat untuk mengungkapkan rasa keindahan dalam berbagai aspek kehidupan. Tata busana teater berfungsi sebagai bentuk ekspresi untuk tampil lebih indah dari penampilan sehari-hari.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Busana memberikan rasa keindahan

Pementasan teater adalah tontonan yang mengandung aspek keindahan. Pada era teater primitif, hasrat untuk tampil berbeda dan lebih indah dari tampilan sehari-hari telah muncul. Busana pementasan teater dibuat secara khusus dan dilengkapi dengan asesoris sesuai kebutuhan pementasan. Teater di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth (1580–1640), memakai busana sehari-hari yang dibuat lebih indah dengan mengaplikasikan perhiasan dan penambahan bahan yang mahal dan mewah.

Pementasan teater menampilkan tokoh yang bermacam-macam karakter dan latar belakang sosial. Penonton membutuhkan suatu penampilan yang berbeda antara satu tokoh dengan tokoh lain. Busana menjadi salah satu tanda penting untuk membedakan satu tokoh dengan tokoh lain. Penampilan busana yang berbeda akan menunjukkan ciri khusus seorang tokoh, sehingga penonton mampu mengidentifikasikan tokoh dengan mudah.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Busana sebagai pembeda karakter

Fungsi penting busana teater adalah untuk menggambarkan karakter tokoh. Perbedaan karakter busana dapat ditampilkan melalui model, bentuk, warna, motif, dan garis yang diciptakan. Melalui busana, penonton terbantu menangkap karakter yang berbeda dari setiap tokoh. Contohnya, tokoh seorang pelajar yang pendiam, rajin, dan alim, busananya cenderung rapi, sederhana, dan tanpa asesoris berlebihan. Sebaliknya, tokoh seorang pelajar yang bandel, brutal, dan sering membuat onar, busananya dilengkapi asesoris dan cara pemakaiannya seenaknya tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sekolah.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Busana untuk menggambarkan tokoh

Tata busana memiliki fungsi memberikan ruang gerak kepada pemain untuk mengekspresikan karakter sehingga segala bentuk gerak dapat diekspresikan secara maksimal. Pemain memiliki bentuk dan karakteristik gerak berbeda dan membutuhkan bentuk dan gaya busana yang berbeda pula. Busana bukan sebagai penghalang bagi aktivitas pemain, sebaliknya memberi keluasan gerak pemain. Dalam opera Cina, busana dirancang khusus untuk adegan perang dan akrobatik.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Busana memberikan ruang gerak

Busana juga berfungsi memberikan efek dramatik dan mendukung dramatika adegan dalam lakon. Gerak pemain lebih ekspresif dan dramatik dengan adanya busana. Efek dramatik busana bisa muncul dari perkembangan tokoh, contoh busana tokoh yang mengalami kejayaan pada babak awal kemudian berubah busananya ketika mengalami kejatuhan. Selain itu, saat busana dipakai untuk bermain bisa melahirkan bentuk dan efek gerak tertertu yang mampu memukau.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Busana memberikan efek dramatik


Sumber: Buku SMK kelas x semester 1 / dasar artistik 1

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Sampah Waktu Sumpah Batu-koleksi Sanggar
Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Bul Diapusi-koleksi Sanggar NUUN
Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Bul Diapusi-koleksi Sanggar NUUN

http://galerinuun.blogspot.co.id/

Kostum dalam dunia seni menempati ruang seni rupa,karena memang kostum/pakaian merupakan bahasa  (bahasa non verbal) yang dapat ditangkap secara fisual (memiliki rupa/bentuk).

Sedangkan didalam ruang seni rupa kostum memiliki ruang tersendiri,menjadi salah satu elemen dari seni rupa.

Tentu saja ketika menempati ruang kesenian maka akan memiliki nilai estetika,tidak berhenti pada fungsi utama saja,selain dikerjakan dengan landasan keilmuan juga memiliki nilai-nilai keindahan,nilai tujuan,perhitungan efek,pemaknaan,serta mengandung filosofi.

Apalagi saat membicarakan kostum teater sudah pasti dikerjakan penuh perhitungan dan pertimbangan,sebab kostum menjadi salah satu kandungan dalam unsur-unsur pemanggungan.

Teater bukan gabungan dari berbagai elemen kehidupan,semua lini bidang kesenian khususnya,akantetapi satu kesatuan keseluruhan hal-hal tersebut.

Karena unsur-unsur yang terkandung dalam teater merupakan satu kesatuan dan bukan gabungan dari berbagai unsur maka unsur-unsur tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya,seperti halnya panas dan api;bagaimana mungkin anda akan memisahkan panas dan cahaya dari api ,saat dia kehilangan salah satu saja unsur bentukannya maka dia tidak disebut sebagai api.

Demikian pula dengan kostum yang merupakan unsur bentukan dari teater,maka kostum tidak bisa dipisahkan dari teater itu sendiri.

Kostum,pakaian khusus yang dikenakan pada momentum /pada ruang dan waktu khusus, upacara-upacara adat,pertunjukan,acara-acara tertentu,atau seragam suatu kelompok/lembaga.

Kostum sangat dekat hubungannya dengan kehidupan manusia,hanya manusialah yang membutuhkann kostum dalam menjalani peranannya.

Kostum/pakainlah yang membedakan antara manusia dengan binatang ,manusia dengan tumbuhan.

Binatang dan tumbuhan tidak memerlukan kostum dalam pemeranannya,kalau toh ada binatang/tumbuhan berkostum itu pastilah bukan atas kehendak sendiri akan tetapi kehendak manusia dan atas dasar kepentingan manusia.

Pakaian,bukan hanya yang menutup awrat,akantetapi segala yang melekat pada tubuh, asesoris juga termasuk pakaian.

Dalam kehidupan sosial,pakaian mempunyai peranan dan fungsi yang banyak,dengan pakaian kita bisa membedakan daerah asal seseorang,atau pakaian sebagai ciri daerah (pakaian adat,sangat jelas mempunyai fungsi tersebut).

Bahkan dengan pakaian kita juga bisa membedakan setrata sosial,menilai kepribadian pemakainya atau melihat peranannya dalam kehidupan sosial dan kita biasa mengira bagaimana perangai/gerak seseorang,karena pakaian mempengaruhi perangai/gerak pemakainya,pakaian juga identitas si pemakainya.

Pakaian/kostum memiliki bahasa visual tersendiri,bahkan degan pakaian orang bisa menyembunyikan jatidirinya,dengan pakaian orang bisa berkamuflase pada lingkungan dia berada,pakaian juga salah satu citra pemakainya,bahkan pakaian juga bisa digunakan sebagai terapis psikologi.

Dalam pementasan teater, kostum juga memegang peranan yang penting,bukan hanya sekedar penutup tubuh pemain atau fungsi utamanya saja dan bukan sekedar fasilitas pemeran.

Kostum pementasan teater merupakan bahasa visual tersendiri dan salah satu alat komunikasi pemeran dan penonton (bahasa non ferbal).

Walaupun dalam struktur kerja,penata kostum adalah pembantu aktor/aktris dalam melakoni peran,akan tetapi penata kostum bisa berbicara di atas panggung melalui karyanya,maka dari itu sangat penting adanya dialektika antara para penata,-aktor/aktris,dan –sutradara,atau dengan kata lain semestinya penata kostum mendialektikakan kepada semua yang terlibat di dalam garapan tersebut.

Dalam pementasan teater satu dan lainnya saling terkait,saling mempengaruhi,saling menopang dan berdiri pada posisi yang sama pentingnya untuk mencapai suatu momentum yang bersinergi.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Kostum teater dalam pementasan Kabuki-Jepang
Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Kostum dalam pementasan Busana-Jember Fashion Carnaval
  1. Fungsi Kostum Pertunjukan Teater
  1. Kostum,salah satu FASILITAS PEMERAANAN yang berhak didapat para pemeran untuk menjalankan tugasnya diatas panggung,dan pemeran mempunyai hak pula dalam memberi masukan kostum yang dikehendaki untuk kenyamanannya.

Kostum sebagai fasilitas pemeranan ,karena hanya manusia yang membutuhkan kostum dalam berperan,maka dari itu ketika seseorang dituntut melakoni suatu peran,sudah sepantasnya pemeran mendapatkan fasilitas.

Sering kali dalam produksi pementasan teater terjadi putus komunikasi antara penata kostum dan pemeran,penata kostum hanya berdialog dengan sutradara(hanya menjalankan instruksi sutradara).

Padahal selayaknya penata kostum mendialogkan gagasannya dengan pemeran,barulah kesepakatan itu didialogkan dengan sutradara,apakah sudah sesuai dengan keinginan sutradara,hal ini untuk menghindari perobotan aktor/aktris dan menjaga kesinerjian gagasan dengan harapan pada pementasan tidak terjadi rebutan dialog-dialog yang tumpang tindih,dan keselarasa dealektika gagasan semua elemen dalam garapan tersebut.

  1. Kostum IDENTITAS PERAN,dengan kostum yang dikenakan membantu para penonton untuk membedakan peran yang satu dengan peran yang lainnya,mengetahui umur peran yang dipentaskan,daerah asal (alam) sang peran,strata sosial peran yang dimainkan para pemeran,bahkan untuk menentukan jender peran,perangai sang peran sedikit banyaknya terwakili oleh kostum yang dipakainya.

Dalam hal ini penonton tidak lagi terlalu repot mengidentifikasi para peran.

-).Membedakan peran.

Jelas dalam hal ini kostum sangat efektif untuk menunjukkan karakter/membedakan peran yang satu dan lainnya.

Pada umumnya hal yang termudah terbaca adalah bahasa fisual/apa yang tampak secara bentuk fisik(kasat mata).

Misalnya pemeran raja dan pemeran prajurit atau punggawa kerajaan  yang lainnya sudah tentu berbeda penggunaan kostumnya,pekerja kantoran dan pekerja buruh atau tani juga pasti berbeda kostumnya(secara realis).

-).Mengetahui umur peran.

Secara realis kostum menentukan umur dan di tentukan secara umur,misalnya ; kostum pelajar TK,SD,SMP dan seterusnya sudah tentu berbeda.

Dengan kostum seragam itulah kita bisa menafsir/mengira-ngira umur pemeran.

Pakaian anak-anak,remaja,dewasa ,dan orang tua juga berbeda corak warna,motif gambarnya serta modelnya.

Bisa saja pemeran yang berumur dewasa atau tua memerankan anak SD,ketika dia mengenakan kostum seragam SD maka penonton akan tergiring asumsinya bahwa itu anak SD,dari asumsi itulah ketahuan kisaran umurnya.

Apa fungsi kostum dalam seni pemeranan
Koleksi Kostum milik  Nicholao-Venensia

-).Penentu daerah asal(alam) peran.

Dalam kehidupan nyata pakaian adat mengambil peran tersebut,maka ketika hal itu kita usung ke atas panggung kitapun akan memperlakukan kostum pakaian adat sebagaimana kita dalam kehidupan nyata,misalnya saja ketika sang pemeran mengenakan kostum pakaian adat Jawa,sebelum pemeran melakukan gerakan atau berbicara kita bisa langsung mengeklaim bahwa peran itu berasal dari jawa.

Begitu pula ketika pemeran mengenakan kostum pakaian adat yang lainnya.

Penentu alam peran,tentu saja kostum yang dikenakan akan berbeda ketika beda alam,misalna alam nyata dan alam goib,atau realis,surealis,absurd dan sebagainya.

Jadi ketika pemeran mengenakan kostum tersebut penonton bisa tahu,bahwa peran yang ini nyata dan yang lainnya tokoh hayalan(imajiner),bahwa tokoh yang satu itu tokoh binatang dan yang lainnya tumbuhan ,benda,manusia atau makluk lainnya,seperti itu dan seterusnya.

-).Menentukan strata sosial.

Dengan kostum yang dikenakan kita bisa tahu(mengira)strata sosial sang peran.

Pembedaan strata sosial dengan pakaian sudah digunakan sejak jaman dahulu,bahkan sebelum ada kata teater.

Misalnya rakyat biasa,bangsawan,budak pakaian yang dikenakan berbeda-beda tergantung setatus sosialnya.

Orang miskin dan orang kaya juga berbeda pengenaan pakaiannya,hal ini erat hubungannya dengan daya beli pemakainya.

Dalam hal kostum pertunjukanpun kita tidak bisa lari dari landasan realitas,karena memang seperti kita ketahui bahwa pementasan teater adalah potret kehidupan atau bonsai realitas yang disuguhkan keatas panggung.

-).Pembeda jender.

Kostum juga membedakan jender para peran yang mengenakan kostum tersebut,apakah peran itu berkelamin perempuan ,pria,atau abu-abu.

Pakaian pria,wanita,waria dalam kehidupan nyata juga jelas berbeda.

Meskipun pakaian/kostum tidak berkelamin,akan tetapi seperti sudah menjadi kesepakatan umum bahwa pakaian yang dikenakan berbeda, tergantung jender yang mengenakannya.

Dalam pementasan,sebelum peran melakukan apaapa (bicara/bergerak),maka kostumlah yang menentukan jender peran tersebut.

-).Bayangan perangai/tingkah laku peran.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pakaian/kostum mampu mempengaruhi gerak fisik maupun psikis pemakainya,maka dari kostum yang dikenakannya kita bisa membayangkan kira-kira bagaimana peran itu bergerak/berpolah.

Ada pula yang menyatakan bahwa pakaian/kostum adalah cerminan si pemakai.

Misalnya pemeran yang mengenakan kostum robot dengan bahan yang kaku,apakah mungkin dia mampu berlaku/bertingkah seperti peran yang mengenakan kostum balet misalnya?,atau apakah mungkin peran yang mengenakan kain kebaya/kemben mampu bergerak sebebas peran yang mengenakan kostum kaos dan celana panjang?,dari hal-hal tersebutlah kita bisa menebak perangai/tingkah laku peran.

-).Dan sebagainya yang merupakan identitas atau jati diri pemeran yang terwakili melalui pakaian/kostum.

  1. Kostum sebagai PEMBATAS DAN PEMBENTUK GERAK PERAN,dengan kostum kita bisa mengarahkan atau membentuk gerak peran.

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya bahwa pakaian/kostum sangatlah mempengaruhi gerak/prilaku fisik maupun psikis pemeran.

Tergantung kita akan membuat peran yang mengenakannya bergerak/bertingkah seperti apa,setelah itu perancangan kostum bisa merancang anggota tubuh mana saja yang akan dibatasi geraknya serta anggota tubuh mana yang akan di beri keleluasaan bergerak.

Misalnya kita akan membuat peran yang bergerak aktif/bebas,kita bisa membuat kostum yang nyaman dengan bahan elastis atau yang memungkinkan peran bergerak bebas.

Sebaliknya ketika kita ingin peran bergerak terbatas,maka kita tinggal memilih bahan dan merancang kostum yang sekiranya membatasi gerak peran.

Kostum juga mempengaruhi gerak psikologi yang akan terefleksi dengan gerak fisik,misalnya berpengaruh pada percaya diri peran dan sebaliknya,rasa malu peran dan sebaliknya.

Semisal saja tiba-tiba anda berada pada momentum dimana orang- orang mengenakan pakaian lengkap dan anda mengenakan bikini,apakah anda akan seleluasa orang-orang lain dalam bergerak dan apa anda tidak akan melakukan gerakan-gerakan untuk menutupi rasa malu ataupun bagian tubuh anda(gerakan yang tidak dilakukan orang-orang tersebut)?.

Pembatasan gerak juga merupakan cara untuk membentuk gerak itu sendiri,bisa kita katakan bahwa hal itu sebagai pembentukan gerak oleh ruang,(bisa kita ibaratkan seperti proses pembonsaian tumbuhan,tumbuhan tersebut terbentuk oleh kawat-kawat yang melilitnya).

Dalam kasus pembonsean,lilitan kawat adalah kostum yang membentuk dan mengarahkan gerak tumbuh pohon sesuai keinginan pembonsainya,pada kostum pementasan kitapun bisa menggunakan prisip kerja pembonsaian gerak peran.

  1. Kostum PENARIK PERHATIAN PENONTON,dalam pementasan kitapun mesti memperhitungkan daya tarik visual pertunjukan pada penonton.

Kostum juga merupakan daya tarik tersendiri pada penonton,gebyarnya pertunjukan atau gebyah uyah (istilah orang jawa bilang)yang artinya sebar garam (bumbunya pertunjukan).

Pementasan-pementasan teater tradisional sangat memperhitungkan kostum,dan mempunyai fungsi besar sebagai penarik perhatian penonton.

Kostum kudalumping yang begitu gebyar dan terkadang cenderung mewah serta banyak bersifat dekoratif.

Kostum tari tradisipun tidak jauh berbeda dengan kostum kuda lumping,akan tetapi kecenderungan kostum tari tradisi banyak menekankan makna selain gebyar.

Kostum ketoprak,ludruk,longser,lenong ,ubrug,dan sebagainya tidak kalah mewah dengan pertunjukan teater-teater tradisi yang lainnya.

Bahkan dalam pentas wayang gebyar wayang dan krunya juga berfungsi sebagai penarik perhatian penonton.

Dahulunya ada pembagian penonton dalam wayang,penonton depan wayang(rakyat biasa/orang awam,yang dianggap kurang pendidikan atau pengetahuan dan masih memerlukan gebyar wayang,gebyar para nayagan, serta gebyar permainan dalang).

Penonton belakang layar(bangsawan/orang-orang tertentu yang dianggap lebih berpendidikan dan berpengetahuan yang sudah tidak mementingkan gebyar pertunjukan/visul pertunjukan).

  1. Kostum MEMBANTU PEMERAN UNTUK MENDAPATKAN PENDALAMAN PERAN/ PENJIWAAN PERAN,memasuki dunia peran atau untuk jalan menjadi; salah satunya menirukan penampilan peran/visual sang peran yang akan kita perankan.

Sudah saya singgung bahwa pakaian juga mempengaruhi psikologi pemakainya,begitu pula secara sadar atau tidak kostum juga mempengaruhi imaji pemakainya.

Ketika kita melihat tampilan sendiri pastilah muncul pemikiran, imajinasi,dan atau kenangan pada sesuatu yang berkaitan dengan penampilan luar kita.

Penampilan luar/visual adalah satu pengkarakteran yang mudah ditangkap.

Cobalah anda memakai kostum/pakaian yang tidak biasa anda pakai atau kostum salah satu peran kemudian anda berdiri di depan cermin,apa yang anda lakukan?,sudah tentu anda akan mematut-matut diri di depan cermin,mengamati diri anda yang berpenampilan lain dan pengamatan juga merupakan langkah pengkarakteran/jalan pencapaian peran.

  1. Kostum SEBAGAI BAHASA VISUAL/BAHASA RUPA,kostum pementasan merupakan karya seni tentu saja mempunyai nilai estetika tersendiri,bukan hanya berhenti pada fungsi, keindahan,motifasi,akan tetapi juga mempunyai nilai filosofi dan makna juga.

Melalui karyanyalah seniman bicara,begitu pula seniman kostum pertunjukan mereka bicara melalui kostum tersebut.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa bahasa sangatlah luas yang kadang tidak mampu terwakili oleh bahasa lainnya selain dengan bahasa rupa.

Bahasa rupa termasuk bahasa (alat komunikasi) yang efektif,bahkan dalam keseharian kita cenderung melihat /membaca rupa terdahulu sebelum melihat/membaca hal lainnya.

  1. Hal yang Perlu Diperhatikan/Dibutuhkan dalam Membuat Kostum Pertunjukan

1).SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam pembuatan kostum hal yang paling penting tentunya pembuat kostum itu sendiri(sumber daya manusianya),yang saya maksud adalah apakah pembuatnya seorang kreator/seniman(desainer),pekerja/pengrajin kostum pertunjukan teater.

Kreator/seniman(desainer) dan pekerja/pengrajin memiliki kebutuhan dasar yang sama yaitu kreatif kerja,memiliki pengetahuan tentang teknik kerja.

Sementara perbedaanya antara kreator/seniman(desainer) dan pekerja/pengrajin kostum adalah pada pengerjaannya,seorang kretor/seniman(desainer) kostum mesti memiliki daya imaji,kreatif ide,konsep dan tahu tehnik pengerjaan miskipun tidak harus bisa mengerjakan hal tehnis sendiri (sebagai pertimbangan realisasi gagasan/konsepnya).

Sebaliknya seorang pekerja/pengrajin kostum harus mumpuni dalam hal tehnik pengerjaan,juga membaca gagasan/konsep kreator/seniman(desainer),artinya dia tidak harus memikirkan gagasan atau konsep.

2).ALAT KERJA

Dalam bidang apapun alat kerja merupakan bagian yang fital/sangat mempengaruhi pekerjaan itu sendiri.

Kebutuhan allat kerja juga tergantung sipelakunya,apakah dia seorang kreator/seniman(desainer) ataukah seorang pekerja/pengrajin.

Seorang pekerja/pengrajin mesti memiliki alat jahit(selayaknya para penjahit pakaian) dan alat bantu yang lainnya.

Seorang kreator/ seniman(desainer) alat utamanya adalah alat tulis dan alat bantu lainya(untuk pembuatan desain kostum).

3).BAHAN

Pemilihan bahan kostum banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor dan hal,di antaranya:

-Kretifitas si perancang/pembuat.

-Dana yang ada.

-Tempat keberadaan pembuat kostum.

-Keberadaan sang peran.

-Karakter peran.

-Umur peran.

-kenyamanan dan keselamatan pemakainya.

-Keadaan dan kebutuhan pemeran.

-Laikting.

-Seting panggung.

-Poperti yang digunakan pemeran dalam kerja pemeranannya,(berhubungan dengan warna dan bentuk kostum).

-Fungsi kostum dalam pementasan,apa yang ingin disampaikan dengan kostum.

-Alat yang tersedia juga menjadi salah satu perhitungan dalam pemilihan bahan kostum.

4).WAKTU

Waktu yang tersedia/yang dimiliki juga sangat berpengaruh dan mesti jadi perhitungan dalam memilih bahan dan merancang kostum.

Jangan sampai karena pemilihan bahan yang susah didapat atau diolah dan konsep yang rumit karena waktu yang tidak memadahi akhirnya kostum belom selesai pada waktu diperlukan.

Waktu pementasan dan waktu keberadaan peran juga mempengaruhi pembuatan kostum (pagi,siang,sore,malam),atau jaman dimana peran hidup.

5).KONSEP NASKAH/PEMENTASAN

Apakah naskah/pementasan itu realis,surealis,abstrak,komedi ,tragedi,ataukah yang lainya,hal ini perlu diperhitungkan untuk menghindari mis komunikasi dan kesemrawutan hal yang disampaikan dalam pementasan(menjaga kesinerjian pementasan).

7).MENGENALI PEMAKAI

Konseptor/seniman(desainer) kostum sedikit banyaknya mesti mengenal siapa yang akan memakai kostum tersebut;karakter pemeran,apa saja yang mengganggu konsentrasinya yang bersangkutan dengan kostum,usianya,bahan kostum yang mengganggu kesehatannya (iritasi kulit/alergi),dan sebagainya. .

8).MENGENALI PERAN

Untuk membantu para pemeran tentu perancang kostum mesti mengenal sang peran itu sendiri;usia peran,daerah/alam asal peran,jaman keberadaan peran,karakter peran.

Seperti kita tahu bahwa penampilan/visual merupakan salah satu pengkarakteran peran dan sangat membantu para pemeran untuk memasuki /mengikuti karakter peran.

Jangan sampai karena rancangan kostum yang keliru akhirnya mengganggu gerak peran atau justru merubah geraknya.

Bahkan karena rancangan kostum yang keliru bisa melempar peran dari dunianya atau malah membunuh karakter peran.

9).MOTIFASI/EFEK KOSTUM

Perancangan kostum bisa disesuaikan dengan motifasi kostum itu sendiri,misalnya sebagai pembentuk/pengarah gerak peran,musik pengiring gerak peran dan atau tujuan yang lainnya,kita tinggal menyesuaikan rancangannya.

Kostum juga dapat terbentuk dari sikap kritisi pengonsepnya,serta alat penyampai gagasan pengonsep kostum tersebut.

10).GAGASAN/KONSEP PENATA-PENATA YANG LAINNYA

Kerja teater merupakan kerja kolektif dan masing-masing unsur dalam pementasan teater saling berkaitan serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Konseptor kostum pertunjukan teater semestinya mendialogkan gagasannya dengan para penata yang lainnya;pada penata cahaya,penata artistik/seting panggung,penata makeup,penata poperti.

Tata cahaya akan mempengaruhi pada warna kostum,dalam hal ini penata kostum harus mendialogkan gagasannya pada penata cahaya untuk mendapat kan efek cahaya pada warna kostum yang sesuai.

Artistik/tata panggung juga berpengaruh pada bentuk kostum maupun pemilihan warna kostum,bentuk kostum mesti bersinerji dengan setingan panggung (bukan hanya untuk kenyamanan pemeran akan tetapi juga untuk mendapatkan bentuk yang sesui/keindahan bentuk),warna kostum merupakan bagian dari tata warna.

11).PENONTON

Hal ini lebih banyak pada pertimbangan etika/menjaga sopan santun yang berlaku pada lingkaran para penonton,kita tidak akan terlepas dari hal itu.

Usia penonton,tingkat penalaran penonton,jangan sampai apa yang telah kita konsepkan justru tidak mampu mendialogkan apa-apa pada para penontonnya,bahkan celakanya kostum tidak berfungsi seta bermakna semestinya yang dikonsepkan.

Panggung(seperti halnya lukisan)karena teater juga bentuk pementasan visual keindahan tata warna juga menjadi hal yang penting untuk diperhitungkan.

Begitu pula dengan para penata yang lainnya penata kostum harus mau mendialogkan gagasan/konsep kostum yang dikerjakannya demi kesinerjian pementasan/garapan teater.

ELEX.S.W ,Magelang-Jogjakarta/2012

Diberitakan ulang:

Tim PARUPARURUPA

2015/Serang-Banten