Analisis swot garuda indonesia dalam menghadapi persaingan pasar penerbangan di indonesia

Kancah bisnis penerbangan Indonesia seperti lomba dayung di sungai berair tenang yang menjelma menjadi kompetisi arung jeram. Perusahaan-perusahaan penerbangan yang tergolong pendatang baru mendongkrak dinamika pasar. Pengguna moda transportasi ini melonjak karena keterjangkauan tarif. Garuda Indonesia yang sebelumnya menguasai pasar, nyaris tergagap membenahi diri di tengah arus perubahan ini. Kondisi industri penerbangan yang sedang mengalami perang harga, mengharuskan Garuda Indonesia menata kembali strategi persaingannya. Pada thesis ini dibahas dan dianalisa strategi persaingan yang dilakukan Garuda Indonesia. Pemilihan strategi dihadapkan pada kondisi industri dan persaingannya, maupun kondisi internal perusahaan sendiri dan posisinya dalam persaingan. Dalam pembahasan dilakukan analisa yang menggunakan kerangka analisis Five Forces Model dan analisa SWOT.. Hasil analisis dalam diagram SWOT menunjukkan Garuda Indonesia berada di kuadran III, yang menunjukkan perusahaan memiliki peluang pasar yang besar, namun di lain pihak menghadapi masalah kelemahan internal. Dalam posisi ini, Garuda Indonesia perlu menerapkan strategi turn around.

Competition of airline business in Indonesia has transformed itself from a rowing competition into a rafting competition in a wild river. New comers in airline business influent market dynamics. The number of passengers has significantly increased due to more affordable ticket prices. Garuda Indonesia, previously market leader, is struggling to straighten up itself in facing this tremendous change in the industry. The tariff war has forced Garuda to re-evaluate its competition strategy to be more competitive. This thesis studies and analyzes competition strategy done by Garuda Indonesia. The selection of strategy is faced to; the condition of the industry and its competition (external conditions) and its internal conditions as well as its position in the competition. In this study Five Forces Model and SWOT analysis are used. The result of analysis, presented in SWOT diagram, shows that the position of Garuda Indonesia is in Quadrant III, which means the company has big opportunity yet is facing internal weakness problem. In this case Garuda Indonesia should implement turn around strategy.

Kata Kunci : Industri penerbangan,Strategi persaingan,Analisa SWOT,Five forces model,Strategi turn around

contoh analisis swot PT garuda indonesia

ANALISIS SWOT PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA

A.Faktor Internal Perusahaan

Kekuatan (Strengths): Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG. Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun 2010. Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan Garuda Indonesia Experience yang didasarkan pada5sensesyaitusight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain; Adanya layanan Immigration on Board yang merupakan inovasi Garuda dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat; Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi danhelpfulserta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia ; Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah danSouth West Pacific(Australia); Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia; Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat; Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan; Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik;Kelemahan (Weakness): Adanya faktor teknis danflight operationsseperti keterbatasan jumlahcockpitdancabin crewsehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan; Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar; Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu; Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan datang; Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;

B.Faktor Eksternal PerusahaanPeluang (Opportunities): Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh; Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%; Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernamaSkyTeam Global Airline Alliance. Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

Ancaman (Threats) Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On TimePerformance/OTP), seperti landasan pacu/runwayyang terbatas; Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina. Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan; Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain; Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.

Tabel 1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda IndonesiaFaktor-Faktor Internal UtamaBobotPeringkatSkor Bobot

Kekuatan

Maskapai terbesar di Indonesia0.2040.80

Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat0.1040.40

Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun 20100.0740.28

Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain0.0540.20

Hadirnya produk baru Citilink sebagai gagasan baru dari Garuda, untuk memenuhi permintaan pasar terhadap produk akan harga tiket yang rendah0.0540.20

Adanya layanan Immigration on Board, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat0.0540.20

Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2%0.0540.20

Memiliki teknologi informasi yang mutakhir0.0430.12

Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responbility).0.0430.12

Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan0.0530.15

Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik0.0740.28

Kelemahan

Adanya faktor teknis danflight operationsseperti keterbatasan jumlahcockpitdancabin crewsehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan0.0530.15

Tingginya tingkat hutang lancar0.0230.06

Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu0.0430.12

Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan datang0.0220.04

Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya0.1020.20

Total13.52

Tabel 1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda IndonesiaFaktor-Faktor Eksternal UtamaBobotPeringkatSkor Bobot

Peluang

Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh0.0830.24

Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat0.1040.40

Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik0.1540.60

Pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39%0.1040.40

Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernamaSkyTeam Global Airline Alliance0.0630.18

Ancaman

Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On TimePerformance/OTP), seperti landasan pacu/runwayyang terbatas0.0540.20

Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.0.0540.20

Adanya krisis global0.0740.28

Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia0.0420.08

Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain0.1030.30

Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit0.0430.12

Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya0.1030.30

Total13.30

STRATEGI YANG HARUS DITEMPUH PERUSAHAAN PENERBANGAN GARUDA INDONESIAStrategi Menghadapi 5 Kekuatan IndustriSebelumnya telah diuraikan kekuatan-kekuatan industri yang dihadapi Garuda di dalam industrinya, sehingga dapat dianalisis tingkat kekuatan dari industri penerbangan.Tabel 1.3 Tingkat Kekuatan untuk Industri PenerbanganKekuatanTingkat Kekuatan

HighMediumLow

Persaingan antar perusahaan saingan

Potensi masuknya pesaing baru

Potensi pengembangan produk-produk pengganti

Daya Tawar Pemasok

Daya Tawar Konsumen

Dari tabel diatas, dilihat bahwa kekuatan yang ditimbulkan dari industri penerbangan cenderung tinggi. Semakin tingginya kekuatan dari industri tersebut maka semakin tinggi pula persaingan yang harus dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk. Untuk menghadapi persaingan tersebut dan menjaga supaya perusahaan Garuda tetap menjadi perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia maka perusahaaan Garuda melakukan strategi-strategi kompetitif dengan tujuan dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dari pesaing. Selanjutnya mengidentifikasikan strategi-strategi yang dilakukan Garuda dalam menghadapi kekuatan-kekuatan industri. Strategi-strategi tersebut ialah: Melakukan penambahan armada pesawat, rute penerbangan dan bergabungnya Garuda ke dalamSkyTeam Global Airline Allianceagar tidak kalah bersaing dengan maskapai lain. Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda meluncurkan program layanan bernamaGaruda Frequent Flyer(GFF). GFF tersebut merupakan program yang diadakan Garuda bagi penumpang setia Garuda dengan cara memberikan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda baik ke rute domestik maupun ke rute internasional. Garuda Indonesia secara khusus memberikan potongan harga sebesar 10% bagi penumpang yang membeli tiket pulang pergi (return ticket) dari sebelumnya hanya sebesar 5%. Garuda Indonesia juga memberikan harga khusus berupa potongan sebesar 25%. bagi anak anak (umur 2 12 tahun), penyandang cacat dan atau veteran, serta orang lanjut usia (60 tahun ke atas) untuk su