apa arti pdkt kakak adekan

“cinta adalah ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari ujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda” –kahlil gibran. Seperti kata pepatah, cinta itu buta. Bahkan seorang penyair terkenal seperti kahlil gibranpun juga mengatakan seperti tadi. Berbeda dengan pepatah orang jawa yang beranggapan bahwa “tresna kuwi jalaran saka kulina” (cinta itu datang karena kebiasaan) yang menurut gue ini paling bener sekali. omongan pepatah jawa ini sangat bener sekali. Kenapa? Ya karena cinta itu memang berawal dari kebiasaan. Entah itu kebiasaan saling bertemu,bercanda dan kebiasaan saling smackdown satu sama lain. Dan dari kebiasaan tersebut, akan muncul suatu rasa serperti tak ingin kehilangan,tak ingin dia pergi dan lain-lain. Tapi tak sedikit juga hal itu semua akan berujung pada friendzone.
Udah tau friendzone kan? Dari sebutannya aja udah serem masa gatau? Di zaman yang modern ini hal seperti friendzone sepertinya udah bukan hal yang tabu lagi bagi dunia percintaan maupun dunia lain. Dan sakitnya cuman jadi friendzone itu lebih sakit daripada ditolak. Soalnya apa? Soalnya sebelum jadi friendzone, kita itu selalu ada terus buat dia, selalu berkorban buat dia, selalu bikin dia senyum sampai kesurupan dan lain-lain. Dan apa ujung ujungnya? Ketika lo ngucapin ke dia kalau lo itu sayang, dia akan jawab “iya aku juga sayang kamu, tapi sebagai temen. Gak lebih.” Mennnnn…. that so hurt bro! Dia sayang ke lo, tapi cuman sebagai temen doang. Gak lebih dan gapernah lebih. Sakit gak sih? Ya jelas sakit. Tapi lebih sakit lagi adalah ketika lo cuman dianggep temen, dan dia lebih milih balikan lagi sama mantannya yang udah bikin dia dulu sakit hati. Padahal kan ada lo yang ibaratnya lebih bisa bikin dia seneng dan gak sakit hati, tapi kenapa si setan itu malah lebih milih si bangsat? Kan gitu kalau dipikir-pikir? Yah namanya juga cinta.. yang sering bikin nangis malah dikejar, tapi yang bikin bahagia malah ditinggalin.

Selain friendzone, pernah gak sih lu denger masalah kakak adekan? Jujur, gue paling eneg kalau liat orang yang udah pacaran tapi punya kakak-kakakan atau adek-adekan. Kenapa? Karena menurut gue, kakak-adekan itu sebenernya lebih ke selingkuh tapi diperhalus. Hueekkkk!!! Dan apa yang bikin gue jijik kalau liat ada yang kakak-adekan? Ketika si adek minta pendapat ke si kakak-kakakannya soal gebetannya, si kakak-kakakannya ini pasti ngejelek-jelekin gebetan si adek itu. Percaya deh, pasti dijelek-jelekin. Kakak-kakakannya ini ngejelek-jelekin gebetan adek-adekannya ini soalnya si kakak bakalan cemburu kalau si adek sampai pacaran sama sang gebetan. Sumpah hal yang begituan bikin gue muak dan resah. Gue nulis hal beginian ini bukan karena gue sok tau atau apa, tapi gue pernah ngalamin hal yang kaya gitu. Tapi kejadian gue lebih parah dari itu. Dulu gue pernah punya pacar, dan pacar gue itu punya adek-adekan gitu. Tapi lo tau gak sih? Dia sama adek-adekannya itu lebih mesra dari pada dia ke gue bro. dan yang lebih gelinya lagi adalah, pacar gue malah sering jalan bareng adek-adekannya.. kan tai. Itu bikin gue super muak dan pengen ngomong ke telinga pacar gue “adek-adekan otak lo salto?”. Jadi setelah itu gue bertapa di 80 samudera dan 50 gunung berapi serta di 120 warung kopi, dan akhirnya gue mendapat pencerahan. Pencerahannya adalah “jangan pernah pacaran sama orang yang punya kakak-kakakan atau adek-adekan, soalnya itu cuman kedok aja agar selingkuh tapi gak ketauan”.

Buat yang sekarang masih suka punya kakak-kakakan ataupun adek-adekan, hanya satu kata gue buat lo. “hueekkkk!”. Tapi, kembali lagi ke diri masing masing. Semua orang punya hak kebebasan untuk melakukan apapun sesuai keinginannya. Dan gue gak melarang seseorang untuk melakukan tindakan dzholim seperti kakak-adekan (yaiyalah, gue mah apa atuh). Bolehlah lo ngelakuin hubungan kakak-adekan asal ya gitu, lo kudu tau batasannya. Gak ngawur. Sekian coretan kumuh dari gue.

#PieBie

Page 2

“Kak, lagi apa, kok seharian nggak ada kabar?”

“Lagi sibuk nugas nih dek. Maaf aku baru pegang hp. Kamu lagi apa?”

“Oh, semangat ya kak. Aku lagi mikirin kamu, kak. Hehe.”

“Iya dek, kamu udah makan belum?”

“Belum, kak. Ini baru mau. Kakak jangan lupa makan ya.”

Lo pernah sms/bbm/telpon kakak atau adek kandung lo kayak gitu? Gue rasa jarang sih yang seperti itu terhadap saudara kandungnya. Ya, gue juga sayang banget sama kakak kandung gue, kita juga tinggal di kota yang berbeda. Sering juga saling menghubungi. Tapi, gue nggak pernah tanya “lagi apa’, atau ngingetin buat makan—ya orang udah gede masa makan diingetin juga. Tapi sih tapi, nggak ada yang salah jika kakak-adek kandung itu saling care kayak gitu. Nah, lo pernah dengar istilah kakak adekan yang di tahun 2000an ini ngetrend? Ya, kakak ketemu gede. Hanya adek atau kakak yang belakangnya ditambahin akhiran –an lah yang saling memberi perhatian seperti itu saja.

Berangkat dari hal itu, gue jadi berpikir keras. Kenapa seorang adek atau kakak yang ketemu gede bisa saling memberi perhatian lebih seperti itu jika kakak-adek kandung yang memiliki ikatan darah saja jarang yang seperti ini? Kalo kata gue, ya karena ada perasaan lebih.

“Kakak jahat nggak bales bbm aku!”

“Maaf, dek, kakak sibuk.”

...............................................

Terkadang gue juga heran, ada kakak-adek ketemu gede yang suka berantem terus (sok-sokan) ngambek. Setahu gue, yang seperti itu adalah orang berpacaran. Mereka suka mencari kesalahan pasangannya biar berantem karena hal sepele, sengaja, biar pacarannya jadi seru. Ya mana ada teman atau sahabatan ngambek, yang ada malah dicengin, atau adek yang ngambek sama kakaknya karena nggak diperhatiin atau hal lainnya yang sepele. Gue emang sih sering ngambek sama kakak kandung gue, tapi itu karena hal yang nggak menyangkut perasaan sama sekali, misal gue diomelin gara-gara pakai lulur kakak gue sampai habis—yakali gue pake lulur. Atau, karena gue minta duit jajan terus nggak dikasih. Sekali lagi, bukan karena gue ngerasa dicuekin, kakak gue jalan sama cowok, pokoknya hal-hal yang sudah menyangkut soal perasaan.

Nah, gue jadi semakin penasaran sama fenomena kakak-adekan, apakah itu murni karena sayang dan benar-benar menganggapnya sudah seperti kakak atau adek sendiri, atau hanyalah modus pra-perselingkuhan berkedok saudara? Lantas gue coba tanya teman gue satu-satu, “lo percaya kakak-adekan itu benar-benar karena mereka saling menganggap seperti saudara?” Jawabannya cukup mencengangkan—tapi gue nggak kaget sih. Mereka sepakat untuk menjawab “tidak”. Masih belum puas dengan jawaban teman-teman gue, gue searching google sampai ke ujung-ujung gue buka gue baca, google juga sepakat kalo nggak ada kakak-adekan yang benar-benar tulus dan murni menganggapnya saudara sendiri. Ada perasaan yang tersembunyi dan tidak bisa dikeluarkan, maksudnya salah satu di antara mereka atau semuanya tidak dapat untuk menjalin hubungan dengan status karena banyak faktor, di antaranya:

1. Salah satu atau semuanya saling sayang namun salah satu atau juga semuanya di antara mereka sudah punya pacar.

2. Salah satu atau semuanya saling sayang namun salah satu atau juga semuanya di antara mereka memiliki mantan kekasih yang mengenal si kakak atau si adek. Gampangnya, mantan si kakak adalah teman baiknya si adek namun mereka sayang. Begitu.

3. Salah satu atau semuanya saling sayang namun mereka sudah lama sahabatan dan nggak mau kehilangan sahabatnya dengan alasan “kakak adekan nggak ada yang namanya putus :pret.

4. Laki-laki itu menyatakan cinta namun si cewek sudah menganggapnya seperti kakaknya sendiri. Berangkat dari hal itu dan si cewek nggak mau kehilangan perhatian si cowok maka cewek bilang jika ia ingin menganggap cowok itu menjadi kakaknya. Tapi ya keterusan.

Dari kesimpulan analisis gue itu, mau nggak mau gue harus sepakat dengan congor teman-teman gue dan jawaban google.

Gue juga berkesimpulan lagi bahwa kakak-adekan selain terjadi karena hal-hal di atas dan salah satu di antara mereka atau keseluruhan memiliki rasa sayang ang lebih, juga terjadi karena si kakak yang biasanya cowok nggak punya adik tapi ingin punya adek dan begitu juga si adek yang biasanya cewek ingin mempunyai sesorang kakak tapi nggak punya kakak, maka terjadilah kakak adek-an ketemu gede, akhirnya keterusan deh.

Jadi, gue rasa memang benar-benar bullshit jika ada kakak adekan ketemu gede yang sudah benar-benar menganggapnya saudara sendiri. Mungkin awalnya memang tulus seperti kata gue pada paragraf di atas barusan, namun ketika mempunyai perasaan lebih pasti ada modusnya.

Celakanya, hubungan kakak-adekan ketemu gede ini memiliki banyak dampak negatifnya, terlebih untuk mereka yang sudah memiliki pasangan. You know lah dampaknya bakal kayak gimana?

Pertama, gue bakal menjelaskan dampak negatif kakak-adekan untuk orang yang sudah mempunyai pasangan. Dalam kasus ini, kakak adekan sudah dapat dinamakan pra-selingkuh. Seorang laki-laki atau perempuan dewasa yang sudah mempunyai pasangan (jika setia) seharusnya nggak akan mau memberi/menerima perhatian lebih kepada lawan jenisnya yang tidak ada ikatannya seperti kakak-adekan, karena jika sudah seperti itu maka sudah dapat dikatakan jika ini adalah suatu perselingkuhan. Efeknya? Ya namanya perselingkuhan mah efeknya nggak ada yang baik: perkelahian hingga perpisahan.

Nah, sekarang dampak kakak-adekan untuk yang menjalin sama-sama masih jomblo, untuk kasus ini ada kabar baiknya loh! Hubungan seperti ini hampir mirip dengan hubungan tanpa status. Dikatakan pacaran tapi mereka nggak ada hubungannya, dikatan sahabat namun mereka kemana-mana bareng, memberi perhatian seperti pacar, terus ngambek-ngambekan karena hal sepele. Dampak positifnya adalah untuk orang-orang yang menyukai kebebasan tanpa ikatan. Banyak di sekitar kita yang ingin nggak kesepian tapi juga malas pacaran karena terlalu banyak komitmen yang malas mereka jalani. Hubungan seperti ini sangat cocok untuk makhluk-makhluk jenis tersebut yang juga malas untuk bermain perasaan—ibarat kata yang penting lo ada buat gue kalo gue butuh. Begitu. Karena, hubungan yang tanpa didasari dengan ikatan maka nggak ada yang berhak untuk menuntut—lah siapa lo, pacar bukan tapi harus nuntut gue ini itu?. Dan, efek negatifnya adalah jika salah satu tengah jengah menjalani hubungan yang seperti ini tapi salah satunya sudah bermain perasaan, ketika ia ditinggal pergi maka akan merasakan galau berat, ya seperti ditinggal pacar. Padahal ya bukan salah yang ninggalin juga, orang mereka gak punya ikatan.

JADI, INTINYA HUBUNGAN YANG NGGAK AKAN KEPUTUS ADALAH KAKAK ADEK ASELI YANG MEMILIKI IKATAN DARAH, BUKAN KAKAK ADEK BERAKHIRAN –AN, ATAU KAKAK ADEK KETEMU GEDE.